Anda di halaman 1dari 6

SOP ANALISIS ANALITIK TINGKAT RISIKO PJK PADA PASIEN HIPERTENSI

MENGGUNAKAN JAKARTA CARDIOVASKULER SCORE

Menyiapkan Pasien

 Kontrak Pasien
 Menjelaskan tujuan dari tindaikan yang dilakukan
 Jaga privasi pasien

Menyiapkan Alat

 Stetoskop
 Tensimeter
 Timbangan
 Meter
 Autocheck
 Variabel Jakarta Cardiovasculer Score
 Alat tulis

Langkah-Langkah

 Mencuci tangan
 Siapkan variable Jakarta cardiovascular score
 Kaji jenis kelamin dan umur pasien
 Untuk jenis kelamin bila perempuan diberikan nilai 0 dan apabila laki-laki diberi nilai 1
 Untuk umur bila umur 25-34 tahun diberikan nilai -4, 35-39 tahun diberi nilai -3, 40-44
tahun diberi nilai -2, 45-49 tahun diberi nilai 0, 50-54 diberi nilai 1, 55-59 diberi nilai 2,
60-64 diberi nilai 3.
 Mengukur tekanan darah dari pasien menggunakan stetoskop dan tensimeter.
 Untuk tekanan darah normal (<130/<85 mmHg) diberi nilai 0, high normal (130-139/80-
89 mmHg) diberi nilai 1, Grade 1 Hypertension (140-159/90-99 mmHg) diberi nilai 2,
Grade 2 Hypertension (160-179/100-109 mmHg) diberi nilai 3, Grade 3 Hypertension
(≥180/≥110 mmHg) diberi nilai 4
 Ukur Indeks Masa Tubuh pasien, untuk 13,79-25,99 diberi nilai 0, 26,00-29,99 diberi
nilai 1, 30,00-35,58 diberi nilai 3
 Kaji riwayat merokok dari pasien, untuk pasien tidak merokok diberi nilai 0, pernah
merokok diberi nilai 3, perokok aktif diberi nilai 4
 Kaji apakah pasien merupakan pasien dengan Diabetes Melitus, apabila tidak diberi nilai
0, apabila iya diberi nilai 2
 Kaji latihan fisik, untuk yang tidak melakukan diberi nilai 2, jarang diberi nilai 1, sering
diberi nilai 2, dan sering diberi nilai -1
 Hitung score dari pasien. Apabila nilai berada di score antara -7 sampai dengan 1 risiko
rendah, score antara 2 sampai dengan 4 risiko sedang, score lebih dari 5 risiko tinggi
 Rapikan pasien
 Cuci tangan
 Catat hasil pada lembar dokumentasi
SOP PENATALAKSANAAN DIET HIPERTENSI

Menyiapkan Pasien

 Kontrak Pasien
 Menjelaskan tujuan dari tindaikan yang dilakukan

Menyiapkan Alat

 Timbangan
 Meter
 Leaflet diet hipertensi

Langkah-Langkah

 Mencuci tangan
 Membaca hasil pemeriksaan tekanan darah systole dan diastole
 Membandingkan hasil pemeriksaan dengan tekanan darah systole dan diastole normal
 Membaca hasil laboratorium lainnya (jika ada)
 Menimbang berat badan
 Mengukur tinggi badan
 Menentukan status gizi pasien
 Menentukan IMT pasien
 Menghitung dan menjelaskan BBI dengan rumus: BBI: (TB-100)-10%
 Melakukan anamnesa diet berdasarkan:
- Recall 1 x 24 jam
- Pola kebiasaan makan
- Menghitung jumlah intake makan dan hasil recall 1 x 24 jam
 Menjelaskan isi leaflet diet rendah garam
 Menghitung kebutuhan zat gizi dalam sehari berdasarkan BB normal
- Kalori: kkal
- Protein: gr
- Karbohidrat: gr
- Lemak: gr
 Mengkonversikan kebutuhan zat gizi dalam sehari-hari (pagi, selingan, siang, selingan,
malam)
- Alat peraga food model
- Mengisi dengan jelas URT (ukuran rumah tangga) atau gram
 Mengisi kolom catatan petugas:
- Makanan yang tidak diperbolehkan yang tidak tercatumkan dalam leaflet
- Makanan yang dibatasi/terukur dalam sehari, per minggu
 Tanda tangan petugas
 Menanyakan kembali apakah pasien sudah memahami penjelasan diet-diet hipertensi
 Rapikan pasien
 Cuci tangan
 Catat hasil pada lembar dokumentasi
SOP KONTROL TEKANAN DARAH

Menyiapkan Pasien

 Kontrak Pasien
 Menjelaskan tujuan dari tindaikan yang dilakukan
 Jaga privasi pasien

Menyiapkan Alat

 Stetoskop
 Tensimeter

Langkah-Langkah

1. Bantu pasien pada posisi nyaman


2. Duduk dengan lengan fleksi, lengan bawah disangga setinggi jantung dan telapak tangan
menghadap ke atas
3. Punggung dan tungkai bawah pasien sebaiknya ditopang, dengan tungkai bawah tidak
boleh menyilang dan kaki berada pada permukaan yang datar dank eras
4. Manometer juga sebaiknya diposisikan sejajar denga mata pemeriksa
5. Berbaring dengan posisi supinasi
6. Gulung lengan baju ke atas
7. Pasang manset sphygmomanometer
8. Manset dipasang setinggi letak jantung
9. Manset diletakan pada pertengahan lengan atas, sekitar 2 cm di atas fosa kubiti (siku).
Diletakkan dengan rapi dan tidak terlalu ketat (dua jari tangan masih bisa dimasukkan di
antaranya)
10. Pastikan manometer terletak setinggi titik pandangan mata. Perawat harus berada kurang
dari 1 meter
11. Naikan tekanan dalam manset sambil meraba arteri radialis sampai denyutan hilang
12. Naikan lagi tekanan sampai 30 mmHg
13. Letakkan stetoskop pada arteri brachialis pada fosa kubiti dengan cermat, tentukan
tekanan sistoliknya dengan menurunkan tekanan udara pada manset serta
sphygnomanomater dengan kecepatan 4 mmHg/detik, bunyi detak pertama merupakan
sisyoliknya dan bunyi detakan terakhir merupakan diastoliknya
14. Lepas manset dari lengan, lipat manset dengan rapid an kembalikan ke tempatnya
15. Bantu pasien untuk posisi yang diinginkan
16. Cuci tangan
17. Catat hasil pemeriksaan,

Anda mungkin juga menyukai