Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA

PENYATAAN ALLAH DALAM YESUS KRISTUS

OLEH

NAMA : BENYAMIN UMBU DASA


NIM : 1606050125
JURUSAN : BIOLOGI
HARI/TANGGAL : KAMIS, 24 MARET 2017

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
A. Pengertian Penyataan
B. Pentingnya Penyataan Allah
C. Macam Penyataan Allah
1. Pernyataan Umum
2. Pernyataan Khusus
D. Pandangan yang Salah tentang "Penyataan"
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan
kepada ita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. B e r i k u t i n i , p e n u l i s p e r s e m b a h k a n s e b u a h m a k a l a h ya n g berjudul
PERNYATAAN ALLAH DALAM YESUS KRISTUS. Penulis mengharapkan m a k a l a h i n i
d a p a t b e r m a n f a a t b a g i p e m b a c a s e m u a , t e r u t a m a b a g i p e n u l i s sendiri. Kepada
pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis
mohon maaf, karna penulis sendiri dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para
pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.
PENYATAAN ALLAH
Untuk mempelajari doktrin Alkitab, kita lebih dahulu harus memahami pengertian
tentang "Penyataan Allah". Karena melalui pemahaman Penyataan Allah yang benar kita akan
memiliki fondasi pengertian tentang Alkitab dengan lebih kuat.

A. Pengertian Penyataan

1. Arti Etimologis

Dalam bahasa Yunani, kata "penyataan" adalah "apokalupsis" (dari "apokalypto") yang artinya
adalah "sesuatu yang disingkapkan (dibukakan) dari apa yang dahulunya samar-
samar/tertutup/tidak terlihat jelas" (Lukas 10:21; Efesus 3:5). Dalam bahasa Ibrani ada padanan
arti dari pengertian di atas, yaitu "gala", artinya "telanjang" (Keluaran 20:26; Yesaya 53:1; 2
Samuel 7:27).
Ada beberapa definisi yang dicetuskan oleh para teolog Kristen, namun secara umum
"penyataan" dapat didefinisikan sebagai:tindakan Allah (baik itu perbuatan maupun kata-kata)
yang merupakan inisiatif Allah sendiri untuk membuka Diri agar manusia, yang adalah ciptaan,
dapat mengenal Allah Penciptanya (1 Korintus 2:11; Ulangan 29:29). Melalui penyataan-Nya
inilah manusia tahu segala sesuatu yang Allah ingin manusia tahu.

2. Penyataan vs Wahyu

Dalam bahasa Indonesia istilah "penyataan" sering diartikan sama dengan kata "Wahyu." Kedua
kata ini sebenarnya sama artinya, tapi memunyai konotasi yang berbeda. Dalam agama-agama
lain kata "Wahyu" diartikan sebagai pengetahuan yang di dapat seseorang pada dirinya sendiri
dengan keyakinan bahwa pengetahuan itu datang dari Allah, bisa dengan perantaraan atau tidak
(misalnya: mimpi, penglihatan, bisikan hati, dll.). Jadi, pengertian kata "Wahyu" ini berbeda
sekali dengan pengertian yang diberikan dalam agama Kristen. Oleh karena itu untuk
menghindari kesalahan, istilah yang akan kita pakai selanjutnya dalam bahan ini adalah
"penyataan" dan bukan wahyu.
Catatan: Kata lain yang bisa dipakai adalah "ilham" atau "pengilhaman".

B. Pentingnya Penyataan Allah


Seperti telah kita pelajari sebelumnya bahwa Allah berkenan menunjukkan siapa Diri-Nya
kepada manusia. Cara Allah menunjukkan Diri-Nya adalah dengan melalui "Penyataan". Melalui
"Penyataan" inilah Allah menyingkapkan Diri-Nya, dan menunjukkan inisiatif-Nya untuk
berkomunikasi dengan ciptaan-Nya. Manusia adalah satu-satunya ciptaan yang diberi
kemampuan untuk menerima dan mengembalikan respons terhadap tindakan Allah itu. Tanpa
"Penyataan-Nya", maka manusia tidak dapat mengetahui dengan benar tentang Allah dan segala
sesuatu yang Allah lakukan bagi ciptaan-Nya (Yohanes 1:18; 1 Timotius 6:16; Ayub 11:7; 23:3-
9).
Pengetahuan yang datang dari diri manusia sendiri tentang Allah hanyalah merupakan spekulasi
dan rekayasa pikiran manusia saja. Apalagi keadaan manusia setelah jatuh ke dalam dosa, daya
tangkap rohani manusia tumpul dan tidak mungkin dapat mengerti hal-hal rohani dengan benar.
Keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa adalah mati rohani, karena itu untuk dapat
menerima hal-hal yang rohani, manusia harus dilahirbarukan terlebih dahulu (Yoh 3:10). Apakah
berarti manusia yang belum dilahirbarukan tidak dapat mengerti Penyataan Allah? Manusia yang
belum lahir baru masih dapat mengerti Penyataan Allah tetapi dengan hasil yang sangat terbatas,
terutama untuk hal-hal yang bersifat rohani sebagaimana Tuhan kehendaki.
Apakah melalui Penyataan-Nya, Allah menyatakan segala sesuatu tentang Diri-Nya kepada
manusia? Tidak, karena Allah adalah tidak terbatas sedangkan manusia adalah ciptaan yang
terbatas. Pengetahuan yang bisa manusia tangkap tentang Allah adalah sebatas kemampuan otak
manusia. Namun demikian, bukan berarti bahwa pengetahuan yang Allah berikan kepada
manusia kurang lengkap. Allah dengan kemurahan-Nya, telah menyatakan Diri-Nya dengan
lengkap dan cukup kepada manusia. Tapi pengetahuan tentang Allah adalah jauh-jauh lebih luas
daripada yang manusia dapat ketahui.

C. Penyataan Umum dan Penyataan Khusus


Para teolog Kristen biasanya membedakan cara Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia
dalam 2 cara, yaitu dengan cara umum dan cara khusus. Kedua cara ini debedakan sesuai dengan
maksudnya. Penyataan Umum dimaksudkan untuk manusia pada umumnya. Sedangkan
Penyataan khusus dimaksudkan untuk kelompok khusus yang Allah kehendaki. Penjelasannya
secara lebih spesifik adalah sbb.:

1. Penyataan Umum

Penyataan Umum adalah penyataan yang diberikan Allah mengenai diri-Nya sendiri kepada
semua orang melalui alam semesta, sejarah, dan hati nurani manusia. Hal-hal yang perlu
diketahui dalam Penyataan Umum:

a. Sumber Penyataan Umum adalah Allah.

b. Sasarannya adalah semua orang, umum (Matius 5:45; Kisah Para Rasul 14:17; Mazmur
19:2).

c. Sarananya adalah dengan cara-cara universal, yaitu melalui alam, sejarah, dan hati nurani
manusia (Mazmur 19:4-7; Roma 2:14-15).

d. Tujuannya adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah, kuasa-Nya dalam alam semesta,
keunggulan-Nya, keahlian-Nya, penentuan-Nya dalam mengendalikan alam semesta,
kebaikan-Nya, kecerdasan-Nya, dan keberadaan-Nya yang hidup (Mazmur 19:2; Roma 1:20;
Kisah Para Rasul 14:17; 17:29; Matius 5:45).

e. Penyataan Umum menyatakan anugerah umum dan mempersiapkan manusia kepada


anugerah khusus. Untuk menerima anugerah khusus (keselamatan) seseorang harus terlebih
dahulu mengerti dan mengakui keberadaan Allah sebagai Pencipta.
f. Penyataan Umum dapat dipakai untuk melawan isme-isme yang menolak keberadaan Allah.
Jika anugerah umum diterima maka mau tidak mau ia harus mengakui keberadaan seorang
oknum yang Mahakuasa yang menjadi penyebab dari segala sesuatu di dunia ini.

g. Penyataan Umum memiliki kuasa untuk membatasi dosa manusia. Melalui Penyataan
Umum kita mengetahui bahwa Allah memberikan hati nurani di dalam diri manusia. Hati
nurani ini menjadi wakil Allah untuk menunjukkan hal-hal yang baik dan tidak baik yang
dilakukan manusia, sehingga jika dilanggar manusia akan merasa bersalah.

h. Penyataan Umum dapat menjadi sarana Allah untuk menghukum secara adil sehingga
mereka tidak dapat berdalih. Jika manusia tidak mengakui keberadaan Allah maka tidak ada
cara lain baginya untuk datang kepada Allah.

Penyataan umum memikili keterbatasan, yaitu:

i. Hanya membuat manusia menyadari akan keberadaan Allah, tetapi tidak cukup membawa
manusia kepada pengenalan yang benar dan penuh tentang Allah.

ii. Hanya dapat membawa manusia untuk berseru dan memuji Allah, tetapi tidak cukup untuk
membawa mereka kepada keselamatan.

iii. Hanya memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat Allah, tetapi tidak memberikan
pengetahuan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan yang disediakan Allah.

2. Penyataan Khusus

Penyataan khusus adalah penyataan yang diberikan Allah melalui karya penebusan Yesus
Kristus, yang juga dituliskan dalam Alkitab. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyataan
Khusus:

a. Sumber Penyataan Khusus adalah Allah.


b. Sasarannya adalah orang-orang pilihan-Nya yang percaya.
c. Sarananya adalah melalui Yesus Kristus dan firman-Nya yang
tertulis dalam Alkitab, yang sudah diberikan melalui saluran-saluran :

1. Undi (Amsal 16:33; Kisah Para Rasul 1:21-26).


2. Urim dan Tumim (Keluaran 28:30; Bilangan 27:21)
3. Mimpi (Kejadian 20:3, 31:24)
4. Penglihatan (Yesaya 1:1; 6:1; Yehezkiel 1:3)
5. Teofani (penempatan Allah dalam wujud manusia) (Kejadian 16:7-14)
6. Malaikat (Daniel 9:20-21; Lukas 2:10-11; Wahyu 1:1)
7. Nabi-nabi (2 Samuel 23:2)
8. Peristiwa-peristiwa (Yehezkiel 25:7; Yohanes 1:14)
9. Mukjizat-mukjizat (Yesaya 9:5; Wahyu 21:5)
d. Tujuannya adalah agar Allah dapat menyatakan kehendak-Nya dan perjanjian
keselamatan-Nya dalam Yesus Kristus, sehingga mendamaikan kembali hubungan antara
manusia dengan Allah.

e. Penyataan Khusus menjadi jalan satu-satunya jalan bagi manusia untuk bisa menerima
kabar keselamatan Yesus Kristus. Allah hanya menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus
Kristus, karena itu manusia harus mendengar berita Kabar Baik Yesus Kristus melalui Alkitab.

f. Penyataan Khusus menjadi jalan satu-satunya bagi manusia untuk bisa memahami
tindakan, tujuan, dan kehendak Allah dengan benar. Seseorang yang mengalami kelahiran baru
akan dimungkinkan untuk memahami kebenaran Alkitab karena Roh Kudus akan memimpinnya
untuk mengetahui rancangan Allah bagi hidupnya.

g. Penyataan Khusus memungkinkan manusia mendapatkan kesempatan untuk kembali


bersekutu dengan Allah selamanya. Keselamatan dimungkinkan melalui anugerah khusus,
sehingga manusia dapat kembali kepada Allah sebagaimana manusia diciptakan.
Persamaan antara Penyataan Umum dan Penyataan Khusus adalah bahwa Allahlah yang menjadi
sumber Penyataan.
Perbedaannya adalah pada sasaran dan tujuannya.

Penyataan Khusus memiliki keterbatasan, yaitu:

i. Tidak dapat diresponi oleh mereka yang belum dilahirbarukan oleh Roh Kudus.
ii. Untuk menerima keselamatan yang Allah sediakan melalui Yesus Kristus, manusia
harus terlebih dahulu menerima keberadaan Allah sebagai Pencipta.
Kesimpulan

D. Pandangan yang salah tentang "Penyataan"


1. Pandangan Liberal/Neo-Liberal

Kaum Liberal memberikan penekanan yang sangat kuat pada Penyataan Umum, bahkan mereka
mengatakan bahwa hanya dengan Pernyataan Umum saja manusia sudah dapat dituntun kepada
keselamatan. Ciri utama pandangan Liberal adalah subjektivisme manusia, dan akal adalah
penentu kebenaran. Sedangkan yang menjadi dasar otoritas adalah hati nurani. Menurut mereka,
Alkitab hanyalah hasil akal manusia yang berisi pemikiran-pemikiran tentang Allah.
Pandangan ini diperjuangkan oleh orang-orang seperti Rudolf Bultman dan para pengikutnya
yang tidak memerhatikan kesejarahan peristiwa-peristiwa Alkitab. Satu-satunya aspek yang
penting adalah beritanya. Pandangan dari kelompok ini adalah kebenaran Alkitab bukan pada
semua katanya, tapi inti pesannya saja. Sebenarnya, Bultman berpegang bahwa untuk
mengetahui secara tepat kebenaran Alkitab, seseorang harus melakukan "demitologisasi" (hal-hal
yang bersifat mitos harus dibuang dan ditafsirkan hanya sejauh pengertian yang bisa dipahami
oleh manusia modern saja). Kristus dalam Perjanjian Baru hanya dilihat sebagai tokoh mitos
ketimbang sebagai tokoh historis. Mereka menganggap bahwa Alkitab perlu diterjemahkan
ulang, khususnya untuk hal-hal yang tidak dapat diterima secara "ilmiah", supaya beritanya dapat
diterima oleh manusia modern yang tidak lagi percaya pada hal-hal yang mistis.

2. Pandangan Neo-Ortodoks

Kaum Neo-Orthodoks percaya bahwa Allah-lah yang memprakarsai "Penyataan". Namun


demikian, mereka tidak memercayai otoritas Alkitab sebagai firman Allah. Alkitab hanyalah
saksi Firman, jadi bisa salah karena ditulis oleh manusia. Alkitab hanyalah dianggap sebagai
sarana untuk kita bisa bertemu dengan Kristus. Kebenaran mutlak Alkitab baru akan terjadi pada
saat Allah menyatakan Diri melalui firman-Nya secara adikodrati. Pengalaman adikodrati inilah
yang menjadi tolok ukur.

Pandangan ini dipelopori oleh Karl Barth dan aliran yang disebut hermenutika Neo-Ortodoks.
Menurut pandangan ini Alkitab "berisi firman Allah" tetapi Alkitab bukan benar-benar firman
Allah. Barth menolak semua Penyataan Umum dan berpegang bahwa satu-satunya penyataan
Allah yang benar adalah Kristus sendiri. Dengan kata lain, Allah tidak melengkapi ciptaan-Nya
dengan kebenaran (penyataan umum) atau bahwa Allah juga tidak menyampaikan kebenaran
melalui tulisan-tulisan para nabi (penyataan khusus).

Karl Barth beranggapan bahwa tidak pantas bagi Allah untuk menyampaikan Kristus yang
trasenden dengan cara yang rendah berupa proposisi logis. Jadi, menurut opini Barth, Alkitab
hanya mengandung kesaksian tentang Kristus, Alkitab tidak benar-benar merupakan perkataan-
perkataan Kristus. Ia percaya bahwa Allah berbicara kepada pribadi (secara mistik) saat orang
tersebut membaca firman-Nya. Jadi, keseluruhan pemahaman tentang kebenaran bersifat
subjektif. Pandangan ini juga menolak pentingnya berpegang secara mutlak pada kesejarahan
Alkitab. Yang dipentingkan adalah bagaimana ayat-ayat dalam Alkitab itu berbicara kepada
pembacanya. Jika tidak terjadi apa-apa maka Firman Tuhan itu belum menjadi Firman Tuhan.
Daftar Pustaka
Sihombing, Lotnatigor.1997 Penyataan Yesus Kristus Tuhan Kita, Sekolah Tinggi Theologia I-3
Batu

Eckart ,Roy. 1996.Menggali Ulang Yesus Sejarah, BPK Gunung Mulia


Berkhof ,Louis. 1996. Teologi Sistematika: Lembaga Reformed Injili Indonesia
Boyd, Frank M . 1981.pernytaan ALLAH. Malang Jatim Gandum MAS
2. Apa artinya pengakuan bahwa manusia adalah ciptaan Allah ???

Jawaban: Pada hari terakhir dari penciptaan, Allah berkata, Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita (Kejadian 1:26).

Dengan demikian, Allah mengakhiri pekerjaanNya dengan satu sentuhan pribadi. Allah membentuk
manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan nafasNya sendiri (Kejadian
2:7). Dengan demikian, manusia memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan-ciptaan lainnya, yaitu
memiliki bagian materi (tubuh) dan non-materi (jiwa/roh).

Memiliki gambar atau rupa Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti manusia dibuat
menyerupai Allah.

Adam tidak serupa dengan Allah dalam arti memiliki darah dan daging. Alkitab berkata bahwa Allah itu
Roh (Yohanes 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh. Namun, tubuh Adam
mencerminkan hidup Allah karena diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak tunduk
kepada kematian.

Gambar Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan manusia dari
binatang dan memampukan manusia mengemban kekuasaan, sebagaimana direncanakan Allah
(Kejadian 1:28), dan memampukan manusia berkomunikasi dengan PenciptaNya. Keserupaan ini
termasuk dalam hal mental, moral dan sosial.

Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak dengan kata lain,
manusia dapat menggunakan pikirannya dan bisa memilih. Ini adalah refleksi dari akal budi dan
kebebasan Allah.

Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati
simponi, menjumlahkan hitungan, atau menamai binatang peliharaan, dia menyatakan fakta bahwa ia
diciptakan menurut gambar Allah.

Secara moral, manusia diciptakan dalam kebenaran dan kepolosan yang sempurna, suatu refleksi dari
kesucian Allah. Allah melihat semua yang diciptakanNya (termasuk manusia) dan mengatakan, sangat
baik (Kejadian 1:31). Hati nurani kita atau kompas moral itu sisa dari keadaan yang asli itu.

Ketika seseorang menaati hukum, berbalik dari kejahatan, memuji kelakuan baik, atau merasa bersalah,
orang itu meneguhkan fakta bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Secara sosial, manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan ketritunggalan Allah dan
kasihNya. Di taman Eden, relasi manusia yang terutama itu dengan Allah (Kejadian 3:8 menyiratkan
persekutuan dengan Allah), dan Allah menciptakan perempuan pertama karena "tidak baik, kalau
manusia itu seorang diri saja (Kejadian 2:18).
Setiap kali seseorang menikah, berteman, memeluk anak kecil, mengikuti kebaktian, dia menyatakan
bahwa ia diciptakan menurut gambar Allah.

Karena diciptakan menurut gambar Allah, Adam memiliki kebebasan untuk memilih. Meskipun dia
diberikan pribadi yang suci, Adam memilih berdosa dan memberontak melawan PenciptaNya. Dengan
berbuat demikian, dia mencemarkan gambar Allah yang ada dalam diriNya, dan mewariskan keserupaan
yang rusak itu pada semua keturunannya, termasuk kita (Roma 5:12).

Saat ini, kita masih memiliki gambar Allah (Yakobus 3:9), namun harus menanggung bekas-bekas dosa.
Secara mental, moral, sosial dan fisik, kita memperlihatkan efek-efek dari dosa.

Kabar baiknya, ketika Allah menebus seseorang, Dia mulai memulihkan gambar Allah yang asli itu,
menciptakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan
kekudusan yang sesungguhnya (Efesus 4:24; lihat ula Kolose 3:10).
3. Pemahaman tentang eksistensi manusia menurut alkitab

Keberadaan manusia di atas bumi ini bukanlah muncul dengan sendirinya atau hasil proses
evolusi dari binatang. Dengan tegas Alkitab mengatakan bahwa Tuhan sendirilah yang
menciptakannya.

Berfirmanlah Tuhan: Baiklah Kita menjadikan manusia maka Allah menciptakan manusia
itu . [Kejadian 1:26, 27]

Yesus berkata, Sebab pada awal dunia, Tuhan menjadikan mereka laki-laki dan perempuan.
[Markus 10:6]

Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh rangkaian
penciptaan yang ada. Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan
diciptakan-Nya dia; itulah hari keenam. [Kejadian 1:26-31]

Apa artinya manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah? Diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah berarti adanya unsur-unsur tertentu yang Allah ciptakan di dalam diri manusia
yang menyebabkan manusia itu menjadi makhuk mulia melebihi ciptaan Allah lainnya. Unsur-
unsur tertentu tersebut misalnya adalah pikiran, spiritualitas dan lain-lain yang menyebabkan
manusia bisa berpikir, memiliki hikmat, mengasihi, bersekutu dengan Tuhan dan lain-lain.
Namun demikian, walaupun manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, perlu diingat
bahwa terdapat perbedaan kualitas antara ciptaan dan Penciptanya. Bagaimanakah manusia
pertama itu diciptakan? Ia diciptakan dari tanah, lalu Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam
hidung. Kejadian 2:7 menyatakan: Kemudian Tuhan Allah mengambil sedikit tanah,
membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan nafas yang memberikan hidup
ke dalam lobang hidungnya.

Manusia pertama yang diciptakan-Nya itu bernama Adam. Setelah menciptakan Adam, Tuhan
memandang tidak baik jika Adam sendirian, maka diciptakan-Nya-lah seorang penolong yang
sepadan dengan Adam. Bagaimana penolong Adam itu diciptakan? Ketika Tuhan membuat
Adam tidur nyenyak. Tuhan mengambil salah satu dari rusuk Adam, kemudian menutup tempat
itu dengan daging. Dari rusuk Adam itulah dibangun Allah seorang perempuan. Ia bernama
Hawa. Kejadian 2:18-22; 3:20. Demikianlah kisah Tuhan menciptakan manusia.
4. tujuan Allah menciprtakan alam semesta

Bumi adalah tempat tinggal manusia. Setelah menciptakan para malaikat untuk tinggal di
surga, Allah membuat manusia untuk menikmati kehidupan di bumi. (Ayub 38:4, 7)
Demikianlah, Yehuwa menempatkan manusia pertama dalam suatu firdaus yang menyenangkan
yang disebut Taman Eden. Allah memberi dia serta keturunannya kelak prospek kehidupan yang
tidak berkesudahan di atas bumi. (Kejadian 2:15-17; Mazmur 115:16.)

Taman Eden adalah wilayah yang sangat kecil di bumi. Pasangan manusia pertama,

Adam dan Hawa, akan memiliki anak-anak. Seraya keluarga manusia bertambah besar,
mereka harus menggarap bumi dan menjadikannya suatu firdaus. (Kejadian 1:28) Bumi tidak
akan pernah binasa. ( Mazmur 104:5.)
5. Perbandingan sikap manusia terhadap lingkungan alam menurut iman Kristen dan
manusia modern

A. Pandangan Agama Kristen (Teosentris)


Pandangan agama Kristen berbeda dengan pandangan materialisme dan panteisme.
Pandangan Kristen mengenai alam atau lingkungan bersumber pada Alkitab yang secara jelas
mengatakan bahwa alam semesta secara fisik ini baik dan bahwa alam semesta ini
merefleksikan kemuliaan Pencipta-Nya (Mzm. 19:1 dan 1 Tim. 4:4).
Pandangan agama Kristen tentang alam atau lingkungan adalah:

1. Dunia (alam) adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan dunia ini dari tidak ada (ex nihilo),
tetapi alam semesta memiliki satu permulaan (Kej. 1:1)
2. Dunia (alam) ini adalah milik Allah. Tuhanlah yang empunya bumi dan segala isinya
(Mzm. 24:1). Allah menjadikan bumi, dan Dia memilikinya. Allah adalah pemilik taman, dan
manusia adalah penjaganya. Tuhan berkata kepada Ayub, Apa yang ada di seluruh kolong
langit, adaah kepunyaan-Ku (Ayb. 41:2). Allah menyatakan sebab punya-Kulah dunia dan
segala isinya (Mzm. 50:10, 12).
3. Dunia (alam) adalah satu refleksi dari Allah. Ciptaan merefleksikan kemuliaan
Penciptanya. Alam merupakan refleksi dari Allah. Allah dimana-mana nyata; Dia ada di
dalam terang dan kegelapan, di daratan dan di lautan, di ketinggian dan di kedalaman (Mzm.
139:7-12; bdk Roma 1:20).
4. Alam ditopang dan diselenggarakan oleh Allah. Allah tidak hanya menciptakan dunia
tetapi Allah juga menopangnya dan menyelenggarakannya (Ibr. 1:3; Kol. 1:7; Mzm. 104:10-
14)
5. Alam berada di bawah kovenan Allah. Setelah peristiwa air bah, Allah membuat satu
perjanjian dengan semua makhluk yan ghidup (Kej. 9:12). Allah sebagai pemilik segala yang
hidup telah membuat satu perjanjian dengan umat manuusia untuk tidak lagi menghancurkan
mereka dengan air bah.
6. Manusia adalah penjaga alam. Allah adalah Pencipta dan pemilik bumi, sedangkan
manusia adalah pemeliharanya (Kej. 1:28 bdk. Kej. 2:15).
B. pandangan masyarakat modern (Antroposentris)
Sikap manusia modern :

1) pendekatan manusia modern terhadap alam dapat di sebut teknokratis (dari kata yunani tekne
yaitu keterampilan dan krattein yaitu menguasai)
2) manusia sekedar menguasai alam. Alam sekedarsaran untuk memenuhi kebutuhan manusia.
3) Bahwa alam mempunya nila pada dirinya sendiri (bukan semata-mata nilai ekonomis) oleh
karenanya perlu di pelihara tida termasuk dalam wawasan tekokratis.
4) Dan ada 4 sikap buruk manusia modern :

a) Pendekatan monokausal :
Manusia hanya mementingkan kepentingan sendiri,tidak peduli kepentingan alam.

b) Sikap egois :
Sikap merampas dan membuang. Alam di bongkar untuk di ambil apa saja yang di
butuhkan dan di jadikan tempat untuk membuang apa saja yang sudah tidak di butuhkan.
c) Sikap serakah :
Selalu ingin lebih dan tidak pernah merasa cukup.
d) Sikap arogan (sombong)
Mengagungkan diri karena bisa membuat segala sesuatu

Anda mungkin juga menyukai