STASE BEDAH
Disusun Oleh :
ELFA ZUNITA
2008730062
Pembimbing :
dr. Asep Tajul, Sp. B
JAWA BARAT
2011
PENAMBAHAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
Zona perifer tercatat 70% dari keseluruhan prostat pada dewasa muda
a) TEORI DIHIDROTESTOSTERON
Dihidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting
pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron didalan sel
prostat oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah
terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) yang membentuk kompleks
DHT-RA pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang
menstimulasi pertumbuhan sel prostat. Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa
kadar DHT pada BPH tidak jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal,
hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgen
lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada BPH lebih sensitif
terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan dengan
prostat normal.
Watchfull waiting
Pilihan terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor I-PSS < 7, yaitu keluhan
ringan yang tidak menganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak diberikan terapi apapun dan
hanya diberi penjelasan ,mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk
keluhannya, misalnya :
MEDIKAMENTOSA
a. Mengurangi resistensi otot polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi
intravesika dengan obat-obatan penghambat α-adrenergik (adrenergik α blocker)
b. Mengurangi volume prostat sebagai komponen statik dengan cara menurunkan kadar
hormon testosteron/dihidrotestosteron (DHT) melalui penghambat 5α-reduktase.
c. Selain kedua cara diatas, sekarang banyak dipakai terapi menggunakan fitofarmaka yang
mekanisme kerjanya belum terlalu jelas.
Penghambat 5α-reduktase
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dihidrotestosterone
(DHT) dari testosteron yang dikatalisis oleh enzim 5α-reduktase didalam sel-sel prostat.
Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel-sel prostat
menurun.
Dilaporkan bahwa pemberian obat ini, Finasteride 5mg/hari yang diberikan 1x setelah
enam bulan mampu menyebabkan penurunan prostat hingga 28%.
Fitofarmako
OPERASI
Pembedahan
Penyelesaian masalah pasien BPH jangka panjang saat ini yang pa;ing baik adalah
pembedahan, karena pemberian obat-obatan atau terapi non invasif lainnya membutuhkan jangka
waktu yang sangat lama untuk melihat hasil terapi
Pembedahan terbuka
Beberapa macam teknik operasi prostatektomi terbuka adalah metode dari Millin yaitu
melakukan enukleasi kelenjar prostat melalui pendekatan retropubik infravesika. Freyer melalui
pendekatan suprapubik transvesika, atau transperineal. Prostatektomi terbuka adalah tindakan
yang paling tua yang masih banyak dikerjakan saat ini, paling invasif dan efisien sebagai terapi
BPH. Prostatektomi terbuka dapat dilakukan melalui pendekatan suprapubik transvesikal
(Freyer) atau retropubik infravesikel (Millin). Dianjurkan untuk prostat yang sangat besar (> 100
gr).
Penyulit yang dapat terjadi setelah prostatektomi terbuka adalah: inkontinensia urine
(3%), impotensia (5-10%), ejakulasi retrograd (60-80%) dan kontarktor leher buli-buli (3-5%)
Pembedahan endourologi
Saat ini tindakan TURP (Trans Uretral Recection Prostat) merupakan operasi yang paling
banyak dilakukan di seluruh dunia. Disenangi karena tidak memerlukan insisi pada kulit perut,
massa mondok lebih cepat, dan memberikan hasil yang tidak banyak berbeda dengan operasi
terbuka. Pembedahan endourologi transuretra dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektrik
TURP atau dengan memakai energi Laser. Operasi terhadap prostat berupa reseksi (TURP),
insisi (TUIP), atau evaporasi.
Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak terlalu besar
dan umur relatif muda.
Selain tindakan invasif seperti yang diatas, saat ini sedang dikembangkan tindakan
invasif minimal yang terutama ditujukan untuk pasien yang mempunyai resiko tinggi terhadap
pembedahan. Tindakan invasif minimal itu diantaranya adalah:
Thermoterapi, Metode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui
kateter transuretral (melalui saluran kemih bagian bawah). Namun terapi ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keefektivitasannya.
TUNA (Transurethral Needle Ablation of the Prostate), TUNA termasuk dalam teknik
minimal invasif yang biasa digunakan pada pasien yang gagal dengan pengobatan
medikamentosa, pasien yang tidak tertarik pada pengobatan medikamentosa, atau tidak
bersedia untuk tindakan TURP. Teknik ini menggunakan kateter uretra yang didesain
khusus dengan jarum yang menghantarkan gelombang radio yang panas sampai mencapai
100oC di ujungnya sehingga dapat menyebabkan kematian jaringan prostat. Pasien
dengan gejala sumbatan dan pembesaran prostat kurang dari 60 gram adalah pasien yang
ideal untuk tindakan TUNA ini.
