STATISTIK KESEHATAN
DISTRIBUSI DATA
OLEH
KELOMPOK 11
1 Reni Anggita Handa
2 Rizqika A. Bato Raé
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan...................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Distribusi Normal.................................................................................................................
2.2 Distribusi Frekuensi..............................................................................................................
2.3 Pembuatan Distribusi Frekuensi Dengan SSPS................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Apabila ingin melaksanakan kegiatan pengumpulan data statistika, maka
seyogyanya akan mendapatkan kumpulan data angka yang kondisinya teracak, berserak
dan merupakan bahan kajian yang sifatnya masih kasar atau mentah, karena kumpulan
angka dengan kondisi itu belum akan mendapatkan atau memberikan informasi dengan
ringkas dan jelas tentang karakteristik yang dimiliki kumpulan data tersebut. Salah satu
tugas dari statistik sebagai ilmu pengetahuan ialah menyajikan data angka yang telah
berhasil dikumpulkan dengan teratur, jelas, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan
secara jelas dapat memberikan deskripsi yang tepat mengenai ciri atau sifat yang
terkandung di dalam data tersebut.
Kata data berasal dari kata datum yang artinya himpunan fakta yang digunakan
dalam keperluan suatu diskusi atau pendapat. Materi fakta tersebut dapat berupa
informasi, status, keterangan dan sebagainya, mengenai sesuatu atau sebagian objek yang
di kumpulkan sendiri oleh periset dari sumber lain, seperti lembaga, publikasi, atau hasil
riset orang lain. Distribusi (probabiliti distribusi) data adalah suatu fungsi yang
menunjukan semua nilai dari sebuah data dan seberapa sering nilai tersebut terjadi.
Ketika distribusi dari data kategorikal divisualkan, kita akan melihat persentasi dari setiap
group. Ketika distribusi numerikal divisualkan, sering kali kita melihat disusun secara
ascending (dari kecil ke besar).
Data merupakan kenyataan atau fakta empiris yang dihimpun oleh periset untuk
kepentingan menyelesaika permasalahan dalam riset, data riset dapat berasal dari
berbagai sumber yang dihimpun dengan memakai bermacam metode sepanjang kegiatan
riset berlangsung. Agar bisa di analisis data angka, data itu disusun lebih dahulu dengan
sistematik yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
Kegiatan riset tidak terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku
informasi sebagai deskripsi khusus tentang obyek riset.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu distribusi data
1.2.2 Tujuan Khusus
dimana :
Π merupakan nilai konstan yang besarnya 3,1416
e merupakan bilangan konstan yang besarnya 2,7183
μ merupakan parameter, rata-rata hitung untuk distribusi
σ merupaka parameter, simpangan baku untuk distribusi
Dari persamaan distribusi normal umum ini akan dapat diturunkan menjadi distribusi Normal
standart.
Persamaan Distribusi Normal Standart.
dimana :
Z merupakan harga Z Score. Harga Z Score dapat dilihat pada tabel
x merupakan selisih dari harga pada posisi X dikurangi dengan rata-rata
σ merupakan standart deviasi (SD)
Pada distribusi normal standart harga x merupakan sumbu simetri yang membagi daerah kurva
normal menjadi 2 yang sama besar. Pada bagian kanan sumbu simetri mempunyai harga positif
yang besarnya sama dengan 0,50 atau 50% sedangkan pada bagian kiri sumbu simetri
mempunyai harga negative yang besarnya sama dengan sebelah kanan sumbu simetri yaitu 0,50
atau 50%. Lihat Gambar 1 dibawah:
Gambar 1:
Pada kurva yang mempunyai bentuk berdistribusi normal standart, dapat dicari hargaharga
dengan keterangan :
Harga Z sampai dua desimal sehingga akan sesuai tabel
Gambarlah kurvanya dengan benar, yaitu serupa gambar 1 diatas
Letakkan Z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva
Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis zσ dengan yang
mempunyai luas paling banyak 0,5 pada kanan dan kiri. Bagian kanan mempunyai harga
positif dan bagian kiri mempunyai harga negatif
Harga z dapat dicari dalam tabel dengan dua desimal, desimal ( x,x ) pertama untuk kolom z
yang vertikal (judul baris) sedangkan desimal terakhir (0,0x )pada garis horisontal pada
judul kolom
Harga z terletak pada sel (pertemuan baris dan kolom) pada tabel z score
Telah dijelaskan bahwa kurva normal adalah simetri, daerahnya dibagi dengan garis yang
mewakili rata-rata (μ ). Daerah dibawah kurva diatas garis x (absis) mempunyai luas 1 yang
diwakili dengan 100%, yang dibagi pada bagian kanan 5% bernilai positif dan bagian kiri garis
vertical μ bernilai 50% juga dan bernilai negative. Daerah kurva diantara μ dan σ bernilai 34,13
% begitu juga μ dan - σ bernilai 34,13%, jadi daerah dibawah kurva antara - σ sampai σ bernilai
68,26%. Sedangkan daerah -1,96σ sampai 1,96σ bernilai 95%, angka ini biasa disebut sebagai
daerah penerimaan.
Contoh 1 : Pada Wilayah Kantor Wilayah DIY yang terediri dari 4 kabupaten dan 1
kota mempunyai juru ukur sebanyak 100 orang. Produktifitas rata-rata pertahun
adalah 80 bidang, dan mempunyai standart deviasi sebesar 42.
a. Tentukan berapa orang juru ukur yang dapat mengukur 110 bidang pertahun
b. Tentukan jumlah juru ukur yang dapat mengukur 90 bidang pertahun.
c. Tentukan persentase petugas ukur yang dapat mengukur antara 90 s/d 110
bidang pertahun.
d. Petugas ukur yang hanya dapat mengukur 30 bidang pertahun adalah
menpunyai kinerja yang buruk. Adaberapa persenkah juru ukur yang berkinerja
buruk.
Jawab :
a. Jumlah Juru Ukur yang mempunyai produktifitas 110 bidang, berarti
harga X = 110, = 80, σ = 42, N = 100
X-
Z = σ
110 – 80 30
= --------------- = ---------- = 0.714286 atau Z = 0,71
42 42
Hasil pembacaan dari tabel distribusi normal harga untuk harga Z = 0, 71, Z = 26,11%,
atau luas daerah sebelumnya = ( 50% + 26,11 %) = 76,11 % Jadi jumlah juru ukur yang
mempunyai produktifitas diatas 110 sebanyak :
100% - 76,11% = 23,89% atau sekitar 23 orang juru ukur. Lihat Gambar 2:
Gambar 2:
Gambar 3:
c. Jumlah Juru Ukur yang mempunyai produktifitas antara 90 s/d 110 bidang, berarti
harga X = 90 dan X=110 = 80, σ = 42, N = 100
Jumlah juru ukur yang mempunyai produktifitas antara 90 s/d 110 bidang sebanyak
17,01 % atau 17 orang
b. Jumlah Juru Ukur yang tidak produktif, dengan hasil 30 bidang/pertahun
: X = 30, = 80, σ = 42, N = 100
30 – 80 -50
Z = -------------- = ---------- = 1,19 harga tabel Z = 38,30 atau 38,3%
42 42
Gambar 5
11.7% = 11 orang
30 80
Hasil pembacaan dari tabel distribusi normal harga untuk harga Z = 1,19
Z = 38,3 %, atau luas daerah sebelumnya = ( 50 - 38,3 %) = 11,7 %
Jadi jumlah juru ukur yang tidak produktif sebanyak 11,7% atau 11 orang
Contoh 2: Dalam suatu penelitian luas kepemilikan bidang tanah di suatu desa,
diambil sampel sebanyak 150 orang. Luas kepemilikan tanah paling sedikit adalah
150 m2 dan paling tinggi adalah 30000m2. rata-rata kepemilikan adalah 2150 m2, dan
mempunyai standart deviasi sebesar 1100 m2.
Apabila data tersebut akan dikelompokkan menjadi 3, dengan kategori luas
kepemilikan rendah dengan batasan kurang dari rata-rata dikurangi satu kali standart
deviasi, luas kepemilikan sedang dengan batasan antara rata-rata dikurangi satu kali
standar deviasi sampai dengan rata-rata ditambah satu kali standar deviasi, dan luas
kepemilikan tinggi dengan batasan lebih dari rata-rata ditambah satu kali standart
deviasi.
a. buat pengelompokan data dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi
b. berapa frekuensi dalam kategori rendah, sedang dan tinggi
Jawab :
Kategori
Rendah jika X≤ μ– σ
Sedang jika μ - σ < X < μ + σ
Tinggi jika X ≥ μ + σ
a. 1) batasan rendah jika X ≤ 1050 m
2) batasan sedang 1050 < X < 3350
3) batasan tinggi jika X ≥ 3350
b. 1) frekuensi rendah, harga Z = 1 atau mencangkup 34, 13 %
f1 = (50 - 34,13) % x 150 = 15,87% x 150 = 23,8 orang atau sekitar 24 orang
2) frekuensi sedang, harga antara Z = - 1 dan Z = 1 atau mencangkup 64,26 %
f1 = 68,26 % x 150 = 102,39 orang atau sekitar 102 orang
3) frekuensi tinggi, harga Z = 1 atau mencangkup 34, 13 %
f1 = (50 - 34,13) % x 150 = 15,87% x 150 = 23,8 orang atau sekitar 24 orang
Data pertama yang diperoleh pada suatu observasi disebut dengan data mentah
(raw data). Data ini belum tersusun secara numerik. Sebagai contoh data mengenai tinggi
badan siswa yang penyajiannya masih dalam bentuk presensi kehadiran yang biasanya
hanya diurutkan berdasarkan alphabet nama siswa. Terkadang data mentah disajikan
berdasarkan urutan naik (ascending) atau urutan turun (descending). Bentuk penyajian
seperti ini disebut array. Selisih antara nilai data terbesar dan terkecil disebut rentang
(range).
Dalam bekerja dengan jumlah data yang cukup besar, biasanya lebih
menguntungkan jika data ini disajikan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu bersamaan
dengan frekuensi yang bersesuaian. Frekuensi yang dimaksud adalah banyaknya kejadian
yang ada pada kelas-kelas tertentu. Suatu tabel yang menyajikan kelas-kelas data beserta
frekuensinya disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
Di dalam statistik deskriptif kita mengusahakan agar data dapat disajikan dalam bentuk
yang lebih berguna, lebih mudah dipahami, dan lebih cepat dimengerti. Kalau datanya
hanya sedikit, tanpa dibuat tabel pun data tetap mudah dibaca tetapi kalau datanya banyak
sekali maka membacanya agak sulit, dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mencermatinya. Untuk memudahkan dan mempercepat kita memahami data tersebut maka
data yang sudah dikumpulkan, disusun agar lebih teratur, dalam bentuk tabel yang disebut
dengan distribusi frekuensi. Hal yang dimaksud distribusi frekuensi adalah suatu daftar
yang membagi data yang ada ke dalam beberapa kelas.
Dalam membuat distribusi frekuensi, kita dapat membuat satu distribusi frekuensi
untuk satu macam data dan selanjutnya disebut dengan distribusi frekuensi bersifat
tunggal. Akan tetapi, dapat pula dibuat suatu distribusi frekuensi yang dipakai
untuk menyusun dua macam variabel. Namun, pada umumnya peneliti membuat
distribusi frekuensi yang bersifat tunggal, karena distribusi frekuensi semacam ini
lebih sederhana, mudah dibaca, dan dapat dianalisis lebih lanjut. Berikut ml dapat
dilihat beberapa contoh distribusi frekuensi.
Umur Frekuensi
20 – 29,9 5
30 – 39,9 10
40 – 49,9 15
50 – 59,9 13
60 – 69,9 7
Jumlah 50
Umur Frekuen
si
20 – 5
29,9
30 – 10
39,9
40 – 15
49,9
50 – 13
59,9
60 – 7
69,9
Jumlah 50
Tabel 1.8.
Berat Badan dan Tinggi Badan Karyawan PT Garuda
Berat 50 -59,9 60 - 70 - 80 -
badan 69,9 79,9 89,9
Tinggi badan
150 – 159,9 2 4 2
160 – 169,9 1 6 7 4
170 – 179,9 6 6 5
180 – 189,9 4 2 1
Jumlah 3 20 17 10
Tabel 1.9.
Mata Pencaharian Penduduk di Kota ”DAMAI”
Mata Pencaharian Frekuen
Penduduk si
Petani 500
Pedagang 400
Pegawai Negeri Sipil 100
Pegawai swasta 200
Pengusaha 50
Lain-lain 50
Jumlah 1.300
Tabel 1.10.
Mata Pencaharian dan Jenis Kelamin Penduduk di Kota DAMAI
Jenis
Laki- Perempu
kelamin
laki an
Mata pencaharian
Petani 250 250
Pedagang 150 250
Pegawai Negeri Sipil 75 25
Pegawai swasta 75 125
Pengusaha 30 20
Lain-lain 25 25
Jumlah 605 695
Pembahasan dalam membuat suatu distribusi frekuensi dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama akan dibahas mengenai penyusunan distribusi frekuensi menurut bilangan. Dalam
bagian ini akan dibahas tahap-tahap pembuatan distribusi frekuensi, mulai dari penentuan
banyaknya kelas, perhitungan range maupun perhitungan calss interval, dilanjutkan dengan
penentuan kelas dan diakhiri dengan tabulasi.
Bagian kedua adalah pembuatan distribusi frekuensi menurut kategori. Cara membuat
distribusi frekuensi menurut kategori lebih cepat daripada pembuatan distribusi frekuensi
menurut bilangan. Langkah yang harus dilakukan hanya terdiri dari dua tahap, yaitu
menentukan kelas dan yang ke dua mengadakan tabulasi.
Dari contoh di atas kita sudah menentukan banyaknya kelas (K) = 7 dan range
sebesar 40 maka kita dapat menghitung kelas interval yaitu SO : 8 = 6,25.
Pada dasarnya kelas interval tidak harus merupakan bilangan bulat. Akan tetapi,
seandainya merupakan bilangan bulat akan lebih bagus. Untuk itu diperlukan
pembulatan. Dalam membulatkan , dianjurkan pembulatannya ke atas, karena kalau
dibulatkan ke bawah, dikhawatirkan kelasnya menjadi terlalu kecil sehingga tidak
dapat menampung semua data yang ada. Maka kelas intervalnya dapat dibulatkan
menjadi 7.
4. Menentukan Kelas
Pada dasarnya kita bebas menentukan kelas, asalkan sesuai dengan banyaknya
kelas dan besarnya kelas interval yang sudah kita hitung. Hanya saja ada sedikit
pedoman yang perlu kita patuhi yaitu:
4 Semua data dapat masuk, artinya data terkecil dapat masuk ke dalam
kelas terkecil dan data terbesar dapat masuk ke dalam kelas terbesar.
4 Batas atas suatu kelas dibuat sedikit lebih kecil dari batas bawah kelas di
atasnya.
Setelah selesai menentukan kelas, kita periksa sekali lagi apakah data terkecil dapat
masuk kelas ke 1 dan apakah data terbesar dapat masuk kelas ke 8. Dan seterusnya kita
periksa apakah besarnya batas atas kelas ke 1 sedikit di bawah batas bawah kelas ke 2, dan
seterusnya. Kalau semuanya sudah beres, selesailah sudah pembuatan kelas, dan kita dapat
meneruskan langkah terakhir yaitu menentukan frekuensi dari masing-masing kelas.
5. Menentukan Frekuensi
Untuk mencari frekuensi masing-masing kelas dilakukan dengan cara mengadakan
tabulasi yaitu memasukkan data ke dalam tabel.
Contoh:
Berikut ini adalah data tentang besarnya keuntungan bersih per tahun dari 50 perusahaan
batik di Yogyakarta masing-masing sebagai berikut : (Juta rupiah)
60 33 85 52 65 77 84 65 57 77
71 81 35 50 38 64 74 41 68 54
41 41 61 91 55 73 54 53 45 77
44 78 55 48 69 85 67 39 76 60
94 66 98 66 79 42 65 94 89 88
d. Menentukan kelas
Dalam menentukan kelas, kita memakai hasil perhitungan yang
sudah dilakukan, yaitu banyak kelas 7 dan kelas interval 10. Kita
melakukan pembulatan kelas interval dari 9,28 menjadi 10. Maka kita
membuat kelas pertama dengan batas bawahnya 30 dan batas atas 39,9.
Sedangkan kelas kedua dengan batas bawah 40 dan batas atas 49,9, dan
seterusnya kita buat 7 kelas.
Keuntungan Frekuensi
30 – 39,9 //// =4
40 – 49,9 ///// // =7
50 – 59,9 ///// /// =8
60 – 69,9 ///// ///// // = 12
70 – 79,9 ///// //// =9
80 – 89,9 ///// / =6
90 – 99,9 //// =4
Jumlah 50
Dari proses di atas kita mengetahui frekuensi dari masing-masing kelas, setelah
selesai tabulasi, kita bisa membuat distribusi frekuensi yang baik yaitu distribusi
frekuensi yang memenuhi beberapa kriteria (syarat).
Kelas yang overlap yaitu kelas yang batas atasnya sama dengan batas bawah
kelas di atasnya. Seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1.12.
Penentuan Kelas yang Overlap
Keuntungan Frekuensi
30 – 40 4
40 – 50 7
50 – 60 8
60 – 70 12
70 – 80 9
80 – 90 6
90 – 100 4
Jumlah 50
Keuntungan Frekuensi
30 – 39,9 4
40 – 59,9 15
60 – 99,9 31
Jumlah 50
Keuntungan frekuensi
30 – 39,9 4
40 – 49,9 7
50 – 59,9 8
60 – 69,9 12
70 ke atas 19
Jumlah 50
Keuntungan Frekuensi
30 – 39,9 4
40 – 49,9 7
50 – 59,9 8
60 – 69,9 12
70 – 79,9 9
80 – 89,9 6
90 – 99,9 4
Jumlah 50
Sumber : BPS, Statistik Industri, tahun 2003
Gambar 1.1.
Histogram
b. Poligon
Cara menggambarkan poligon adalah dengan cara menghubungkan titik- titik
yang absisnya adalah titik tengah (mid point) dan ordinatnya adalah frekuensi,
seperti terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 1.2. Poligon
Grafik diatas tampaknya kurang komonikatif dan tidak dapat memberikan imformasi yang
diinginkan, jika ingig membuat Distribusi dengan lebar interval 5 dan banyaknya kelas 7 buah
maka lakukan hal sebagai berikut :
Klik grafik diatas hingga muncul Gambar Properties Binning, seperti dibawah ini
Gambar Properties Binning
Klik Custum, interval width dan berikan angka 7 pada disebelahnya
Klik Apply, telah maka dierolh gambar dibawah ini dan dengan mengatur jarak interval dan
memberikan Show Data Label
Dintribusi Frekuensi Kualitatif
Menggambar distribusi frekuensi data skor warna dari 50 sampel daging ayam broiler
Buka kotak dialog Variable View Lengkapi sepert Gambar Kotak Dialog Variable View, lalu
klik Values untuk memberikan nama jenis warna, pada Gambar Kotak Dialog Variable View.
Gambar Kotak Dialog Variable View. Kotak dialog Variable View
Gambabar Kotak Dialog Variable View
Klik Value Label hingga muncul Gambar Value Label
Ketik angka 1 pada Value dan Merah Kecoklatan pada Label lalu Klik Add
Ketik angka 2 pada Value dan Merah Coklat Tua Cerah pada Label lalu Klik Add
Ketik angka 3 pada Value dan Merah Coklat Tua Suram pada Label lalu Klik Add
Ketik angka 4 pada Value dan Coklat Kehijauan pada Label lalu Klik Add
Ketik angka 5 pada Value dan Hijau Kekuningan pada Label lalu Klik Add
Klik OK
Gamba Value Label
Setelah klik Ok, lalu Klik Data View maka muncul Gambar Data Vew, ketik angka pada kolom
Warna dan kolam Frekuensi
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga sedikit uraian kami ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kami sangat menyadari, bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan adanya kritikan yang
konstruktif dan sistematis dari Dosen dan teman-teman pembaca, guna melahirkan
sebuah perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA