Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT dan segala puji syukur hanya bagi-Nya Tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan makalah
Farmakoterapi 3 ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para mahasiswa dari hasil makalah ini.
Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama, bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kasus
Tn AB laki laki mengeluhkan susah untuk kencing atau buang air kecil
dengan tekanan darah tinggi sekitar 130/70 mmHg,nadi 70 x/menit,RR 20
x/menit.Dan dokter mendiagnosa BPH dan diberi terapi obat yaitu
Bisoprolol,Zibac (Ceftazidin),Ratan (Ranitidin),Nexa (As
Traneksamat),Paracetamol,Ketorolac,Antrain (Metamizole),Actazolam
(Alprazolam),Plasmanate (Albumin).
BPH terjadi pada zona transisi prostat, dimana sel stroma dan sel epitel
berinteraksi. Sel sel ini pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seks dan
respon sitokin. Di dalam prostat, testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron
(DHT), DHT merupakan androgen dianggap sebagai mediator utama munculnya
BPH ini. Pada penderita ini hormon DHT sangat tinggi dalam jaringan prostat.
Sitokin berpengaruh pada pembesaran prostat dengan memicu respon inflamasi
dengan menginduksi epitel. Prostat membesar karena hyperplasia sehingga terjadi
penyempitan uretra yang mengakibatkan aliran urin melemah dan gejala
obstruktif yaitu : hiperaktif kandung kemih, inflamasi, pancaran miksi lemah
Penyebab BPH masih belum jelas, namun mekanisme patofisiologinya diduga
kuat terkait aktivitas hormon Dihidrotestosteron (DHT). (Skinder et al, 2016).
2.1.3 Manisfestasi klinis
Menurut Tanto (2014) pada umumnya pasien BPH datang dengan gejala-
gejala truktus urinarius bawah (lower urinari tract symptoms -LUTS) yang terdiri
atas gejala obstruksi dan iritasi.
Gejala obtruksi :
a. Miksi terputus
b. Hesitancy: saat miksi pasien harus menunggu sebelum urin keluar
c. Harus mengedang saat mulai miksi
d. Kurangannya kekuatan dan pancaran urine
e. Sensasi tidak selesai berkemih
f. Miksi ganda (berkemih untuk kedua kalinya dala waktu ≤ 2 jam setelah
miksi sebelumnya )
g. Menetes pada akhir miksi
Gejala Iritasi
a. Frekuensi sering miksi
b. Urgensi : rsa tidak dapat menahan lagi, rasa ingin miksi
c. Nokuria : terbangun dimalam hari untuk miksi
d. Inkotenensia: urine keluar di luar kehendak
2.1.4 Etiologi
Menurut Tanto (2014) teori yang umum digunakan adalah bahwa BPH
bersifat multifactorial dan pengaruh oleh sistem endokrin, selain itu ada pula yang
menyatakan bahwa penuaan menyebabkan peningkatan kadar estrogen yang
menginduksi reseptor adrogen sehingga meningkat sensitivitas prostat terhadap
testosteron bebas, secara patologis, pada BPH terjadi proses hiperplesia sejati
disertai peningkatan jumlah sel. Pemeriksaan micropis menunjukan bahwa bPH
tersusun atas stroma dan epitel dengan rasio yang bervariasi.
BAB 2
PENATALAKSANAAN
PTO – 1. SUBJEKTIF
A. IDENTITAS PASIEN
TANGGAL MRS : TGL LAHIR / UMUR :
NAMA : Tn AB BB/TB/LPT : / /
KONDISI KHUSUS :
-
Riwayat Penyakit
Riwayat -
Pengobatan -
Riwayat Keluarga -
PTO – 2. OBJEKTIF
A. DATA PEMERIKSAAN KLINIK (TTV)
Tanggal
Pemeriksaan Nilai Normal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TD 120/80 mmHg 130/70 130/90 130/90 130/70 120/80 110/70 - 130/80 120/70 - 110/80 110/60 - - -
RR 12-20 x/mnt 20 20 20 20 20 - - - - - 18 - - - -
Suhu 36-37,50C - - - - - - - - - - - - - - -
GCS 4-5-6 4-5-6 4-5-6 4-5-6 4-5-6 4-5-6 4-5-6 - 4-5-6 4-5-6 - - - - - -
Keluhan - - - Nyeri - - - - - - - - - - -
a. Pada tanggal 4 pasien mengalami nyeri dikarenakan pasien mengalami ketidak mampuan dalam mengeluarkan urine (Lee,
2006)
B. DATA PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal
Pemeriksaan Nilai normal
1 10
3 -
Leukosit (3,5-10).10 /µl 9,5.103
Trombosit (150-300).103/ µl -
164.103
a. pada tanggal 10 nilai Na Cl pasien mengalami kenaikan hal ini menunjukkan pasien
dierikan cairan infus (Herawati,2011)
b. Pada tanggal 10 hematocrit mengalami penurunan dari nilai normal 35-50% menjadi 2,70
dikarenakan pasien tekanan darahnya rendah dan mengalami anemia (Herawati,2011)
Ns I.V 20 tts/mnt √ √ //
K
Bisoprolol P.O 5 mg 1X1 T T T √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ketorolac Sesuai
Selain menggunakan
Metaizole digunakan obat
ketorolac dimana obat ini
sudah terbukti memiliki efek
analgetik, anti inflamasi,
dan antipiretik. Telah
banyak digunakan
pada terapi nyeri akut
maupun kronis. Ketorolak
bekerja dengan menghambat
sintesis prostaglandin (PG)
melalui penghambatan enzim
siklooksigenase-1
(COX-1) dan siklooksigenase-
2 (COX-2) banyak digunakan
sebagai analgetik pasca
bedah, dan terbukti efektif
untuk nyeri sedang sampai
berat (Coreira dkk., 2019)
Nama Obat Efek Samping Potensial Efek Samping Yang Timbul Rekomendasi/Saran
Ns Adanya respon febri, nekrosis jaringan -
(Deck & Winston, 2012) -
Bisoprolol Dispenia, pusing, kardiomipati, - -
hipotensi,takikardia, lemah (ISO VOL
51,2017)
Zibac (Ceftazidin) Reaksi hipersensitif, nyeri kenaikan -
kadar ureum (pramudianto, 2018) -
Ratan (Ranitidin) Konstipasi, diare, mual, trombosipenia, - -
sakit kepala, takikardia (pramudianto,
2018)
Nexa (As Mual muntah anorexia eksanetema - -
Traneksamat) pusing hiotensi (ISO VOL 51,2017)
Paracetamol Reaksi hipersensitifitas dan penggunaan - -
jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati (ISO VOL 51,2017)
Ketorolac Diare, dispesia, nyeri gastrointensial - -
(pramudianto, 2018)
Antrain Reaksi hipersensitifitas ganguan GI, - -
(Metamizole) leukopenia agranulositosis (ISO VOL
51,2017)
Actazolam Mengantuk, nyeri kepala, vertigo - -
(Alprazolam) (BPOM, 2017)
Plasmanate - -
(Albumin)
5. DRUG INTERACTIONS
PTO – 4. PLAN
1. MONITORING HASIL TERAPI OBAT
PEMBAHASAAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kasus yang kami telah uraikan dapat disimpulkan bahwa pada kasus
Tn AB mengalami BPH dan diberikan terapi obat seperti Bisoprolol,Zibac
(Ceftazidin),Ratan (Ranitidin),Nexa (As
Traneksamat),Paracetamol,Ketorolac,Antrain (Metamizole),Actazolam
(Alprazolam),Plasmanate (Albumin). tetapi tidak semua obat dapat digunakan
contohnya pada Bisoprolol dan Ketorolac yang terdapat interaksi mayor yang
mengakibatkan meningkatnya kadar serum tubuh sehingga pasien terkena
hiperkalemia.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Petanyaan