1
kecerdasan spiritual yang bersumber dari keyakinan agamanya sebagai seorang
muslim.
Seseorang yang ingin mudah merasakan kehadiran Tuhan, hendaknya
memulai melakukan penyucian hati. Penyucian hati berdampak bagi penguatan
potensi dan mengalahkan semua dorongan instingtif materialistis yang berlebihan
(mengikuti hawā an-nafs). Ketika hati manusia telah suci, roh dan jiwa manusia akan
menerima pancaran rahmat Tuhan sehingga memancarkan energi positif yang
kemudian mempengaruhi penilaian dan sikapnya. Pertanyaan, mengapa manusia
memerlukan spiritualitas?
Manusia sebagai makhluk memiliki kebebasan untuk memilih sehingga
diperlukan menjaga integritas diri di tengah realitas kehidupan. Integritas tanpa
spiritualitas ibarat membangun rumah di atas tumpukan pasir di tepi pantai, dapat
roboh kapan saja akibat terpaan ombak laut. Manusia membutuhkan spiritualitas
untuk mampu mempertahan-kan integritas di tengah dunia yang penuh godaan.
Manusia tidak saja membutuhkan bakat, kapasitas intelektual, dan kompetensi
untuk memenuhi panggilan hidup, melain-kan spiritualitas yang dapat menjaganya
untuk tetap memilih cara-cara bermoral dan patut di tengah aneka dinamika
kehidupan.
Iman, keyakinan yang melandasi nilai-nilai spiritualitas, memberi kekuatan
bagi manusia memenuhi panggilan hidup sambil tetap menjaga keseimbangan
antara kehidupan dunia dan akhirat, sehingga tidak terhanyut mengejar kebendaan
berlebihan (materialisme). Ketika hati nurani merasa takut kepada Tuhan mulai
merasuki kesadaran, manusia memiliki kemampuan untuk menempuh hidup
dengan integritas. Hidup dengan integritas berarti hidup dengan berkomitmen pada
prinsip yang telah diyakini. Integritas dalam konteks ini diukur dari apa yang
dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan, termasuk ketika seseorang dalam kesendirian.
2
b. Cara Tuhan Disembah oleh masyarakat dalam perspektif sosiologis
Sosiologi memandang agama tidak berdasarkan teks keagamaan (kitab suci
dan sejenisnya), tetapi berdasarkan pengalaman konkret di masa kini dan di masa
lampau. Agama, hingga kini, menjadi sesuatu yang melekat dalam tiap sendi
kehidupan manusia. Manusia yang menganggap dirinya manusia paling modern
sekalipun tidak lepas dari agama (Bergson, 1966:38). Hal ini membuktikan agama
tidaklah sesempit pemahaman manusia mengenai kebenaranya. Agama tidak saja
membicarakan hal-hal yang bersifat eskatologis, tetapi hal-hal yang logis. Agama
tidak hanya membatasi diri terhadap hal-hal yang dianggap mustahil, karena di
waktu yang bersamaan agama juga menyuguhkan hal-hal yang riil. Agama itu
sangat kompleks sehingga betul-betul membutuhkan keseriusan untuk
memahaminya. Agama dalam sosiologi, dipandang sebagai sistem kepercayaan
yang diwujudkan dalam perilaku sosial tertentu, naik berkaitan dengan pengalaman
manusia sebagai individu maupun kelompok. Setiap perilaku yang diperankan
terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang dianut. Perilaku individu
dan sosial digerak-kan oleh kekuatan dari dalam yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran agama yang menginternalisasi sebelumnya. Manusia, masyarakat, dan
kebudayaan secara dialektik berhubungan; berdampingan dan berhimpit saling
menciptakan dan meniadakan.
3
Tuhan mem-perkenalkan diri-Nya, konsep baik-buruk, dan cara beragama kepada
manusia melalui pelbagai pernyataan, baik yang dikenal sebagai pernyataan umum,
seperti penciptaan alam semesta, pemeliharaan alam, penciptaan semua makhluk,
maupun pernyataan khusus, seperti yang kita kenal melalui firman-Nya dalam kitab
suci, penampakan diri kepada nabi-nabi, bahkan melalui inkarnasi menjadi manusia
dalam dogma Kristen. Pernyataan-pernyataan Tuhan ini menjadi dasar keimanan
dan keyakinan umat beragama.
Manusia, melalui wahyu yang diberikan Tuhan, dapat mengenal Tuhan;
manusia mengetahui cara beribadah; dan cara memuji dan mengagungkan Tuhan.
Singkat kata, pengetahuan tentang Tuhan, baik-buruk, dan cara beragama dalam
perspektif teologis tidak terjadi atas prakarsa manusia, tetapi terjadi atas dasar
wahyu dari atas. Tanpa inisiatif Tuhan melalui wahyu-Nya, manusia tidak mampu
menjadi makhluk yang ber-tuhan dan beribadah kepada-Nya.