3. SASARAN Pemeriksaan ini dilakukan pada setiap pasien sesuai dengan kebutuhan.
C. Persiapan Pasien
1. Beri salam & memperkenalkan diri
2. Identifikasi nama pasien
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah/ prosedur yang akan dilakukan
5. Menanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan prosedur pemeriksaan
6. Kaji kebutuhan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan
D. Persiapan Lingkungan
1. Meminta pengunjung/keluarga untuk meninggalkan ruangan selama
tindakan
2. Menjaga privasi pasien dg memasang sampiran/menutup pintu
Arteri Brakialis
1. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan palpasi denyut
ini pada bagian bawah humerus, tepat berada diatas sendi siku. Nilai
Karakter dan volumenya
Arteri Karotis
1. Jelaskan pada pasien akan melakukan pemeriksaan arteri karotis
2. Baringkan pasien pada posisi setengah berbaring untuk berjaga jaga
jika timbul efek bradikardia
3. Dengan berlahan, letakan ujung jari diantara laring dan batas anterior
otot sternokleidomastoideus dan rasakan denyutanya
4. Dengarkan bruit pada kedua arteri karotis dengan menggunakan
stetoskop bagian diafragma saat pasien menahan inspirasi
Arteri Femoralis
1. Baringkan pasien pada posisi terlentang dan jelaskan tindakan yang
akan dilakukan
2. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah anda di atas arteri femoralis,
yang terletak inferior dari titik tengah antara spina iliakaanterior
superior dan pubis
3. Periksa keterlambatan radiofemoral (koarktasio) dengan merasakan
denyut radialis secara bersamaan
4. Dengarkan bruit pada kedua arteri femoralis dengan menggunakan
stetoskok bagian diafragma
F. PREKORDIUM
Inspeksi & Palpasi
1. Jelaskan bahwa dada pasien akan diperiksa dan mintalah pasien untuk
membuka seluruh baju dari pinggang ke atas. Usahakan dada pasien
wanita sedapat mingkin tertutup kain
2. Inspeksi prekordium saat pasien duduk dengan sudut 45˚ dengan
pundak horizontal. Carilah luka bekas operasi, pulsasi yang tampak
dan deformitas dada
3. Tepatkan tangan kanan mendatar pada prekordium untuk memperoleh
kesan umum akan impuls jantung
4. Lokasikan detak apeks dengan meletakan jari-jari pada dada, pararel
dengan sela iga; jika detak tidak terasa mintalah pasien untuk miring
ke sisi kirinya
5. Nilai karakteristik detak apeks dan catat posisinya
6. Tempatkan tepi telapak tangan kanan pada area parasternal dengan
kuat, dan rasakan adakah heave ventrikel kanan. Mintalah pasien
untuk menahan napas saat ekspirasi
7. Palpasi untuk mencari thrills pada apeks dan kedua sisi sternum
dengan menggunakan bagian datar jari-jari anda
Auskultasi
Pastikan ruangan tenang saat melakukan auskultasi. Stetoskop sebaiknya
dapat digunakan dengan nyaman, dengan arah sudut earpiece sedikit ke
depan. Panjang pipa stetoskop sebaiknya sekitar 25 cm dan cukup tebal untuk
mengurangi bunyi eksternal
1. Dengarkan dengan mengunakan stetoskop bagian diafrgma pada
bagian apeks, tepi bawah sternum kiri, tepi atas sternum kanan dan
kiri
2. Dengarkan dengan mengunakan stetoskop bagian bell pada bagian
apeks, tepi bawah sternum kiri
3. Dengarkan pada arteri karotis (bising ejeksi sistolik pada stenosis
aorta) dan pada aksila kiri (bising pansistolik pada regurgitasi mitral)
4. Pada setiap tempat, lakukan identifikasi bunyi jantung pertama dan
kedua. Nilai karakter dan intensitas bunyi jantung, perhatikan adakah
split bunyi jantung kedua. Palpasi denyut arteri karotis untuk
menentukan waktu/fase terjadinya bising. Bunyi jantung pertama (s1)
hampir mendahului detak pulsasi karotis, sementara bunyi jantung
kedua (S2), jelas diluar fase tersebut
5. Konsentrasi pada bagian sistolik (interval antara s1 dan S2) dan
diastolic (interval antara s2 dan s1). Perhatikan adanya bunyi jantung
tambahan maupun bising.
6. Miringkan pasien ke sisi kiri. Dengarkan bagian apeks dengan
menggunakan tekanan ringan menggunakan bell stetoskop untuk
mendeteksi missing middiastolik dan presistolik pada stenosis mitral
7. Mintalah pasien untuk duduk dan membungkuk ke depan, lalu
menghembuskan napas sepenuhnya dan menahan napasnya.
Dengarkan pada sela interkosta 2 pada tepi kiri sternum dengan
menggunakan stetoskop bagian diafragma untuk mengenali bising
pada regurgitasi aorta
8. Catat karakter dan intensitas bising yang terdengar
9. Lakukan pemeriksaan secara teratur setiap melakukan auskultasi
sehingga anda tidak mencari cari kelainan minor. Identifikasi dan
deskripsikan hal-hal berikut
a. Bunyi jantung pertama dan kedua (s1 dan s2)
b. Bunyi jantung ekstra (s3 dan s4)
c. Bunyi tambahan spt klik dan snap
d. Perikardial rubs
e. Bising pada sistolik dan diastolik
G. Pemeriksaan sistem vaskuler perifer (Arteri)
1. Lengan
Periksalah denyut arteri radialis dan brakhialis
Ukur tekanan darah di kedua lengan
2. Abdomen
Cari pulsasi yang nyata
Palpasi dan dengarkan area disekitar aorta abdominalis. Bifukasio
aorta terletak pada tingkat ketinggian umbilicus, jadi rasakan
epigastrium, untuk Aneurisma Aorta Abdominal (AAA). Pada pasien
yang kurus aorta yang berbelok belok tetapi dengan diameter yang
normal dapat terasa seperti aneurisma. Jika terdapat kecurigaan
lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan duplex ultrasound scan.
Masa berdenyut dibawah umbilicus menandakan aneurisma iliaka
3. Tungkai
Inspeksi dan raba tungkai dan kaki untuk perubahan yang
menandakan iskemia, termasuk temparatur dan perubahan warna
Perhatikan bekas luka dari operasi vaskuler ataupun non vaskuler
sebelumnya serta posisi, batas, kedalaman, dan warna dari setiap
ulserasi
Lihatlah secara khusus adakah luka diantara jari-jaki kaki dan tumit
untuk melihat adanya perubahan iskemik (lokasi tersering dari luka
akibat tekanan)
4. Denyut Nadi Femoralis
Mintalah pasien berbaring dan jelaskan apa yang akan dilakukan
Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada arteri femoralis. Denyut
arteri femoralis mungkin akan sulit ditemukan pada pasien yang
obesitas
Dengarkan adanya bruit pada kedua arteri femoralis dengan
menggunakan stetoskop bagian diafragma
5. Denyut Arteri Poplitea
Minta pasien untuk berbaring pada permukaan yang keras dan
nyaman dengan rileks
Fleksikan lutut pasien 30˚
Dengan menggunakan ibu jari di depan lutut dan jari-jari lainnya di
bagian belakang, tekanlah dengan keras pada bagian garis tengah di
atas arteri poplitea
Lalu geser jari anda 2-3 cm di bawah lipatan lutut dan cobalah untuk
menekan arteri tersebut ke bagian belakang tibia karena lengkung ini
berjalan di bawah lengkung soleal
6. Denyut Arteri Tibialis Posterior
Rasakan 2 cm dibawah dan 2 cm dibelakang maleolus medial dengan
menggunakan ketiga jari bagian tengah
7. Denyut Arteri Dorsalis Pedis
Dengan menggunakan ketiga jari bagian tengah rasakan bagian
tengah dorsum kaki sedikit lateral dari tendon ekstensor hallucis
longus
Uji Buerger
1. Dengan pasien berbaring terlentang, berdirilah pada sisi kaki tempat tidur.
Naikkan kaki pasien dan ganjal tungkainya sehingga membentuk sudut
45˚ terhadap aksis horizontal selama 2-3 menit
2. Perhatikan adakah warna kepucatan seiring pengosongan atau drainase dari
vena-vena superficial
3. Mintalah pasien untuk duduk dan menggantung tungkainya di tepi tempat
tidur
4. Perhatikan adakah hiperemesis reaktif pada keadaan tergantung; hilangnya
warna pucat dan menyebarnya kembali warna kemerahan menandakan
hasil uji yang positif
Uji Trendelenburg
1. Minta pasien untuk duduk di tepi bangku pemeriksaan
2. Elevasikan tungkai sejauh mungkin yang masih nyaman bagi pasien dan
kosongkan vena superficial dengan “memerah” tungkai kearah
selangkangan
3. Dengan tungkai pasien masih terangkat, tekan area pesimpangan
safenofemoral (2-3 cm di bawah dan 2-3 cm lateral dari tuberkel pubis)
dengan ibu jari. Hal ini juga dapat dilakukan dengan mengguanakan
torniket paha
4. Minta pasien untuk berdiri sementara pemeriksa mempertahankan
tekanan diatas persimpangan safenofemoral
5. Jika terdapat refluks safenofemoral, vena verikosa pasien tidak akan
terisi sampai telah dilepasnya tahanan jari pemeriksa atau torniket paha
7. DOKUMEN TERKAIT Douglas, G., Nicol, F., Robertson, C. (2013). Pemeriksaan Klinis Macleod.
Singapura: Elsevier
Poltekes Depkes Jakarta III, 2009, Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia
I, Jakarta: Salemba Medika
Ratna Aryani, 2009, Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia, Jakarta :Trans Info Media