PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni
penyerapan obat dari tempat pemberiannya menembus membran biologis,
masuk ke sirkulasi darah sistemik. Proses ini merupakan pintu pertama yang
harus dilewati obat agar obat memberikan efeknya ke tubuh. Cara
pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya obat
terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat
berefek. Begitu pun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses
absorpsi obat. Tergantung di mana obat diabsorpsi/tempat absorpsi obat,
maka dengan menganalisis makanan/minuman yang masuk bersama obat,
maka kita akan mudah memprediksi pengaruh keduanya kepada cepat
lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
interaksi obat. Pengaruh makanan terhadap kerja obat masih sangat kurang.
Karena itu, pada banyak bahan obat masih belum jelas bagaimana pengaruh
pemberian makanan pada saat yang sama pada kinetika obat. Pada sejumlah
senyawa makanan menyebabkan peningkatan, penundaan, dan penurunan
absorbsi obat (Mutschler, 1999). Makanan dapat berikatan dengan obat,
sehingga mengakibatkan absorbsi obat berkurang atau lebih lambat.
Kehadiran makanan dalam saluran usus, sebagai situs penyerapan
utama, sangat mempengaruhi penyerapan obat. Makanan dapat
meningkatkan atau menurunkan keasaman, sekresi pencernaan, dan
motilitas usus. Efek tersebut secara langsung menentukan apakah obat akan
mudah hancur, seberapa lama tinggal di usus, apakah obat akan menjadi
kristal, apakah obat tidak akan diserap sama sekali, dan perubahan teknis
lainnya (Stanfield dan Hui, 2010).
Pemberian obat-obatan dengan makanan adalah praktek umum untuk
mengurangi efek samping gastrointestinal, tetapi praktik ini juga dapat
mengakibatkan berkurangnya, tertundanya, atau berubahnya kerja obat.
Menggunakan makanan sebagai ‘alat’ untuk untuk menyamarkan rasa pahit
(biasa dilakukan oleh anak) juga dapat mempengaruhi aksi obat jika
makanan mengubah pH atau chelate obat. Obat-obatan oral dipengaruhi oleh
makanan di saluran pencernaan, pH lambung dan usus kecil, dan motilitas
(kontraksi atau gerakan) saluran pencernaan (Stanfield dan Hui, 2010).
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan obat dan interaksi antara makanan.
2. Untuk mengetahu aspek farmakologis dan nutrisi.
3. Untuk mengetahu interaksi nutrien-obat dan obat-nutrien
Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat : Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
diterjemahkan oleh Widianto, M.B., dan Ranti, A.S., Edisi Kelima, Penerbit ITB,
Bandung.
Stanfield, P and Hui, Y.H. (2010). Nutrition and Diet Therapy Self-Instructional
Approaches, Jones and Bartlett Publishers, Canada.