0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan37 halaman
BPH adalah pertumbuhan berlebihan sel prostat yang tidak ganas yang umumnya dialami laki-laki berusia lebih dari 50 tahun. BPH dapat menyebabkan gejala obstruksi dan iritasi saluran kemih. Pengobatan untuk BPH meliputi pengawasan, obat-obatan seperti alpha-blocker dan 5-alpha reduktase inhibitor, serta prosedur bedah seperti reseksi transurethral prostat.
BPH adalah pertumbuhan berlebihan sel prostat yang tidak ganas yang umumnya dialami laki-laki berusia lebih dari 50 tahun. BPH dapat menyebabkan gejala obstruksi dan iritasi saluran kemih. Pengobatan untuk BPH meliputi pengawasan, obat-obatan seperti alpha-blocker dan 5-alpha reduktase inhibitor, serta prosedur bedah seperti reseksi transurethral prostat.
BPH adalah pertumbuhan berlebihan sel prostat yang tidak ganas yang umumnya dialami laki-laki berusia lebih dari 50 tahun. BPH dapat menyebabkan gejala obstruksi dan iritasi saluran kemih. Pengobatan untuk BPH meliputi pengawasan, obat-obatan seperti alpha-blocker dan 5-alpha reduktase inhibitor, serta prosedur bedah seperti reseksi transurethral prostat.
fibromuskuler,yang terletak disebelah inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal uretra (uretra pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.12 Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus : lobus medius lobus lateralis (2 lobus) lobus anterior lobus posterior 8,12 Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku, dan profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasa ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibat, akan menghambat fertilisasi sperma. Juga, secret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat kira-kira 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostate menetralkan sifat asam dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma. BPH adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, yang biasanya dialami laki-laki berusia diatas 50 tahun 1/3 dari laki-laki berumur diatas 50 tahun BPH secara histologi 90% terdapat pada pria berumur diatas 85 tahun. 45% terjadi laki-laki berumur 46 tahun Meningkat 24% pada pria diatas 80 tahun Beberapa teori berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor pertambahan usia, yaitu: Teori DHT (dehidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan enzim 5-α reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat. Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma untuk merangsang pertumbuhan epitel. Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel aplifying. Sel aplifiying akan berkembang menjadi sel transit yang tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya androgen ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan prostat yang normal. Teori growth factor › Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma dibawah pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF) dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth factor β (TGF β), akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan akan menghasilkan pembesaran prostat. Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat empat peptic growth factor yaitu; basic transforming, dan1, transforming growth factor growth factor, transforming growth factor epidermal growth factor. Teori Hormonal › Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi. Selain androgen (testosteron/DHT), estrogen juga berperan untuk terjadinya BPH. Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya sel yang mati Perubahan paling awal pada BPH adalah di kelenjar periuretra sekitar verumontanum: › Perubahan hiperplasia pada stroma berupa nodul fibromuskuler, nodul asinar atau nodul campuran fibroadenomatosa. › Hiperplasia glandular terjadi berupa nodul asinar atau campuran dengan hiperplasia stroma. Kelenjar- kelenjar biasanya besar dan terdiri atas tall columnar cells. Inti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses keganasan. BPH adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang berkorelasi dengan pertambahan umur. Perubahan yang terjadi berjalan lambat dan perbesaran ini bersifat lunak dan tidak memberikan gangguan yang berarti. Tetapi, dalam banyak hal dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan partial ataupun komplit. Penurunan kadar serum testosteron, dan kadar estrogen meningkat. Juga terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan merangsang hyperplasia jaringan prostat. Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin di antara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Hal ini mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Usia tua Merokok Aktivitas fisik yang kurang PSA tinggi (antigen spesifik prostat) Obstruksi pada uretra dan kehilangan fungsi vesica urinaria menyebabkan pengosongan vesica urinaria tidak sempurna. Hesistansi, aliran dan pancaran urin lemah Urgensi, urin keluar hanya menetes atau bocor Sering berkemih terutama saat malam (nocturia) Retensi urin dan incontinence karena overflow Intermiten Frekuensi Unge incontinence (sulit menahan kencing) Obstruksi. Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor yaitu volume kelenjar periuretral, elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat, kekuatan kontraksi otot detrusor. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh., gejalanya ialah: › Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency) › Nokturia › Miksi sulit ditahan (Urgency) › Disuria (Nyeri pada waktu miksi) (P/UI) Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. Secara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi : Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing < 50 ml Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50 ml Grade III : Retensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml 7 Watchful Waiting Watchful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan.Tindakan yang dilakukan adalah observasi saja tanpa pengobatan. Terapi Medikamentosa. Pilihan terapi non-bedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa). › Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek sinapsis postgenglionik pada otot polos dan kelenjar exokrin. Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral. Prazosin (Minipress) 2 mg per oral Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral Indoramin 20 mg per oral Terazosin (Hytrin) 1-5 mg peroral; bisa dititrasi dengan dosis maksimal 10 mg berdasarkan tolerabilitas dan perkembangan gejala.may titrate to maximal dose of 10 mg based on tolerability and symptomatic improvement Doxazosin (Cardura) 1 mg per oral Tamsulosin (Flomax) 0,4 ma per oral pada awalmya kemudian ditingkatkan menjadi 0,8 mg per oral. › 5-alpha reduktase inhibitors untuk menghampat konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi ukuran prostat. Finasteride (Proscar) 5 mg per oral Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral Terapi Bedah Konvensional (Open simple prostatectomy) › Indikasi untuk melakukan tindakan ini adalah bila ukuran prostat terlalu besar, di atas 100g, atau bila disertai divertikulum atau batu buli-buli. Terapi Invasif Minimal › Transurethral resection of the prostate (TUR-P) Menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. › Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran prostat kecil. › Terapi laser Tekniknya antara lain Transurethral laser induced prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser therapy. Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi pembesaran kelenjar prostat. Salah satunya adalah suplemen yang kandungan utamanya saw palmetto. Berdasarkan hasil penelitian, saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang bersama-sama dengan hormon androgen dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang berperan dalam proses pengubahan hormon testosteron menjadi dehidrotestosteron (penyebab BPH). Hasilnya, kelenjar prostat tidak bertambah besar. Stadium I, pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konservatif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa seperti alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat. Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama.
b. Stadium II, pada stadium II merupakan indikasi
untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan reseksi endoskopi melalui uretra (trans uretra) Stadium III, pada stadium II reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan prostat sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam. Sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui trans vesika, retropubik dan perineal. d. Stadium IV, pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi definitive dengan TUR atau pembedahan terbuka.
Pada penderita yang keadaan umumnya tidak
memungkinkan dilakukan pembedahan dapat dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat adrenoreseptor alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat anti androgen yang menekan produksi LH. Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah : Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam mencegah pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10% kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat. Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat. Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melancarkan pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal. L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke susunan syaraf pusat. Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma. Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru- paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi penderita. Hemoragi Pembentukan bekuan Obstruksi kateter Disfungsi seksual Impotensi Retensi urin Insufiensi ginjal Infeksi traktus urinarius berulang Hematuria Kalkuli pada vesica urinaria Gagal ginjal dan uremia Refluks vesico uretet Hidroureter Hidronefrosis Keluhan Utama : nyeri, tidak bisa berkemih, perubahan pola berkemih, kencing tidak lampias, BAK terasa nyeri, disertai darah RPS: kembangkan dari keluhan utama RPD : riwayat hospitalisasi, pembedahan 1)Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, pembedahan. 2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Keterbatasan lingkungan, peralatan terapi. 3) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif. 4) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive trauma, pembedahan Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). PT EGC: Jakarta. Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC: Jakarta. Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC: Jakarta. Hardjowidjoto S. (1999). Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press: Surabaya Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I (terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung.