Anda di halaman 1dari 12

“Pernyataan Umum dan Khusus”

Pernyatanaan khusus merupakan suatu pernyataan di mana seseorang membicarakan hal-hal yang sangat
privasi secara face to face, sedangkan pernyataan umum adalah suatu pernyataan dimana hal-hal yang
ingin kita bicarakan di hadapan orang banyak.

1. Hal-hal yang perlu diketahui dalam Penyataan Umum:

a. Sumber Penyataan Umum adalah Allah.


b. Sasarannya adalah semua orang, umum (Matius 5:45; Kisah Para Rasul 14:17; Mazmur 19:2).
c. Sarananya adalah dengan cara-cara universal, yaitu melalui alam, sejarah, dan hati nurani manusia
(Mazmur 19:4-7; Roma 2:14-15).
d. Tujuannya adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah, kuasa-Nya dalam alam semesta,
keunggulan-Nya, keahlian-Nya, penentuan-Nya dalam mengendalikan alam semesta, kebaikan-
Nya, kecerdasan-Nya, dan keberadaan-Nya yang hidup (Mazmur 19:2; Roma 1:20; Kisah Para
Rasul 14:17; 17:29; Matius 5:45).

Penyataan umum memikili keterbatasan, yaitu:

 Hanya membuat manusia menyadari akan keberadaan Allah, tetapi tidak cukup membawa
manusia kepada pengenalan yang benar dan penuh tentang Allah.
 Hanya dapat membawa manusia untuk berseru dan memuji Allah, tetapi tidak cukup untuk
membawa mereka kepada keselamatan.
 Hanya memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat Allah, tetapi tidak memberikan pengetahuan
bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan yang disediakan Allah.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyataan Khusus:


 Sumber Penyataan Khusus adalah Allah
 Sasarannya adalah orang-orang pilihan-Nya yang percaya.
 Sarananya adalah melalui Yesus Kristus dan firman-Nya yang tertulis dalam Alkitab, yang sudah
diberikan melalui saluran-saluran:

a. Undi (Amsal 16:33; Kisah Para Rasul 1:21-26).


b. Urim dan Tumim (Keluaran 28:30; Bilangan 27:21)
c. Mimpi (Kejadian 20:3, 31:24)
d. Penglihatan (Yesaya 1:1; 6:1; Yehezkiel 1:3)
e. Teofani (penempatan Allah dalam wujud manusia) (Kejadian 16:7-14)
f. Malaikat (Daniel 9:20-21; Lukas 2:10-11; Wahyu 1:1)
g. Nabi-nabi (2 Samuel 23:2)
h. Peristiwa-peristiwa (Yehezkiel 25:7; Yohanes 1:14)
i. Mukjizat-mukjizat (Yesaya 9:5; Wahyu 21:5)

Pernyataan khusus ataupun umum tidak hanya kita lakukan dengan memberikan pernyataan di hadapan
orang banyak maupun secara face to face, tetapi juga dapat kita lakukan dengan allah dimana pernyataan
yang ingin kita bicaraakan dengan allah merupakan hal-hal yang sangat penting. Contohnya ketika kita
berbuat dosa kita harus melakukan pernyataan dengan allah bagaimana caranya agar dosa yang kita buat
tidak terulang ke-dua kalinya. Beberapa pernyataan juga dapat kita buat dengan teman, sahabat, guru,
maupun orang tua.

Pola Penyataan Allah kepada manusia yaitu melalui Penyataan umum dan Penyataan khusus. Pola
Penyataan umum bersumber dari Allah melalui sarana alam dan diri manusia sendiri. Isi dari Penyataan
umum yaitu pertama-tama adanya Allah dengan sifat-sifat Allah dan kedua yaitu tuntutan serta kehendak
Allah. Pada mulanya penyataan di dalam makhluk cukup bagi manusia. Manusia dapat mengenal Tuhan
dan mengetahui jalan untuk melayani Tuhan. Namun, dosa merusakkan segala sesuatu. Dunia di dalam
dan di luar manusia pun rusak juga. Manusia dijatuhi hukuman oleh Tuhan dan oleh karena manusia
segala makhluk jatuh ke dalam hukuman. Segala Penyataan Umum rusak. Tetapi hal ini tak berarti bahwa
Penyataan Umum lenyap sama sekali. Sekarang pun Penyataan-penyataan itu masih ada, yaitu Tuhan
masih memelihara alam semesta. Tujuan dari Penyataan Umum adalah untuk menyatakan kemuliaan
Allah, kuasaNya dalam alam semesta, keunggulanNya, keahlianNya, penentuNya dalam mengendalikan
alam semesta.

Penyataan Umum tidak dapat dimengerti secara penuh tanpa Penyataan Khusus. Orang-orang Babel,
Mesir, dan Roma melihat alam yang sama dengan yang dilihat orang Islam, Hindu, Buddha, dan agama
lainnya sekarang ini. Tapi pesan yang diterima berbeda. Tanpa Penyataan Khusus kita tidak akan tahu
bagaimana menginterpretasikan Penyataan Umum.

Dengan adanya Penyataan Khusus maka kita dapat melihat dengan jelas karya keselamatan Allah. Seperti
yang dikatakan Nico Syukur Dister bahwa untuk mengenal Allah lebih sempurna, manusia memerlukan
pewahyuan diri Allah yang lebih lanjut, yaitu Penyataan khusus dari Allah melalui karyaNya sebagai
Penyelamat dan Penebus (Nico, 2007, p.78). Penyataan ini disebut khusus, karena hanya diperuntukkan
bagi orang-orang yang beriman saja. Penyataan Khusus diberikan Allah dengan cara penampakan-
penampakan dari yang ilahi (Theofani), komunikasi supra-natural, dan mujizat.

Dalam Kitab Suci Allah digambarkan menggunakan cara yang dapat didengar, dilihat, dan menggunakan
alat-alat indera lainnya untuk berkomunikasi, sehingga manusia mendengarNya, melihatNya, atau
merasakan gempa bumi saat kehadiranNya. Tujuan dari Penyataan Khusus dalam waktu dekat adalah
terdapat dalam Roma 11:36 yaitu, segala sesuatu dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya. Dan Tujuan akhir dari Penyataan Khusus yaitu pembaharuan orang
berdosa secara lengkap, sehingga manusia yang diperbaharui dapat melihat kebajikan dan kesempurnaan
Allah.

Penyataan Khusus merupakan kelengkapan Alkitab sebagai Penyataan Allah. Artinya adalah bahwa
Alkitab mengandung semua penyataan-penyataan Allah yang diperlukan sebagai standar iman. Dengan
demikian, tidak ada suatu kebenaran yang dibebankan kepada hati nurani manusia untuk dapat mengerti.
Yang mana Alkitab tidak secara langsung ataupun secara tersirat menyatakanNya. Dan ini berarti tidak
memberikan peluang bagi tradisi lisan dan tertulis, ketetapan-ketetapan gereja, atau resolusi yang
dihasilkan oleh suatu konvensi, yang dapat dan boleh berdiri setingkat dengan Alkitab. Umat Allah hanya
terikat oleh Alkitab sebagai Penyataan Allah.

Yang paling penting dalam pengungkapan diri Allah adalah Firman-Nya, Alkitab, yang juga adalah
wujud dari Penyataan Khusus. Allah secara ajaib menuntun para penulis alkitab untuk mencatat berita-
Nya secara tepat sambil tetap mempertahankan gaya dan kepribadian dari para manusia penulisnya.

Allah menentukan untuk memberikan catatan tertulis mengenai keberadaan-Nya karena Dia mengetahui
ketidaktepatan dan tidak dapat disandarnya tradisi lisan. Dia juga mengerti bahwa mimpi-mimpi dan
penglihatan-penglihatan manusia dapat disalahtafsirkan dan apa yang diingat dapat berubah. Allah
memutuskan untuk mengungkapkan segala yang manusia perlu tahu tentang Dia, apa yang diinginkan-
Nya, dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita di dalam Alkitab. Dan Dia sudah berjanji untuk
memelihara dan mempertahankannya sepanjang masa.
“Pandangan Tentang Pengilhaman Alkitab”

Istilah “kanon” digunakan untuk menggabrakan kitab-kitab yang diilhami. Istilah ini berasaldari kata
yunani kavov,kanon, yang berasal dari kata ibrani kaneh, yang berarti “buluh atau tongkat pengukur”.jadi,
istilah “kanon” atau “kanonis” berarti menunjukan suatu standar dengan apa kitab-kitab itu diukur untuk
menentukan apakah kitab-kitab itu diilhami atau tidak. Perlu dicatat bahwa konsili keagamaan
tidakmemilikikuasa untuk menyebabkan kitab-kitab itu diilhami, namun secara sederhana hanya
mengenal apa yang allah ilhami ketika kitab-kitab itu ditulis.

Dalam konteks Kitab Suci, kata ilham/inspirasi berarti “dinafaskan oleh Allah.” Pengilhaman memberi
tahu kita bahwa Alkitab benar-benar Firman Allah, dan dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, ini
membuat Alkitab menjadi kitab yang unik. Alkitab bukan hanya mengklaim sebagai sesuatu yang
diilhamkan oleh Allah, namun juga mampu mengubah kita dan membuat kita ”sempurna,” diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik. Sekalipun ada pendapat yang berbeda-beda mengenai sampai taraf apa
Alkitab diilhamkan, tidak ada keraguan bahwa Alkitab sendiri mengklaim bahwa setiap kata, dalam setiap
bagian Alkitab, Pandangan semacam ini sering disebut sebagai inspirasi secara ”verbal dan menyeluruh”
(verbal plenary inspiration). Pandangan ini menganggap pengilhaman itu untuk semua kata (inspirasi
verbal), bukan hanya konsep atau ide. Yang diilhamkan adalah seluruh bagian dan topik Alkitab (inspirasi
secara menyeluruh). Ada orang-orang yang percaya bahwa hanya sebagian dari Alkitab yang diilhamkan,
atau hanya pemikiran-pemikiran atau konsep-konsep yang berhubungan dengan agama yang
diinspirasikan; namun pandangan serupa ini tidak sesuai dengan apa yang diklaim oleh Alkitab sendiri.
Pengilhaman secara verbal dan menyeluruh adalah karakteristik penting dari Fiman Tuhan.

Cakupan dari pengilhaman dapat dilihat dengan jelas dalam 2 Timotius 3:16-17, “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan
Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”

Ayat yang berbicara mengenai pengilhaman Alkitab adalah 2 Petrus 1:21. Ayat ini memberi tahu kita
bahwa “Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-
orang berbicara atas nama Allah.”
Ada pun pandangan pengilhaman alkitab menurut Calvinisme dan Dr.Harun Hadiwijono

1. Calvinisme

Alkitab adalah firman Allah dan merupakan otoritas final terhadap kepercayaan dan perbuatan Kristen.
Roh Kudus dalam cara-Nya yang khusus dan penuh misteri menyatakan kehendak dan karya Allah dan
membimbing (Ingg: guided) para penulis dalam penulisan mereka.

Alkitab menyatakan Allah dan rencana-Nya pada kita namun Alkitab juga tetap memiliki misteri
keberadaan ilahi yang tidak dapat dijangkau pemikiran manusia .

Alkitab adalah firman Allah karena pencerahan Roh Kudus sebagai kesaksian internal. Jadi bukan karena
logika, sejarah atau argumentasi lainnya. Bukti paling tinggi bagi Alkitab pada umumnya terpancar dari
diri Allah yang berbicara dalam Alkitab itu, yakni pada kesaksian Roh Kudus yang tersembunyi.
Kesaksian Roh Kudus lebih unggul dari alasan logis manapun juga, sebagaimana Allah sendiri sudah
cukup memberi kesaksian tentang diri-Nya di dalam firman-Nya.

2. Dr. Harun Hadiwijono

Dr. Harun membagi penyataan dalam dua kategori yakni penyataan yang tidak langsung dan yang
langsung. Penyataan tidak langsung adalah penyataan Allah yang diberikan dengan karya-Nya di dalam
alam semesta dan di dalam karya pemeliharaan-Nya atau di dalam sejarah. Sedangkan penyataan
langsung atau puncak penyataan Allah adalah Tuhan Yesus Kristus, yakni Firman yang telah menjadi
manusia.

Alkitab adalah hasil penulisan manusia yang bersaksi. Yang menjadikan Kitab suci berdaulat bukan
sifatnya yang ilahi, melainkan karena Kitab suci berisi kesaksian akan karya penyelamatan Kristus,
Firman Allah yang sejati. Di dalam Alkitab manusia bersaksi tentang karya penyelamatan Allah yang
dilakukan dalam Kristus, tetapi di dalam segala usaha manusia itu Roh Kudus bersaksi tentang Kristus.
Alkitab oleh karenanya adalah alat Roh Kudus untuk menyaksikan karya penyelamatan Kristus. Baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah kesaksian tentang karya penyelamatan Allah yang
dilakukan dalam Kristus.

Kitab suci sebagai kitab, sebagai buku memang terikat kepada waktu dan tempat akan tetapi itu tidak
berarti bahwa Kristus, Firman Allah yang sejati terikat kepada waktu dan tempat. Alkitab sebagai kitab
kesaksian tentang penyataan atau wahyu ilahi yang ditulis oleh orang-orang yang terikat pada tempat dan
zaman ketika mereka memberikan kesaksian itu, maka Alkitab terikat juga kepada bahasa, tata cara dan
lain sebagainya dari orang-orang yang bersaksi.
Demikianlah orang-orang yang menyaksikan bagaimana Tuhan Allah memperkenalkan kasih-Nya kepada
mereka, diwajibkan meneruskan berita tentang karya Tuhan Allah itu kepada orang lain serta kepada
keturunan berikutnya. Pembukuan penyataan Tuhan Allah itu menjadikan kita, orang-orang yang hidup
setelah zaman Tuhan Yesus dapat bersekutu dengan Tuhan Allah. Pandangan yang benar terhadap Allah
akan menuntun pada pandangan yang benar terhadap FirmanNya. Karena Allah itu Maha Kuasa, Maha
Tahu, dan sepenuhnya sempurna, FirmanNya memiliki karakteristik yang sama.
Ayat-ayat yang sama yang menegakkan pengilhaman Alkitab juga meneguhkan bahwa Alkitab tidak ada
kekeliruan di dalamnya dan memiliki otoritas. Tanpa ragu, Alkitab sesuai dengan yang diklaim – tanpa
bisa disangkal, Firman Tuhan yang berotoritas yang ditujukan kepada manusia.

Perbandingan

Dalam uraian mengenai penyataan Allah pada manusia Dr. Harun kurang menekankan Alkitab sebagai
penyataan Allah yang khusus, yang dapat membawa manusia pada keselamatan. Hal ini membedakannya
dari semangat dan dasar teologi Reformed yang sangat menjunjung tinggi Alkitab.Demikian juga secara
khusus membedakannya dengan Calvinisme yang menekankan Sola Scriptura. Memang Dr. Harun tidak
sama persis dengan teolog Neo-Ortodoks seperti Karl Barth yang begitu menegaskan Yesus Kristus
sebagai jantung revelasi hingga menolak semua keberadaan penyataan apapun di luar Kristus Namun dia
sangat menekankan Yesus Kristus sebagai penyataan langsung Allah sehingga secara tidak langsung
menyisihkan nilai kepentingan Alkitab yang merupakan penyataan Allah yang ilahi. Secara sekilas
pandangan tentang pengilhaman Alkitab antara Calvinisme dan Dr. Harun tidak berbeda, namun
keduanya memberi tekanan yang berbeda. Keduanya memandang pengilhaman dan penulisan Alkitab
adalah hasil 'kerja sama' Roh Kudus dan para penulis. Namun Calvinisme lebih menekankan peranan Roh
Kudus sebagai yang utama sedangkan Dr. Harun sebaliknya seperti yang ternyata dalam contoh-contoh
kutipan berikut ini: Apakah pada waktu itu Paulus hanya berfungsi sebagai medium, yang kosong, yang
kemudian diisi dengan Roh Kudus dan Roh Kudus inilah yang berbicara melalui mulut Paulus? Kami kira
tidak. Pada waktu itu Paulus bersaksi sendiri. Sekalipun demikian sekalipun semua kata-kata yang
diucapkannya itu adalah kata-kata manusia, kesaksian manusia namun dapat dikatakan juga bahwa Roh
Kudus turut bersaksi di dalam kesaksian Paulus itu. Sebab Roh Kudus menurut Alkitab, bersaksi dengan
perantaraan kesaksian manusia. Sekalipun segala kesaksiannya itu adalah hasil pekerjaannya sendiri, akan
tetapi para rasul yakin bahwa Roh Kudus ada di belakangnya. Sekalipun demikian, tidak semua kata-kata
Paulus yang telah diucapkan demi kepentingan jemaat itu adalah firman Tuhan. Sebab rasul Paulus dapat
dengan jelas membedakan pikirannya sendiri dengan pikiran Tuhannya (1Kor 7:6,7).

Dr. Harun sangat menekankan bahwa Alkitab merupakan kesaksian manusia akan karya penyelamatan
Kristus. Penekanan sedemikian dapat mengakibatkan dampak lebih jauh yang menyimpang dari
Calvinisme. Ajaran Calvin meyakini bahwa Alkitab bukan sekedar catatan yang dibuat manusia untuk
menyaksikan tentang Tuhan Yesus Kristus. Alkitab adalah wahyu Allah yang tertulis, yang dipilih Allah
(bukan semata-mata hasil karya otak manusia) untuk menyaksikan tentang karya penyelamatan-Nya
dalam Tuhan Yesus Kristus dan kehendak Allah atas manusia dalam hubungan dengan karya
penyelamatan tersebut. Konsep bahwa Alkitab hanyalah catatan kesaksian dapat mengarah pada
pemikiran bahwa keabsahan Alkitab bergantung pada pengalaman pribadi pembaca ketika percaya dan
memperoleh 'persekutuan dengan Allah Bapa di dalam Kristus'. Hal ini tersirat dalam kutipan sebagai
berikut; Sekarang Yohanes menyaksikan penyataan Allah di dalam Kristus itu kepada mereka yang
dikirimi suratnya. Jika mereka percaya kepada kesaksian Yohanes itu, mereka tidak menganggap
Yohanes sebagai penipu. Percaya kepada kesaksian Yohanes sebagai kesaksian yang benar berarti, bahwa
mereka percaya kepada Yesus Kristus sebagai penyataan Tuhan Allah. Demikianlah penyaksian
penyataan Tuhan Allah tadi menjadikan orang lain dapat bersekutu dengan Tuhan Allah sendiri.
Pandangan sedemikian mendekati pemikiran Karl Barth khususnya tentang Alkitab, seperti yang ternyata
dalam kutipan sebagai berikut;

The word is God's communication to humans; his self-disclosure in Jesus Christ. It is a human document
and becomes the Word only as the Holy Spirit testifies to it; thus use of higher and lower criticism is
permissible and necerssary. Further if Scripture has authority only as it witnesses to the Word, then it has
no authority in and of itself.

Bandingkan dengan beberapa kutipan tulisan Dr. Harun berikut ini: Firman Tuhan Allah adalah alat
komunikasi Tuhan Allah dengan manusia. Di dalam PB ada gagasan baru, yaitu bahwa penyataan atau
perkenalan Tuhan Allah yang dengan FirmanNya itu diwujudkan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Alkitab adalah alat Roh Kudus untuk menyaksikan karya penyelamatan Kristus ... Maka Alkitab tidak
boleh dipisahkan dari isinya (yaitu keselamatan di dalam Kristus) dan dari tabiatnya sebagai kesaksian
tentang Kristus Yesus.

Kemiripan pandangan ini mengandaikan penyimpangan yang sama yang telah dilakukan Karl Barth.
Barth meyakini Alkitab dengan jelas menyaksikan bahwa manifestasi yang paling mulia dari
penyingkapan Firman adalah dalam diri Tuhan Yesus Kristus sendiri (Yoh 1:1,14 ;Ibr 1:2 Wah 19:13).
Jadi meskipun Barth juga mengatakan bahwa Alkitab adalah Penyataan Allah yang tertulis, maka
pengertian implisitnya adalah sekunder, karena baginya seluruh Alkitab hanyalah catatan yang
menunjukkan dan menyaksikan tentang Yesus Kristus. Selanjutnya demi mendapat pengertian yang
hakiki dari kesaksian dalam Alkitab maka usaha penafsiran Alkitab mutlak sangat penting, seperti
dinyatakan dalam kutipan berikut ini;Kesaksian manusia tentang karya penyelamatan Kristus adalah
kesaksian Roh Kudus, dengan syarat, jikalau kesaksian itu adalah benar, tidak menyimpang dari
kenyataannya. Bagi kita yang hidup pada zaman sekarang ini hal itu berarti, bahwa tafsiran yang benar
adalah hal yang menentukan. Bukan segala uraian yang diambil dari Alkitab adalah firman Tuhan. Uraian
itu adalah firman Tuhan jika meneruskan kerygma atau berita yang benar dari Alkitab.Usaha penafsiran
ini sedemikian penting karena menentukan nilai firman Tuhan dalam Alkitab bagi pembaca. Dan dari
pemikiran ini secara tersirat hendak dikatakan bahwa Alkitab tidak selalu merupakan firman Allah karena
bergantung pada syarat tertentu misalnya tafsiran yang benar. Sampai di sini kita berhadapan dengan hal
yang sangat prinsipil dalam Calvinisme atau teologi Reformed. Apakah Alkitab adalah firman Allah
ataukah hanya berisi firman Allah.

Sangatlah dini untuk menggolongkan bibliologi Dr. Harun sebagai doktrin yang mengarah pada
kelompok Neo ortodoks. Uraian singkat dalam artikel ini tidak cukup valid untuk itu,dan juga dalam
beberapa segi Dr. Harun berbeda pandangan dengan Barth sebagai tokoh Neo ortodoks. Namun pada
khirnya terlihat bahwa bibliologi Dr. Harun berbeda dengan Calvinisme, walaupun hal ini tidak jelas
tampak tersurat. Hal ini disebabkan pemakaian istilah yang sama namun seringkali berbeda definisi dan
arti atau konotasinya.
“Sifat Alkitab”

Sifat alkitab menceritakan tentang hal-hal apa saja yang terjadi di dunia ini di mana apa yang tertulis di
dalam alkitab merupakan gambaran-gambaran atau hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. Dan juga di dalam alkitab terdapat banyak ciri khas dari Allah yang Esa dan benar, khususnya
sifat-sifat moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi, sifat-sifat Allah semua
berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di dalam diri kita. Misalnya, sekalipun baik Allah
maupun manusia memiliki kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi
sampai ke taraf dan intensitas kasih Allah. Selain itu, harus ditekankan bahwa kemampuan kita untuk
mengamalkan sifat ini terkait dengan penciptaan kita menurut gambar Allah; dengan kata lain, kita seperti
Allah, bukan Allah seperti kita.

Allah itu baik. Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik adanya, suatu perluasan dari sifat
Allah sendiri. Allah tetap baik kepada ciptaan-Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya;
Allah bahkan memelihara orang fasik. Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-
Nya di dalam kebenaran.

Allah itu kasih. Kasih-Nya adalah kasih yang tidak mementingkan diri sehingga merangkul seluruh
dunia dari umat manusia berdosa. Ungkapan utama dari kasih tersebut ialah pengutusan Anak-Nya yang
tunggal Yesus untuk mati karena orang berdosa. Lagi pula, Allah memiliki kasih keluarga yang khusus
bagi mereka yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya.

Allah itu Penyayang dan pengasih; Ia tidak memusnahkan umat manusia seperti yang patut kita terima
karena dosa kita, tetapi menawarkan pengampunan sebagai karunia yang cuma-cuma untuk diterima
melalui iman kepada Yesus Kristus.

Allah itu Berbelaskasihan. Berbelaskasihan berarti ikut merasa sedih karena penderitaan orang lain,
disertai keinginan untuk menolong. Karena mengasihani umat manusia, Allah menyediakan
pengampunan dan keselamatan; demikian pula, Yesus, Anak Allah menunjukkan belas kasihan bagi
orang banyak ketika menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tahanan dan sembuhnya penglihatan bagi yang buta serta membebaskan yang
tertindas.

Allah itu Sabar dan Lamban Marah. Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden
setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan umat manusia sebagaimana hak-
Nya. Allah juga sabar pada zaman Nuh ketika bahtera itu sedang dibangun. Dan Allah masih sabar
dengan umat manusia yang berdosa; sekarang ini Ia tidak menghakimi untuk membinasakan dunia,
karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat.

Allah adalah Kebenaran. Yesus menyebut diri-Nya sendiri (yunani “aletheia”), dan Roh Kudus dikenal
sebagai "Roh Kebenaran". Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu
yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran. Selaras dengan fakta
ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan kebohongan atau dusta dalam
bentuk apa pun.

Allah itu Setia; Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-Nya dalam Firman-Nya,
melaksanakan semua janji dan peringatan-Nya. Kesetiaan Allah seharusnya mendatangkan hiburan yang
tak terkatakan kepada orang percaya dan ketakutan besar akan hukuman atas semua orang yang tidak
bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus.

Akhirnya, allah itu adil; bersifat adil berarti bahwa Allah menopang tatanan moral semesta alam, dan
dalam perlakuan-Nya terhadap umat manusia Ia bersikap benar dan tidak berdosa. Tekad Allah untuk
menghukum orang berdosa dengan maut bersumber pada keadilan-Nya; Ia marah terhadap dosa karena Ia
mengasihi kebenaran. Dia menyatakan murka-Nya terhadap segala bentuk kefasikan, khususnya
penyembahan berhala, ketidakpercayaan, dan perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia. Yesus
Kristus, yang juga disebut sebagai "Orang Benar" juga mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan.

Perhatikan bahwa keadilan Allah tidak bertentangan dengan kasih-Nya. Sebaliknya, untuk memuaskan
keadilan-Nyalah Dia mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya dan sebagai korban-Nya
karena dosa demi kita, supaya memperdamaikan kita dengan diri-Nya sendiri. Penyataan Allah yang
terakhir akan Diri-Nya ialah Yesus Kristus; dengan kata lain, jikalau kita ingin sepenuhnya mengerti
kepribadian Allah, kita harus memandang kepada Kristus, sebab dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan
ke-Allahan.

Baik sifat dan perbuatan yang manusiawi maupun yang ilahi dapat dilakukan oleh Sang Allah-manusia
tanpa kecuali. Demikianlah berbagai sifat dan ciri khas manusia dihubungkan dengan Kristus di bawah
gelar -gelar yang ilahi, "Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi" (Lukas
1:32); "mereka tidak akan menyalibkan Tuhan yang mulia" (1 Korintus 2:8); "jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Kisah 20:28). Dari ayat-ayat tersebut kita melihat bahwa
Allah telah lahir dan Allah telah mati.

Ada juga ayat-ayat yang menyebut berbagai ciri khas dan sifat ilahi serta menghubungkannya dengan
Kristus di bawah nama-nama manusiawi-Nya, "Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia"
(Yohanes 3:13); "dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
sebelumnya berada?" (Yohanes 6:62); "Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas
segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya" (Roma 9:5); Kristus yang mati
itu adalah Kristus yang "memenuhi semua dan segala sesuatu" (Efesus 1:23; bandingkan Matius 28:20);
Dialah yang telah ditentukan oleh Allah untuk menghakimi dunia (Kisah 17:31; bandingkan Matius
25:31, 32).
Daftar pustaka

Oeniyati,2005, pernyataan Allah,(online)(http://www.pesta.org/dal_pel02 diakses 20 september 2015)

Acep,pernyataan umum dan khusus,(online)( http://onogauko.weebly.com/penyataan-umum-dan-penyataan-


khusus.html diakses 20 september 2015)

Yayasan Lembaga Sabda (YLSA),2005,pandangan tentang


alkitab,(online)(http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=553&res=jpz diakses 20 september 2015)

Setiadarma,bibliology – theologia tentang alkitab,(online)(https://biblemore.wordpress.com/bibliology/ diakses


21 september 2015)

sifat alitab

BP,2007,sifat – sifat khas alkitab,(online)(http://www.sarapanpagi.org/sifat-sifat-khas-allah-vt1224.html diakses


22 september 2015)

Gunawan,2012,kemanusiaan dan keahlian


kristus,(online)(http://artikel.sabda.org/kemanusiaan_dan_keilahian_kristus diakses 21 september 2015)

Anda mungkin juga menyukai