OLEH :
SURYANTI
10101060
Pembimbng :
dr. Eko Hamidianto Sp.B
distensi
buli-buli.
Daripemeriksaan
colok
dubur
ini
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI PROSTAT
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli di depan rektum dan membungkus uretra posterior. Prostat
berbentuk seperti piramid terbalik dan merupakan organ kelenjar fibromuskuler
yang mengelilingi uretra pars prostatica dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya
20 gram. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika
dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli.5
a
b
c
d
karsinoma terbanyak.
Zona Sentralis.
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah
d
inervasi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli-buli. Di tempat itu
banyak terdapat reseptor adrenergik-. Rangsangan simpatik menyebabkan
dipertahankan tonus otot polos tersebut. Pada usia lanjut sebagian pria akan
mengalami pembesaran kelenjar prostat akibat hiperplasia jinak sehingga dapat
menyumbat uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran
kemih.5
proses aging (menjadi tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat jinak adalah: (1) Teori Dihidrotestosteron, (2)
Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron, (3) Interaksi antara sel
stroma dan sel epitel prostat, (4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5)
Teori Stem sel.5
a
pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron di dalam sel
prostat oleh enzim 5-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang
telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk kompleks
DHT-RA pada inti dan sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang
menstimulasi pertumbuhan sel prostat.
Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh
berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas
enzim 5-reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini
menyebabkan pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih
banyak terjadi dibandingkan dengan prostat normal.5
b Ketidakseimbangan estrogen dan testosteron
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar
estrogen relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen : testosteron relatif
meningkat. Telah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam
terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan
sensitifitas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan
jumlah reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat
(apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan ini adalah, meskipun rangsangan
terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan testosteron menurun, tetapi sel-sel
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa
prostat jadi lebih besar.5
c Interaksi stroma epitel
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel
prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator
(growth factor) tertentu. Setelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT
dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
6
mempengaruhi sel-sel stroma itu sendiri secara intrakin dan autokrin, serta
mempengaruhi sel-sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan
terjadinya proliferasi sel-sel epitel maupun stroma.5
d Berkurangnya kematian sel prostat (Apoptosis)
Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis
kelenjar prostat. Pada jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju
proliferasi sel dengan kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang
apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat secara keseluruhan makin
meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan massa prostat. Diduga hormon
androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel karena setelah
dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar prostat.5
e Teori stem cell
Isaac dan Coffey mengajukan teori ini berdasarkan asumsi bahwa pada
kelenjar prostat, selain ada hubungannya dengan stroma dan epitel, juga ada
hubungan antara jenis-jenis sel epitel yang ada di dalam jaringan prostat. Stem sel
akan berkembang menjadi sel aplifying, yang keduanya tidak tergantung pada
androgen. Sel aplifying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung
secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen sel ini akan
menyebabkan terjadinya proliferasi sel.
III.
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional, sedangkan
buli- buli tersebut, oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal
dengan gejala prostatimus 5
Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli- buli tidak
terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks vesikoureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. 5
Hiperplasia Prostat
Buli-buli:
IV.
a
Refluks VU
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal ginjal
MANIFESTAS KLINIK
Keluhan pada saluran kemih bagian bawah (LUTS)5
8
Iritasi
Frekuensi
Nokturi
Urgensi
Disuria
Urgensi dan disuria jarang
terjadi, jika ada disebabkan oleh
ketidakstabilan detrusor
sehingga terjadi kontraksi
involunter.
Tabel 1. Gejala Obstruksi dan Iritasi Benigna Prostat Hiperplasia
Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih
tergantung tiga faktor, yaitu:
Volume kelenjar periuretral
Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat
Kekuatan kontraksi otot detrusor
Timbulnya gejala LUTS merupakan manifestasi kompensasi otot buli-buli
untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan
(fatigue) sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam
bentuk retensi urin akut.
Timbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh factor pencetus antara
lain :
1 Volume buli-buli tiba-tiba penuh (cuaca dingin, konsumsi obat-obatan yang
2
infeksi prostat)
Setelah mengkonsumsi obat-obat yang dapat menurunkan kontraksi otot
detrusor (golongan antikolinergik atau adrenergic-)
Untuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan
obstruksi dan iritatif mereka dengan skala 0-5. Total skor dapat berkisar antara 035. Skor 0-7 ringan, 8-19 sedang, dan 20-35 berat.
hemoroidseringmengikutipenyakit
hipertropiprostat.Timbulnyakeduapenyakitinikarenaseringmengejan
pada
saat
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan
teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat retensi urine. Kadang-kadang
didapatkan urine yang selalu menetes tanpa disadari yang merupakan pertanda
dari inkontinensia paradoksa.5
1 Pemeriksaan colok dubur / digital rectal examination ( DRE )
Pada pemeriksaan colok dubur diperhatikan:
-
10
Mukosa rektum
Keadaan prostat, antara lain: kemungkinan adanya nodul, konsistensi
prostat, simetri antar lobus dan batas prostat.
setelah miksi spontan. Sisa urin ditentukan dengan mengukur urin yang masih
dapat keluar dengan kateterisasi. Sisa urin dapat pula diketahui dengan melakukan
ultrasonografi kandung kemih setelah miksi. Sisa urin lebih dari 100cc biasanya
dianggap sebagai batas untuk indikasi melakukan intervensi pada hipertrofi
prostat.Derajat berat obstruksi dapat pula diukur dengan mengukur pancaran urin
pada waktu miksi, yang disebut uroflowmetri. Angka normal pancaran kemih ratarata 10-12 ml/detik dan pancaran maksimal sampai sekitar 20 ml/detik. Pada
obstruksi ringan, pancaran menurun antara 6 8 ml/detik, sedangkan maksimal
pancaran menjadi 15 ml/detik atau kurang.6
11
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium 5:
Sedimen urin
Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada
saluran kemih.
Kultur urin
Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan
atas.
Gula darah
Mencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat
12
darah)
Menghitung sisa (residu) urin pasca miksi
Hidronefrosis atau kerusakan ginjal akibat obstruksi prostat
IPP diukur dari ujung tonjolan (protusi) prostat di dalam buli-buli hingga
dasar (basis0 sirkumferensi buli-buli. Derajat 1 besarnya 1,5 mm, derajat 2
besarnya 5-10 mm, dan derajat 3 besarnya 10 mm. Besarnya IPP
berhubungan dengan derajat obstruksi pada leher buli-buli (BOO), jumlah
urin sisa pasca miksi, dan volume prostat. Artinya adalah pasien dengan
derajat IPP rendah, tidak menunjukkan urine residu yang bermakna (<100
mL), dan tidak menunjukkan keluhan yang nyata, sehingga tidak memerlukan
terapi atau pembedahan. Sebaliknya pada pasien yang menunjukkan IPP
derajat tinggi terbukti mempunyai urin sisa >100 mL, dengan keluhan yang
bermakna dan pasien seperti ini membutuhkan terapi yang lebih agresif.5
13
Pemeriksaan lain5 :
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara
mengukur:
Residual urin :
Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan kateterisasi/USG
setelah miksi
Pancaran urin/flow rate :
Dengan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung
(ml/detik) atau dengan alat uroflometri yang menyajikan gambaran grafik
14
pancaran urin. Aliran yang berkurang sering pada BPH. Pada aliran urin yang
lemah, aliran urinnya kurang dari 15mL/s dan terdapat peningkatan residu
urin.Post-void residualmengukur jumlah air seni yang tertinggal di dalam
kandung kemih setelah buang air kecil. PRV kurang dari 50 mL umumnya
menunjukkan pengosongan kandung kemih yang memadai dan pengukuran
100 sampai 200 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta
untuk buang air kecil segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh USG
atau kateterisasi.
PENATALAKSANAAN
Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik.
Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa
mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. Namun adapula yang
membutuhkan terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena
keluhannya semakin parah.
Tujuan terapi hiperplasia prostat adalah (1) memperbaiki keluhan miksi, (2)
meningkatkan kualitas hidup, (3) mengurangi obstruksi intravesika, (4)
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, (5) mengurangi volume
15
residu urine setelah miksi dan (6) mencegah progrefitas penyakit. Hal ini dapat
dicegah dengan medikamentosa, pembedahan atau tindakan endourologi yang
kurang invasif.
Observasi
Watchful
waiting
Medikamento
sa
Penghamb
at
adrenergik
Penghamb
at
reduktese
Fisioterapi
Hormonal
Operasi
Prostatektomi
terbuka
Endourologi
1 TURP
2 TUIP
3 TULP
4 Elektovaporas
i
Invasive minimal
TUMT
TUBD
Stent uretra
TUNA
16
17
18
Watchful waiting 5
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan
skor
IPSS
dibawah
7,
yaitu
keluhan
ringan
yang
tidak
membantu
untuk
meringankan
obstruksi
19
kemih
Ditemukannya
mengurangi
obat
penyulit
penghambat
sistemik
adrenergik-1
yang
diakibatkan
dapat
oleh
selektif).
Beberapa
golongan
obat
penghambat
20
pembedahan
1
Microwave transurethral.
Pada tahun 1996, FDA menyetujui perangkat yang menggunakan gelombang
mikro untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan prostat yang berlebih.
Dalam prosedur yang disebut microwave thermotherapy transurethral
(TUMT), perangkat mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk
memanaskan bagian prostat dipilih untuk setidaknya 111 derajat Fahrenheit.
Sebuah sistem pendingin melindungi saluran kemih selama prosedur.
Prosedur ini memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan secara rawat
jalan tanpa anestesi umum. TUMT belum dilaporkan menyebabkan disfungsi
ereksi atau inkontinensia. Meskipun terapi microwave tidak menyembuhkan
BPH, tapi mengurangi gejala frekuensi kencing, urgensi, tegang, dan
intermitensi.
jaringan
kelebihan
dalam
prostat.
Sebuah
kateter
22
Pembedahan endoskopi.5
Pada jenis operasi ini, sayatan eksternal tidak diperlukan. Setelah
memberikan anestesi, ahli bedah mencapai prostat dengan memasukkan
instrumen melalui uretra.
Prosedur yang disebut reseksi transurethral dari prostat/ transuretral resection
of the prostate (TURP) digunakan untuk 90 persen dari semua operasi prostat
dilakukan untuk BPH. Dengan TURP, alat yang disebut resectoscope
dimasukkan melalui penis. Resectoscope dengan panjang sekitar 12 inci dan
diameter 1/2 inci, berisi lampu, katup untuk mengendalikan cairan irigasi, dan
loop listrik yang memotong jaringan dan segel pembuluh darah.
Cairan irigan yang dipakai adalah aquades. Kerugian dari aquades adalah
sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan
menyebabkan hipotermia relatif atau gejala intoksikasi air yang dikenal
dengan sindrom TURP. Ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, somnolen
dan tekanan darah meningkat dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera
diatasi, pasien akan mengalami edema otak dan jatuh ke dalam koma. Untuk
mengurangi risiko timbulnya sindroma TURP operator harus membatasi diri
untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam danmemasang sistostomi
terlebih dauhlu sebelum reseksi diharapkan dapat mengurangi penyerapan air
ke sistemik.
Selama operasi 90-menit, ahli bedah menggunakan loop kawat resectoscope
untuk menghilangkan jaringan obstruksi satu bagian pada suatu waktu.
Potongan-potongan jaringan dibawa oleh cairan ke kandung kemih dan
kemudian dibuang keluar pada akhir operasi. Prosedur transurethral kurang
traumatis daripada bentuk operasi terbuka dan memerlukan waktu pemulihan
lebih pendek. Salah satu efek samping yang mungkin TURP adalah ejakulasi
retrograde, atau ke belakang. Dalam kondisi ini, semen mengalir mundur ke
dalam kandung kemih selama klimaks bukannya keluar uretra.
Berbagai Penyulit TURP, Selama maupun Setelah Pembedahan
Selama operasi
23
Perdarahan
Sindrom TURP
Perforasi
Perdarahan
Infeksi lokal/sistemik
Inkontinensi
Dinsfungsi ereksi
Ejakulasi retrograde
Striktur uretra
(a)
Gambar 16. (a) alat TURP, (b) cara melakukan TURP, (c) uretra prostatika
pasca TURP
Prosedur bedah yang disebut insisi transurethral dari prostat (TUIP), prosedur
ini melebar urethra dengan membuat beberapa potongan kecil di leher
(b)
24
Open surgery.5
Dalam beberapa kasus ketika sebuah prosedur transurethral tidak dapat
digunakan, operasi terbuka, yang memerlukan insisi eksternal, dapat
digunakan. Open surgery sering dilakukan ketika kelenjar sangat membesar
(>100 gram), ketika ada komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak
dan perlu diperbaiki. Prostateksomi terbuka dilakukan melalui pendekatan
suprarubik transvesikal (Freyer) atau retropubik infravesikal (Millin).
Penyulit yang dapat terjadi adalah inkontinensia uirn (3%), impotensia (510%), ejakulasi retrograde (60-80%) dan kontraktur leher buli-buli (305%).
Interstitial laser coagulation. Tidak seperti prosedur laser lain, koagulasi laser
interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat untuk
menghancurkannya.
25
Kontrol berkala 5
Watchfull waiting
Kontrol setelah 6 bulan, kemudian setiap tahun untuk mengetahui apakah
26
BAB III
KESIMPULAN
Hiperplasia kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna
pada populasi pria lanjut usia. Dengan bertambah usia, ukuran kelenjar dapat
bertambah karena terjadi hiperplasia jaringan fibromuskuler dan struktur epitel
kelenjar (jaringan dalam kelenjar prostat). Gejala dari pembesaran prostat ini
terdiri dari gejala obstruksidan gejala iritatif.
Penatalaksanaan BPH berupa watchful waiting, medikamentosa, terapi
bedah konvensional, dan terapi minimal invasif. Prognosis untuk BPH berubahubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung
meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang
buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat.
27
DAFTAR PUSTAKA
1
jakarta : EGC
Rahardjo, J. Prostat Hipertropi. Dalam : Kumpulan Ilmu Bedah. Binarupa
EGC. 1994.
Pedoman Pengeloaan BPH di Indonesia-iaui.
28