Kelebihan teknik TUNA dibanding dengan TURP antara lain pasien hanya perlu
diberi anestesi lokal. Selain itu angka kekambuhan dan kematian TUNA lebih rendah dari
TURP.
Pemasangan stent (prostacath), Alat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih
tetap terbuka. Setelah 4-6 bulan alat ini biasanya akan tertutup sel epitel. Biasanya
digunakan pada pasien dengan usia harapan hidup yang minimum dan pasien yang tidak
cocok untuk menjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini metode ini sudah
jarang dipakai.
7. Kapan TURP
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi, penyempitan uretra dan
impotensi.
9. Mengapa pada TURP terdapat komplikasi salah satunya adalah terjadi hiponatremi?
10. Mengapa terjadi gangguan penglihatan pada manifestasi klinik dari TURP?
Dokter dapat melakukan pemeriksaan colok dubur untuk meraba apakah prostat kita
membesar atau tidak. Pemeriksaan laboratorium darah dan air seni dapat dilakukan untuk
melihat apakah ada infeksi. Untuk melihat fungsi ginjal, dapat diperiksa kadar ureum,
kreatinin, dan elektrolit darah.
Pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) bersifat pilihan, akan tetapi banyak
dokter melakukannya sebagai salah satu pemeriksaan awal.
Jika gejala masih ringan, sebaiknya dilakukan pengamatan lebih lanjut. Pada keadaan
tidak dapat buang air kecil (berarti sumbatan sudah total), maka pertolongan pertama yang
dilakukan adalah pemasangan kateter. Jika upaya pemasangan kateter ini gagal, maka dapat
dilakukan tindakan operasi.
12. Penanganan BPH berdasarkan IPPS?
”Lower Urinary Track Symptom” terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif seperti
terlihat pada tabel di bawah.
Untuk menilai tingkat keparahan dari keluhan pada saluran kemih sebelah bawah,
beberapa ahli/organisasi urologi membuat sistem skoring yang secara subyektif dapat diisi dan
dihitung sendiri oleh pasien. Sistem skoring yang dianjurkan oleh WHO adalah International
Prostatic Symptom Score (I-PSS).
OBSTRUKSI IRITASI
Hesitansi Frekuensi (Anyang-anyangan)
Pancaran miksi lemah Nokturia (Sering kencing malam hari)
Intermitensi (Kencing tiba-tiba berhenti Urgensi (Merasa ingin kencing yang
dan lancar kembali) tidak bisa ditahan)
Miksi tidak puas Disuria (Rasa tidak enak saat kencing)
Terminal dribbling (Menetes setelah
miksi)
Sistem skoring I-PSS terdiri atas tujuh pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan
miksi (LUTS) dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Setiap
pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan miksi diberi nilai 0 sampai dengan 5, sedangkan
keluhan yang menyangkut kualitas hidup pasien diberi nilai dari 1 hingga 7. Dari skor I-PSS itu
dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat, (1) Ringan : 0 -7 – Watchfull waiting, (2)
Sedang : 8 - 19 – Medikamentosa, (3) Berat : 20 - 35 – Operasi. Timbulnya gejala LUTS
merupakan manifestasi kompensasi otot buli-buli untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat,
otot buli-buli mengalami kepayahan (fatique) sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang
diwujudkan dalam bentuk retensi urine akut. Timbulnya dekompensasi buli-buli biasanya
didahului oleh beberapa faktor pencetus antara lain : (1) volume buli-buli tiba-tiba terisi penuh
yaitu pada cuaca dingin,menahan kencing terlalu lama, mengkonsumsi obat-obatan atau
minuman yang mengandung diuretikum (alkoholo, kopi), dan minum air dalam jumlah yang
berlebihan, (2) massa prostat tiba-tiba membesar, yaitu setelah melakukan aktivitas seksual atau
mengalami infeksi prostat akut, dan (3) setelah mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
menurunkan kontraksi otot detrusor atau yang dapat mempersempit leher buli-buli, antara lain :
golongan antikolinergik atau adrenergik alfa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition.
USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004.
2. Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills
Companies. 2006.
3. Sobiston. Benign Prostatic Hyperplasia in Text Book of Surgery The Biological Basis of
Modern Surgical Practice. Elsevier Incr. 2008.
4. Ilmu kedokteran Bedah, buku digital. Pembesaran prostat jinak. 2010