Anda di halaman 1dari 9

STANDARD OPERATING

PROCEDURE
(SOP)

NOMOR DOKUMEN:

TANGGAL TERBIT:

NOMOR REVISI: 00
PROSEDUR PELAYANAN
PUSKESMAS

HALAMAN: 1/9

HIPERTENSI

KARANGMALAN
G
Dibuat oleh

Disetujui oleh
Management Representative

Disahkan oleh Kepala Puskesmas


Karangmalang

dr.
NIP:
SASARAN
TUJUAN

Klien/pengunjung puskesmas (Klinik Umum) dengan usia 30 tahun


keatas.
Meningkatkan kualitas pelayanan hipertensi

PETUGAS

Dokter, Perawat, bidan dan tenaga lain yang sudah terlatih

Sarana Non
Medik (AlatBahan)

- Ruangan, 1 buah
- Tempat Tidur, 1 buah
- Meja, 1 buah
- Kursi, 2 buah
- Wastafel dgn air mengalir, 1 buah
- Sabun untuk cuci tangan, 1 buah
- Handuk, 1 buah
- Alat tulis (ballpoint, penghapus, status klien), masing-masing 1 buah
- Timbangan injak, 1 buah
- Microtoice, 1 buah
- Pencatat waktu (arloji/stopwatch), 1 buah
- Stetoskop 1 buah (membran/diagfragma/bel dan pluge dalam keadaan
baik)
- Tensimeter air raksa (balon, sekrup, selang, manset dlm keadaan baik)
a. Menyapa klien

Sarana Medik
(Alat-Bahan)
Prosedur Tetap

SOP Hipertensi

(Urutan
Kegiatan)

Cara
Melaksanakan
Tiap Kegiatan

b. Anamnesa
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan laboratorium
e. Diagnosis
f. Pengobatan
g. Penyuluhan
h. Peragaan
i. Pencatatan dan pelaporan
a. Menyapa klien
1. Mengucapkan salam selamat pagi/siang dengan tersenyum dan
menatap mata klien
2. Mengucapkan: Apa yang bisa saya bantu Pak/Bu?
b. Anamnesa
Dengan suara lembut dan ramah sambil menatap mata klien
menanyakan:
1. Nama, umur, alamat?
2. Apakah ini merupakan kunjungan pertama/ulangan?
3. Apa keluhan utama yang Bapak/Ibu rasakan?
4. Sudah berapa lama diderita?
5. Apa ada keluhan lainnya, seperti sakit kepala, leher/tengkuk
tegang, suka terkejut, sulit tidur, mudah marah?
6. Selama ini sudah berobat kemana saja?
7. Obat-obatan yang sudah digunakan untuk mengurangi keluhan apa
saja?
8. Apa saja penyakit yang pernah bapak/ibu derita sebelum ini?
9. Apa saja penyakit yang pernah keluarga (kakek, nenek, orangtua,
saudara) bapak/ibu derita?
10. Obat-obatan apa yang sering bapak/ibu gunakan selama ini?
11. Kebiasan apa saja (merokok, makanan, minuman) yang
dilakukan oleh bapak/ibu atau keluarga selama ini? Seperti:
Merokok tidak?
Sering makan makanan berlemak, asin tidak?
Konsumsi minuman beralkohol tidak?
c. Pemeriksaan fisik
Petugas mencuci tangan
Mengukur tinggi badan klien
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
pengukuran tinggi badan ang bertujuan untuk menilai apakah
klien mengalami obesitas/tidak.
2. Memastikan microtoice sudah pada posisi dan angkayang benar.
Dengan cara: tempelkan garis pengukur microtoice ke
tembok/dinding bagian bawah kmd tarik pita microtoice keatas
sampai garis merah microtoice menunjukkan angka 200 cm.
3. Meminta klien untuk melepas sepatu/alas kaki dan topi.
4. Meminta klien untuk berdiri tepat dibawah microtoice dengan
posisi menghadap petugas, badan dan kepala tegak serta
SOP Hipertensi

5.
6.
7.
8.
9.

pandangan lurus ke depan.


Memastikan kepala, badan dan kedua tumit bagian belakang
menempel pada dinding/tembok.
Tarikgaris pengukur microtoice sehingga menempel persis ke
kepala klien.
Baca angka yang tertera pada garis merah.
Mempersilahkan klien untuk duduk kembali & mengucapkan
terima kasih
Beritahukan hasil pengukuran pada klien dan mencatat pada
status.

Mengukur berat badan klien


1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
penimbangan berat badan ang bertujuan untuk menilai apakah
klien mengalami obesitas/tidak.
2. Posisikan jarum penunjuk timbangan pada angka nol.
3. Meminta klien untuk melepas sepatu/alas kaki, jaket dan topi.
4. Meminta klien untuk naik ke atas timbangan dengan posisi
menghadap pemeriksa.
5. Tunggu sampai jarum penunjuk berhenti kmd baca angka yang
tertera pada jarum penunjuk.
6. Mempersilahkan klien untuk duduk kembali & mengucapkan
terima kasih
7. Memberitahukan hasil penimbangan dan mencatat pada status.
Lakukan perhitungan indeks masa tubuh (IMT) dgn rumus berikut:

Bandingkan hasil perhitungan dengan tabel berikut:


IMT
Interpretasi
< 18,5
BB dibawah normal
18,5 24,9
BB normal
25 29,9
BB berlebih (meningkatkan resiko penyakit*)
30 34,9
Obesitas dengan resiko tinggi terkena penyakit
35 39,9
Obesitas dengan resiko sangat tinggi terkena
penyakit
40
Obesitas dengan resiko paling tinggi terkena
penyakit
*) DM tipe 2, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
Menghitung denyut nadi radialis klien
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan penilaian
denyut nadi yang bertujuan untuk menilai apakah terjadi
perubahan denyut nadi.
SOP Hipertensi

2. Mengatur posisi yang nyaman dan rileks. Pastikan sebelumnya


klien sudah beristirahat 5 menit.
3. Mencari arteri radialis dengan cara menggunakan tiga jari dan
hitung selama 60 detik sekaligus melakukan juga penilaian
terhadap ritme/irama (reguler/irreguler) dan kekuatan denyut
nadi (kuat/cukup/lemah).
4. Memberitahukan hasil penghitugan dan mencatat pada status.
Mengukur tekanan darah klien
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
pengukuran tekanan darah yang bertujuan untuk mengetahui
tekanan darah klien normal atau tidak.
2. Klien diminta duduk, dipastikan bahwa posisi kaki tidak
menyilang antara satu sama lain.
3. Meletakkan tensimeter dengan posisi skala pembacaan
menghadap kearah pemeriksa.
4. Memastikan reservoir air raksa pada posisi on, serta pastikan
manset dalam keadaan tanpa udara. Setelah itu tutup sekrup
balon.
5. Meletakkan lengan kiri klien diatas meja dengan posisi sejajr
dengan jantung.
6. Membuka lengan baju sehingga daerah lengan terbebas dari
baju.
7. Raba arteri brakialis dengan cara meluruskan tangan pasien,
tarik garis dari ujung jari tengah sampai ke aksila kmd letakkan
3 jari tangan kanan pada sisi dalam lengan atas.
8. Memasang manset 1 inchi (2,5 cm) atau 3 jari diatas fosa cubiti.
Pastikan posisi selang manset berada diatas arteri brakialis.
9. Raba arteri brakialis di fosa cubiti.
10.Raba arteri radialis dengan tangan kiri dan pompa balon dengan
tangan kanan. Pompa terus sampai arteri radialis tidak teraba.
Kmd pemompaan ditambah 20 mmHg.
11.Letakkan bel stetoskop di atas arteri brakialis (di fosa cubiti)
tanpa menekan.
12.Buka perlahan-lahan sekrup pompa ( 2-3 mmHg perdenyut).
13.Dengarkan bunyi Korotkoff I dan V atau bunyi detak pertama
(sistole) dan sampai terjadi perubahan suara (diastole).
14.Melonggarkan pompa segera sesudah terjadi perubahan suara.
15.Jika pengukuran perlu diulang, tunggu 5 menit.
16.Melepas dan melipat manset, kmd menyimpannya kembali.
17.Memberitahukan hasil pengukuran & mengucapkan terima
kasih
18.Mencatat hasil pengukuran pada status pasien
Menghitung pernafasan
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
SOP Hipertensi

2.
3.
4.
5.
6.

penghitungan pernafasan untuk mengetahui apakah klien


mengalami sesak nafas/tidak.
Mengatur posisi klien. Dan membiarkan klien untuk tenang.
Membuka baju klien bila perlu untuk mengobservasi gerakan
dada (tirai harus ditutup terlebih dahulu).
Meletakkan arloji di tempat yang mudah dilihat jarum detiknya.
Menentukan irama pernafasan dan menghitung pernafasan
selama 60 detik.
Memberitahukan hasil pengukuran dan mencatat pada status
pasien.

Pemeriksaan paru
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
pemeriksaan paru yang bertujuan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada paru.
2. Klien diminta membuka pakaian, posisi klien duduk tenang.
3. Inspeksi: Lihat dada simetris/tidak.
4. Palpasi:
Letakkan telapak tangan kanan & kiri pemeriksa di dada
kanan & kiri klien. Klien diminta menirukan kata-kata
sembilan-sembilan atau satu-satu yang diucapkan
pemeriksa. Bandingakan fremitus yang dirasakan antara dada
kanan dan kiri (apakah ada yang melemah/tdk).
Letakkan telapak tangan kanan & kiri di punggung klien
dengan posisi sejajar dimana kedua ibu jari saling menempel.
Klien diminta untuk menarik nafas dalam. Nilai pergerakan
tangan/punggung sama (simetris) atau tidak.
5. Perkusi: Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa di dada klien,
ketuk jari tengah yang menempel didada dengan jari tengah
tangan kanan pemeriksa, dengarkan suara yang dihasilkan saat
ketukan (normal: sonor).
6. Auskultasi: Letakkan membran/diafragma stetoskop di dada
klien, dengarkan suara paru-paru kanan dan kiri.
7. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status
pasien.
Pemeriksaan jantung
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
pemeriksaan jantung.
2. Klien diminta membuka pakaian dan tidur telentang diatas
tempat tidur.
3. Inspeksi: Lihat ictus cordis tampak/tidak.
4. Perkusi:
Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi
telungkup di dada klien daerah ICS II linea sternalis kiri dan
lakukan ketukan dengan jari tengah tangan kanan diatas jari
SOP Hipertensi

tengah telapak tangan kiri yang menempel didada bergerak ke


arah lateral, dengarkan bunyi ketukan, batas atas jantung
berada pada perubahan dari sonor ke redup.
Kmd, Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi
telungkup di dada klien daerah ICS V linea sternalis kiri dan
lakukan ketukan dengan jari tengah tangan kanan diatas jari
tengah telapak tangan kiri yang menempel didada bergerak ke
arah lateral, dengarkan bunyi ketukan, batas kiri bawah
jantung berada pada perubahan dari sonor ke redup.
Kmd, Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi
telungkup di dada klien daerah ICS V linea sternalis kanan
dan lakukan ketukan dengan jari tengah tangan kanan diatas
jari tengah telapak tangan kiri yang menempel didada
bergerak ke arah lateral, dengarkan bunyi ketukan, batas
kanan bawah jantung berada pada perubahan dari sonor ke
redup.
Kmd, Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dalam posisi
telungkup di dada klien daerah ICS III linea sternalis kiri dan
lakukan ketukan dengan jari tengah tangan kanan diatas jari
tengah telapak tangan kiri yang menempel didada bergerak ke
arah lateral, dengarkan bunyi ketukan, batas pinggang jantung
berada pada perubahan dari sonor ke redup.
5. Auskultasi: Letakkan membran/diafragma stetoskop di ICS V
medial linea mid clavikula sinistra. Dengarkan detak jantung
(irama reguler/tdk, ada suara tambahan/tdk). Dengarkan juga
suara pada setiap area katup jantung.
6. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status.
Pemeriksaan ginjal
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
pemeriksaan ginjal yang bertujuan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada jantung yang bertujuan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada ginjal.
2. Klien diminta membuka pakaian dan tidur miring dengan kaki/
lutut ditekuk 45o diatas tempat tidur.
3. Lakukan palpasi dengan meletakkan tangan kanan diatas dan
dibawah pinggang untuk mengetahui adanya pembesaran ginjal.
Tekan tangan kanan.
4. Lakukan perkusi dengan cara meletakkan telapak tangan kiri di
atas costa terakhir dgn tulang panggul dan memukulkan
genggaman tangan kanan diatas telapak tangan kiri. Tanyakan
pada klien apakah ada rasa sakit/tidak?
5. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status.
Pemeriksaan ekstremitas bawah/kaki
1. Memberitahukan kepada klien bahwa akan dilakukan
SOP Hipertensi

2.
3.
4.
5.

6.
7.

pemeriksaan pada kaki klien.


Mengatur posisi klien.
Menyingsingkan celana klien keatas.
Inspeksi: Perhatikan kaki klien dengan seksama. Tentukan ada
atau tidaknya pembengkakan (udema).
Palpasi: Tekan dengan jari telunjuk bagian yang bengkak.
Lepaskan jari telunjuk dan perhatikan posisi kembalinya bagian
yang ditekan tadi. Lakukan penilaian apakah terjadi
udema/tidak.
Lakukan pemeriksaan refleks otot-otot ekstremitas.
Memberitahukan hasil pemeriksaan dan mencatat pada status.

d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Memberitahukan kepada klien bahwa klien perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa
penyakit yang dideritanya.
2. Menentukan jenis pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan
(kolesterol, GDS/GDP-2PP, protein urin).
3. Menjelaskan persiapan-persiapan khusus yang perlu dilakukan
klien sebelum dilakukan pemeriksaan.
4. Membuat/mengisi form permintaan pemeriksaan lab.
5. Menyerahkan form yang telah diisi dan meminta klien untuk ke
laboratorium.
6. Meminta klien untuk kembali pada pemeriksa (dokter) setelah ada
hasil pemeriksaan laboratorium.
7. Menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium kepada klien.
e. Diagnosis
Tegakkan diagnosa penyakit hipertensi berdasarkan kriteria hipertensi
menurut JNC VII berikut:
Klasifikasi
Sistolik
Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Normal
< 120
dan
< 80
Pre Hipertensi
120 - 139
atau
80 - 89
Hipertensi Tk I
140 - 159
atau
90 - 99
Hipertensi Tk
160
atau
100
II
f. Pengobatan
1. Memberitahukan kepada klien perlu tidaknya dilakukan
pengobatan.
2. Tentukan obat-obatan yang tepat untuk digunakan pada klien
berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun
laboratorium.
Hipertensi Tk I:
Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 25 mg/hari dosis tunggal pagi
SOP Hipertensi

hari.
Propanolol 2 x 20 40 mg sehari
Metildopa
MgSO4
Kaptopril 2 3 x 12,5 mg sehari
Nifedipin long acting 1 x 20 60 mg
Tensigard 3 x 1 tablet
Amlodipine 1 x 5 10 mg
Diltiazem (3 x 30 60 mg) kerja panjang 90 mg sehari.
Hipertensi sedang berat diobati dengan kombinasi HCT +
propanolol, atau HCT + kaptopril, bila obat tunggal tidak efektif.
Hipertensi berat yang tidak sembuh dengan kombinasi di atas,
ditambahkan metildopa 2 x 125 250 mg.
3. Menulis resep.
4. Menjelaskan jenis & macam obat, jumlah & lamanya pengobatan,
aturan & cara penggunaan obat, kapan obat dihentikan, efek
samping yang mungkin timbul/dirasakan klien serta cara
pengatasan efek samping tersebut. (Perlu diingat: Jangan sampai
menakuti klien).
5. Menyerahkan resep pada klien
g. Penyuluhan
1. Menjelaskan pada klien komplikasi-komplikasi (otak, mata,
jantung, ginjal) yang dapat timbul/terjadi bila klien tidak berobat
secara teratur.
2. Menjelaskan pada klien bahwa perlu dilakukan perubahan gaya
hidup (life-style change) seperti:
- Menurunkan berat badan bila klien obesitas.
- Pembatasan konsumsi garam dapur
- Hentikan konsumsi alkohol.
- Hentikan merokok.
- Olahraga teratur.
- Pola makan yang sehat.
- Istirahat yang cukup dan hindari stress.
3. Menjelaskan pada klien mengenai makanan yang dapat memicu
terjadinya hipertensi, antara lain:
- Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan
menggunakan garam dapur.
- Otak, ginjal, lidah, keju dll.
- Margarin dan mentega biasa.
- Bumbu-bumbu: garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin,
kecap, terasi, maggi, tomato kecap, petis, taoco, dll.
4. Memberitahukan perlu tidaknya klien untuk datang kembali
(kontrol) dan kapan (sebutkan hari, tanggal dan tahun) harus
datang kembali (kontrol).
SOP Hipertensi

h. Peragaan
Memperagakan cara penghitungan denyut nadi sebelum dan setelah
olah raga/exercise.
1. Mengatur posisi yang nyaman dan rileks (duduk).
2. Meraba arteri radialis dengan cara menggunakan tiga jari dan
hitung selama lebih 60 detik.
3. Bandingkan hasil perhitungan sebelum dan sesudah
olahraga/exercise.
i. Pencatatan dan pelaporan
1. Mengisi register kunjungan.
2. Entri data dalam komputer (SIMPUS)
3. Membuat laporan yang diperlukan oleh DKK.
4. Mengirim laporan paling telat tanggal 10 setiap bulannya.
UNIT TERKAIT

BP, Poli gigi, poli KIA/KB, rawat inap

Referensi

Buku pedoman kerja puskesmas tentang pelayanan obat.

SOP Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai