Anda di halaman 1dari 2

Pengukuran Tekanan Darah

No.Dokumen :
No. Revisi : dr. Fitri
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :
Layungsar
i
Klinik SimaHusada Ttd Direktur

1. Pengertian :
Mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada pasien
2. Tujuan :
Perawat mampu mengukur tekanan darah pasien sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan di Indonesia
3. Kebijakan :
SK Klinik Pratama nomor 1/KM/SK/KP/8/2017 tentang manajemen mutu
4. Referensi :
1. Panduan Ketrampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. PB-IDI, 2016
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama. Lampiran-II.
5. Prosedur/Langkah-langkah :
5.1 Jelaskan kepada pasien jenis dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukakan.
5.2 Mempersilahkan pasien untuk istirahat paling tidak 5 menit dalam posisi
pemeriksaan (posisi duduk)
5.3 Pastikan ruang pemeriksaan tenang dan nyaman.
5.4 Pengukuran tekanan darah :
1. Lengan yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian. Pastikan pada lengan
tersebut tidak terdapat cimino untuk dialysis, bekas luka yang disebabkan
putusnya arteri brachial sebelumnya maupun limfaoedem.
2. Lakukan palpasi pada arteri brachialalis untuk memastikan terabanya denyut.
3. Posisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga arteri brakialis sejajar
dengan
jantung. Apabila pasien dengan posisi duduk maka letakkan lengan pada
meja
sedikit diatas pinggul.
4. Tentukan ukuran manset. Bila manset terlalu besar untuk lengan pasien,
seperti pada anak-anak, maka pembacaannya akan lebih rendah dari tekanan
sebenarnya. Bila manset terlau kecil, misalnya pada penggunaan manset
standar pada pasien obes, maka pembacaan tekanan akan lebih tinggi
dibanding tekanan sebenarnya.
5. Pasang manset dengan membalutnya dengan kencang dan lembut pada
lengan atas. Batas bawah manset berada pada 2.5 cm di atas fossa antecubiti,
dan balon manset harus berada ditengah arteri brakialis.
6. Posisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga siku sedikit fleksi.
7. Pompa manset hingga mengembang. Untuk menentukan seberapa tinggi
tekanan manset, pertama-tama perkirakan tekanan sistolik dengan palpasi.
Raba arteri radialis dengan satu tangan, kembangkan manset secara cepat
sampai dengan pulsasi arteri radialis menghilang. Baca tekanan yang terbaca
pada manometer, lalu tambahkan 30 mmHg. Gunakan jumlah ini sebagai
target untuk mengembangkan manset sehingga mengurangi
ketidaknyamanan karena manset yang terlalu kencang.
8. Kempiskan manset dan tunggu 15-30 detik.
9. Tempatkan membrane stetoskop pada arteri brakialis.
10. Kembangkan manset secara cepat sampai dengan tekanan yang telah
ditentukan sebelumnya.
11. Kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik.
12. Dua bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik pasien.
13. Turunkan tekanan 10-20 mmHg.
14. Kemudian kempiskan manset secara cepat hingga nol.
15. Titik dimana bunyi terdengar menghilang merupakan tekanan diastolic
pasien.
16. Tunggu selama 2 menit, kemudian ulangi pemeriksaan untuk mendapatkan
nilai rata-rata.
5.5 Kriteria Hasil Pemeriksaan
Bunyi pertama yang terdengar pada auskultasi arteri brakialis saat manset
dikempiskan adalah tekanan darah sistolik (fase korotkof I). Bunyi terakhir
yang masih dapat terdengar adalah tekanan diastolic (fase korotkof II).
Apabila tekanan darah sistolik dan diastolic berada pada kategori yang berbeda,
gunakan kategori yang tertinggi. Misalnya, tekanan darah 170/92 mmHg berada
pada kategori hipertensi stage II; tekanan darah 135/100 mmHg berada pada
kategori hipertensi stage I.
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah sistolik > 20 mmHg atau
tekanan darah diastolic > 10 mmHg setelah pasien berdiri sampai dengan 3
menit.

Anda mungkin juga menyukai