Anda di halaman 1dari 7

SOP

MELAKUKAN PERAWATAN NGT

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen 1/2 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Suatu tindakan keperawatan dalam memelihara NGT agar tetap bersih dari
1 Definisi
rongga mulut hingga lambung.
1. Untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme atau bakteri di dalam
selang NGT.
2 Tujuan
2. Mencegah infeksi
3. Menjaga kebersihan rongga mulut

Ruang
3 Indikasi :
Lingkup
1. Bagi pasien yang terpasang NGT
https://muhammadwahyuputra69.blogspot.com/2017/09/memasang-perawatan-
4 Acuan
pelepasan-selang.html?m=1
5 Prosedur KOMPONEN Ya TIDAK
Persiapan Alat
1. Air
2. Hepafix
3. Sabun
4. Waslap
5. Sikat gigi
6. Pasta gigi
7. Bengkok
8. Kassa
9. spatel
Fase Prainteraksi
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
Fase Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.
Fase Kerja
1. Nilai kembali pempatan selang sebelum meberikan
makanan,cairan,atau obat-obatandan pada setiap
pergantian untuk pemberian makan secara kontinue.
2. Bilas selang dengan 30 mL air setelah setiap makan
dan pemberian obat-obatan.
3. Nilai adanya iritasi atau pecahnya kulit. Rekatkan
ulang setiap hari dan pada lokasi yang berlainan untuk
menghindari penekanan konstan pada satu area
hidung. Cuci dengan lembut area sekitar hidung
dengan air dan sabun. Bersihkan perawatan nasal
setiap hari dan jika diperlukan
4. Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika
dibutuhkan (cuci mulut, air, sikat gigi, bersihkan
lidah,gigi, gusi, pipi, dan membrane mukosa). Jika
pasien sedang membersihkan mulut, ingatkan untuk
tidak menelan air.Jika pasien tidak sadar bias
dibersihkan menggunakan spatel dan kassa.
Fase Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan di lembar catatan keperawatan.

Catatan :
Anamnese dan Observasi Sirkulasi (TD, Nadi, Pernapasan, dan Suhu)

Komponen Anamnesa

A. Mengidentifikasi informasi
1. Nama
2. Usia
3. Ras/etik
4. Alamat/telepon
5. Agama
6. Status pernikahan
7.  Pekerjaan
8. Jenis kelamin

B. Keluhan Utama (KU)                                                         


C. Riwayat Penyakit Saat ini
D. Riwayat Medis Terdahulu dan Perawatan Primer
1. Penyakit pada masa kanak-kanak/imunisasi seperti campak (tipe),
gondongan, dan cacar air
2. Uji skrining laboratorium yang dilakukan baru-baru ini untuk penyakit
infeksi (hepatitis, campak, tuberkulosis, HIV) : tanggal, hasil
3. Penyakit utama (pneumonia, hepatitis, demam reumatik, difteri, polio)
4. Rawat inap ; tanggal, alasan
5. Pembedahan ; tanggal, alasan
6. Kecelakaan ; fraktur, cedera, tidak sadar
7. Tranfusi darah ; tanggal, alasan, reaksi
8. Alergi (makanan, demam Hay, lingkungan, debu, binatang ; asma)
9. Alergi obat
10. Penyalahgunaan alkohol/alkoholisme; perawatan
11.  Penyalahgunaan/ ketergantungan obat; zat, perawatan
12.  Kebiasaan
13. Pola tidur
14. Diet/malnutrisi
15. Olahraga/ aktivitas bersenang-senang
16. Bahaya ditempat kerja : posisi (berdiri,duduk) tegangan (mata,otot),
ventlisasi, terpajan zat kimia beracun
17. Bahayan lingkungan : udara, air, pembuangan limbah, jumlah jendela
kurang, tempat perapian yang tebuka, cat
18. Penganiayaan fisik/seksual pada masa kanak-kanak
19. Kekreasan rumah tangga/ pemukulan/ pemerkosaan/ isolasi pada masa yang
lalu, saat ini keamanan
20. Uji skrining genetik, jika didapat lakukan (mis. Sel sabit,tay sachs, fibrosis
kritis); hasil
21. Penyakit spesifik
22. Pengobatan

E. Pemeriksaan Fisik Sistem vaskuler

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya


kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi). Urutan pemeriksaan berjalan secara logis dari kepala ke kaki, dan bila
telah terlatih dapat dilakukan hanya dalam waktu sekitar 10 menit :

1. keadaan umum,
2. tekanan darah,
3. nadi,
4. tangan,
5. kepala dan leher,
6. jantung,
7. paru,
8. abdomen dan
9. kaki serta tungkai.

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, dan
volume, laju serta kekentalan (viskositas) darah. Tekanan darah biasanya
digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolic, dengan nilai
dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Teknik penggukuran
tekanan darah meliputi :

a. Manset spignomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan


pada arteri brakialis pada permukaan ventral siku agak bawah manset
spigmomanometer.
b.  Tekanan dalam spigmomanometer dinaikkan dengan memompa udara ke
dalam manset sampai denyut radial dan brachial menghilang. Manset
dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya
denyutan radial kemudian tekanan didalam spigmomanometer di turunkan
secara perlahan.
c. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum
pada skala spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.
d. Suara denyutan nadi selanjutnya agak keras dan tetap terdengar sekeras itu
sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Suara
denyutan terakhir adalah tekanan diastolic.

2. Pemeriksaan Nadi

1) Palpasi
Penilaian palpasi meliputi frekuensi, irama, kualitas, konfigurasi gelombang,
dan keadaan pembuluh darah. Frekuensi jantung normal

Usia Frekuensi jantung (denyut/menit)

Bayi 120-160/mnt

todler 90-140/mnt

Prasekolah 80-110/mnt

Usia sekolah 75-100/mnt

Remaja 60-90/mnt

Dewasa 60-100/mnt

2) Irama

Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi antara setiap
denyut nadi atau jantung. Bila irama nadi tidak teratur, maka frekuensi jantung
harus dihitung dengan melakukan auskultasi denyut apikal selama satu menit
penuh sambil meraba denyut nadi. Setiap perbadaan antara kontraksi yang
terdengar dan nadi yang teraba harus dicatat. Gangguan irama (disritmia)
sering mengakibatkan defisit nadi, suatu perbedaan antara frekuensi apeks
(frekuensi jantung yang terdengar di apeks jantung) dan frekuensi nadi. Defisit
nadi biasanya terjadi pada fibrilasi atrium, flutter atrium, kontraksi ventrikel
premature dan berbagai derajat blok jantung.
3) Kekuatan nadi
Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunjukkan volume darah yang
diejeksikan ke dinding arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi sistem
pembuluh darah arterial yang mengarah pada nadi. Secara normal, kekuatan
nadi tetap sama pada setiap denyut jantung.

0 Tidak ada, tidak dapat dipalpasi

1+ Nadi hilang, sangat sulit dipalpasi, mudah hilang 

2+ Mudah dipalpasi, nadi normal 

3+ Nadi penuh, meningkat 

4+ Kuat, nadi memantul, tidak dapat hilang 

2. Pemeriksaan pernafasan

Frekuensi napas normal tergantung umur :


1. Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
2. Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit
3. Usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
4. Dewasa 16 – 20 x/menit.
5. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
6. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
7. Apnea : Bila tidak bernapas .

3. Mengukur suhu tubuh

Mengukur suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu yang
paling umum adalah dengan melakukan pengukuran di ketiak, mulut dan dubur.
Termometer yang digunakan,sebaiknya termometer digital (elektronik) untuk
memberikan hasil yang tepat dan akurat

1). Mengukur Suhu Tubuh Di Bawah Ketiak


 Pengukuran suhu tubuh yang paling umum dan mudah adalah di ketiak.
Langkah pengukuran sebagai berikut:
 Ujung termometer dibersihkan.
 Letakkan ujung termometer di ketiak, dan jepit dengan erat.
 Tahan termometer hingga berbunyi.
 Termometer dikeluarkan dan baca hasilnya.
 Bersihkan termometer.
2). Mengukur Suhu Tubuh Lewat Mulut

Mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang
cukup akurat adalah melalui mulut. Untuk mengukur suhu tubuh ini
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

 Ujung termometer dibersihkan.


 Masukkan ujung termometer ke bawah lidah.
 Tahan termometer dalam mulut minimal 1 menit, atau sampai
termometer berbunyi.
 Keluarkan termometer dan baca hasilnya.
 Bersihkan termometer kembali.
3). Mengukur Suhu Tubuh Lewat Dubur

Tempat lain untuk mengukur suhu tubuh adalah di dubur. Namun


pengukuran di tempat ini cukup merepotkan, terutama pada bayi atau anak-
anak. Langkah pengukuran pada bayi/anak-anak dilakukan sebagai berikut:

 Oleskan pelumas (Aquagel) pada ujung termometer.


 Tengkurapkan atau telentangkan bayi di pangkuan.
 Masukkan 1,5-2,5 cm ujung termometer ke dalam dubur dengan hati-
hati.
 Tahan posisi tersebut hingga termometer berbunyi. Posisi bayi harus
ditahan idak bergerak, sebab jika bergerak, dapat menyebabkan
termometer masuk lebih dalam dan menyebabkan luka.
 Keluarkan termometer dan baca hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai