Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 4 JunI 2022
Halaman : 1/3

1. Pengertian Pemeriksaan tekanan darah adalah pemeriksaan dengan


menggunakan alat sphygmomanometer, yang bertujuan mengukur
tekanan darah pada pembuluh darah arteri ketika jantung berdenyut.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja dalam mengukur tekanan darah.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tahun 2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Keterampilan
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Edisi 1.
5. Prosedur Alat dan Bahan
1. Sphygmomanometer.
2. Stetoskop
3. Kursi atau meja periksa.

Prosedur :
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan;
2. Petugas menjelaskan kepada pasien jenis dan prosedur pemeriksaan
yang akan dilakukan.;
3. Petugas mempersilahkan pasien untuk istirahat paling tidak 5 menit
dalam posisi pemeriksaan (posisi duduk);
4. Petugas memastikan ruang pemeriksaan tenang dan nyaman;
5. Lengan yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian. Petugas
memastikan pada lengan tersebut tidak terdapat cimino untuk dialisis,
bekas luka yang disebabkan putusnya arteri brachial sebelumnya
maupun limfaoedem;
6. Petugas melakukan palpasi pada arteri brakhialis untuk memastikan
terabanya denyut;
7. Petugas memposisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga arteri
brakhialis sejajar dengan jantung. Apabila pasien dengan posisi duduk
maka letakkan lengan pada meja sedikit diatas pinggul;
8. Petugas menentukan ukuran manset. Bila manset terlalu besar untuk
lengan pasien, seperti pada anak-anak, maka pembacaannya akan
lebih rendah dari tekanan sebenarnya. Bila manset terlalu kecil,
misalnya pada penggunaan manset standar pada pasein obes, maka
pembacaan tekanan akan lebih tinggi dibanding tekanan sebenarnya;
9. Petugas memasang manset dengan membalutkannya dengan kencang
dan lembut pada lengan atas. Batas bawah manset berada pada 2.5 cm
di atas fossa antecubiti, dan balon manset harus berada di tengah arteri
brakialis;
10. Petugas memposisikan lengan pasien sedemikan rupa sehingga siku
sedikit fleksi;
11. Petugas memompa manset hingga mengembang. Untuk menentukan
seberapa tinggi tekanan manset, pertama-tama perkirakan tekanan
sistolik dengan palpasi. Raba arteri radialis dengan satu tangan,
kembangkan manset secara cepat sampai dengan pulsasi arteri radialis
menghilang. Baca tekanan yang terbaca pada manometer, lalu
tambahkan 30 mmHg. Gunakan jumlah ini sebagai target untuk
mengembangkan manset sehingga mengurangi ketidaknyamanan
karena manset yang terlalu kencang;
12. Petugas mengempiskan manset dan tunggu 15-30 detik;
13. Petugas menempatkan membran stetoskop pada arteri brachialis;
14. Petugas mengembangkan manset secara cepat sampai dengan
tekanan yang telah ditentukan sebelumnya;
15. Petugas mengempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg
per detik;
16. Dua bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik pasien;
17. Petugas menurunkan tekanan 10-20 mmHg;
18. Petugas lalu mengempiskan manset secara cepat hingga nol;
19. Titik dimana bunyi terdengar menghilang merupakan tekanan diastolik
pasien;
20. Petugas menunggu selama 2 menit, kemudian ulangi pemeriksaan
untuk mendapatkan nilai rata-rata.

Analisis Hasil Pemeriksaan


Bunyi pertama yang terdengar pada auskultasi arteri brakhialis saat manset
dikempiskan adalah tekanan darah sistolik (fase korotkof I).Bunyi terkahir
yang masih dapat terdengar adalah tekanan diastolic (fase korotkof II).

Tabel Klasifikasi tekanan darah dewasa (> 18 th) menurut JNC VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi :
Stage 1 140 – 159 90 – 99
Stage 2 ≥ 160 ≥ 100
Catatan :
1. Target tekanan darah pada pasien dengan hipertensi, DM atau penyakit
ginjal < 130 / 80 mmHg.
2. Apabila tekanan darah sistolik dan diastolik berada pada kategori yang
berbeda, gunakan kategori yang tertinggi. Misalnya, tekanan darah
170/92 mmHg berada pada kategori hipertensi stage II; tekanan darah
135/100 mmHg berada pada kategori hipertensi stage I.
3. Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik ≥ 20
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 10 mmHg setelah pasien berdiri
sampai dengan 3 menit.

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait 1. Unit Pemeriksaan Umum
2. Unit Gawat Darurat
3. Rawat Inap
4. Unit Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Unit KIA / KB
6. Unit Imunisasi
8. Rekaman Historis
Tanggal revisi :
Tgl Mulai
No. Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai