Nama : Supriatna
Thalia Friska Hutagalung
Mata Kuliah : Statistik
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki masih sangatlah kurang. Oleh karena itu, kami berharap kepada
para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan masukan yang membangun. Sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini, sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................5
A. Simpangan Baku...........................................................5
B. Angka Baku (Standard Score)......................................11
A. Simpangan Baku
1. Pengertian Simpangan Baku
Simpangan baku atau juga yang sering kita kenal dengan nama deviasi
standard (standard deviation) adalah ukuran persebaran data. Istilah simpangan
baku sendiri pertama kali dikeluarkan oleh Karl Pearson pada tahun 1984. Ia
merupakan pendiri institute of Statistika University College London. Simpangan
ini bisa diartikan jarak rata-rata penyimpangan antara nilai hasil pengukuran
dengan nilai rata-rata . Simpangan baku juga dapat diartikan sebagai satuan
ukuran penyebaran frekuensi dari tendensi sentralnya. Setiap frekuensi
mempunyai deviasi dari tendensi sentralnya, dan juga merupakan ukuran
penyebaran bagi variabel kontinum, bukan variabel diskrit.
Kegunaan Simpangan baku adalah memberikan ukuran variabelitas dan
homogenitas dari serangkain data. Semakin besar nilai simpangan suatu data
semakin tinggi pula variabelitas dan semakin kurang homogenitas dari data
tersebut. Sebaliknya, bila simpangan baku kecil, maka data tersebut semakin dekat
kepada sifat homogenitasnya.
Jika dalam soal menyebutkan sample (bukan populasi) misalnya dari 500
penduduk diambil 150 sample untuk diukur berat badannya… dst, maka menggunakan rumus
untuk sample (n-1).
1. Rumus Simpangan Baku Untuk Data Kelompok
Misal data kelompok yang dinyatakan dengan x1,x2,x3,…,xn dan masing-masing
mempunyai frekuensi fi,f2,f3,…,fn maka simpangan bakunya dapat dicari dengan rumus
untuk sample menggunakan rumus
dengan:
xi : data ke-i
: rata-rata populasi x: rata-rata sampel
: simpangan baku populasi s: simpangan baku sampel
N: ukuran populasi n: ukuran sampel
Jika data kelompok tersebut terdiri dari kelas-kelas maka kita harus mencari nilai
tengah dari masing-masing kelas untuk kemudian dicari rata-ratanya dengan cara mecari rata-
rata data berkelompok. Untuk lebih jelasnya mari simak contoh di bawah ini.
Contoh Soal
Diketahui data tinggi badan 50 siswa samapta kelas c adalah sebagai berikut:
2. Setelah ketemu rata-rata dari data kelompok tersebut kita bikin tabel untuk
memasukkannya ke rumus simpangan baku
A. DISTRIBUSI NORMAL
1. Pengertian Distribusi Normal
Pada distribusi frekuensi, data yang dikelompokkan dapat membuat histogram,
poligon, ogif dan menentukan keofisien kemiringan suatu data sehingga dari poligon kita
dapat melukis kurva yang halus dan kontinu dan menentukan kemiringan dari suatu distribusi
data. Gambar dibawah menunjukkan perbandingan letak modus, median & rata-rata dalam
tiga macam bentuk distribusi:
Mo= Me= X
X < Me < Mo
Mo< Me < X
Gambar 2.1
Pada gambar 2.1 yang bagian a, nilai rata-rata sama atau mendekati nilai median dan
modus, kurva simetri dengan puncak distribusi ada dibagian tengah. Distribusi data sepertti
ini disebut distribusi normal. Distribusi normal sering disebut distribusi Gauss, sesuai nama
pengembangnya,yaitu Karl Gauss pada abad ke- 18, seorang ahli matematika dan astronomi.
Gambar 2.2
a. Unimodal, terdiri dari dua kata yaitu Uni = satu dan modal = modus, distribusi
normal memiliki hanya satu modus.
b. Simetrik, yaitu jika data dibagi menjadi dua pada bagian median, maka distribusi
frekuensi skor yang berada di atas median sama dengan distribusi frekuensi skor di
bawah median.
c. Identik, yaitu nilai modus, median dan rata-rata pada distribusi normal adalah sama.
( modus = median = rata rata)
e. Asimtotik, yaitu kurva distribusi normal tidak akan pernah menyentuh absisnya,
yaitu distribusi normal terbentuk dari perangkat dari skor yang bersifat kontinu dari
mulai data yang tak hingga sampai dengan nilai yang tak hingga pula. Model
Distribusi normal dapat berbeda-beda, hal tersebut tergantung pada nilai simpangan
baku dan rata-rata data.
Seandainya terdapat dua orang yaitu si Abu dan si Bento dari kelas yang berbeda
mendapat nilai Matematika 65 dan 70, maka kurang bijaksanalah apabila segera diambil
kesimpulan bahwa nilai Bento lebih baik daripada nilai Abu, tanpa melihat nilai rata-rata dan
simpangan baku dari masing-masing kelasnya.
Seandainya nilai rata-rata kelas adalah sama, yaitu 55, itupun belum dapat disimpulkan nilai
si Bento lebih baik daripada si Abu tanpa melihat simpangan bakunya. Hal tersebut dapat
terjadi karena simpangan baku menentukan seberapa lebar sebaran nilai dari masing-masing
kelas. Apabila simpangan baku dari kelas Abu adalah 5, sedangkan simpangan baku dari
kelas Bento adalah 15, maka tampaklah bahwa Abu lebih baik daripada Bento, karena Untuk
mendapatkan distribusi normal baku maka perlu untuk mengubah skor X ke dalam skor baku
z. Persamaan untuk mengubah adalah :
Dimana:
Z = skor baku
Xi = data ke i
μ= rata-rata
σ = simpangan baku
sehingga nilai Abu dan Bento masing-masing menyimpang dari nilai ratarata dengan
ukuran simpangan baku sebesar :
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat diyakinkan bahwa nilai Abu lebih baik
daripada nilai Bento ketika dibandingkan dengan masing-masing kelompoknya. Kelompok
Bento lebih besar variasinya dari pada kelompok Abu, karena kelompok Bento memiliki
simpangan baku sebesar 15. Jika dilihat dalam presentase, maka Abu menyimpang dari nilai
rataratanya sejauh 2 s atau 47,72 % sedangkan Bento 1 s atau 34,13%.
3. Dengan nilai sebesar 0,4332 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah subjek yang
mempunyai skor antara 0 – 55 adalah 43,32% , jika diterapkan pada populasi maka
kurang lebih ada sekitar 43,32% x 1000 = 433 subjek.
Berapa persen subjek yang memperoleh skor diatas 55? dengan asumsi bahwa data diambil
dari populasi yang berdistribusi normal.
Penyelesaian:
Penyelesaian pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan sebelumnya, menemukan harga z untuk skor 55, yaitu 1,50.
2. Luas setengah kurva normal (0 <$ adalah 0,500 atau 50%.
3. Jika luas antara 0 - 1,50 adalah 0,4332 (lihat jawaban terhadap soal pertama),
4. Maka luas daerah untuk z >1,50 adalah 0,5 – 0,4332 = 0,0668
5. Sehingga subjek yang bernilai >55 adalah 6,68% , atau sekitar 6,68% x 1000 = 66,8 atau
sekitar 67 orang.
Contoh 5:
Diketahui suatu distribusi normal dengan μ= 50 dan σ = 10. Carilah probabilitas bahawa
X mendapat nilai antara 45 dan 62!
Jawab:
Gunakan tabel distribusi normal standart, diperoleh:
P( 45 x 62) P( 0, 5 z 1, 2)
P(z 1, 2 ) P(z 0, 5)
0, 8849 0, 3085
0, 5764
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Simpangan baku juga dapat diartikan sebagai satuan ukuran penyebaran frekuensi
dari tendensi sentralnya. Setiap frekuensi mempunyai deviasi dari tendensi
sentralnya, dan juga merupakan ukuran penyebaran bagi variabel kontinum, bukan
variabel diskrit.
b. Rumus Simpangan Baku
Data Tunggal
untuk data sample menggunakan rumus
Boediono dan Wayan,2008. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung:
Alfabeta
Indra Jaya,2010. Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media Perintis