Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN FIELD LAB SEMESTER I

Preseptor Fakultas :

Preseptor Lapangan :

Disusun oleh:

Dian Sety Rini (2013010009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020

1
Daftar Isi

Cover ………………………………………………………………………. i

Daftar isi …………………………………………………………………... ii

Lembar Pengesahan ……………………………………………………….. iii

BAB 1 Kasus

1. Identitas Pasien …………………………………………………… 4


2. Keluhan Pasien …………………………………………………… 4
3. Secret 7 ……………………………………………… ..………… 4
4. Fundamental 4 ……………………………………………………. 4
5. Hasil TTV………………………………………………………….. 5

BAB II Hambatan dan Solusi

A. Anamnesis ………………………………………………………...12
B. TTV…………….………………………………………….……….12

BAB III Penutup

1. Kesimpulan……………………………………….……….………14
2. Saran …………………………………………………….……….14

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Field Lab ini di buat oleh :

Nama : Dian Setya Rini

NIM : 20130100019

Perseptor Wahana :

Perseptor FK UMP :

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Telah diperiksa dan disetujui oleh Perseptor dan pihak berwenang.

Mengetahui

Perseptor wahana Perseptor Fakultas

3
BAB I

KASUS

1.1 Identitas Pasien


 Nama : Tn. X
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur :-
 Alamat : Tidak diketahui
 Status pernikahan : Tidak diketahui
 Pekerjaan : Tidak diketahui
 No. telepon : Tidak diketahui

1.2 Keluhan Utama


Pasien mengeluhkan sakit asam urat yang menjalar dari punggung sampai
telapak kaki pada kaki kanan.
1.3 Subjektif (Fundamental Four)
1. Riwayat Penyakit Sekarang (Sacred Seven)
 Onset : Tn. X menceritakan bahwa keluhan ini
Sudah dirasakan lama.
 Lokasi : Kaki kanan dari punggung menjalar sampai
telapak kaki.
 Kronologi : Riwayat sakit asam urat, sudah lama
tidak minum obat.
 Kualitas : Mengganggu kenyamanan.
 Kuantitas : Sakit sekali (8-9)
 Modifikasi
o Faktor pemberat : Sudah lama tidak minum obat.
o Faktor peringan : Saat minum obat sakit berkurang
 Keluhan lain : Kaki sering terasa panas, kesemutan
kadang terasa seperti kesetrum, dan

4
terasa pegal, pusing sesekali.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
 Asam urat
3. Riwayat Penyakit Keluarga (-)
4. Riwayat Sosial, Ekonomi, Kebiasaan
 Pasien menggunakan BPJS

1.4 OBJEKTIF

Keadaan Umum : Compos Mentis

Tekanan Darah : Tidak ada data

Tinggi Badan : Tidak ada data

Berat Badan : Tidak ada data

Nadi : Tidak ada data

Frekuensi napas : Tidak ada data

Suhu : Tidak ada data

1.5 Langkah- Langkah :


a). Anamnesis

1. Mengucap salam, bismillah , memperkenalkan diri

2. Menanyakan identitas penderita (nama, usia, alamat pekerjaan)

3. Menunjukkan sikap hormat /respect pada pasien (tersenyum,kontak mata)

4. Menanyakan maksud kedatangan pasien

5. Menanyakan lokasi,ada penjalaran atau tidak

6.Menanyakan onset dan kronologi (sejak kapan/berapa


lama,mendadak/perlahan,hilang timbul/menetap, pada waktu tertentu)

5
7. Menanyakan kualitas keluhan (Tajam: rasa panas, terbakar, tertusuk,pedih, di
iris. Tumpul: diremas, kramp, kolik)

8. Menanyakan kuantitas keluhan (ringan, sedang, berat)

9. Menanyakan faktor-faktor pemberat (aktifitas fisik, aktifitas makan)

10. Menanyakan faktor-faktor peringan (minum obat, posisi tubuh)

11. Menanyakan gejala penyerta (adakah keluhan lain: baal, kesemutan, demam,
mual, muntah, diare, sakit perut ->sesuai kasus)

12. Menanyakan riwayat penyakit dahulu ((pernah sakit serupa? (kapan,sudah


berapa kali,diberi obat apa), riwayat pengobatan))

13. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga (ada tidaknya penyakit keturunan:


Kencing manis, darah tinggi,asma,alergi,kencing batu dll)

14. Menanyakan riwayat sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, pernikahan,


asuransi kesehatan)

15. Menanyakan kebiasaan pribadi (merokok,minum alkohol,pola tidur,pola


makan dan minum)

16. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami pasien

17. Menggunakan pertanyaan terbuka secara tepat

18. Menggunakan pertanyaan tertutup secara tepat

19. Menutup wawancara dengan membuat suatu ringkasan

20. Menanyakan pada pasien apakah ada hal yang terlewat/Keluhan yang belum
disampaikan

21. Membuat kesepakatan dengan pasien (contracting)

22. Menenangkan dan menasihati secara holistik, mendoakan kesembuhan 3

23. Menutup dengan hamdalah dan salam 1

6
24. Bila melakukan kegiatan lain (misal melihat catatan atau menulis), tidak
sampai mengganggu proses wawancara dengan pasien.

25. Tidak menghakimi/ menyalahkan

26. Tampak percaya diri

b). Pemeriksaan TTV

1. Pemeriksaan tekanan darah :

a. Pasien istirahat 5 menit sebelum diukur.

b. Memberitahu posisi pasien.

c. Posisi lengan setinggi jantung.

d. Menyingsingkan lengan baju ke atas.

e. Menentukan ukuran manset yang sesuai dengan diameter lengan pasien.

f. Memasang manset kira-kira 1 inci (2,5 cm) dari siku.

g. Menanyakan hasil pemeriksaan tekanan darah pasien sebelumnya.

h. Mengatur tensimeter agar siap pakai (untuk tensimeter air raksa)

yaitu menghubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset,

menutup sekrup balon manset, membuka kunci reservoir.

i. Meraba arteri brachialis.

j. Meletakkan diafragma stetoskop di atas tempat denyut nadi tanpa menekan.

k. Memompa sampai kira-kira 30 mmHg diatas hasil pemeriksaan sebelumnya.

l. Kempiskan perlahan

m. Mencatat bunyi korotkoff I dan V.

n. Melonggarkan pompa segera setelah bunyi terakhir menghilang.

7
o. Tunggu 1-2 menit sebelum mengulangi pemeriksaan.

p. Jika mencurigai adanya hipotensi ortostatik, lakukan pemeriksaan

dalam keadaan berdiri dan tiduran terlentang.

q. Melepas manset.

r. Mengembalikan posisi pasien senyaman mungkin.

2. Pemeriksaan Denyut Nadi :

a. Mengatur posisi pasien nyaman dan rileks.

b. Menekan kulit dekat arteri radialis dengan 3 jari dan meraba denyut nadi.

c. Menekan arteri radialis dengan kuat, dengan jari-jari selama kurang lebih 60
detik, jika tidak teraba denyutan, jari-jari digeser ke kanan dan kiri sampai
ketemu.

d. Langkah-langkah pemeriksaan ini juga dilakukan pada tempat pemeriksaan


denyut nadi lainnya.

3. Pemeriksaan pernafasan :

a. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien bila hanya khusus menilai


pernafasan.

b. Membuka baju pasien bila perlu untuk mengamati gerakan inspirasi dan
menilai kesimetrisan gerakan (tirai harus ditutup dahulu).

c. Meletakkan tangan datar pada dada dan mengobservasi inspirasi dan

ekspirasi serta kesimetrisan gerakan.

d. Menentukan irama pernafasan

8
e. Menetukan pernafasan dalam 60 detik. Bila pernafasan teratur cukup 30 detik
lalu dikalikan 2.

f. Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinan ada bunyi abnormal.

g. Tutup kembali baju pasien dan memberitahu bahwa pemeriksaan sudah selesai.

4. Pemeriksaan Suhu :

a. Pengukuran di aksila :

1) Memberitahu pasien

2) Mencuci tangan

3) Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dengan benar

4) Menurunkan air raksa bila perlu

5) Mengatur posisi pasien

6) Meletakkan termometer di ketiak dengan posisi tepat

7) Menunggu sekitar 5 menit

8) Mengambil termometer, mengelap dengan gerak berputar dari bagian yang


bersih.

9) Merapikan kembali baju pasien

10) Membaca hasil pengukuran dengan segera

11) Mencuci termometer dengan larutan sabun dan membilas dengan bersih

12) Keringkan termometer

13) Mengembalikan air raksa dan meletakkan kembali di tempat semula

14) Mencuci tangan

9
b. Pengukuran oral :

1) Memberitahu pasien

2) Mencuci tangan

3) Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dengan benar

4) Menurunkan air raksa bila perlu

5) Memberitahu pasien agar membuka mulut dan mengangkat lidah sedikit

6) Memasukkan termometer pelan-pelan sampai bagian ujung tempat raksa


(mercury chamber) masuk dibawah lidah.

7) Memberitahu pasien agar menutup mulut dan jangan menggigit

8) Menunggu selama 5 menit

9) Mengambil termometer sambil memberitahu pasien untuk membuka mulut

10) Mengelap termometer

11) Membaca hasil pengukuran

12) Mencuci termometer dengan air sabun, membilas dengan air bersih, dan
mengeringkannya

13) Menurunkan air raksa dan megembalikan ke tempat semula.

14) Mencuci tangan

c. Pengukuran di rektal :

1) Memberitahu pasien

2) Mencuci tangan

3) Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dan menurunkan bila perlu

4) Mengatur posisi pasien

10
5) Melumasi ujung tempat raksa dengan vaselin sesuai kebutuhan

6) Membuka bagian rektal pasien

7) Meraba sfingter dengan ujung tempat raksa

8) Memasukkan ujung tempat raksa dengan hati-hati ke rektum

9) Memasang termometer selama 5 menit

10) Mengambil termometer dari anus

11) Mengelap termometer secara perlahan

12) Membersihkan rektum dengan kertas tissue

13) Menolong pasien kembali ke posisi semula

14) Membaca hasil pengukuran

15) Mencuci termometer, membilas dengan air bersih, dan mengeringkannya

16) Menurunkan air raksa dan mengembalikan ke tempat semula

17) Mencuci tangan

11
BAB II

Hambatan dan Solusi

1.1 Anamnesis
a) Hambatan
Dalam melakukan anamnesis ini, terdapat beberapa hambatan yang
terjadi saat pengambilan data diantaranya adalah saat interaksi
berlangsung antara dokter dengan pasien, seperti penggunaan Bahasa yang
dipakai, seringkali pasien menggunakan Bahasa kedaerahan, selain itu,
kemampuan pasien dalam menangkap maksud dari pertanyaan dokter
seringkali terjadi salah pahaman sehingga maksud dan tujuan pertanyaan
sulit disamakan.
b). Solusi
Solusi yang harus digunakan saat anamnesis apabila terjadi
hambatan seperti diatas adalah dari sudut pandang dokter harus
menguasai Bahasa daerah yang digunakan pasien agar dapat memahami
maksud keluhan, dokter dapat meminta pasien agar mengguanakn Bahasa
Indonesia sebagai cara berinteraksi.

1.2 Tanda-tanda Vital


a). Hambatan
Hambatan yang terjadi saat pengukuran dalam video adalah
kurangnya memperlihatkan saat pengukuran dan juga tidak adanya data
yang dapat diperoleh mahasiswa, sehingga mahasiswa sulit mengetahui
gambaran tanda-tanda vital dari pasien.
b). Solusi

12
Pada saat pengukuran ada baiknya video memperlihatkan cara
pengukuran dan juga hasilnya, agar para mahasiwa dapat mengetahui
gambaran Kesehatan dari tanda vital pasien.

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Tn.X datang ke klink puskemas dengan keperluan konsultasi Kesehatan.


Karena Tn. X mengalami masalah utama yaitu mengeluhkan sakit asam urat
yang menjalar dari punggung sampai telapak kaki pada kaki kanan. Selain itu
juga ada beberapa keluhan tambahan yaitu rasa nyeri terasa panas sebelah kaki
kanan, pegal, rasa sakit ini juga kadang terasa seperti kesemutan. Rasa sakit ini
muncul karena pasien sempat meminum obat Asam Urat namun sudah
beberapa hari ini beliau tidak mengonsumsinya lagi dikarenakan habis.
Sehingga timbul rasa nyeri sakit ini. Untuk membantu mengurangi rasa sakit
ini diperlukan Tindakan nonfarmakologis yang tepat seperti pola hidup sehat,
rajin berolahraga ringan, serta mengurangi factor resiko yang ada. Untuk terapi
farmakologis seperti pemberian obat anti nyeri, vitamin, konsumsi obat khusus
penyakit Asam Urat dengan sesuai dosis dan atauran dengan harapan
pemakaian dosis tersebut akan berkurang sejalan dengan perubahan pola hidup
sehat pasien.

3.2 Saran

Field Lab kali ini mengguanakan media online via Zoom Meeting dengan cara
mennton video secara bersama, untuk itu praktikum diharapkan para
mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh agar dapat memahami interaksi pasien
dan Dokter. Beberapa pasien menggunakan Bahasa Jawa yang tidak terlalu
dimengerti oleh praktikan, oleh karena itu diharapkan praktikan dapat lebih
aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada dosen pembina di wahana apabila
ada beberapa hal yang tidak dimengerti. Selain itu juga terjadi beberapa
kendala sinyal dari pihak rumah sakit dari Dokter Wahana, oleh karena itu
untuk jaringan sinyal leih baik dieprbaiki agar saat pemutaran video tidak
terhenti karena gangguan sinyal.

14
15

Anda mungkin juga menyukai