http://limpingen.blogspot.co.id/2007/06/doktrin-allah-ii.html
I. Pendahuluan
Pemahaman iman Kristen tentang Allah adalah unik dan sangat beda dengan bermacam-
macam konsep Allah yang terdapat di dalam agama dan kepercayaan lain meskipun
monoteisme.
Istilah theology berasal dari kata “theos” dan “logos” yang berarti pelajaran mengenai Allah.
Di dalam belajar teologi ini dibahas mengenai diri pemahaman mengenai Allah dan
karyaNya.
Doktrin Allah mengajar mengenai Allah dan karyaNya yang didapat dari Alkitab.
Doktrin Allah merupakan pengajaran paling dasar dan menempati posisi sentral di antara
berbagai doktrin lainnya seperti Doktrin Alkitab, Doktrin Keselamatan, Doktrin Kristus,
Doktrin Roh Kudus.
Pemahaman yang baik dan benar tentang diri Allah dan pekerjaanNya akan menjadikan
seseorang melihat semua pengajaran doktrinal lain di dalam Alkitab sebagai kesatuan
integral dan tidak akan berkontradiksi satu sama lain.
Pemahaman yang tepat tentang diri dan pekerjaan Allah menjadi titik pusat pemahaman
berbagai pengajaran Alkitab yang lainnya.
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah itu ada dan bahwa Ia menyatakan diriNya
secara aktif. Pengenalan akan Allah menjadi mungkin karena Allah sendiri di dalam kerelaan
kehendakNya menyatakan diriNya sehingga dapat dikenal oleh manusia.
Pernyataan Allah dibagi menjadi dua yaitu : Wahyu Umum dan Wahyu khusus. ( General
Revelation dan Special Revelation )
Wahyu Umum
Wahyu Umum dimengerti sebagai cara Allah menyatakan keberadaanNya, kuasaNya,
kebijaksanaanNya dan kekekalanNya kepada semua manusia tanpa ter kecuali sehingga
mereka tidak dapat berdalih. Melalui cara ini, manusia harus mengakui bahwa Allah ada
Nilai wahyu umum :
Wahyu umum menyatakan aspek pengetahuan Allah secara khusus eksistensi, kuasa,
hikmat dan kekekalan Allah kepada manusia.
Tetapi wahyu umum memiliki keterbatasan karena tidak menyatakan segala sesuatu
pengertian akan diri Allah dan hal-hal rohani sepenuhnya, yang menjadi suatu dasar untuk
membangun masa depan yang kekal.
Wahyu umum juga tidak dapat memberi dasar yang cukup bagi agama-agama pada
umumnya.
Wahyu umum juga tidak memenuhi kebutuhan rohani orang-orang berdosa. Wahyu umum
memang menyediakan kebaikan, kebijaksanaan dan kuasa Allah tetapi tidak membawa
pengetahuan apapun mengenai Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
Memiliki beberapa kebenaran penting yaitu memberikan kebenaran umum di dalam setiap
orang. Karena penyataan inilah semua orang merasa bahwa diri mereka adalah benih Allah (
Kis 17:28), mencari Allah kalau mereka dapat menemukanNya ( Kis 17:27 ), melihat di dalam
alam akan kuasa dan zat ilahiNya yang kekal ( Rom 1:19-20 ), dan melakukan dengan
sendirinya hal-hal yang berhubungan dengan hukum Taurat ( Rom 2:14 )
Meskipun manusia hidup di dalam kegelapan dosa dan kebodohan, memutar balikkan
kebenaran Allah, mereka tetap mendapat bagian dari terang Firman ( Yoh 1:9 ), dan dari
pekerjaan umum Roh Kudus ( Kej 6:3 )
Wahyu umum adalah dasar bagi wahyu khusus. Wahyu khusus tidak dapat dimengerti
sepenuhnya tanpa wahyu umum.
Wahyu Khusus
Selain wahyu umum, ada wahyu khusus yaitu Alkitab. Alkitab adalah wahyu Allah yang
tertulis yang memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang diri dan kehendak Allah.
Di dalam Alkitab, nama seseorang adalah deskripsi dari karakternya. Nama Allah di dalam
Alkitab adalah beberapa deskripsi mengenai karakterNya.
Dalam pengertian yang lebih luas nama Allah = Allah
Dikuduskanlah namaMu -> Menghormati Dia
Untuk menghargai nama Allah adalah untuk menghormati Dia.
“Jangan menyebut nama Allah dengan sembarangan” adalah perintah dimana kita jangan
tidak menghormati reputasi Allah baik dengan kata-kata yang mengatakan Dia di dalam cara
yang bodoh atau menyesatkan, atau perbuatan yang tidak merefleksikan karakterNya yang
sesungguhnya.
Alkitab banyak memberikan nama individu kepada Allah yang semuanya merefleksikan
beberapa aspek dari karakterNya. Banyak nama-nama ini diambil dari pengalaman manusia
atau emosi untuk menjelaskan beberapa bagian dari karakter Allah. Sementara nama yang
lain diambil dari ciptaan natural.
Dalam pengertian tertentu, ekspresi karakter Allah di dalam istilah yang ditemukan di alam
semesta adalah nama dari Allah karena mereka menceritakan sesuatu kebenaran
mengenaiNya.
Lebih jauh dikatakan Allah berbicara di dalam istilah perbuatan manusia seperti :
- Mengetahui ( Kej 18:21 ), Mengingat ( Kej 8:1, Kel 2:24 ), Melihat ( Kej 1:!0 ), Mendengar
( Kel 2:24 ), Mencium harum ( Kej 8:21 ), Mengecap ( Maz 11:5 ), Duduk ( Maz 9:7 ), Bangkit (
Mz 68:1), Berjalan ( Im 26:12 ), Menghapus air mata ( Yes 62:5 ), Berduka ( Maz 78:40; Yes
63:10 ), Marah ( Yer 7:18-19 ), Kasih ( Yoh 3:16 ), Benci ( Ul 16:22 ), Murka ( Maz 2:5 )
Bahkan ketika Allah tidak mempunyai tubuh fisik, Alkitab menggunakan beberapa bagian
dari tubuh manusia untuk mendeskripsikan aktivitas Allah di dalam cara metafora. Alkitab
berbicara mengenai wajah Allah ( Kel 33:20 ), Mata ( Maz 11:4 ), Sorot mata ( Maz 11:4 ),
Telinga ( Maz 55:1 ), Hidung ( Ul 33:10 ), Mulut ( Ul 8:3 ), Bibir ( Ay 11:5) , Lidah ( Yes 30:27 ),
Leher ( Yer 18:17 ), Lengan ( Kel 15:16 ), Tangan ( Bil 11:23), Jari ( Kel 8:19 ), Hati ( Kej 6:6 ),
Kaki ( Yes 66:1 )
Elyon
Elyon menunjukkan kepada sifat kemuliaanNya sebagai yang Maha tinggi, objek pemuliaan
dan penyembahan. Nama lain yang setingkat dengan ini adalah Adonai yang biasanya
menggambarkan “Tuhan” sebagai pemilik dan pemerintah dari seluruh umat manusia.
Nama-nama lain menyatakan fakta bahwa Allah memasuki hubungan persahabatan dengan
ciptaanNya. Satu diantaranya adalah Shaddai atau Elshaddai yang menekankan kebesaran
Allah, juga sebagai satu sumber penghiburan dan berkat untuk umatNya. Nama itu
menunjukkan bahwa Allah mengendalikan kekuatan alam dan memuat mereka melayani
kehendakNya.
Namun bagi orang Yahudi nama Yehova ( Yahweh ) adalah nama Allah yang paling besar dan
artinya terdapat di dalam keluaran 3:14-15. Nama itu menyatakan fakta bahwa Allah selalu
sama, khususnya Ia tidak berubah dalam hubungan kovenanNya dan selalu penuh kesetiaan
dalam memenuhi janji-janjiNya. Nama itu seringkali mengambil bentuk lebih di dalam
“Yehova bala tentara”. Ini sesuai dengan gambaran Yehova sebagai Raja Mulia yang
dikelilingi oleh bara tentara malaikat.
Theos. Secara sederhana dipakai untuk Allah dan merupakan nama yang paling umum
dipakai dalam Perjanjian Baru. Nama itu sering kali ditemui dengan suatu bentuk
kepemilikan seperti “Allahku”, “Allahmu”, “Allah kita”. Di dalam bentuk Kristus, Allah adalah
Allah dari setiap anakNya. Bentuk individual yang sangat umum di dalam PL mengambil
bentuk nasional, “Allah Israel”
Kurios. Ini adalah kata untuk “Tuhan”, sebuah nama yang dipakai bukan saja kepada Allah
tetapi juga kepada Kristus. Nama itu mencakup pengertian “Adonai” dan “Yahweh”
meskipun artinya lebih sesuai dengan arti kata “Adonai”. Nama itu merujuk Allah sebagai
pemilik dan pemerintah dari segala hal dan khususnya dari umatNya
Bapa. PL juga memperkenalkan nama Bapa. Di dalam PB nama ini menunjukkan bahwa Allah
adalah Bapa dari semua orang percaya dan bersifat lebih pribadi. Kadang-kadang nama ini
merujuk Allah sebagai Pencipta segala sesuatu. Kadang-kadang kepada Pribadi pertama dari
Trinitas, sebagai Bapa Kristus.
Doktrin Allah II
Jeffrey Lim
Kemandirian
Allah tidak memerlukan kita atau ciptaan untuk segala sesuatu.
Tetapi kita dan ciptaan dapat memuliakan Dia dan membawa Dia sukacita.
Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan
bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia , dan juga tidak dilayani oleh
tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup
dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
( Baca Maz 50:10-12 )
Allah tidak kesepian dan memerlukan persekutuan dari pribadi lain. Dia tidak memerlukan
untuk menciptakan orang lain untuk bahagia secara penuh.
Ada kasih dan persekutuan serta komunikasi yang sempurna di dalam Allah Tritunggal untuk
selama-lamanya.
Doktrin ini berarti hanya Allahlah yang berada dengan naturNya sendiri.
Dia tidak pernah diciptakan dan tidak pernah menjadi berada.
Mazmur 90:2 mengatakan “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia
diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
Didalam Kel 3:14 “Firman Allah kepada Musa :”Aku adalah Aku””. I am that I am dan dapat
diterjemahkan I will be what I will be.
Ini mengimplikasikan bahwa keberadaan dan karakter Allah ditentukan oleh Dia sendiri dan
tidak bergantung pada siapapun atau sesuatu apapun. Allah tidak bergantung pada ciptaan
untuk keberadaan atau naturNya.
Tanpa ciptaan, Allah masih Allah yang kasih secara tidak terbatas, adil secara tidak terbatas,
kekal, maha tahu, Tritunggal, dll
Dia ada untuk selama-lamanya.
Tidak berubah
Allah tidak berubah di dalam - keberadaanNya, - kesempurnaanNya, - tujuanNya dan -
janjiNya.
Tetapi Alah bertindak, merasakan, dan Dia bertindak dan merasakan secara berbeda di
dalam respon terhadap situasi yang berbeda.
Bukti Alkitabiah.
Mazmur 102:25-27
Mal 3:6 “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub tidak akan lenyap”
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya
dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan
karena pertukaran.” ( Yak 1:17 )
Kekal
Allah tidak ada permulaan dan akhir atau kelanjutan masa di dalam keberadaanNya.
DIa melihat semua waktu secara sama jelas.
Tetapi Allah melihat waktu dan bertindak di dalam waktu.
Allah tidak terbatas waktu.
Doktrin ini berkaitan dengan ketidakberubahan Allah.
Allah tidak berwaktu di dalam keberadaanNya
Mazmur 90:2 mengatakan “Sebelum gunung-gunung dilahirkan dan bumi dan dunia
diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”
4. Maha hadir
Seperti Allah tidak terbatas terhadap waktu, Dia juga tidak terbatas terhadap ruang. Disebut
omnipresence
Definisi : Allah tidak mempunya dimensi ruang dan hadir di setiap titik ruang dengan
keseluruhan keberadaanNya. Tetapi Allah bertindak berbeda di tempat yang berbeda.
5. Kesatuan ( unity )
Allah tidak dibagi menjadi bagian-bagian tetapi kita melihat sifat-sifat Allah yang berbeda
yang ditekankan pada waktu yang berbeda-beda.
Ini disebut juga God’s simplicity.
Bagaimana Tuhan seperti kita di dalam keberadaanNya dan di dalam atribut mental dan
moral ?
Ketika membahas mengenai atribut Allah maka kita harus menyadari bahwa semuanya ini
adalah menyeluruh terintegrasi mengenai pribadi Allah.
1. Spiritualitas
Terdiri dari apakah Allah itu ? Apakah darah dan daging ? Bukan !. Apakah bentuk materi ?
Apakah energi murni ? Apakah dia di dalam pengertian tertentu pikiran ?
Jawabannya bukan semua ini : Tetapi Allah adalah roh ( Yoh 4:24 )
Jadi kita jangan berpikir bahwa Allah mempunyai ukuran atau dimensi bahkan yang
terbatas. Kita jangan berpikir bahwa keberadaan Allah sebagai roh adalah Allah besar tidak
terbatas.
Allah melarang umatNya untuk berpikir bahwa keberadaan Dia seperti sesuatu yang berada
di dalam ciptaan fisik. Kita membaca di Sepuluh perintah Allah bahwa :
“Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan
yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan
kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang
pada perintah-perintahKu” ( Kel 20:4-6 )
Jadi Allah berbeda dengan segala sesuatu yang Dia ciptakan. Dia tidak memiliki tubuh fisik
atau terbuat dari materi yang ada di dalam ciptaan. Dia juga bukan energi atau pikiran
belaka atau beberapa elemen di dalam ciptaan.
Tetapi dia adalah roh adanya. Ini keberadaan yang lebih tinggi daripada keberadaan materi
kita.
Jadi Spiritualitas Allah -> Allah berada sebagai keberadaan yang tidak dibuat dari materi,
tidak mempunyai bagian atau dimensi, tidak dapat ditangkap oleh indra kita, atau dia adalah
lebih luar biasa daripada keberadaan lainnya.
Atribut ini seharusnya atribut yang tidak dapat dikomunikasikan. Walaupun begitu
kenyataannya adalah tetap bahwa Allah memberikan kita roh dimana kita dapat
menyembah Dia ( Yoh 4:24; 1 Kor 14:14; Fil 3:3 ), dimana kita disatukan di dalam Roh Allah
( 1 Kor 6:17 ), dengan dimana Roh Kudus memberi kesaksian untuk pengangkatan kita di
dalam keluarga Allah ( Rom 8:16 ) dan dimana kita akan bertemu dengan Tuhan ketika kita
mati ( Luk 23:46, Peng 12:7, Ibr 12:23; FI; 1:23-24 ).
Di dalam Keluaran 33:11 dikatakan “Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan
muka seperti seorang berbicara kepada temannya”. Tetapi Allah mengatakan kepada Musa
“Engkau tidak tahan memandang wajahKu ( tidak dapat – terjemahan Inggris yang benar ),
sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup” ( Kel 33:20 ). Walaupun demikian
Allah mengakibatkan kemuliaannya lewat tetapi berkata “tetapi wajahKu tidak akan
kelihatan” ( Kel 33:23 )
Adalah benar bahwa esensi Allah yang total tidak dapat dilihat oleh kita tetapi Allah masih
menunjukkan mengenai diriNya kepada kita melalui sesuatu kelihatan yang diciptakan.
B. Attribut mental
Allah mengetahui dirinya sendiri. Ini sebuah fakta yang luar biasa. Karena semenjak
keberadaan Allah sendiri adalah tidak terbatas. Maka hanya Dia yang tidak terbatas yang
mengetahui diriNya dengan detail. ( 1 Kor 2:10-11 )
Allah mengetahui segala sesuatu itu nyata. Ini berarti bahwa sesuatu yang ada dan segala
sesuatu yang terjadi. Tidak ada makhluk yang tersembunyi ( Ibrani 4:13 )
Allah juga mengetahui mengenai masa depan. ( Yes 46:9-10 )
Allah mengetahui setiap detail dari hidup kita. Dia tahu sebelum kita meminta ( Mat 6:8 ).
Dan bahkan rambut kepala kita juga dihitung ( Mat 10:30 )
4. Kebijaksanaan ( wisdom )
Kebijaksanaan Allah berarti Allah selalu memilih tujuan yang terbaik dan cara yang terbaik
untuk melaksanakan tujuan itu.
Di dalam Alkitab Dia dipanggil sebagai “the only wise God” ( Rom 16:27 ). Ayub mengatakan
bahwa Allah adalah bijaksana di dalam hati ( Ayub 9:4 ) dan juga Ayub 12:13.
Bijaksana Allah dinyatakan di dalam penciptaan ( Maz 104:24 )
Juga di dalam penebusan. Bijaksana Allah terlihat di dalam rencana penebusanNya. Kristus
adalah bijaksana Allah ( 1 Kor 1:24, 30 ). Walaupun kata salib adalah kebodohan bagi
mereka yang menolak itu dan menganggap diri mereka bijaksana ( 1 Kor 1:18-20 ).
Allah memilih yang bodoh di dalam dunia untuk memalukan yang berhikmat ( 1 Kor
1:21,27,29 ).
Paulus mengetahui bahwa pesan Injil yang sederhana yang bisa dimengerti oleh orang muda
merefleksikan rencana Allah yang luar biasa ( Rom 11:33 )
Bijaksana Allah ada di dalam gereja ketika mereka semua disatukan di dalam satu tubuh di
dalam tubuh Kristus ( Ef 3:6 ), misteri yang luar biasa. ( Ef 3:9-10 ).
Bijaksana Allah juga dinyatakan di dalam hidup pribadi kita. ( Rom 8:28 ). Disini Paulus
menekankan bahwa Allah melakukan semua pekerjaanNya dengan bijaksana di dalam
segala sesuatu yang datang kepada hidup kita dan melalui ini semua Dia mengarahkan
supaya kita menjadi serupa dengan Kristus ( 8:29 ).
Ini adalah kepercayaan kita yang kuat dan sumber dari damai bahwa mengetahui dari hari
ke hari Allah mengakibatkan segala sesuatu untuk bergerak ke arah tujuan akhir yang Dia
miliki untuk hidup kita yaitu untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Bijaksana Allah dapat dikomunikasikan kepada kita. Kitab Yakobus mengajarkan bahwa bila
kita kekurangan hikmat, kita dapat meminta kepadaNya ( Yak 1:5 )
Bijaksana ini atau keterampilan di dalam hidup menyenangkan Allah datang dari membaca
dan menaati FirmanNya. ( Maz 19:7, Ul 4:6-8 )
Takut akan Allah adalah permulaan hikmat ( Maz 111:10; Ams 9:10 )
5. Kebenaran
Kebenaran Allah berarti bahwa Dia adalah Allah yang benar dan setiap pengetahuan dan
kata-katanya adalah benar dan adalah standard kebenaran.
Yeremia 10:10-11 “Tetapi Tuhan adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja
yang kekal. Bumi goncang karena murka-Nya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-
Nya. Beginilah harus kamu katakan kepada mereka:” Para allah yang tidak menjadikan langit
dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini”
Yesus mengatakan kepada BapaNya “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus ( Yoh 17:3 )
Pengetahuan Allah adalah benar semua dan adalah standard dari kebenaran. Ayub
mengatakan bahwa Allah adalah sempurna di dalam pengetahuan ( Ayub 37:16 ).
Untuk mengatakan bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dan pengetahuanNya adalah
sempurna adalah untuk mengatakan bahwa Dia tidak pernah salah di dalam persepsi dan
pengertianNya mengenai dunia : Semua yang Allah ketahui dan pikirkan adalah benar dan
adalah pengertian yang benar mengenai realitas.
Firman Allah adalah benar dan standard kebenaran yang final. Ini berarti bahwa Allah ini
dapat diandalkan dan setia kepada FirmanNya. Allah selalu akan melakukan apa yang Dia
janjikan dan kita dapat bergantung kepada Dia. Dia adalah Allah yang setia ( Ul 32:4 )
Kesetiaan Allah adalah Allah selalu melakukan apa yang Dia katakan dan memenuhi apa
yang Dia janjikan ( Ul 23:19 )
Firman Tuhan mengenai Dia dan ciptaanNya adalah benar adanya. Dia adalah Allah yang
tidak berbohong ( Tit 1:2 )
Aplikasi terhadap kita adalah: Tidak boleh berbohong satu sama lain, karena kita sudah
melepaskan natur lama dan mengenakan natur baru ( Kol 3:9-10 ).
Paulus mengatakan bahwa “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang
kepada yang lain karena kita adalah sesama anggota” ( Ef 4:25 )
Lebih jauh, kita harus mengimitasi Allah di dalam kebenaran kita berespon terhadap
kebenaran dan kesalahan. Seperti Allah kita harus mencintai kebenaran dan membenci
kesalahan