OLEH :
RIZKY ALANDA (133110260)
KELAS II.B
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Hj.Elvia Metti M.Kep Sp.Mat
A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah setelah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang infeksi nifas diharapkan ibu nifas mengerti tentang infeksi yang terjadi pada saat
nifas.
B. TUJUAN KHUSUS
C. SASARAN
Sasaran pada promosi kesehatan ditujukan kepada masyarakat khususnya para ibu
nifas.
D. PROSES PENYULUHAN
- Menjelaskan
- Bersedia mengikuti
kontrak waktu
kegiatan
- Menjelaskan
- Mendengarkan dan
Tujuan Pengajaran
memperhatikan
- Menjelaskan
penyebab dari infeksi
nifas
- Menjelaskan
tanda dan gejala dari
infeksi nifas
- Menjelaskan
Faktor Predisposisi
Infeksi Nifas
- Menjelaskan
Gambaran Klinis
Infeksi Nifas
- Menjelaskan cara
pencegahan dan
pengobatan dari
infeksi nifas
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
3. Infocus
G. MATERI
(Terlampir)
A. PENGERTIAN
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam
minggu (Fairer, Helen, 2001:225)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Ne'bnatal, 2001:122)
Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah
kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu
(Mochtar, Rustam, 1998:115)
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan.
Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral
sedikitnya empat kali sehari
b. Staphylococcus aureus
c. Escherichia Coli
d. Clostridium Welchii
1. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan banyak,
diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi lain yaitu
pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya.
2. Proses persalinan bermasalah seperti partus lama/macet terutama dengan ketuban
pecah lama, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses
pencegahan infeksi dan manipulasi yang berlebihan.
3. Tindakan obstetrik operatif baik pervaginam maupun perabdominam.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
5. Episiotomi atau laserasi.
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-
kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya
tidak berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka
terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa
naik sampai 39 - 40°C dengan kadang-kadang disertai menggigil.
2. Endometritis
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan
nyeri perut pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi
cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang
lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
4. Peritonitis
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya
bahwa abses mencari jalan ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke
rektum, atau ke kandung kencing.
7. Mastitis
1. Masa kehamilan
2. Selama persalinan
3. Selama nifas
a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-
alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril.
b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak bercampur dengan ibu sehat.
c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi
sedapat mungkin.
DAFTAR PUSTAKA