Anda di halaman 1dari 2

Wahyu Umum-Daniel

Jika didefinisikan, wahyu umum berarti Allah menyatakan dirinya melalui alam semesta, sejarah, hati nurani
dan manusia. Wahyu umum terbatas fungsinya. Wahyu ini berguna untuk membatasi manusia, dosa manusia dan
mempersiapkan manusia menerima wahyu khusus. Wahyu umum itu terbatas dalam pengertian hanya memberi
pengetahuan tentang keteraturan, penciptaan, pemeliharaan, pengetahuan tentang manifestasi kuasa, kekekalan dan
kemuliaan Allah. Dengan demikian pengetahuan tentang Allah adalah intuisional, yaitu manusia menyadari adanya
eksistensi dan kuasa Allah, dan dapat memuji Allah secara spontan memuji Allah, juga menyebabkan manusia dalam
batas-batas tertentu hidup secara religius dan tunduk pada aturan norma universal. Pengetahuan tentang wahyu
umum adalah universal dan Allah lah yang mengatur sistem alam ini. Ini juga ditegaskan Paulus kepada jemaat non
Kristen di Listra dimana Allah adalah Allah yang hidup yang berbeda dengan manusia dan patung sembahan yang
menciptakan langit-bumi dan segala isinya, oleh sebab itu manusia harus bergantung sepenuhnya kepada Allah.
Dapat disimpulkan bahwa walaupun manusia mengabaikan wahyu umum tetap ada untuk menyalurkan pengetahuan
tentang Allah dalam batas-batas tertentu.

Menurut Schleiermacher, Allah dapat dialami secara subjektif dalam perasaan manusia, terutama perasaan
ketergantungan yang mutlak. Pandangan ini lebih mendekati teologi natural daripada teologi wahyu karena materi
yang diperoleh berasal dari pengalaman religius manusia. Sedangkan, menurut Aquinas pengetahuan manusia
tentang Allah berdasarkan rasio mendapat pengetahuan tambahan dari wahyu. Namun, pengetahuan rasional dapat
diperoleh oleh seluruh manusia, maka dia menegaskan bahwa pengetahuan manusia tentang Allah tidak nyata dalam
wahyu dan tidak tertanam dalam hati manusia, melainkan harus dibuktikan secara a posteriori dari akibat atau efek.
Menurut Paulus, manusia awalnya telah memiliki pengetahuan secara a priori tertentu tentang Allah tanpa perlu
dibuktikan dan telah tertanam di dalam manusia dan alam semesta, sekalipun kesimpulan tentang Allah sangat
terbatas dan tidak menyelamatkan manusia. Manusia membutuhkan firman Allah dan penerangan Roh kudus agar
mampu melihat dan mengerti. Menurut Luther, Allah telah memberikan wahyu umum melalui hukum-Nya yang telah
tepahat di dalam setiap hati manusia. Dalam hal ini manusia dengan sendirinya mengetahui bahwa ada penguasa
alam semesta yaitu Allah yag akan menghukum perbuatan manusia. Menurut Calvin, semua pengetahuan yang
dimiliki manusia adalah hasil wahyu Allah sendiri. Oleh sebab itu manusia akan berusaha menyembah Dia dan
mencari hidup yang kekal. Manusia tidak dapat memungkiri realita bahwa Allah itu ada. Setelah manusia mengetahui
tentang Allah barulah manusia mendapat wahyu secara umum tentang keterbatasannya sebagai manusia dan
mereka akan terdorong untuk mencari ketidakterbatasan dan kebaikan Allah. Ini disebut dengan divinitatis sensum,
yaitu kesadaran berdasarkan intuisi natural dalam pikiran manusia bahwa Allah itu ada. Pandangan Calvin
disimpulkan bahwa wahyu umum adalah Allah menyatakan diriNya melalui alam dan juga hati nurani serta benih
agama dalam manusia. Menurut Barth, manusia yang telah jatuh ke dalam dosa adalah manusia yang telah
kehilangan gambar Allah. Akibatnya, manusia dengn cara apapun tidak akan menemukan hubungan dengan sang
pencipta. Disimpulkan bahwa Barth menolak transendentalisme radikalnya menolak pandangan yang mengajarkan
manusia pada umunya memiliki sisa pengetahuan yang alami tentang Allah.

Penyataan Umum-Bavink

Kitab suci tidak membedakan antara penyataan “natural” dan “supranatural”. Penyataan melalui ciptaan
tidak kalah supernaturalnya daripada Kitab suci. Dalam keduanya Allah sendiri bekerja. Penyataan supernatural tidak
sama dengan penyataan yang tanpa mediasi. Allah membuat diriNya diketahui melalui firman, theofani dan
perbuatan. Dosa tidak mengubah semua perkara ini. Penyataan umum Allah masih berlaku bagi semua orang, namun
ada masa-masa dimana penyataan khusus tidak terjadi. Karenanya distingsi antara penyataan natural dan
supernatural tidak identik dengan distingsi antara penyataan umum dan khusus. Distingsi yang terakhir lebih dipilih
dari yang pertama. Kekurangan seluruh penyataan umum tidak dapat memberi pengetahuan tentang Kristus,
anugerah dan pengampunan ilahi. Selain itu, pengetahuan natural bukan tanpa kesalahan dan klaim-klaimnya sangat
diperdebatkan.
Allah memasukkan di dalam penyataan khusus kebenaran-kebenaran yang dapat diketahui melalui alam dan
bahwa manusia untuk dapat melihat kembali Allah di dalam alam, pertama-tama harus diiluminasi oleh Roh Allah.
Yang diperlukan manusia secara objektif untuk memahami penyataan umum Allah dalam alam adalah penyataan
khusus Allah dalam Kitab Suci, diibaratkan sebagai kacamata. Sedangkan, yang diperlukan secara subjektif adalah
mata iman untuk melihat Allah dalam perbuatan-perbuatan tangan-Nya.

Seluruh perbuatan adalah supernatural

Bagi kitab suci, agama dan penyataan supernatural saling terkait erat. Kitab suci memberitahukan
penyataan seperti itu bukan hanya sesudah kejatuhan tetapi bahkan sebelum itu. Relasi Allah manusia dalam
keadaan sebelum masuknya dosa tersebut digambarkan sebagai sebuah relasi kontak dan asosiasi pribadi. Hal
supernatural tidak bertentangan dengan natur manusiadan natur ciptaan-ciptaan. Atau dpaat dikatakan hal
supernatural adalah bagian dari esensi manusia. Manusia marupakan citra Allah yang dalam berelasi langsung
dengan Allah, natur ini mengimplikasikan bahwa Allah dapat secara objektif dan subjektif menyatakan diriNya. Tidak
ada agama tanpa tradisi dogma dan kultus dan masing-masing realitas ini terjalin dari konsep penyataan. Dengan
demikian semua agama adalah konkret dan didasarkan bukan hanya pada penyataan natural tapi juga penyataan
supernatural. Dan semua manusia naturnya mengakui supernatural, naturalisme adalah ciptaan filsafat yang tidak
mendapat dukungan dalam natur manusia. Semua orang percaya tidak perduli kepercayaan khusus mereka meskipun
mungkin mereka naturalis namun tetap supernaturalis di dalam hati. Agama, moralitas, pengakuan akan destini,
kepercayaan akan kemenangan kebaikan, suatu wawasan dunia theistis dan kepercayaan kepada Allah yang
berpribadi, semuanya terjadi secara tidak terpisahkan dengan supernaturalisme. Namun penyataan supernatural
tidak boleh disamakan dengan penyataan tanpa mediasi.

Penyataan umum tidaklah memadai

Pertama-tama, jelas fakta bahwa penyataan umum hanya memberikan pengetahuan tentang eksistensi Allah
dan atributnya, tetapi ini membuat kita asing dengan pribadi Kristus. Oleh karena itu ini tidaklah memadai bagi
orang-orang berdosa karena tidak mengetahui apa-apa tentang pengampunan. Penyataan umum hanya dapat
mengkomunikasikan kebenaran tertentu, hanya mengiluminasikan pikiran dan mengekang dosa, menimbulkan rasa
takut tetapi bukan kepercayaan dan kasih.

Penyataan umum dan Universalitas agama

Bukan berarti penyataan umum telah kehilangan nilai pentingnya. Penyataan umum memiliki signifikan yang
besar bagi dunia paganime. Penyataan umum adalah dasar yang stabil dan permanen dari semua agama kafir.
Gagasan tentang ilahi menjadi tidak merosot. Batasan anatara yang ilahi dan ciptaan dihapus dan agama dapat
merosot menjadi animism dan fetisme, ilmu tenung dan sihir. Menurut Kitab suci, karakter agama-agama kafir adalah
penyembahan berhala. Mereka adalah kebohongan dan sia-sia. Di dalam agama tersebut bekerja kuasa demonik.
Kekristenan bukan hanya diposisikan secara antitetis terhadap paganism, kekristenan juga merupakan penggenapan
bagi paganism. Kekristenan adalah agama sejati, juga tertinggi dan termurni. Kekristenan adalah kebenaran dari
semua agama. Kekristena adalah penjelasan tentang etnisisme. Kristus adalah yang dijanjikan dan kerinduan bagi
semua orang. Orang Kristen yang diperlengkapi kacamata kitab suci melihat Allah dalam segala sesuatu dan segala
sesuatu dalam Allah. Di dalam penyataan umum, orang Kristen memiliki suatu dasar yang teguh yang diatasnya
mereka dapat menjawab orang non-Kristen.

Kita semua dilahirkan dalam suatu agama konkret tertentu. Hanya mata iman yang melihat Allah dalam
ciptaan-Nya. Agama adalah bagian dari esensi manusia. Filsafat berusaha terus-menerus memuaskan kebutuhan
tersebut, penyataan umumlah menjaga keutuhan itu tetap hidup. Tanpa penyataan umum, penyataan khusus
kehilangan hubungan dengan seluruh eksistensi dan kehidupan kosmis. Oleh sebab itu penyataan umum dan khusus
saling berinteraksi. Alam mendahului anugerah, anugerah menyempurnakan alam. Rasio disempurnakan iman, iman
mempresuposisikan alam.

Anda mungkin juga menyukai