Anda di halaman 1dari 1

Masyarakat sekarang ini berhadapan dengan berbagai jenis permasalahan hidup.

Hal ini tidak


terlepas dari pengaruh kemajuan ilmu teknologi, yang secara langsung maupun tidak
langsung membawa dampak tersendiri bagi Orang Muda Katolik. Di satu pihak,
perkembangan ilmu teknologi menawarkan suatu nilai positif yang menggembirakan, yang
salah satunya dapat berfungsi sebagai sarana pewartaan Injil dan komunikasi antar-Orang
Muda Katolik. Akan tetapi di lain pihak, perkembangan ilmu teknologi membawa akibat
negatif yang seringkali menghilangkan kreativitas dan bahkan menurunkan nilai-nilai moral
yang bisa menghancurkan iman kekristenan kita, terutama dapat menghambat keaktifan
Orang Muda Katolik hidup menggereja.

Selain itu, dewasa ini muncul sebuah trend yang semakin menggejala, dimana Orang Muda
Katolik tidak lagi tertarik pada agama aslinya (agama yang dianutnya saat ini).
Ketidakpastian hidup yang diakibatkan oleh berbagai krisis yang melanda kehidupan sosial
mereka, membuat mereka frustrasi, tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini kerapkali membuat
mereka mengambil jalan pintas dengan mengambil sebuah keputusan negatif, yang akhirnya
membuat mereka melupakan Tuhan. Buah-buah dari keputusan itu salah satunya melahirkan
sebuah keyakinan hidup berupa: Agama Baru atau Religiositas Baru. Gejala ini tampak
dengan munculnya salah satu sekte, seperti: gereja setan. Banyak kaum muda terjerumus ke
dalam ketergantungan pada obat-obat terlarang, perjudian, pelacuran, minuman keras dan
banyak gaya hidup lain yang membuat mereka berpaling dari Allah. Segalanya itu mereka
sembah dan puja sebagai allah mereka.

Realitas di atas merupakan salah satu sisi buram dari Wajah Gereja saat ini, yang tidak
menutup kemungkinan bisa melanda Orang Muda Katolik. Kecenderungan-kecenderungan
ini tampak jelas di kota-kota besar dan bahkan akan bisa menyebar ke pelosok daerah.
Muncul semacam kebosanan Orang Muda Katolik terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan.
Banyak mereka merasa bosan ke gereja, karena ritusnya yang monoton, kotbah yang tidak
menarik atau sekurang-kurangnya kalah jauh dengan segala macam acara sinetron di televisi
dan acara-acara profan lainnya. Hal ini tentu juga menjadi tantangan besar bagi Gereja.
Kebanyakan Orang Muda Katolik sekarang lebih menyukai acara televisi dan berbagai acara
profan (yang bersifat duniawi) daripada harus berkumpul di gereja, untuk berdoa dan
melakukan kegiatan-kegiatan rohani lainnya. Kesenangan duniawi membuat mereka tidak
tertarik kepada kegiatan-kegiatan menggereja. Muncul pertanyaan, apakah Gereja mampu
bersaing dengan Agama Baru in

Bersama-sama sebagai keluarga Allah, hendaknya kita saling mengingatkan akan pentingnya
penumbuhan iman yang cerdas-tangguh-misioner. Misalnya setiap kali bertemu kita saling
memberi informasi mengenai pelatihan atau seminar dan diskusi yang baik, bacaan yang
inspiratif, website sumber iman Katolik yang terjamin mutunya. Kita saling memberi
informasi pula mengenai kegiatan doa dan devosi serta perayaan-perayaan iman sakramental
maupun non-sakramental, rekoleksi, retret dan sebagainya. Secara pribadi dan bersama, kita
rutin belajar ajaran iman Katolik, dan mendoakan sesama yang susah serta mengunjungi
saudara-saudara yang kecil-lemah-miskin-tersingkir-difabel. Lebih lanjut, akan makin
menggembirakan hati kita sebagai umat beriman, jika di paroki, sekolah, campus ministry,
dan komunitas secara sengaja diprogramkan aneka pendalaman topik-topik iman tertentu.
Semoga dengan demikian, nama-Nya makin dimuliakan dan makin banyak orang mendengar
warta keselamatan itu melalui Gereja-Nya.

Anda mungkin juga menyukai