Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN NUTRISI


DI RUANGAN HCU RUMAH SAKIT S.K LERIK KOTA KUPANG

OLEH:

HIRONIMA SALI DERAM


223111052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAL KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2022
A. KONSEP DASAR NUTRISI
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi berasal dari kata nutrients yang berarti bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan abahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan pergantian sel tubuh. Nutrient adalah zat organik dan anorganik
dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembanagan, aktivitas, mencegah defisiensi, memelihara kesehatan dan mencegah
penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan dan suhu tubuh, meningkatkan
kesembuhan dan membentuk kekebalan tubuh. Energi yang didapat dari makanan
diukur dalam bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas
yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah
panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air (Kemenkes, 2016).
2. Tanda dan Gejala
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
1) Bising usus hiperaktif
2) Cepat kenyang stelah makan
3) Diare
4) Gangguan sensasi rasa
5) Kurang minat pada makanan
b. Gangguan menelan
1) Muntah sebelum makan
2) Tersedak sebelum makan
3) Menolak makan
c. Kekurangan volume cairan
1) Haus
2) Kulit kering
3) Membran mukosa kering
4) Peningkatan frekuensi nadi
5) Penurunan berat badan tiba-tiba
3. Pathway

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake


menelan makanan yang tidak sehat nutrisi

Menurunnya tonus dan


peristaltik Gangguan menelan
Kelebihan zat didalam Kebutuhan energi
makanan
tubuh yang tidak meningkat
dibutuhkan
Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak
lambung terpenuhi Mudah lapar
Penyerapan di dalam
tubuh tidak sempurna
Mual Napsu makan
Penurunan berat
meningkat
badan
Muntah
Resiko Sering makan
ketidakseimbangan
nutrisi: lebih dari Peningkatan berat
Ketidakseimbangan badan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Keetidakseimbangan
nutrisi: lebih dari
kebutuhan tubuh
4. Fungsi Nutrisi
Berikut adalah fungsi nutrisi bagi tubuh (Proverawati, 2014):
a. Menghasilkan energi
b. Pertumbuhan dan mempertahankan jaringan dalam tubuh.
c. Mengatur proses metabolisme dalam tubuh.
5. Komponen Nutrisi
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, air,
vitamin, dan mineral. Nutrisi esensial (nutrisi penting/pokok bagi tubuh), yaitu:
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan
jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan
energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam
lemak.
1) Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
2) Fungsi karbohidrat
a) Sumber energi yang murah.
b) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
c) Membuat cadangan tenaga tubuh.
d) Pengaturan metabolisme lemak.
e) Untuk efesiensi penggunaan protein.
f) Memberikan rasa kenyang.
3) Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain.
Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
4) Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.
b. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan menggantikan
jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh
tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin,
triptofan, fenilalanin, leusin. Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi
menjadi tiga golonganmyaitu: protein sederhana, protein bersenyawa dan turunan
atau devirat dari protein.
1) Fungsi Protein
a) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
osmotik koloid, keseimbangan asam. Pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan.
b) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
c) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
d) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes
2) Sumber Protein
a) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
b) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
3) Metabolisme Protein
4) Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa
dan pepton.
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Zat-zat yang
mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor,
glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen
1) Fungsi lemak
a) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
b) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
c) Memberikan asam-asam lemak esensial.
2) Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat
pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani
banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada
daging sapi, kambing, dan lain-lain.
3) Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase
yang berasal dari pankreas. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan
sebagai:
a) Cadangan tenaga/energi.
b) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
c) Mempertahankan panas tubuh.
d) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
e) Membentuk postur tubuh
d. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
e. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses
metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan
menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air:
Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak:
Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.
f. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air
dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas
karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah.
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah
sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan
yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat
larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan
tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan
ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan,
padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
6. Penyakit
Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kekurangan nutrisi

7. Klasifikasi Nutrisi
a. Kurang dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko mengalami
ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan metabolisme
dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan. (Carpenito, LJ. 2012). Asupan
nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Wilkinson
Judith, 2011).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi kebutuhan matabolisme
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan
3) Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
4) Nafsu makan menurun.
b. Lebih dari kebutuhan nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat badan
yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik. (Carpenito
LJ, 2012).
Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. (Wilkinson Judith M, 2011).
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
Tanda klinis :
1. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
3. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4. Adanya jumlah asupan yang berlebihan
5. Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1. Perubahan pola makan
2. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Perubahan pola makan normal yang mengakibatkan
perubahan berat badan. Munculnya resiko perubahan pola makan normal yang
mengakibatkan peningkatan berat badan.
d. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
8. Penatalaksanaan Nutrisi
a. Pemberian Nutrisi melalui oral
b. Pemberian Nutrisi melalui pipa penduga/Lambung
c. Pemberian Nutrisi melalui Parenteral.
9. Rumus BBI dan IMT
Rumus BBI: BBI: (TB-100)-((10%-15%)x TB-100)

B. KONSEP DASAR PENGKAJIAN


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi:
a. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer
register, diagnosa medis, dan lain-lain.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe
makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang
dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
c. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu
maupun sekarang
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada
yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
g. Tingkat Aktifitas sehari-hari
1) Pola Istirahat /Tidur
Waktu tidur: Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit dan
dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untuk dapat tidur
selama di rumah sakit.
Waktu bangun: Waktu yang diperlukan untuk mencapai dari suatu proses
NREM ke posisi yang rileks, waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien
sebelum sakit dan pada saat pasien sudah di rumah sakit.
Masalah tidur: Apa saja masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien pada
saat sebelum sakit dan pada saat sudah masuk di rumah sakit.
Hal-hal yang mempermudah tidur: Hal-hal yang dapat membuat pasien mudah
untuk dapat tidur secara nyenyak.
Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun: Hal-hal yang menyangkut
masalah tidur yang menyebabkan pasien secara mudah terbangun (Nursalam,
2011)
2) Pola Eliminasi
Buang Air Kecil: Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa banyak,
dibantu atau secara mandiri
Buang Air Besar: Kerutinan dalam eliminasi alvi setiap harinya,
bagaimanakah bentuk dari BAB pasien (encer, keras, atau lunak)
Kesulitan BAK / BAB: Kesulitan-kesulitan yang biasanya terjadi pada pasien
yang kebutuhan nutrisinya kurang, diet nutrisi yang tidak adekuat
Upaya mengatasi BAK / BAB: Usaha pasien untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada pola eliminasi
3) Pola Makan dan Minum
Jumlah dan jenis makanan: Seberapa besar pasien mengkonsumsi makanan
dan apa saja makanan yang di konsumsi
Waktu pemberian makanan: Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk
dapat mengkonsumsi makanan yang di berikan
Jumlah dan jenis cairan: Berapakah jumlah dan apa sajakah cairan yang bisa
dikonsumsi oleh pasien yang setiap harinya di rumah maupun dirumah sakit
Waktu pemberian cairan: Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan
asupan cairan
Masalah makan dan minum: Masalah-masalah yang dialami pasien saat akan
ataupun setelah mengkonsumsi makanan maupun minuman
4) Kebersihan Diri / Personal Hygiene
Pemeliharaan badan: Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan setiap
harinya mulai dari mandi, keramas, membersihkan kuku dan lain-lain
Pemeliharaan gigi dan mulut: Rutinitas membersihkan gigi, berapa kali pasien
menggosok gigi dalam sehari
Pola kegiatan lain: Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien dalam
pemeliharaan badan
5) Data Psikososial
Pola komunikasi: Pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang lain,
orang yang paling dekat dengan pasien
Dampak di rawat di Rumah Sakit: Dampak yang ditimbulkan dari perawatan
di Rumah Sakit
6) Data Spiritual
Ketaatan dalam beribadah
Keyakinan terhadap sehat dan sakit
Keyakinan terhadap penyembuhan
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tingkat kesadaran composmentis, somnolen, koma, semi koma, delirum,
sopor.
2) Tanda-tanda vital
Ukuran dari beberapa kriteria mulai dari tekanan darah, nadi, respirasi, dan
suhu
3) Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala, kesimetrisan,
penyebaran rambut, adakah lesi, warna, keadaan rambut
4) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah
5) Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah kelengkapan dan
kesimetrisan
6) Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan cuping hidung, keadaan
membran mukosa dari hidung
7) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi infeksi yang akut
atau kronis
8) Pemeriksaan Leher
Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher
9) Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau bengkok), adakah
pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembendungan vena jugularis
10) Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur,
warna kulit
11) Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal
12) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi : mendeteksi letak jantung, apakah ada pembesaran
jantung
Perkusi : mendiagnosa batas-batas diafragma dan abdomen
Auskultasi : bunyi jantung I dan II
13) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah luka, apakah ada
pembesaran abdomen)
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltik usus 5-35 dalam 1 menit
Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati (pekak), lambung
(timpani)
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat dilakukan palpasi
14) Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau penis, warna dari
kulit disekitar genetalia
Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
15) Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
16) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Kesimetrisan otot, pemeriksaan abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
17) Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran atau meninggal ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi
sensorik
18) Pemeriksaan Status Mental
Tingkat kesadaran emosi, orientasi, proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan
motivasi
19) Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
20) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hemoglobin, glukosa,
elektrolit, dan lain-lain.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
b. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
c. Risiko defisit nutrisi
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit nurisi (D.0019) Selama dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nutrisi:


Definisi: 3x24 jam masalah keperawatan akan 1. Indentifikasi nutrisi
Asupan nutisi tidak cukup untuk membaik dengan kriteria hasil: Status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
memenuhi kebutuhan (L.03030) makanan
metabolisme 1. Porsi makanana yang dihabiskan (1) 3. Identifikasi makanan yang
2. Kekuatan otot pengunyah (3) disukai
3. Frekuensi makan (1) 4. Indetifikasi kebutuhan kalori dan
4. Napsu makan (1) jenis nutrien
5. Lakukan oral hygiene sebelum
Keterangan: makan, jika perlu
1. Menurun 6. Berikan makanan tinggi serat
2. Cukup menurun ntuk mencegah konstipasi
3. Sedang
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
2 Kebutuhan nutrisi lebih dari Status Nutrisi: Kontrol Berat badan Manajemen berat
kebutuhan Kriteria Hasil: 1. Diskusikan bersama pasien
1. Mengerti faktor yang meningkatkan berat mengenai hubungan antara intake
badan makanan, latihan dan peningkatan
2. Mengidentifikasikan tingkah laku BB dan penurunan BB
dibawah kontrol klien 2. Diskusikan bersama pasien
3. Memodofikasi diet dalam waktu yang mengenai kondisi medis yang
lama untuk mengontrol berat badan dapat mempengaruhi BB
4. Penurunan berat badan 1-2 3. Diskusikan bersama pasien
pounds/minggu mengenai kebiasaan, gaya hidup
5. Menggunakan energy untuk aktivitas dan faktor keturunan yang dapat
sehari-hari mempengaruhi berat badan
4. Diskusikan bersama pasien
mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebih
dan penurunan BB
5. Dorong pasien untuk merubah
kebiasaan makanPerkirakan berat
badan ideal pasien
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawata
untuk membantu pasien dalam masalah status kesehatan. Status kesehatan yang
dikelola secara baik nantinya menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kwbutuhan klien, faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan (Dinarti & Mulyanti, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Mancini, et al. 2011). Tahap penilaian atau
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Penilaian yang dilakukan dengan
membandingkan kondisi pasien dengan tujuan yang ditetapkan pada rencana. Evaluasi
dilaksanakan berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya.
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan
antara dasar tujuan keperawatan yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien
yang tampilkan. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan, kegiatan ini untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Penilaian
keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana, dan pelaksanaan tindakan
keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lansia. Beberapa kegiatan yang
harus diikuti oleh perawat, antara lain:
1) Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan
2) Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan
3) Mengukur pencapaian tujuan
4) Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan,
5) Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu.

Manfaat evaluasi dalam keperawatan, antara lain:


1) Menentukan perkembangan kesehatan klien
2) Menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan
3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
5) Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan.
Jenis Evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling
tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan
perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien, dukungan administrasi,
pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang
diinginkan.
2) Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat, dan apakah perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan
sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup
jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi
dari perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
3) Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons perilaku lansia
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada
pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah
perawat melakukan tindakan pada lansia. Evaluasi hasil/sumatif: menilai hasil
asuhan keperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku lansia
setelah semua tindakan keperawatan dilakukan. Evaluasi ini dilaksanakan pada
akhir tindakan keperawatan secara paripurna. Hasil evaluasi yang menentukan
apakah masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi, adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP (Subjektive-Objektive-Assesment-Planning)
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
a) S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari lansia
setelah tindakan diberikan.
b) O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan.
c) A (Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.
d) P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis.
Contoh:
S: Pasien mengatakan sudah menghabiskan makanannya
O: Porsi makan habis, berat badan naik, semula BB=51 kg menjadi 52 kg
A: Tujuan tercapai
P: Rencana keperawatan dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,AAA.Hidayat. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.


Jakarta: Salemba Medika
Carpenito, LJ. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.13. Jakarta: EGC
Dinarti dan Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan (1st ed). Kementrian Republik
Indonesia.
Kementran Kesehatan RI. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta: Pengarang.
PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Sarwadi & Erwanto. 2014. Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Dunia Cerdas

Anda mungkin juga menyukai