SUMMARY
A. Konsep Tauhid
Menauhidkan Allah artinya menghadirkan kembali rasa bertuhan sebagai fitrah
kemanusiaan secara tulus tanpa batasan- batas pengertian dan konsep manusia.
Bertauhid letaknya dalam rasa hati nurani yang terdalam, ketika manusia menyadari
kelemahan dan keterbatasan dirinya sehingga ia memasrahkan dirinya pada suatu Zat,
yang dirasakan kehadirannya dan sulit untuk dideskripsikan.Semua manusia dengan
demikian adalah makhluk yang bertuhan, dan perasaan bertuhan dapat dipastikan akan
menuju suatu titik yang sama yaitu "tuhan sejati" yang tidak bisa dijelaskan dengan
bahasa dan logika secara utuh.
Para nabi mengajarkan tauhid artinya mengajarkan kepada umat manusia untuk kembali
menyadari dan merasakan kehadiran 'Tuhan dalam hidupnya, tanpa sekat definisi,
bahasa, dan konsep logika, Apabila manusia menyadari hakekat kebertuhanan mereka
dapatdipastikan bahwa manusia akan bersatu dalam satu kesatuan ketuhanan dan satu
kesatuan kemanusiaan. Satu tuhan berarti satu kesadaran tentang keberadaan tuhan
dan akan melahirkan kesatuan kemanusiaan. Rasa bertuhan yang satu inilah yang
sesungguhnya auhidullah. Tuhan yang belum didefinisikan dengan logika dan bahasa,
tapi dirasakan kuasanya melalui bebagai tanda di dalam alam ciptaan Nya.
Menauhidkan Allah bukan berarti menamai tuhan dengan suatu nama dan menolak
nama yang lain, karena penamaan atas 'Tuhan hanyalah dampak dari perbedaan
bahasa. Menauhidkan Tuhan bukan berarti mengajukan konsep tertentu tentang
bagaimana seharusnya mendeskripsilkan Tuhan, karena konsep tentang tuhan
hanyalah hasil dari budaya dan pemikiran manusia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bertauhid (mengesalkan Allah) bukan
sebatas membicarakan tuhan dalam ranah rasional dan konseptual. Bertauhid sejatinya
adalah bagaimana kita mampu merasakan kehadiran Tuhan dengan berbagai tanda
Nya sehingga kita secara total berserah diri kepada kepastian Nya.
B. Sifat-Sifat Tuhan
1. Wujud (ada)
2. Qidam (terdahulu)
3. Baqa’ (kekal)
4. Mukhalafatu lil hawadisi (berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya)
5. Qiyamuhu bi nafsihi (berdiri sedniri)
6. Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
7. Qudrat (berkuasa)
8. Iradah (berkehendak)
9. Ilmu (mengetahui)
10. Hayat (hidup)
11. Sama’ (mendengar)
12. Nashar (melihat)
13. Kalam (berfirman)
14. Kaunuhu Qadiran (berkuasa)
15. Kaunuhu Muridan (berkehendak)
16. Kaunuhu ‘Aliman (mengetahui)
17. Kaunuhu Hayyan (hidup)
18. Kaunuhu Sami’an (mendengar)
19. Kaunuhu Bashiran (melihat)
20. Kaunuhu Mutakaliman (berfirman)
Perbedaan konsep tuhan antar umat beragama terjadi karena perbedaan bahasa dan
budaya. Perkembangan pemikiran manusia melahirkan berbagai konsep tentang 'Tuhan.
Ada dua teori tentang perkembangan pemikiran manusia tentang tuhan, paham evolusi dan
revolusi. Kedua paham tersebut menjelaskan tahapan pemikiran tentang tuhan secara
berkebalikan. Konsep revolusionisme beranggapan bahwa mula-mula manusia meyakini
monoteisme lalu secara bertahap berubah menjadi henoteisme, politeisme, animism, dan
dinamisme. Sebaliknya kelompok evolusionisme meyakini bahwa manusia mula-mula
meyakini 'Tuhan secara dinamisme, animism, politeisme, henotcisme, dan monoteisme.
1. Dalam dunia pendidikan juga diperlukan adanya pendidikan agama dalam hal
Ketuhanan, yaitu cara mereka beribadah, beriman, berkeyakinan, dan mengerjakan
segala sesuatunya yang diniatkan karena Allah Swt., karena tanpa-Nya segala
sesuatu tidak akan berjalan lancar atas kehendak dari-Nya. Jadi, dalam dunia
Pendidikan pun diperlukan nila-nilai kebertuhanan agar kita tahu apa yang ada di
balik berjalannya suatu proses Pendidikan dan menjadikan kita paham akan
kehidupan yang kekal setelah kehidupan dunia. Dan kita dapat mempraktikan nilai-
nilai agama. Dalam dunia Pendidikan seperti berbagi ilmu, sopan santun,
melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim dan taat beragama.
2. Dalam Pendidikan agama serta nilai-nilai agama yang diajarkan oleh keluarga
tentunya akan terpengaruh besar akan kehidupan anaknya dalam hal beragama
tentunya dan dengan diajarkannya dengan cara pembiasaan seperti shalat, mengaji,
zakat, mengaji dan lain sebagainya itu merupakan hal yang patut dlilaksanakan juga
dalam sebuah keluarga agar terciptanya keberkahan dan ketentraman hati dalam
keluarga tersebut. Keharmonisan dalam keluarga juga dapat menjadi tolak ukur bagi
anak dalam duniaPendidikan, baik sains atau Pendidikan agama. Anak yang
dilahirkan dari keluarga muslim akan condong muslim, juga sebaliknya jika keluarga
non-muslim anak juga dilahirkan dalam keadaan non-muslim. Tetapi itu juga tidak
menutup kemungkinan untuk seseorang berpindah keyakinan atau agama lain.
Untuk itu penanaman agama dan keyakinan yang kuat terhadap anak atau keluarga
harus mampu membuatnya menjadi escorang yang taat beragama dan
berketuhanan dengan mengamalkan seluruh perbuatan baik seperti berbakti dengan
keluarga menghargai perbedaan, dan tetap menjalankan syariat yang ada dalam
agamanya.
3. Dengan percaya bahwa Allah Swt. lah yang hanya dapat melancarkan segala
urusan, segala pekerjaan maka ia akan lebih mengamalkan apa yang ada dalam
agama dan keyakinannya tentang beragama dan berketuhanan. Entah dengan
mudah berbagi kepada orang lain bahkan mengamalkan segala sunnah cara shalat
tepat waktu, dalam kehidupan pekerjaannya, serta baik terhadap sesama di
lingkungan pekerjaannya.
Kata Fitrah berasal dari akar kata (bahasa Arab), Fathara, masdarnya adalah fathrun. Yang
artinya artinya dia memegang erat, memecah, membelah, mengoyak-koyak atau
meretakkannya. Fatharahu (Dia telah menciptakannya); yakni Dia menyebabkannya ada,
secara baru, untuk pertama kalinya. Seperti penjelasan diatas bahwa Allah menciptakan
manusia dari tanah liat yang digumpalkan kemudian meniupkan roh kedalamnya sehingga
terciptalah manusia sebagai khalifah bumi, untuk itu manusia harus sadar darimana dia
berasal dan untuk apa dia diciptakan.
Menurut Ar-Ruum 30 sebagaimana ditafsirkan oleh Zubdatut 'Tafsir Min Fathil Qadir /
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqat, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
"Tetaplah berpegang teguh wahai nabi dan orang yang mengikutimu kepada agama Islam.
Murnikanlah pandangan dan tujuanmu hanya kepadaNya seraya berpaling dari setiap
agama lain dan menuju jalan lurus serta mengikuti fitrah yaitu suatu keadaan yang mana
Allah menciptakan manusia sesuai keadaan itu yaitu tunduk kepada Tuhan yang Maha
Kuasa, Maha Bijaksana dan Maha Esa yang mana tidak ada sekutu bagiNya. Tidak ada
satupun yang mampu mengubah fitrah ketuhanan, yaitu dari fitrah bertauhid menjadi fitrah
untuk syirik. Kelaziman fitrah itu adalah agama yang lurus yang tidak ada penyimpangan di
dalamnya. Akan tetapi kebanyakan manusia seperti orang-orang kafif Mekah tidak
mengetahui kebenaran dan ilmu 'Tauhid karena mereka tidak mau berpikir."
Dalam hal rasa kebertuhanan, model artikulasi dibutuhkan seperti mungkin ketika
seseorang diberi informasi atau masukan oleh temannya lebih diterima dibandingkan orang
lain, untuk itu peserta didik harus mampu berfilkir secara rasional dan berdasarkan fakta
yang ada mengenai apa yang disampaikan atas ide atau gagasannya tersebut, sehingga
tidak ada kekeliruan atau kesalahan dalam menyamaikan proses pembelajaran apalagi
dalam hal agama khususnya kebertuhanan. Seseorang yang melakukan ini pun harus
memilïki rasa kebertuhanan yang kuat akan dirinya sendiri. Seperti bagaimana ia
memahami rasa kebertuhanan serta memahami apa yang ada dalam rasa bertuhan
tersebut.
Oleh karena itu, sangat penting sekali model artikulasi rasa kebertuhanan ini yang mampu
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, penalaran siswa dalam mengenal rasa
kebertuhanannya, dengan cara merangsang pemikirannya serta perasaannya dalam
beragama atau bertuhan sehingga nilai-nilai ketauhidan yang telah dipaparkan seperti
diatas dapat berguna dan dapat diamalkan dengan cara yang baik dan juga benar. 'Tidak
ada lagi rasa ketidakpercayaan atau penyaman Tuhan dengan segala hal apapun itu.
Prinsip tauhid atau monoteisme Islam yang terumus dalam untaian laa ilaaha illlah bersifat
komprehensif dan oleh karenanya mencakup banyak pengertian. Di antaranya pengertian-
pengertian itu, sebagaimana dijelaskan Yunahar llyas dalam bukunya Kuliah Aqidah Islam
adalah:
Beberapa hal yang akan mengahncurkan kehidupan manusia jika tidak memahami arti
tauhid adalah: