PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang di hadapi oleh Negara
dapat dilihat dari tingkat pendidikan suatu produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan
suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu dalam
dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dimiliki seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung, dan air minum. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
dikaji. Kemiskinan menjadi perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah
suatu bangsa karena tingginya angka kemiskinan yang memicu di suatu daerah.
perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius. Hal ini juga terjadi di salah
1
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian timur
Kabupaten yang salah satunya adalah Kabupaten Belu. Kabupaten Belu merupakan
Kabupaten yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang memiliki luas
wilayah 1.284,94 km2, terbagi dalam 12 Kecamatan, salah satunya yaitu Kecamatan
Desa, dengan luas wilayah 179,42 km2 atau 13,96%. Untuk mengetahui jumlah garis
Tabel 1.1
Jumlah Garis Kemiskinan di Kabupaten Belu tahun 2014-2019
Dari tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa jumlah Garis Kemiskinan mengalami
peningkatan setiap tahun. Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat
minimum pendapatan yang menjadi ukuran atau kriteria dalam penetapan kemiskinan
yang mendasar. Oleh karena itu persoalan kemiskinan menjadi tanggung jawab
yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Belu salah satu kebijakannya
2
melalui beberapa program yaitu Rastra/BPNT (Bantuan Pangan Nontunai) dan PKH
Belu melalui dinas sosial yang diharapkan pemerintah menjadi stimulan bagi para
Kecamatan Raimanuk yang sudah berjalan adalah bantuan langsung tunai bersyarat
(conditional cash transfer) atau yang biasa disebut dengan Program Keluarga
Harapan (PKH). Program ini diharapakan dapat meningkatkan akses keluarga miskin
dalam pemenuhan kebutuhan hidup dasar dan sulitnya akses terhadap tingkat
yaitu bantuan langsung tunai atau Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah
berjalan sejak tahun 2007 yang program kerjanya melalui dinas sosial untuk
membantu dalam mengatasi keluarga miskin yang ada di Kabupaten Belu termasuk
3
Tabel 1.2
Jumlah Keluarga Sangat Miskin (KSM)
di Kecamatan Raimanuk tahun 2014-2019
Berdasarkan data pada tabel 1.2 di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun
2015 jumlah keluarga sebesar 3.949 dengan jumlah keluarga sangat miskin sebesar
301 KK, dengan persentase terendah 7,62%. Pada tahun 2018 jumlah keluarga
sebesar 4.274 dengan jumlah keluarga sangat miskin sebesar 1.464 KK dengan
persentase tertinggi sebesar 34.25%. Hal ini dapat diketahui bahwa jumlah keluarga
Hal ini dapat diketahui bahwa kondisi permasalahan kemiskinana yang terjadi di
4
mengakibatkan rendahnya tingka pendapatan dan sumberdaya produktif masyarakat
terjadi dalam kehidupan sehari-hari juga berpengaruh pada tempat tinggal yang
kurang memadai, lingkungan yang tidak aman juga dapat mempengaruhi pada
fakir miskin dalam bidang kesehatan, pendidikan, perumahan dan jaminan sosial
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
miskin (Y) ?
5
5. Apakah pendidikan (X2) berpengaruh terhadap pekerjaan (X1) ?
miskin (Y) ?
(Y) ?
tanggungan (X4)
(X1)
(X3)
6
7. Untuk mengetahui pengaruh antara pendapatan (X3) terhadap pola
tanggungan (X4)
1) Manfaat praktis
2) Manfaat teoritis
perkembanagan dari teori determinan faktor sosial dan ekonomi terhadap pola
7
BAB II
LANDASAN TEORI
adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak
kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau
perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman
dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hakuntuk berpartisipasi dalam
menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka
yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
8
Berdasarkan definisi mengenai kemiskinan di atas maka dapat disimpulkan
uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Dalam arti luas, mengatakan
bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated concept yang memiliki lima dimensi,
seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
kerentanan. Secara umum kemiskinan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu:
1. Kemiskinan absolut
bawah USD $1/hari dan kemiskinan menengah untuk pendapatan di bawah $2/hari.
9
1) Kemiskinan relatif
memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih rendah dibanding
penghidupan golongan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula
jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin. Dengan kata lain, kemiskinan
manusia, hal ini terlihat bahwa kekurangan orang miskin untuk maju adalah
3. Kemiskinan muncul sebagai akibat perbedaan akses dalam modal, hal ini yang
keterbatasan modal, sementara di sisi lain ada sekelompok orang yang mampu
10
2.2 Pekerjaan
Manusia adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia
disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian , sandang, papan serta memnuhi
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala
kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi
namun usaha manusia untuk mendapat kepuasan dan mendapatkan impalan atau
upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seorang
keharusan bagi setiap individu sebab dalam pekerjaan mengandung dua segi, yaitu
kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Dalam kaitan ini Soeroto
barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang dilakukan dengan di
pendapatn, dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan
demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah
11
Berdasarkan beberapa teori tentang pengertian pekerjaan diatas maka dapat
oleh setiap orang demi kelangsungan hidup dan untuk memenuhi berbagai macam
yang sudah kita ketahui adalah kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan dan
kebutuhan lainnya. Jadi yang dimaksud dengan pekerjaan adalah aktivitas utama yang
Ditinjau dari segi sosial, tujuan bekerja tidak hanya berhubungan dengan
yang bekerja juga berfungsi untuk mendapatkan status, untuk diterima menjadi
bagian satu unit status sosial ekonomi dan untuk memainkan suatu peranan dalam
4. Jasa
5. Petani dan
12
Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih
Dalam masyarakat tumbuh kecendrungan bahwa orang yang bekerja akan lebih
terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan eknomi.
2.3 Pendidikan.
kehidupan, dimana dengan pendidikan kita dapat merubah sikap dan perilaku kita
menjadi baik melalui sebuah pengajaran serta pelatihan. Selain itu dengan pendidikan
dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru bauik berupa teknologi, materi,
sistem teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara
alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan
tanah airnya
tegas, disertai dengan peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan pada
13
3. Pendidikan nonformal, merupakan pendidikan yang dilakukan diluar sekolah,
Tingkat pendidikan orang tua bergerak dari tamat D3-sarjana, tamat SMA,
tamat SMP dan tamat SD. Seseorang yang telah mendapatkan pendidikan diharapkan
dapat lebih baik dalam kepribadian, kemampuan dan keterampilannya agar bisa lebih
2.4 Pendapatan
yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah
tangga selama jangka waktu tertentu. (Samuelson dan Nordhaus, 2002) definisi lain
dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil. Pekerjaan dan
biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan
Pembagian diatas berkaitan dengan status, pendidikan, dan keterampilan serta jenis
pekerja seseorang namun sifatnya sangat relative (Endang Hariningsih dan Rintar
14
Christoper dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan
kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah
1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya
regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya
berasal dari
i. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja
ii. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
iii. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.
kepribadian sendiri.
2. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yag ditentukan
tanggungan dari rumah tangga tesebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal satu rumah tapi belum bekerja. Di negara berkembang
15
melalui pendidikan. Sehingga ada kesempatan bagi anak untuk memperoleh
pendapatan yang lebih baik dari pada orang tuanya di masa depan. Karena semakin
banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula kebutuhan yang dipenuhi.
kebutuhannya dan keluarga tersebut berada dalam keadaan tidak seimbang atau
banyaknya jumlah tanggungan keluarga atau jumlah anggota keluarga yang ikut
makan maka secara tidak langsung akan memaksa tenaga kerja tersebut untuk
memiliki jumlah tanggungan keluarga yang cukup banyak maka jumlah penghasilan
yang dibutuhkan juga akan semakin besar, apabila penghasilan yang dbutuhkan tidak
cukup maka akan terjadi kemiskinan. Para ahli ekonomi pada umumnya sependapat
serta hidupnya pun ditanggung (Ridwan Halim, 1990). Jumlah tanggungan adalah
16
banyaknya jumlah jiwa (anggota rumah tangga) yang masih menempati atau
menghuni satu rumah dengan kepla rumah tangga, serta masih menjadi beban
(1). Tanggungan besar, apabila jumlah tanggungan lebih dari 5 orang. (2).
yang pertama adalah ekonomi orang tua yang banyak membantu perkembangan dan
pendidikan anak. Yang kedua adalah kebutuhan keluarga, kebutuhan keluarga yang
dimaksud adalah kebutuhan dalam struktur keluarga yaitu ada ayah, ibu dan anak.
Dan yang ketiga adalah status anak, apakah anak tunggal, anak kedua, anak bungsu,
anak tiri atau anak angkat. Jumlah tanggungan orang tua yaitu berapa banyak anggota
keluarga yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan yaitu 1 orang, 2
orang, 3 orang atau lebih dari 4 orang dan seterusnya. (Lilik, 2007)
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
mengangkat beberapa jurnal terkait penelitian yang dilakukan penulis. Ada beberapa
penelitian empiris yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai faktor sosial ekonomi
17
Tebel 2.1
Penelitian terdahulu
18
2 Arya Determinan Tujuan dari penelitian ini Hasil penelitian menunjukan
Dwiandana faktor sosial adalah: (1), untuk bahwa: (1), Secara simultan
putri dan dan ekonomi mengetahui pengaruh umur, faktor umur, pendidikan dan
Nyoman Terhadap pendidikan dan jenis jenis pekerjaan, berpengaruh
djinar kemiskinan pekerjaan secara simultan signifikan terhadap
Setiawina penduduk. terhadap pendapatan rumah pendapatan rumah tanga
tangga miskin. (2), Untuk miskin di desa Bebandem.
mengetahui pengaruh umur, (2), Secara parsial faktor
pendidikan dan jenis pendidikan dan jenis
pekerjaan secara parsial pekerjaan berpengaruh
terhadap pendapatan rumah positif dan signifikan
tangga miskin. (3), Untuk terhadap pendapatan rumah
mengetahui pengaruh yang tangga miskin di desa
dominan diantara umur, Bebandem. Variabel umur
pendidikan dan jenis tidak berpengaruh terhadap
pekerjaan terhadap rumah pendapatan rumah tangga
tangga miskin dengan miskin di desa Bebandem.
menggunakan alat analisis (3), Faktor yang
regresi linear berganda. berpengaruh dominan
Jenis Data yang digunakan terhadap pendapatan rumah
dalam penelitian ini adalah tangga miskin di desa
data primer dan data Bebandem adalah faktor
sekunder. umur.
Variabel yang digunakan
adalah umur (X1),
pendidikan (X2), jenis
pekerjaan (X3) dan tumah
tangga miskin (Y).
19
2.7 Hubungan Teoritis antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis
2.7.1 Hubungan pekerjaan (X1) terhadap pola konsumsi keluarga miskin (Y)
mendapatkan uang, yang dimana hasil dari pekerjaan tersebut digunakan untuk
yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang
terdiri dari pakaian, sandang, papan serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti
Berdasarkan pengertian yang ditemukan oleh para ahli diatas maka dapat
disimpulkan adalah jika rendahnya suatu pekerjaan atau produktifitas seseorang maka
mendapatkan uang, yang dimana hasil dari pekerjaan tersebut digunakan untuk
yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang
20
terdiri dari pakaian, sandang, papan serta memenuhi kebutuhan sekunder seperti
pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan, dan sebagainya (Mulyanto, 1985) Beban
rumah tangga.
Berdasarkan pengertian yang ditemukan oleh para ahli diatas maka dapat
disimpulkan adalah jika rendahnya suatu pekerjaan atau produktifitas seseorang maka
tanggungan (X4).
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. (Siagian, 2006) Beban tanggungan
adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi kebutuhan rumah tangga.
semakin banyak dalam rumah tangga maka beban tanggungan pun akan meningkat
begitupun sebaliknya jika pendidikan dalam rumah tangga berkurang maka beban
21
H3 : Terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan (X 1) terhadap beban
tanggungan (X4)
2.7.4 Hubungan pendidikan (X1) terhadap pola konsumsi keluarga miskin (Y)
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. (Siagian, 2006). Beban tanggungan
adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi kebutuhan rumah tangga.
tangga untuk menyekolahkan anak yang begitu banyak maka beban tangungan akan
meningkat begitupun sebaliknya jika tanggungan dalam rumah tangga sedikit untuk
keluarga miskin yang di mediasi oleh beban tanggungan tersebut maka dibangun
konsusmi keluarga miskin (Y) yang dimediasi oleh beban tanggungan (X4)
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. (Siagian, 2006). Pekerjaan merupakan
aktivitas utama yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan uang, yang dimana
22
hasil dari pekerjaan tersebut digunakan untuk Manusia memenuhi kebutuhan
pokoknya.. Manusia disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian , sandang, papan serta
memnuhi kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan, dan
semakin baik kondisi pekerjaan bagi seseorang, begitupun sebaliknya semakin rendah
pendidikan seseorang, maka kondisi pekerjan pun akan kurang baik bagi seseorang
dalam bekerja.
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. (Siagian, 2006). Pendapatan merupakan
jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana dengan
pendapatan rata-rata yang dimiliki oleh tiap jiwa disebut juga dengan pendapatan
total penerimaan seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.
23
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan adalah pendidikan
semakin rendah pendidikan seseorang maka pendapatan pun akan berkurang bagi
penghasilan seseiorang.
(X3)
2.7.7 Hubungan pendapatan (X3) terhadap pola kinsumsi keluarga miskin (Y)
Pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
memenuhi kebutuhan, dan pendapatan rata-rata yang dimiliki oleh tiap jiwa disebut
Pendapatan (income) adalah total penerimaan seseorang atau suatu rumah tangga
selama periode tertentu. Menurut (Cahyat, 2004) kemiskinan adalah suatu situasi di
mana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
dasar.
sebaliknya jika suatu produktivitas seseorang yang tinggi maka kemiskinana akan
menurun.
24
Berdasarkan hubungan variabel antara pendapatan dengan beban tanggungan
Pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
memenuhi kebutuhan, dan pendapatan rata-rata yang dimiliki oleh tiap jiwa disebut
Pendapatan (income) adalah total penerimaan seseorang atau suatu rumah tangga
selama periode tertentu. Jumlah tanggungan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
seseorang yang diperoleh sedikit maka beban tanggungan dalam keluarga tidak
sebaliknya jika pendapatan yang diperoleh banyak maka akan terpenuhinya pola
H8: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pendapatan (X 3), terhadap
25
2.7.9 Hubungan Pekerjaan (X1), Pendidikan (X2), Pendapatan (X3), Beban
mendapatkan uang, yang dimana hasil dari pekerjaan tersebut digunakan untuk
suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya yang terdiri dari
tinggi, kendaraan, alat hiburan, dan sebagainya (Mulyanto, 1985). Pendidikan adalah
keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan
suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. (Siagian, 2006). Pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang
dimiliki oleh tiap jiwa disebut juga dengan pendapatan perkapita diukur kemajuan
atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Beban tanggungan adalah jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi kebutuhan rumah tangga. Menurut BPS
konsumsi keluarga miskin, artinya Semakin tinggi pendidikan semakin baik kondisi
pekerjaan bagi seseorang dan dengan adanya bekerja seseorang dapat memenuhi
26
kebutuhan hidupnya melalui pendapatan yang diperoleh, kemudian dari pendapatan
tesebut beban tanggungan akan terpenuhi dan dapat mengurangi pola konsumsi
pekerjaan pun kurang baik bagi seseorang sehingga kurang memenuhi kebutuhan
hidup karena pendapatan yang diperoleh sedikit sehingga beban tanggungan kurang
beban tanggungan dengan pola konsumsi keluarga miskin maka dibangun hipotesis
sebagai berikut :
pendapatan (X3), dan beban tanggungan (X4) terhadap keluarga miskin (Y)
27
2.8 Kerangka Pemikiran
bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka kerangka
pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah pola konsumsi keluarga miskin
dan beban tanggungan (Sebagai Variabel Bebas). Dapat di lihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Pekerjaan
(X1)
Pola konsumsi
Beban tanggungan keluarga miskin
Pendidikan
(X4) (Y)
(X2)
Pendapatan
(X3)
sebagai istilah atau konsep yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan dari kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial maupun alam. Masri Singaribun dan Soffian Effendi (2001), berpendapat
28
bahwa defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel terikat adalah tipe variabel yang yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas. Penelitian ini menggunakan lima variabel penelitian
dalam mengukur suatu variabel yang akan digunakan. Terdapat satu variabel
terikat dan empat variabel bebas yang digunakan dalam analisis pola konsumsi
keluarga miskin.
29
Tabel 2.2
Definisi Konsep dan Operasional
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Belu. Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu kurang lebih selama 2
bulan
3.2.1 Populasi
merupakan sasaran penelitian. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah Keluarga
3.2.2 Sampel
populasi tentulah harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Metode
sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan serta yang ada dalam populasi. Untuk mewakili populasi dalam
rumus slovin:
31
N
n¿
1+ ( N ) e 2
1.335
n¿
1+1.335 ( 0,1 )2
1.335
n=
1+ 1.355(0,01)²
1.335
n=
1,455
keterangan :
n = jumlah sampel
tentang sesuatu kejadian atau sesuatu peristiwa pada suatu periode tertentu (Seran,
2012). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
32
b. Data Sekunder
dengan hasil penelitian ini, misalnya data dari BPS Kabupaten Belu 2019.
tanggungan (X4).
Variabel terikat atau sering disebut juga sebagai variabel output merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas (Sugiono, 2013) variabel terikat dalam penelitian ini adalah pola
responden.
33
3. Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
Uji ini di lakukan untuk mengetahui bahwa data yang di olah adalah sah (tidak
terdapat penyimpanan)serta distribusi normal, maka data tersebut akan di uji melalui
1. Uji Normalitas
test, dalam uji Ho yang diajukan adalah data observasi residual yang
smirnov yang menunjukan angka signifikan (jauh dibawah alfa = 0,05) berarti
data residual observasi yang diuji tidak normal, sebaliknya jika hasil uji
2. Uji Multikolinearitas
berdasakan nilai toleranace dan VIF pada hasil regresi dengan variabel
dependen. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak
terdapat multikolinearitas dalam model regresi ini. Dan Sebaliknya. Uji ini
34
antar variabel bebas (independen) model regresi yang baik seharusnya tidak
variabel penelitian, dengan cara menyajikan data kedalam tabel distribusi frekuensi,
menghitung nilai rata-rata, skor total, dan tingkat pencapaian responden dan
mengimpretasikannya.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path
pengaruh langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dengan variabel
endogen.
Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis dan memastikan apakah ada
analisis jalur adalah bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel dengan variabel lainnya.
Analisis jalur digunakan dengan menggunakan korelasi, regresi dan jalur sehingga
dapa diketahui untuk sampai pada variabel intervening. Adapun pendapat dari
kuncoro (2014) model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
35
langung variabel independen (eksogen) terhadap variabel dependen (endogen).
P1x2 P41x1
Pola konsumsi
Pendidikan (X2) P42x2 Beban Tanggungan
py4x4 keluarga miskin (Y)
(X4)
P3x2 P43x3
Py3x3
Pendapatan (X3)
Py2x2
I. X2 = P1X2+PQ.r
II. X3 = P3X2+P.R.r
III. X4 = P41X1+P42X2+P43X3+P.S.S
IV. Y = PY1X1+PY2X2+PY3X3+PY4X4+FIX1X4+FIX2X4+FIX3X4+P.t
X1 = Pekerjaan
X2 = Pendidik
X3 = Pendapatan
X4 = Beban Tanggungan
36
3.8 Koefisien Regresi (R)
persentase variasi dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi. Apabila nilai
koefisien determinasi (R²) dalam model regresi semakin kecil (mendekati nol) berarti
semakin kecil pengaruh semua dalam model regresi memberikan hampir semua
Keterangan:
R² = Koefisien Determinasi
presentasi variasi nilai variabel tak bebas (Y) dijelaskan oleh variabel bebas (X) yang
(Seran 2011). Rumus untuk menghitung nilai R2 (Kuncoro,2003 dalam Seran 2011).
(TTS−SSE)
R2¿ =SSR/TSS
TTS
Dimana:
37
R2 = Koefisien determinan
3.10 Sumbangan Efektif dan Jalur Hubungan Langsung dan Tak Langsung
Untuk melengkapi analisis jalur (path) disajikan Sumbangan Efektif (SE) dan
koefisien Hubungan dan Hubungan Tidak Langsung tabel hubungan langsung dan tak
langsung antara variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y) sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sumbangan Efektif Variabel Bebas Terhadap (Y)
No. Variabel Koefisien Koefisien Sumbangan
korelasi PM betanol Efektif
standar
1. X1 Xxx Xxx xx
2. X2 Xxx Xxx xx
3. X3 Xxx Xxx xx
4 X4 Xxx Xxx xx
Jumlah
Keterangan: 1. Total SE sama besarnya dengan nila R2
2. Nilai parameter akan dilengkapi setelah analisis Inferensial
Tabel 3.2
Hubungan Langsung dan Hubungan Tidak Langsung
Variabel X Terhadap Y
No. Variabel Model Hubungan Total
Langsung Tidak
Langsung
1. X1 Xxx Xxx Xx
2. X2 Xxx Xxx Xx
3. X3 Xxx Xxx Xx
4 X4 Xxx Xxxx Xx
Keterangan: Nilai Hubungan langsung dan tidak langsung akan dilengkapi setelah
Analisis Inferensial
38
3.11 Teknik Uji Hipotesis
3.11.1 Uji t
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), yakni signifikan hubunngan antara :
di kecamatan Raimanuk
di kecamatan Raimanuk
Rumus :
β ₁−β ₀
t=
Sb
Keterangan :
Sb =
√ (x) 2
∑x n
n = Jumlah sampel
39
t = t hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan t tabel
b1 = Koefisien regresi
b0 = Konstanta intercept
sb = Simpangan baku
a. Bila thitung > ttabel pada derajat kebebasan (dk = n-5 = 94-5= 89) dan tingkat
kepercayaan alpha (ά) 0,05 hipotesis diterima, artinya ada pengaruh yang
b. Bila thitung < ttabel pada derajat kebebasan (dk=n-5 =94-5= 89) dan tingkat
kepercayaan alpha (α) 0,05 hipotesis ditolak, artinya tidak ada pengaruh
3.11.2 Uji f
R 2 ( n−m−1 )
Fhitung¿
m ( 1−R2 )
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel
40
Kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika Fhitung > Ftabel pada derajat kebebasan pembilang (dk pembilang =k-
89) dengan tingkat alpha (α) 0,05 maka hipotesis diterima yang artinya
b. Jika Fhitung < Ftabel pada derajat kebebasan pembilang (dk pembilang = k-
89) dengan tingkat alpha (α) 0,05, maka hipotesis ditolak yang artinya
41
BAB IV
Identitas responden yang di ambil diklasifikasikan menurut jenis kelamin dan umur
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi %
Laki-laki 36 38,30%
Perempuan 58 61,70%
Jumlah 94 100%
Sumber Data : Hasil olahan data primer, 2020
Selain tabel diatas karakteristik responden menurut jenis kelamin dapat dilihat
42
Grafik 4.1
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
70
60 58
50
40 36
30
20
10
Laki-laki Perempuan
orang (61,70%)
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Umur
Umur Jumlah Presentase%
29 – 33 5 5,32%
34 – 38 13 13,83%
39 – 43 16 17,02%
44 – 48 16 17,02%
49 – 53 17 18,08%
54 – 58 18 19,14%
59 – 63 5 5,32%
64 – 68 4 4,25%
Jumlah 94 100%
Sumber Data : Hasil olahan data primer, 2020
43
Selain tabel diatas karakteristik responden menurut kelompok umur juga
Grafik 4.2
Jumlah Responden Menurut Umur
20
18
18 17
16 16
16
14 13
12
10
8
6 5 5
4
4
2
0
29 – 33 34 – 38 39 – 43 44 – 48 49 – 53 54 – 58 59 – 63 64 – 68
Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah
orang, kemudian diikuti oleh kelompok umur 49 - 53 tahun dengan jumlah sebesar 17
kelompok umur 34-38 tahun dengan jumlah sebanyak 13 orang, kelompok umur 29 –
33 dan kelompo umur 59 – 63 tahun dengan jumlah sebanyak 5 orang dan kelompok
44
4.2.1 Uji Normalitas
smirnov test, dalam uji ini H0 yang diajukan adalah data observasi residual yang
menunjukkan angka yang signifikan (jauh di bawah alfa = 0,05) berarti data residual
yang di uji tidak normal, sebaliknya jika hasil uji kolmogorov-smirnov menunjukkan
angka di atas 0,05 maka data residual observasi berdistribusi normal. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Untuk mendetail tentang uji normalitas dapat
Tabel 4.5
One Sample Kolmogrof Simirnov
N 94 94 94 94 94
45
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan SPSS versi 2020
SmirnovzAsymp. Sig (2-tailed) untuk variabel Pekerjaan (X1) sebesar 2,841 >α =
0,05, maka data sampel yang diambil mengikuti sebaran distribusi normal. Kemudian
sebesar 2,026>α = 0,05, maka data sampel yang diambil mengikuti sebaran distribusi
variabel Pendapatan(X3) sebesar 2,619>α = 0,05, maka data sampel yang diambil
Asymp. Sig (2-tailed)untuk variabel Beban Tanggungan (X4) sebesar 2,803>α = 0,05,
maka data sampel yang diambil mengikuti sebaran distribusi normal dan Hasil
Konsumsi Keluarga Miskin (Y) sebesar 2,180 >α = 0,05, maka data sampel yang
bahwa data sampel yang diambil telah mengikuti sebaran distribusi normal.
adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variable independen.
Pada model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna di
antara variable bebas. Metode Uji Multikolonearitas yaitu dengan melihat nilai
Tolerance dan Invlation Faktor (VIF) pada model regresi. Apabila nilai tolerance >
0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat gejala Multikolinearitas. Sebaliknya
46
apabila nilai Tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terdapat gejala
multikolinearitas dalam model . Hasil uji multikoloniaritas dapat di lihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.6
Coefficientsa
Beban
.010 .085 .012 .113 .910 .951 1.051
Tanggungan
Tolerance variable Pekerjaan adalah sebesar 0,959 dan VIF sebesar 1,043, variabel
Pendidikan memiliki nilai tolerance sebesar 0,476 dan VIF sebesar 2,100,variabel
Pendapatan memiliki nilai tolerance sebesar 0,474 dan VIF sebesar 2,111 dan
variabel Beban Tanggungan memiliki nilai Tolerance sebesar 0,951 dan VIF sebesar
1,051. Hasil uji Multikoloniaritas ini menjelaskan bahwa semua variabel dalam
penelitian ini memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10
47
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada model
penelitian ini
terjadi ketidak samaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
dihasilkan melalui program SPPS. Apabila pola scater plot membentuk pola tertentu,
maka model regresi memiliki gejala heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas
dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka dapat
berikut :
Gambar 4.1
Scaterplot
48
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan Spss versi 2020
Pada grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola jelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
Analisis deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari
nilai, grafik dan tabel. Berikut ini akan dideskripsikan variabel Pekerjaan(X1),
Keluarga Miskin (Y) di Kabupaten Belu (Studi Kasus Pada Program Keluarga
1. Pekerjaan (X1)
Tabel 4.8
49
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pekerjaan(X1)
Item Buruh Petani Swasta PNS
Pernyataan Bangunan
1 30 41 17 6
2 67 26 1 0
Sumber : Hasil olahan data primer, 2020
Selain tabel diatas rekapitulasi jawaban responden untuk variabel Pekerjaan
Grafik.4.3
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pekerjaan (X1)
80
70 67
60
50
41
40
30
30 26
20 17
10 6
1 0
0
Buruh Bangunan Petani Swasta PNS
X1.1 X1.2
(X1) seperti pada tabel 4. dan grafik 4. Diatas maka dapat diketahui bahwa :
bapak /ibu. Pertanyaan ini memperoleh jawaban dari responden yang bekerja
50
sebagai buruh bangunan sebanyak 30 orang, petani sebanyak 41 orang,
2. Pendidikan (X2)
Tabel 4.9
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pendidikan(X2)
Item SD SMP SMA PT
Pernyataan (1-6 Tahun) (6-9 Tahun) (9-12 Tahun) (12-17
Tahun)
1 19 41 33 2
2 16 37 38 2
Sumber data : Hasil olahan data primer, 2020
Selain tabel diatas rekapitulasi jawaban responden untuk variabel
Grafik 4.4
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pendidikan (X2)
51
45
41
40 37 38
35 33
30
25
20 19
16
15
10
5 2 2
0
X2.1 X2.2
(X2) seperti pada tabel 4. dan grafik 4. Diatas maka dapat diketahui bahwa :
52
tahun sebanyak 16 orang, responden yang menyelesaikan tingkat pendidikan
3. Pendapatan (X3)
Tabel 4.10
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pendapatan(X3)
Item < Rp. 500.000 – Rp. 1 Juta – 2 Rp. 2 Juta –
Pernyataan Rp.500.000 1 Juta Juta 5 Juta
1 7 38 41 8
2 15 47 31 1
Sumber data : Hasil olahan data primer, 2020
Selain tabel diatas rekapitulasi jawaban responden untuk variabel
Grafik 4.5
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pendapatan (X3)
53
50 47
45 41
40 38
35 31
30
25
20
15
15
10 7 8
5 1
0
< Rp.500.000 Rp. 500.000 – 1 Juta Rp. 1 Juta – 2 Juta Rp. 2 Juta – 5 Juta
X3.1 X3.2
Pendapatan(X3) seperti pada tabel 4. dan grafik 4. Diatas maka dapat diketahui
bahwa :
54
memperoleh jawaban dari reponden yang memperoleh pendapatan < Rp.
sebesar Rp. 500.000 – 1 juta dari pekerjaan sampingan yang mereka lakukan.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Beban Tanggunagn(X4)
Item Tidak ada Sedikit (1-2 Cukup Banyak (> 5
Pernyataan orang) banyak (2-5 orang)
orang)
1 0 53 36 5
2 0 55 38 1
3 75 19 0 0
Sumber data : Hasil olahan data primer, 2020
Selain tabel diatas rekapitulasi jawaban responden untuk variabel Beban
Grafik 4.6
55
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Beban Tanggungan (X4)
80 75
70
60 55
53
50
40 36 38
30
19
20
10 5
0 0 0 1 0
0
Tidak ada Sedikit (1-3 orang) Cukup banyak (3-5 Banyak (> 5 orang)
orang)
Tanggungan (X4) seperti pada tabel 4. dan grafik 4. Diatas maka dapat diketahui
bahwa :
tanggungan dengan kategori cukup banyak (4-5 orang) sebanyak 36 orang dan
56
2. Pertanyaan kedua dari variabel Beban Tanggungan yaitu berapa jumlah anak
memiliki jumlah anak kandung dengan kategori sedikit (1-3 orang) sebanyak
banyak (4-5 orang) sebanyak 38 orang dan responden yang memiliki jumlah
anak dengan kategori banyak (>5 orang) sebanyak 1 orang. Kondisi ini
kabupaten Belu memiliki jumlah anak dengan kategori sedikit (1-3 orang)
3. Pertanyaan ketiga dari variabel Beban Tanggungan yaitu berapa jumlah anak
dari responden yang tidak memiliki anak angkat sebanyak 75 orang dan
responden yang memiliki jumlah anak dengan kategori sedikit (1-3 orang)
Tabel 4.12
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Konsumsi Keluarga Miskin(Y)
Item < Rp. 500.000 – Rp. 1 Juta – 2 Rp. 2 Juta –
Pernyataan Rp.500.000 1 Juta Juta 5 Juta
1 41 52 1 0
2 0 51 41 2
Sumber data : Hasil olahan data primer, 2020
57
Grafik 4.7
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Konsumsi Keluarga Miskin(Y)
60
52 51
50
41 41
40
30
20
10
1 2
0 0
0
< Rp.500.000 Rp. 500.000 – 1 Rp. 1 Juta – 2 Juta Rp. 2 Juta – 5 Juta
Juta
Y1 Y2
Keluarga Miskin (Y) seperti pada tabel 4. dan grafik 4. Diatas maka dapat diketahui
bahwa :
58
2. Pertanyaan kedua dari variabel Konsumsi Keluarga Miskin yaitu berapa
yang memiliki pengeluaran antara Rp. 2-5 juta sebulan sebanyak 2 orang.
tujuan menjelaskan pengaruh langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen
Pekerjaan (X1)
penelitian. Hasil analisis data dari persamaan struktural yang pertama dapat dilihat
Tabel 4.13
Pengaruh Pendidikan(X2) terhadap Pekerjaan (X1)
Coefficientsa
59
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan SPSS versi 2020
X1 = Py2X2+ zPz
X1 = 0,025X2 + 0,999
(0,809)
Nilai koefisien Jalur di luar model (zPz) diperoleh dari hasil perhitungan
Berdasarkan hasil koefisien jalur diatas maka dapat disimpulkan bahwa :Nilai
0,809>0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan
t hitungsebesar 0,243. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana
0,243 < 1,662. Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pendidikan (X2) tidak
Kabupaten Belu
Model Summaryb
60
1 .025a .001 -.010 1.25608
6. 1 : hubungan sempurna
koefisien jalur variabel Pendidikan (X2) terhadap variabel Pekerjaan (X1) adalah
sebesar 0,025 yang berarti bahwa antara variabel Pendidikan (X2) dan Pekerjaan
Besarnya nilai determinasi ( R2) yang terdapat pada model Summary adalah
sebesar 0,001. Hasil ini menunjukan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh
variabel Pendidikan (X2) terhadap variabel Pekerjaan (X1) adalah sebesar 0,1%
sementara sisanya sebesar 99,9% dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak
Pendapatan (X3)
61
Hasil analisis data dari persamaan formal yang kedua dapat dilihat pada table
Tabel 4.14
Pengaruh Pendidikan(X2) terhadap Pendapatan(X3)
Coefficientsa
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan SPSS versi 2020
X3 = Py2X2+ zPz
X3 = 0,724X2 + 0,689
(0,000)
Nilai koefisien Jalur di luar model (zPz) diperoleh dari hasil perhitungan
Berdasarkan hasil koefisien jalur diatas maka dapat disimpulkan bahwa :Nilai
signifikansi variabel Pendidikan (X2) terhadap Pendapatan (X3) adalah sebesar 0,00
< 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitung
sebesar 10,059. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih besar dari t tabeldimana 10,059
62
> 1,662. Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pendidikan (X2) berpengaruh
Belu
Model Summaryb
Tabel output diatas menjelaskan bahwa besarnya nilai koefisien jalur variabel
Pendidikan (X2) terhadap variabel Pendapatan (X3) adalah sebesar 0,724 yang berarti
bahwa antara variabel Pendidikan (X2) dan Pendapatan (X3) memiliki hubungan
yang kuat.
Besarnya nilai determinasi ( R2) yang terdapat pada model Summary adalah
sebesar 0,524. Hasil ini menunjukan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh
variabel Pendidikan (X2) terhadap variabel Pendapatan (X3) adalah sebesar 52,4%
sementara sisanya sebesar 47,6% dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak
Hasil analisis data dari persamaan formal yang ketiga dapat dilihat pada table Output
Tabel 4.15
63
Pengaruh Pekerjaan (X1), Pendidikan(X2) dan Pendapatan(X3) Terhadap
Beban Tanggungan (X4)
Coefficientsa
Sumber data: Hasil olahan data primer dengan bantuan SPSS versi 2020
Nilai koefisien Jalur di luar model (zPz) diperoleh dari hasil perhitungan
adalah sebesar 0,045< 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh
t tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar 1,955. Dengan demikian maka nilai t hitung
lebih besar dari t tabeldimana 1,955> 1,662. Hasil ini menunjukan bahwa
64
variabel Pekerjaan (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel Beban
maka dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar 0,028. Dengan
demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana 0,028 < 1,662. Hasil ini
Kabupaten Belu
maka dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar -0,676. Dengan
demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -0,676 > 1,662. Hasil ini
Kabupaten Belu.
Model Summaryb
65
Tabel output diatas menjelaskan bahwa besarnya nilai koefisien jalur variabel
Tanggungan (X4) adalah sebesar0,221 yang berarti bahwa antara variabel Pekerjaan
(X1), Pendidikan (X2), Pendapatan (X3) dan Variabel Beban Tanggungan (X4)
Besarnya nilai determinasi ( R2) yang terdapat pada model Summary adalah
sebesar 0,049. Hasil ini menunjukan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh
Beban Tanggungan (X4) adalah sebesar 4,9% sementara sisanya sebesar 95,1%
dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak dimasukan dalam model
penelitian ini.
Hasil analisis data dari persamaan formal yang keempat dapat dilihat pada
Tabel 4.16
Pengaruh Pekerjaan (X1), Pendidikan(X2) dan Pendapatan(X3) dan Beban
Coefficientsa
66
(Constant) 4.481 .685 6.542 .000
Sumber data: Hasil olahan data primer dengan bantuan SPSS versi 2020
Nilai koefisien Jalur di luar model (zPz) diperoleh dari hasil perhitungan
dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar -1,453. Dengan demikian
maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -1,453 < 1,662. Hasil ini
67
terhadap variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin(Y) di Kecamatan
Miskin(Y) adalah sebesar 0,999 > 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka
dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar -0,001. Dengan demikian
maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -0,001< 1,662. Hasil ini
Miskin(Y) adalah sebesar 0,843 > 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka
dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar -0,199. Dengan demikian
maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -0,199 < 1,662. Hasil ini
Keluarga Miskin(Y) adalah sebesar 0,910 > 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89),
maka dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar 0,113. Dengan
demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana 0,113 < 1,662. Hasil ini
68
signifikan terhadap variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin(Y) di
Tabel 4.17
Pengaruh Pekerjaan (X1), Pendidikan(X2) dan Pendapatan(X3) dan Beban
Tanggungan (X4)secara simultan Terhadap Pola Konsumsi Keluarga
Miskin (Y)
ANOVAa
Total 78.734 93
Berdasarkan hasil output Spss diatas maka dapat dijelaskan bahwa Untuk
87) , maka dapat diperoleh F tabel sebesar 2,71 dan F hitungsebesar 0,565. Dengan
demikian maka nilai F hitunglebih besar dari F tabel dimana 0,565 < 2,71dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,689 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara
Kabupaten Belu.
Model Summaryb
69
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
a
1 .157 .025 -.019 .92884
Tabel output diatas menjelaskan bahwa besarnya nilai koefisien jalur variabel
terhadap variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y) adalah sebesar0,157 yang
berarti bahwa antara variabel Pekerjaan (X1), Pendidikan (X2), Pendapatan (X3),
Beban Tanggungan (X4) dan variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y)
Besarnya nilai determinasi ( R2) yang terdapat pada model Summary adalah
sebesar 0,025. Hasil ini menunjukan bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh
(X4) terhadap variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y)adalah sebesar 2,5%
sementara sisanya sebesar 97,5% dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak
kontribusi masing-masing variabel bebas (X) terhadap besarnya nilai variabel terikat
(Y). Total kontribusi dari setiap variabel bebas (X) akan sama besarnya dengan nilai
70
Tabel 4.18
Rekapitulasi Nilai Koefisien beta, Koefisien Korelasi dan SE
Variabel Koefisien Beta Koefisien SE
Korelasi
Pekerjaan -0,155 -0,154 0,024
Pendidikan 0,001 -0,027 -0,000
Pendapatan -0,030 -0,035 0,001
Beban 0,012 -0,016 -0,000
Tanggungan
Jumlah 0,025
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan Spss versi 2020
71
SE(X3)% = (0,012) x ( -0,016)
SE(X3)% = -0,000
efektif (SE) variabel Pekerjaan(X1) terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y)
efektif variabel Pendapatan(X3) terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y) adalah
sebesar 0,001 dan sumbangan efektif variabel Beban Tanggungan (X4) terhadap Pola
Konsumsi Keluarga Miskin (Y) adalah sebesar -0,000 . Untuk sumbangan total
adalah sebesar 0,025 atau sama dengan koefisien determinasi(R square) analisis
72
1. Hubungan langsung variabel Pekerjaan (X1) terhadap Pola Konsumsi
variabel mediasi yaitu perkalian nilai beta variabel Pendidikan (X2) terhadap
73
Tanggungan (X4) terhadap variabel Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y)
Dari hasil perhitungan hubungan langsung (direct effect ) dan hubungan tidak
dibuat dalam bentuk rekapitulasi hasil perhitungan yang dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.19
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung antara Variabel X Terhadap
Variabel Y
Variabel Hubungan Langsung Hubungan
Tidak Total
Langsung
X4 Y Y
X1 0,201 -0,155 - 0,046
X2 0,004 0,001 0,000 0,005
X3 -0,101 -0,030 - -0,131`
X4 - 0,012 - 0,012
Total 0,104 -0,172 0,000
Sumber data : Hasil olahan data primer dengan bantuan Spss versi 2020
74
Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan hubungan langsung dan tidak
Gambar 4.2
Hubungan Struktural Analisis Jalur Pekerjaan(X1), Pendidikan(X2),
Pendapatan (X3)TerhadapPola Konsumsi Keluarga Miskin(Y) Melalui Beban
Tanggungan(X4) sebagai Variabel Moderasi
0,975
Pekerjaan 0,987
-0,155
(X1)
0,201
75
1. Pengaruh Pekerjaan (X1) Terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y)
Pekerjaan (X1) terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y) adalah sebesar 0,150 >
0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitung
sebesar -1,453. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -1,453 <
1,662. Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pekerjaan (X1) tidak berpengaruh
akan menentukan status social ekonomi seseorang karena dari bekerja segala
kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi
namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau
upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Soeroto
(1986) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan, dari
pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan keluarganya untuk
mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan menjadi lebih jelas,
barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara
76
kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang maupun papan. Kemampuan
pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada kurangnya kemampuan untuk
sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.
Dalam arti luas mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated conceptyang
teori diatas tidak mampu memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa Pekerjaan
0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitung
sebesar 1,955. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih besar dari t tabeldimana
77
signifikan terhadap variabel Beban Tanggungan(X4) di Kecamatan Raimanuk
Kabupaten Belu. Kondisi ini menjelaskan bahwa dengan bekerja maka seseorang
pekerjaan akan menentukan status social ekonomi seseorang karena dari bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Soeroto (1986) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh
pendapatan, dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan
menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata
tanggungan dari rumah tangga tersebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal 1 rumah tapi belum bekerja. Menurut Todaro (1987)
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga tersebut berada dalam keadaan
teori diatas mampu memperkuat hipotesis yang mengaatakan bahwa Pekerjaan (X1)
78
berpengaruh signifikan terhadap Beban Tanggungan (X4) di Kecamatan Raimanuk,
Kabupaten Belu.
Pendidikan (X2) terhadap Beban Tanggungan(X4) adalah sebesar 0,977 > 0,05 dan
dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar
0,028. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana 0,028 < 1,662.
Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pendidikan (X2) tidak berpengaruh signifikan
membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem
teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah
untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan tanah
airnya. Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
tanggungan dari rumah tangga tersebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal 1 rumah tapi belum bekerja. Menurut Todaro (1987)
79
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga tersebut berada dalam keadaan
teori diatas tidak mampu memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa Pendidikan
(X2) terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y) adalah sebesar 0,001 dan
Pengaruh tidak langsung variabel Pendidikan (X2) terhadap Pola Konsumsi Keluarga
Miskin (Y) melalui variabel Beban Tangungan (X4) adalah sebesar 0,000. Dengan
demikian maka pengaruh langsung sebesar 0,001 lebih besar dari pada pengaruh tidak
80
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas dapat dijelaskan bahwa
membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem
teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah
untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan tanah
airnya. Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
tanggungan dari rumah tangga tersebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal 1 rumah tapi belum bekerja. Menurut Todaro (1987)
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga tersebut berada dalam keadaan
pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada kurangnya kemampuan untuk
81
pendidikan. Menurut Chambers (2001) menyebutkan bahwa kemiskinan dipahami
sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.
Dalam arti luas mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated conceptyang
teori diatas tidak mampu memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa Beban
(94 – 5 = 89), maka dapat diperoleht tabel sebesar 1,662 dan t hitun gsebesar 0,243.
Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana 0,243 < 1,662. Hasil ini
membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem
82
teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah
untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan tanah
airnya. Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai
nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Soeroto (1986) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh
pendapatan, dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan
menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata
teori diatas tidak mampu memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa Pendidikan
Kabupaten Belu
83
Hasil analisis jalur (Path) menunjukan bahwaNilai signifikansi variabel
(94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar 10,059.
Dengan demikian maka nilai t hitunglebih besar dari t tabeldimana 10,059 > 1,662. Hasil
membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi, sistem
teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah
untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan tanah
airnya. Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar
dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain
yang menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah
tangga selama jangka waktu tertentu ( Samuelson dan Nordhaus, 2002). Defenisi lain
dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan
biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Dengan
masyarakat.
84
Dengan demikian maka berdasarkan penjelasan hasil pengujian hipotesis dan
> 0,05 dan dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitung
sebesar -0,199. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -0,199 <
1,662. Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pendapatan (X3) tidak berpengaruh
pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
pendapatan yang menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga selama jangka waktu tertentu ( Samuelson dan Nordhaus, 2002).
Defenisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil
pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
85
Dengan demikian pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi
pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada kurangnya kemampuan untuk
sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.
Dalam arti luas mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated conceptyang
Pendapatan (X3) terhadap Beban Tanggunagan(X4) adalah sebesar 0,501 > 0,05 dan
dk = n –k (94 – 5 = 89), maka dapat diperoleh t tabel sebesar 1,662 dan t hitungsebesar
86
-0,676. Dengan demikian maka nilai t hitunglebih kecil dari t tabeldimana -0,676 <1,662.
Hasil ini menunjukan bahwa variabel Pendapatan (X3) tidak berpengaruh signifikan
pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
pendapatan yang menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga selama jangka waktu tertentu ( Samuelson dan Nordhaus, 2002).
Defenisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil
pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
tanggungan dari rumah tangga tersebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal 1 rumah tapi belum bekerja. Menurut Todaro (1987)
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga tersebut berada dalam keadaan
teori diatas tidak mampu memperkuat hipotesis yang mengatakan bahwa Pendapatan
87
(X3) berpengaruh signifikan terhadap Pola Konsumsi Keluarga Miskin (Y) di
sebesar 0,05 dengan df1 = k -1 ( 5 – 1 = 4) dan df2 = n-k-2 ( 94-5-2 = 87) , maka
dapat diperoleh F tabel sebesar 2,71 dan F hitungsebesar 0,565. Dengan demikian maka
nilai F hitunglebih besar dari F tabel dimana 0,565 < 2,71 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,689 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan tidak terdapat
Pendapatan (X3) dan Beban Tanggungan (X4) terhadap variabel Pola Konsumsi
pekerjaan akan menentukan status social ekonomi seseorang karena dari bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai
imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Soeroto (1986) menjelaskan bahwa dengan bekerja orang akan memperoleh
pendapatan, dari pendapatan yang diterima orang tersebut diberikan kepadanya dan
88
menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata
dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa teknologi, materi,
sistem teknologi, maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berpikir secara
alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, bagi masyarakat dan
tanah airnya. Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar
mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang
Pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
pendapatan yang menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau
rumah tangga selama jangka waktu tertentu ( Samuelson dan Nordhaus, 2002).
Defenisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil
pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
tanggungan dari rumah tangga tersebut, baik itu saudara kandung maupun saudara
bukan kandung yang tinggal 1 rumah tapi belum bekerja. Menurut Todaro (1987)
mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar pula
89
kebutuhan yang terpenuhi, sehingga terjadilah penerimaan pendapatan yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dan keluarga tersebut berada dalam keadaan
pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak pada kurangnya kemampuan untuk
sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup.
Dalam arti luas mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu intergrated conceptyang
Belu.
90
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kabupaten Belu
91
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pendidikan tidak berpengaruh signifikan
Kabupaten Belu
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan uraian di atas maka ada
92
1. Masyarakat kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu perlu untuk meningkatkan
pendapatan dengan menggali semua potensi sumber daya yang dimiliki guna
kemiskinan
93