Anda di halaman 1dari 24

PRESUS

BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA (BPH)


KELOMPOK 1
AGNES PUTRI YUSTIKA ANNISA VIRA ANGGRAINI
RIA ASTUTI SILVIA DEVA WALITA
MARIA ULFA PUTRI NURAHMI
WIWIK AHMAD ILMANSYAH
DESTRI SUCI MAWARNI M.RAFLI SYAILENDRA
RISTIKA SURYANI
DEFINIS
I
Benign prostatic hyperplasia atau benigna prostat hyperplasia
(BPH) disebut juga Nodular hyperplasia, benign prostatic hypertrophy
atau Benign enlargement of the prostate (BEP) yang merujuk kepada
peningkatan ukuran prostat pada laki-laki usia pertengahan dan usia
lanjut. Benigna prostat hipertropi (BPH) adalah pembesaran kelenjar
dan jaringan seluler kelenjar prostat yang berhubungan dengan
perubahan endokrin berkenaan dengan proses penuaan. Prostat adalah
kelenjar yang berlapis kapsula dengan berat kira-kira 20 gram, berada
di sekeliling uretra dan di bawah leher kandung kemih pada pria. Bila
terjadi pembesaran lobus bagian tengan prostat akan menekan dan
uretra akan menyempit.
ETIOLO Ada
kemungkinan
beberapa
penyebab
factor
antara
GI lain (Kemenkes RI, 2019):
a. Dihydrotestosteron
b. Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel dan stroma dari
kelenjar prostat mengalami hiperplasi
c. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
d. Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan penurunan
testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
e. Interaksi stroma – epitel
f. Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor dan penurunan transforming
growth factor beta menyebabkan hiperplasi stroma dan epitel.
g. Berkurangnya sel yang mati
h. Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari
kelenjar prostat.
i. Teori sel stem
j. Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
MANIFESTASI
KLINIS
GEJALA IRITATIF (KEMENKES RI
2019)
NYERI PADA SAAT MIKSI
NOKTURIA

PENINGKATAN PERASAAN INGIN MIKSI


FREKUENSI BERKEMIH YANG SANGAT MENDESAK
GEJALA OBSTRUTIF (KEMENKES
RI 2019) RASA TIDAK PUAS
HESITANSI TERMINAL DRIBLING SETELAH BAK

INTERMITENCY URIN TERUS MENETES


PANCARAN LEMAH
SETELAH BERKEMIH
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIU PEMERIKSAAN
PENCITRAAN
M LAIN
 Urinalis/sedimen urin  Foto polos abdomen  Residual urin
 Pemeriksaan fungsi ginjal  Pemeriksaan  Pancaran urin/flow rate
 Pemeriksaan PSA Ultrasonografi Transrektal
(Prostate Specific Antigen) (TRUS)
HASIL LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL TES NILAI NORMAL SATUAN KETERANGAN
Hemoglobin 11.00*
14.00 – 17.40 g/dl Low
Hematokrit 33.10* 41.50 – 50.40 % Low
Eritrosit 3.86* 4.40 – 6.00 ribu/ul Low
Leukosit 12.40* 4.50 – 11.00 ribu/ul High
Trombosit 349 150 – 450 ribu/ul  
MCV 85.70 80.00 – 96.00 FL  
MCH 28.50 27.50 – 33.20 Pg  
MCHC 33.30* 33.40 – 35.50 % Low
Basofil 0 0–1 %  
Eosinofil 0 0–4 %  
Neutrofil Batang 3 3–5 %  
Neutrofil Sengmen 74* 46 – 73 % High
Limfosit 18* 18 – 44 %  
Monosit 5 3–9 %  
Waktu Pendarahan 120 70 – 180 detik  
Waktu Pembekuan 7.00 3.00 - 7.00 Menit  
Golongan Darah Rhesus B/Rhesus +      
Gula Darah Sewaktu 95 60 – 140 mmol/l  
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif    
SARS-CoV-2 Antigen Test        
Rapit Test Antigen Negatif Negatif    
PENATALAKSANAAN

OBSERVASI TERAPI MEDIKA


SENTOSA FIOTERAPI
Dilakukan pada klien  Penghambat Adnergika
dengan keluhan ringan, (obat prazosin)
nasehat yang diberikan  Penghambat 5-a-reduktase TERAPI BEDAH
ialah mengurangi minum (obat finasteride)
setelah makan malam
TERAPI
       
OBAT  
NO Hari / gl Nama Obat Dosis Manfaat
      Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
  Senin IVFD Asering 2000 cc/24 jam
  6 juni 2022 Inj.Moxifloxacin 400 mg/24 jam Obat antibiotik mencegah infeksi
1.
Inj.Ketorolac 30 mg / 8 jam Untuk meredakan nyeri
Bfluid 500 mg /24 jam Untuk menambah nutrisi
  Selasa     Obat untuk mengatasi mual dan muntah
  Inj.Lansoprazole 30 mg/24 jam
  7 Juni 2022    
  Untuk menjaga tubuh dari dehidrasi
2. IVFD Nacl 500 ml/24 jam
Inj.Ketorolac 30 mg / 8 jam Untuk meredakan nyeri
  PCT 1 gr   1 gr/4 jam Untuk mengembalikan suhu tubuh normal kembali
  Rabu Inj.katerolac 30 mg / 8 jam Untuk meredakan nyeri
      Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
  8 Juni 2022 IVFD Asering 2000 cc/24 jam
  3.    30 mg/24 jam Obat untuk mengatasi mual dan muntah
Inj.Lansoprazole
Inj.Moxifloxacin 400 mg/24 jam Obat antibiotik mencegah infeksi
  Inj.Ketorolac 30 mg / 8 jam Untuk meredakan nyeri
Kamis
 
  9 Juni 2022 Inj.Moxifloxacin 400 mg/24 jam Obat antibiotik mencegah infeksi
   IVFD Asering  2000 cc/24 jam Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
4.
    Obat untuk mengatasi mual dan muntah
Inj.Lansoprazole 30 mg/24 jam
Bfluid 500 mg /24 jam Untuk menambah nutrisi
  Ciprofloxacin 500 mg/2x24 jam Obat antibiotik mencegah infeksi bakteri
Jum’at 10 Juni 2022
5.   150 mg / 2 x 24 jam Obat untuk mengobati dari gejala produksi asam lambung berlebih
Ranitidin
PATOFISIOLOGI
BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma
dan sel epitel berinteraksi. Sel sel ini pertumbuhannya
dipengaruhi oleh hormone seks dan respon sitokin. Di dalam
prostat, testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT),
DHT merupakan androgen dianggap sebagai mediator utama
munculnya BPH ini.

Pada penderita ini hormon DHT sangat tinggi dalam


jaringan prostat. Sitokin berpengaruh pada pembesaran prostat
dengan memicu respon inflamasi dengan menginduksi epitel.
Prostat membesar karena hyperplasia sehingga terjadi
penyempitan uretra yang mengakibatkan aliran urin melemah
dan gejala obstruktif yaitu hiperaktif kandung kemih,
inflamasi, pancaran miksi lemah (Skinder et al, 2016).
KOMPLIKAS
I

Seiring dengan semakin beratnya BPH dapat terjadi obstruksi saluran kemih,
karena urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih dan apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal.

Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik


mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang mengakibatkan peningkatan
tekanan intra abdomen yang akan menimbulkan hernia dan hemoroid. Stasis dalam
vesiko urinaria akan membentuk batu endapan yang menambah keluhan iritasi dan
hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesiko urinaria menjadikan media pertumbuhan
mikroorganisme. Yang dapat menyebabkan pyelonefritis.
HASIL
PENGKAJIAN
Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah dan kelaminnya. Pasien
mengatakan nyeri saat BAK.
Riwayat pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, dan dirasakan saat miring kanan
penyakit maupun kiri, susah dan nyeri saat BAK, badannya lemas, Klien juga mengatakan
sekarang tidak nyaman dengan kondisi yang dialaminya, nyeri timbul disebabkan saat BAK,
Nyeri dirasakan di pagi hari, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam,
Skala nyeri 7, nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas berat, Klien tampak lemah,
Klien tampak gelisah
Kenyamanan/nyeri Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil
Pasien mengatakan nyeri dirasakan saat melakukan gerakan- gerakan miring kiri
dan kanan
Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah
Pasien juga mengatakan nyeri saat BAK
Skala nyeri : 7
HASIL
PENGKAJIAN
•Dada

