Anda di halaman 1dari 10

SOP PELAYANAN PENANGANAN PENYAKIT DIABETES MELITUS (DM)

STANDART OPERATING Nomor Dokumen:


PROSEDURE (SOP)
Tanggal Terbit:

PROSEDUR Nomor Revisi:

PUSKESMAS
PELAYANAN PENANGANAN
Halaman: 1/8
MIJEN PENYAKIT DIABETES MELITUS

Disusun oleh Disetujui oleh Disahkan oleh Kepala


Koordinator Upaya Pengobatan Puskesmas Mijen

dr. Aprilia Mahatmanti dr. YettyNastuti


NIP : NIP.
SASARAN 1. Pengunjung yang dicurigai DM dengan keluhan 3P (poliuru, polidipsi,
polifagi)
2. Penderita DM
3. Riwayat keluarga DM
4. Obesitas
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
6. Ibu hamil dengan riwayat berat badan bayi lahir >4000 gram
7. Usia > 45 tahun
TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan pada penderita DM
TENAGA Dokter, Perawat, Bidan, Analis, AA
SARANA NON 1. Ruangan pemeriksaan sesuai standar puskesma atau pustu
MEDIK 2. Mebelair sesuai standar: meja, kursi, tempat tidur pasien dengan
perlengkapannya sesuai kebutuhan.
3. Sketsel 2-3 daun/tirai
4. Bangku injak 1 buah
5. Almari alat dan bahan habis pakai
6. Meja instrument 1 buah
7. Tempat sampah bertutup 2 buah (medis dan non medis)
8. Sarana cuci tangan washtaffel dengan air mengalir, anti septic, dan
handuk
9. Komputer dan meja komputer
10. ATK : bolfoin 2 buah, buku register 1 buah, penggaris 1 buah,

1
penghapus 1 buah, blangko rujukan, blangko laborat sesuai kebutuhan
11. Timer/jam yang ada detiknya
12. Senter sesuai kebutuhan
13. Tissue
SARANA MEDIS 1. Timbangan badan dengan tinggi badan 1 buah
2. Tensi meter air raksa dan stetoskop dalam keadaan baik sesuai
kebutuhan
3. Hammer refleks
4. Termometer
5. Handscon
6. Bahan habis pakai (kain kassa, tissue, spuit, kapas, alkohol)
7. Tabung O2 lengkap (trolly, regulator, selang dan sungkup)
PROSEDUR TETAP 1. Menyapa klien
a. Senyum
b. Mengucapkan salam dengan menatap mata klien
c. Mengatakan “apa yang dapat saya bantu” ?
2. Anamnesis
Dengan suara lembut dan ramah menanyakan:
a. Identitas klien (nama, umur, alamat)
b. Keluhan klien : apakah ada riwayat keluarga DM, ada
penurunan BB, lemah, cepat capek, sering kencing terutama
malam hari, banyak makan, sering haus, sering kesemutan,
gatal-gatal, mudah bisulan, ada gangguan penglihatan, ada
keputihan pada wanita, ada gangguan ereksi (pada laki-laki)
c. Berapa lama keluhannya, sudah berobat kemana dan dapat
obat apa
3. Pemeriksaan fisik
Memberitahukan kepada klien untuk diperiksa:
a. Tinggi badan dan berat badan
1) Posisikan alat ukur berat badan dalam posisi nol
2) Alas kaki, jaket, dan barang bawaan lainnya dilepas

2
3) Posisi klien berdiri tegap diatas alat ukur menghadap
petugas
4) Tarik alat ukur tinggi badan sampai diatas kepala,
kemudian atur ketinggian sesuai pencak kepala dan dibaca
hasil tinggi badan catat pada status
5) Baca hasil pengukuran berat badan catat pada status, nilai
apakah ada obesitas atau tidak
6) Memberitahukan hasil pengukuran kepada klien
b. Pemeriksaan nadi
1) Memberitahu kepada klien untuk pemeriksaan nadi
2) Mengatur posisi pasien
3) Menentukan posisi nadi yang akan diukur
4) Meraba denyut nadi dengan tiga jari (telunjuk, tengah,
manis)
5) Menghitung nadi selama 1 menit
6) Menilai hasil pengukuran (frekuensi, keteraturan irama
dan kekuatan denyutan)
7) Memberitahukan hasil pengukuran kepada klien dan
mencatat hasil pada CM (catatan medis)
c. Pemeriksaan pernapasan
1) Memberitahu kepada klien untuk pemeriksaan
pernapasan
2) Mengatur posisi pasien
3) Membuka baju
4) Mengamati gerakan dada/perut pasien dihitung selama 60
detik
5) Menilai hasil pengukuran
8) Memberitahukan hasil pengukuran kepada klien dan
mencatat pada CM (catatan medis)
d. Pemeriksaan suhu aksiler

3
1) Memberitahu klien untuk pemeriksaan suhu
2) Membersihkan axila dengan tissue atau kasa
3) Pastikan termometer pada posisi dibawah 35o C, bila
belum termometer dikibas-kibaskan dengan cara
memegang termometer pada ujung tumpul dengan ibu
jari, jari telunjuk dan jari tengah
4) Memasang termometer tepat pada tengah axila
5) Menyilangkan tangan kedepan dengan memegang bahu
6) Mengangkat termometer setelah 10 menit
7) Menilai hasil pengukuran, memberitahukan hasil
pengukuran kepada klien dan mencatat hasil pada CM
(catatan medis)
8) Membersihakan termometer dengan mencelupkan
kedalam air sabun kemudian dicelupkan kedalam larutan
desinfektan selanjutnya dibersihkan dengan air bersih,
terakhir menurunkan air raksa dan menyimpan
termometer pada tempatnya.
e. Pemeriksaan tekanan darah
1) Memberitahu klien untuk pemeriksaan tekanan darah
2) Mengatur posisi pasien
3) Menempatkan diri di sebelah kanan pasien
4) Menentukan letak arteri brachialis
5) Pasang manset 3 cm diatas fosa kubitidengan pipa karet
diletakkan disebelah luar lengan diatas arteri brachialis
6) Pasang stetoskop di atas arteri brachialis di fosa cubiti,
valve dikencangkan, balon dipompa setinggi sampai tidak
teraba nadi ditambah 20 mmHg
7) Buka valve pelan-pelan sambil dengarkan suara pertama
bunyi denyut nadi berarti sistolik, sedangakn suara nadi
yang menghilang adalah diatolik
8) Lepas manset, catat hasilnya, kemudian lakukan penilaian

4
dan beritahukan hasilnya keopada pasien
9) Tensimeter di off-kan dengan cara dimiringkan kearah
reservoir 450 dari posisi on ke off, manset dilipat, tutup
tensimeter kemudian simpan pada tempatnya.
f. Pemeriksaan kepala
1) Memberitahu klien untuk pemeriksaan kepala
2) Pemeriksaan mata:
- Apakah konjungtiva merah, ikterik
- Gunakan senter untuk memeriksa kekeruhan lensa
3) Pemeriksaan mulut
- Pasien diminta membuka mulut dan menjulurkan
lidah untuk melihat stomatitis atau jamur
g. Pemeriksaan dada, paru, dan jantung
1) Inspeksi dada
- Melihat tarikan dinding dada apakah ada kelainan
atau tidak
2) Palpasi dada
- Melihat meletakkan dua telapak tangan diatas dada
dan pasien disuruh mengambil napas kemudian
dilihat apakah simetris atau tidak
3) Perkusi dada
- Menilai apaka ada suara redup, pekak, sonor,
hipersonor
- Menilai besar jantung
- Apaka ada nyeri ketuk atau tidak
4) Auskultasi
- Apakah ada suara wheezing, srtidor, ronchi
h. Pemeriksaan perut (lien, hepar, ginjal, kandung kemih)
1) Inspeksi
a) Memberitahu pasien

5
b) Atur posisi yang tepat
c) Lakukan pengamatan bentuk perut secara umum,
kontur permukaan perut, penonjolan dan adanya
ketidaksimetrisan
d) Amati kontur secara teliti untuk melihat adanya
jamur, pertumbuhan rambut, dan pigmentasi
2) Auskultasi
a) Memberitahu pasien, cuci tangan
b) Siapkan stetoskop, hangatkan tangan, tanyakan waktu
terakhir makan
c) Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan
d) Letakkan stetoskop dengan tekanan ringan pada
setiap empat kuadran perut
e) Letakkan bagian bel diatas aorta, arteri renal dan
arteri iliaca, auskultasi pada aorta dilakukan dari arah
superior ke umbilikus, auskultasi aorta renal
dilakukan dengan cara meletakkan stetoskop pada
garis tengah perut atau kearah kanan kiri dari garis
perut, auskultasi arteri iliaka dilakukan dengan cara
meletakkan stetoskop pada area bawah umbilikus
f) Meletakan bagian bel stetoskop diatas area
preumbilikal untuk mendengar bising vena (jarang
terdengar). Untuk mengkaji gesekan pada area lien
maka letakkan stetoskop pada area batas tulang rusuk
garis aksila posterior digaris aksila anterior dan pasien
menarik nafas dalam. Untuk mengetahui gesekan
pada area hepar letakkan stetoskop pada sisi bawah
kanan tulang rusuk
3) Perkusi
a) Memberitahu pasien, cuci tangan
b) Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas kemudian

6
bergerak searah jarum jam perhatikan reaksi pasien
dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri tekan
c) Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran lien
dilakukan disepanjang garis midclavikularis sinistra
kebawah catat bila terdapat suara redup
d) Perkusi posisi dan ukuran hepar, lakukan perkusi
mulai dari garis midclavikularis pada atau dibawah
umbilicus menuju keatas melewati area timpani
sampai terdengar suara redup yang merupakan batas
bawah hepar, beri tanda dengan pensil pada tempat
mulai ditemukan suara redup, lakukan perkusi pada
garis midclavikularis dextra yang dimulai dari area
resonan paru-paru menuju kebawah sampai
ditemukan suara redup yang menunjukan batas atas
hepar dan beri tanda pada tempat ditemukan suara
redup. Ukurlah jarak antara kedua tanda tadi (batas
atas dan batas bawah hepar) dalam santuan cm yang
menyatakan ukuran hepar.
4) Palpasi
a) Palpasi hepar
- Beritahu pasien dan cuci tangan
- Berdiri disamping kanan pasien
- Letakan tangan kiri pada dinding torak posterior pada
tulang rusuk 11-12, tekankan tangan kiri ketasa
sehingga sedikit mengangkat dinding dada, letakan
tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi
kanan dengan membentuk sudut kira-kira 450 dengan
otot rektus abdominal atau paralel terhadap otot
rektus abdominal dengan jari-jari kearah tulang rusuk.
Sementara pasien tarik nafas, lakukan penekanan
sedalam 4-5 cm kearah bawah pada batas tulang

7
rusuk jaga posisi tangan dan suruh pasien inhalasi dan
rasakan batas hepar bergerak menentang tangan yang
secara normal terasa dengan kontur reguler. Bila
hepar tidak teraba secara jelas maka suruh pasien
menarik nafas dalam sementara posisi tangan
dipertahankan dan memberikan tekanan sedikit lebih
dalam.
- Catat hasil pemeriksaan.
b) Palpasi ginjal
- Beritahu pasien dan cuci tangan
- Pada palpasi ginjal kanan letakan tangan kiri dibawah
panggul dan elevasikan ginjal kearah anterior
- Letakan tangan kanan pada dinding perut anterior
pada garis midclavikularis pada tepi bawah batas
kosta, tekankan tangan secara langsung keatas
sementara pasien nafas panjang.
- Pada orang dewasa normal ginjal tidak teraba tetapi
pada orang yang kurus bagian bawah ginjal kanan
dapat dirasakan bila ginjal teraba rasakan mengenai
kontur atau bentuk, ukuran dan adanya nyeri tekan.
Untuk melakukan palpasi ginjal kiri lakukan
disebrang tubuh pasien letakan tangan kiri dibawah
panggul kemudian lakukan tindakan seperti palpasi
ginjal kanan.
i. Pemeriksaan alat kelamin
1) Pria
Inspeksi : amati lubang uretra dan gland penis, rambut
pubis mengenai adanya ulkus scar, nodul, peradangan,
keluaran (pus, darah).
2) Wanita
Inspeksi : mengamati adanya jamur, keputihan, ulkus,

8
scar, folikulitis, peradangan.
j. Pemeriksaan ekstremitas
1) Inspeksi
a) Beritahu pasien dan cuci tangan
b) Kulit diamati untuk mengetahui adanya jamur, bekas
garukan, luka lama yang tidak sembuh
2) Palpasi
a) Lakukan tes sensitifitas dengan cara : siapkan kapas
yang sudah dipilin, usapkan dengan lembut ujung
kapas pada daerah kulit yang diperiksa, dan atau
dengan jarum steril ditusukan pada daerah kulit yang
diperiksa.
b) Pemeriksaan fisiologis pada lengan dengan cara :
posisikan lengan klien sedikit fleksi, letakan ibu jari
tangan kiri pemeriksa pada fosa cubiti klien kemudian
ketuk dengan hammer reflek nilai hasil dan lakukan
pemeriksaan fisiologis tungkai dengan cara posisikan
tungkai bawah klien menggantung bebas, ketuk
dengan hammer reflek tendo achiles dan nilai hasil.
c) Reflek babinski dilakukan dengan cara :
menggoreskan benda agak tajam pada telapak kaki
dari tumit keatas menuju bawah jempol normal
ditunjukan dengan adanya fleksi pergelangan kaki.
4. Pemeriksaan labiratorium
Rujuk pasien ke laboratorium dengan membawa blangko
pengantar untuk periksa: gula darah puasa dan 2 jam post
prandial.
5. Diagnosis
Bila kadar darah puasa >120 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam
post prandial >180 mg/dL

9
6. Pengobatan
a. Edukasi: menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
penyakit DM, bahwa penyakit DM itu seumur hidup, untuk
perilaku hidup bersih dan sehat: mandi sehari 2 kali, kuku
tidak boleh panjang, gosok gigi sehabis makan
b. Diet: semua jenis makanan boleh dimakan, hanya banyak dan
frekuensinya diatur (konsul ahli gizi), perlu diet ketat untuk
jenis makanan yang mengandung gula murni
c. Olahraga secara teratur dan terukur
Teratur: minimal seminggu 3 kali, terukur sampai zona
exercise (berdasar denyut nadi dibanding umur): jenis
olahraga yang dianjurkan sesuai tinggi kadar gula darah dan
komplikasi yang sudah terjadi
d. Obat penurun gula
1) Merangsang sekresi insulin di pankreas (sulfonilurea,
metiglinide)
2) Meningkatkan sensitifitas jaringan insulin (metformin)
3) Menghambat absorbsi glukosa di dinding usus (acarbose)
7. Peragaan
8. Penyuluhan
9. Pencatatan dan pelaporan
10. Pasca pelayanan
a. Dianjurkan untuk kontrol rutin
b. Minum obat teratur
Referensi

10

Anda mungkin juga menyukai