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan otot


bantu Pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan
terasa panas, nyeri tekan(-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Auskultasi : Suara nafas normal

•Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post operasi di abdomen
region inguinal
Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada
daerah Inguinalis
Perkusi : Dullness
Auskultasi : Terdengar bising usus (N= <5 per menit)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Pre operasi :
 
 Nyeri akut (D.0077)
 Retensi urin (D.0050)
 Gangguan Eliminasi urin (D.0040)
 Ansietas (D.0080)
 Gangguan pola tidur (D.0055)
 Defisit pengetahuan (D.0111)

Post operasi :
 
 Nyeri akut (D.0077)
 Risiko Infeksi (D.0142)
 Risiko perdarahan (D.0012)
ANALISA DATA (PRE
OP)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : - Klien mengatakan nyeri pada Benign Prostat Hyperplasia  
abdomen kanan   Nyeri Akut
bawah
Pre Operasi
   
P : nyeri timbul saat BAK
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk R : nyeri Pembesaran Prostat
pada abdomen bawah S : skala nyeri 7
T : nyeri timbul terus - menerus Penyempitan uretra pars prostat
   
Do : - klien tampak meringis
Peningkatan tekanan uretra Urine
- Klien tampak bersikap protektif
 
TTV
terhambat
TD : 140/90 mmHg T : 36,9
 
˚C
RR : 22 x/menit N : Nyeri Akut
81 x/menit
ANALISA DATA (PRE
NO DATA
OP)
ETIOLOGI MASALAH
2. Ds : - Klien mengatakan khawatir terhadap Benign Prostat Hyperplasia Ansietas
akibat prosedur operasi yang akan  

dilakukan Pre Operasi


-Klien mengatakan sering terbangun  

saat tengah malam Pembesaran Prostat


 
Do : - Klien tampak gelisah Penyempitan uretra pars prostat
   
  Peningkatan tekanan uretra Urine
TTV terhambat
TD : 140/90 mmHg T : 36,9
˚C Retensi Urine
RR : 22 x/menit N : 81  
x/menit
Nyeri Akut

Gelisah

Krisis situasional pada penyakit yang


diderita

Ansietas
ANALISA DATA (PRE
OP)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. Ds : - Klien mengatakan sulit tidur saat Benign Prostat Hyperplasia Gangguan Pola Tidur
malam hari karena rasa nyeri  

- Klien sering terbangun malam Pre Operasi


hari  

- Klien sering cepat lelah saat Pembesaran Prostat


beraktivitas
  Penyempitan uretra pars prostat
Do : - Konjungtiva anemis  
- Klien tampak lemah Peningkatan tekanan uretra Urine
  terhambat
   
TTV Retensi Urine
TD : 140/90 mmHg T : 36,9  
˚C Nyeri Akut
RR : 22 x/menit N :
81 x/menit Gelisah
 

Gejala Penyakit

Perubahan Pola tidur

Gangguan Pola tidur


ANALISA DATA (POST
OP)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
4. Ds : - Klien mengatakan nyeri pada Benign Prostat Hyperplasia Nyeri akut
luka post op
 
P : nyeri timbul saat digerakkan
Post Operasi
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk R : nyeri
pada luka post op
abdomen kanan bawah S : skala
nyeri 6 Adanya luka operasi
T : nyeri hilang timbul
  Menstimulasi respon nyeri
 
Do : - klien tampak meringis
- Klien tampak bersikap Protektif  
  Nyeri Akut
TTV
TD : 160/100 mmHg T : 36,5
˚C
RR : 18 x/menit N :
79 x/menit
ANALISA DATA (POST
OP)
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
5. Benign Prostat Hyperplasia Resiko infeksi
Risiko Infeksi Faktor

Risiko
Post Operasi
- Efek prosedur invasif (luka
operasi)
- Hb : 11.00 g/dL ( Menurun )
- Leukosit : 12.40 ribu /µL Adanya luka operasi
( Meningkat )
- Tampak luka insisi Menstimulasi respon nyeri
   
TTV
TD : 160/100 mmHg T :
36,5 ˚C Nyeri Akut
RR : 18 x/menit N :
79 x/menit
Peradangan pada kulit
 

Bercak kemerahan ,merasa gatal


 
Tempat masuk mikroorganisme
 
Resiko Infeksi
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen nyeri - untuk mengetahui
fisiologis keperawatan selama 3 x 24 jam ,   lokasi,karakteristik,dura
  diharapkan Tingkat nyeri. Observasi si,frekuensi,kualitas,
Ds : - Klien mengatakan nyeri pada SLKI : Tingkat nyeri - identifikasi lokasi, intensitas nyeri pasien
abdomen kanan bawah   karakteristik, durasi, - Untuk mengetahui
    Kriteria Hasil 1 2 3 4 5 frekuensi, kualitas, seberapa nyeri yang di
P : nyeri timbul saat BAK   intensitas nyeri rasakan pasien
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk R :   Keluhan nyeri √ - identifikasi skala nyeri - untuk mengurangi rasa
nyeri pada abdomen bawah S :   Teraupetik nyeri pasien
skala nyeri 7 √ - untuk memenuhi
  Meringis - berikan tekhnik
T : nyeri terus menerus nonfarmakologis untuk kebutuhan istirahat dan
    tidur pasien
 
Bersikap √ mengurangi rasa nyeri
Do : - klien tampak meringis protektif - fasilitasi istirahat dan tidur - Agar pasien mengetahui
- Klien tampak bersikap Edukasi strategi meredakan
Ket : nyeri
protektif - jelaskan strategi
  - untuk meredakan
  meredakan nyeri
1.Meningkat keluhan nyeri pada
TTV Kolaborasi
2.Cukup meningkat klien
TD :140/90mmHg - kolaborasi pemberian
3.Sedang
T : 36,9 ˚C analgetik
4. Cukup Menurun
RR :22x/menit
5. Menurun
P :
81x/menit
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

2. Ansietas b.d krisis situasional Setelah dilakukan intervensi SIKI : - Untuk Mengetahui
  keperawatan selama 2 x 24 jam , Terapi penurunan tingkat
Ds : - Klien mengatakan khawatir diharapkan Tingkat asnsietas menurun relaksasi energi
terhadap akibat prosedur SLKI : Tingkat ansietas Observasi ketidakmampuan
operasi yang akan   - Identifikasi tingkat berkonsentrasi/gejala
dilakukan   Kriteria hasil 1 2 3 4 5 energi ketidakmampuan yang menganggu
    berkonsentrasi/gejala kemampuan kognitif
Do : - Klien tampak gelisah   Verbalisasi √ yang menganggu - Untuk mengurangi
- Klien tampak tegang   khawatir akibat kemampuan kognitif kecemasan pasien
  kondisi yang Terapeutik diajak berbicara
 
  dialami - Gunakan pakaian longgar dengan nada
  lambat dan lembut
TTV - Gunakan nada
TD : 140/90 mmHg T
  Perilaku gelisah √ - Agar pasien
suara lembut
: 36,9 ˚C   dengan irama mengetahui tujuan
Perlikau tegang √ manfaat, bantuan dan
RR : 22 x/menit N lamba
: 81 x/menit Edukasi jenis relaksasi seperti
Ket : - Jelaskan tujuan jenis teknik napas dalam
1.Meningkat relaksasi yang tersedia - Agar pasien merasa
2.Cukup meningkat (mis.napas dalam) nyaman
3.Sedang - Anjurkan
4. Cukup Menurun mengambil napas
5. Menurun
dalam
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

3. Gangguan Pola tidur b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI : - Untuk


kurang kontrol keperawatan selama 2 x 24 jam , Dukungan mengetahui pola
  diharapkan Pola tidur membaik. Tidur aktivitas dan
Ds : - Klien mengatakan SLKI : Pola tidur Observasi tidur
sulit tidur saat malam   - Identifikasi pola - Agar memberikan
hari   Kriteria hasil 1 2 3 4 5 aktivitas dan tidur kenyamanan pada
- Klien mengatakan waktu     pasien
jam tidur paling lama 2 jam   Keluhan sulit √ Terapeutik - Agar pasien
    tidur - Lakukan prosedur mengetahui
Do : - Klien sering cepat   untuk pentingnya tidur
lelah saat beraktivitas Keluhan sering √ meningkatkan cukup selama
  terjaga
  kenyamanan sakit
TTV     - Untuk membiasakan
  Keluhan √
TD : 140/90 mmHg istirahat tidak Edukasi pasien agar tidur
T : 36,9 ˚C Ket :
cukup - Jelaskan pentingnya tepat waktu
RR : 22 x/menit 1. Menurun tidur cukup selama sakit
N : 81 2.Cukup Menurun - Anjurkan menepati
x/menit 3.Sedang kebiasaan waktu tidur
4. Cukup meningkat
5. Meningkat
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

4. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen nyeri - untuk mengetahui
Ds : - Klien mengatakan nyeri keperawatan selama 3 x 24 jam ,   lokasi, karakteristik,
pada luka post op diharapkan Tingkat nyeri. Observasi durasi, frekuensi,
  SLKI : Tingkat nyeri - identifikasi lokasi, kualitas, intensitas
P: nyeri timbul saat digerakkan   karakteristik, durasi, nyeri pasien
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk   Kriteria hasil 1 2 3 4 5 frekuensi, kualitas, - Untuk mengetahui
R : nyeri pada luka post op   intensitas nyeri seberapa nyeri yang
abdomen kanan bawah   Keluhan nyeri √ - identifikasi skala nyeri di rasakan pasien
S: skala nyeri 6     - untuk mengurangi
T: nyeri hilang timbul Teraupetik rasa nyeri pasien
  Meringis √
  - berikan tekhnik - untuk memenuhi
Do : - klien tampak meringis   nonfarmakologis untuk kebutuhan istirahat
- Klien tampak bersikap   Bersikap √ mengurangi rasa nyeri dan tidur pasien
Protektif protektif - fasilitasi istirahat dan tidur - agar pasien mengetahui
    strategi meredakan
TTV Ket : Edukasi nyeri
TD : 160/100 mmHg T 1.Meningkat - jelaskan strategi - untuk meredakan
: 36,5 ˚C 2.Cukup meningkat meredakan nyeri keluhan nyeri pada
RR : 18 x/menit 3.Sedang   klien
N : 79 4. Cukup Menurun Kolaborasi
x/menit 5. Menurun - kolaborasi pemberian
analgetik
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

5 Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi SIKI : - Untuk mengetahui


Faktor Risiko keperawatan selama 2 x 24 jam , Pencegahan tanda dan gejala
- Efek prosedur invasif diharapkan Tingkat infeksi menurun. Infeksi infeksi sistemik pada
(luka operasi) SLKI : Observasi klien
- Hb : 11.00 g/dL ( Menurun )   - monitor tanda dan gejala - Untuk menjaga
- Leukosit : 12.40   Kriteria hasil 1 2 3 4 5 infeksi dan sistemik kebersihan luka klien
ribu /µL ( Meningkat )     - Untuk meminimalisir
- Tampak luka   Kemerahan √ Teraupetik terkontaminasinya
insisi TTV   - berikan perawatan bakteri
TD : 160/100 mmHg kulit pada area luka - Agar klien
  Nyeri √
T : 36,5 ˚C post op mengetahui tanda
  - cuci tangan sebelum dan dan gejala infeksi
RR : 18 x/menit
  Perdarahan √
sesudah kontak dengan - Agar kebutuhan
N : 79
x/menit Ket : pasien dan lingkungan caitran klien
1. Menurun pasien terpenuhi
2.Cukup Menurun   - Agar klien bisa
3.Sedang Edukasi meingkatkan
4. Cukup meningkat - jelaskan tanda dan gejala asupan
5. Meningkat infeksi nutrisinya
- anjurkan meningkatkan
asupan cairan
- anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai