Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

”Laporan Praktikum Tanda-Tanda Vital”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan

Dosen Pembimbing: I Made Sukarta, A.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh :

Sulis Sahrir

PO713211221030

JURUSAN D3 KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES

MAKASSAR

2023
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL ADA 4 JENIS :

A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH


 Pengertiam Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri ketika
darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah
maka semakin keras jantung itu bekerja (World Health Organization, 2013).
Normalnya (bayi dan anak anak : 90), (Remaja dan dewasa : 120/80mmHg).
Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh ( Palmer, 2007 ), sedangkan menurut
Sheps ( 2005 ) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat
darah dialirkan.
 Tujuan tekanan darah
Tujuan pengukuran tekanan darah adalah untuk mengetahui hasil pengukuran
tekanan darah baik mengukur tekanan darah secara palpasi maupun
auskultasi,mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap tekanan darah
,mengamati dan mempelajari pangaruh latihan fisik terhadap tekanan darah,dan Untuk
menilai sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk mendeteksi atau mendiagnosis
masalah kesehatan sejak dini. Sebagai contoh, jika tekanan darah sudah berpotensi
menjadi hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dan Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) ,
maka dapat memberikan anjuran akan langkah untuk menjaga kestabilannya.
 Alat Dan Bahan
1. Sarung tangan/Handscoen
2. Tensimeter / Sfigmomanomete

yang terdiri dari.


-Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka.
-Manset udara. -Selang karet.
-Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup.
3. Stetoskop

4. Handscoon

5. Catatan pengkajian dan pulpen

 Prosedur kerja
1. Menyapa klien dengan ramah dan sopan (salam/selamat pagi/siang/sore/malam)
2. Memberi tahu dan menjelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan (
permisi ibu..., saya akan mengukur tekanan darahnya ibu)
3. Merespon terhadap reaksi pasien
4. Percaya diri ( tidak ragu-ragu/gugup dalam melaksanakan tindakakan)
5. Memberikan rasa empati kepada klien
6. Mempersiapkan peralatan dengan lengkap:
7. Cuci tangan ( mencuci tangan dengan 6 langkah dibawah air mengalir dengan
menggunakan sabun)
8. Atur posisi klien senyaman mungkin (duduk atau baring)
9. Membuka lengan baju atau menggulung keatas
10. Meletakkan lengan atas sejajar dengan cara diganjal dengan bantal. Telapak
tangan menghadap keatas. Pastikan lengan atas bebas dari pakaian (untuk
mencegah kontriksi dan memudahkan untuk memasang manset), agar pengukuran
lebih akurat
11. Melakukan palpasi arteri brakhialis atau radialis dengan menggunakan dua ujung
jari (telunjuk dan jari tengah), untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku
12. Memasang manset, meletakkan manset ±2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian
tengah bladder dipasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkari lengan
atas tersebut dan kaitkan ujungnya
13. Meletakkan tensimeter sejajajar dengan mata pemeriksa agar pemeriksaan lebih
akurat
14. Menggunakan stetoskop, agar suara terdengar jelas dan bersih
15. Memasang stetoskop di telinga (upayakan sudut earpiece mengikuti sudut saluran
telinga luar) dan bagian bel atau diafragma dari stetoskop diletakkan di atas arteri
brakhialis
16. Menutup katup dengan mengunci sampai rapat lalu pompa bola manometer
sampai 30 MMHg
17. Membuka katup untuk mengeluarkan udara. Katup dibuka secara perlahan lahan ±
2-3 MMHg / detik. Apabila penurunan air raksa terlalu cepat atau terlalu lambat
dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat. Keluarkan udara dari manset secara
berangsur-angsur dan perhatikan angka pada monometer saat terdengar bunyi
(DUP) pertama (systolic) dan perhatikan suara keras yang terakhir (diastolic)
kemudian keluarkan seluruh udara dari manset dengan cepat
18. Membuka manset dari lengan pasien, memberitahu hasil pemeriksaan pada klien
19. Merapihkan klien dan mengatur posisi pasien senyaman mungkin
20. Membereskan alat
21. Cuci tangan setelah prosedur selesai
22. Teruji menjelaskan secara sistematis
23. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
24. Memberi kesempatan untuk bertanya.
25. Memberi umpan balik
26. Melakukan pendokumentasian
 Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah dengan Klien “Zavira”
TD : 90/70 mmHg. Termasuk Rendah (Hipotensi)
Umur : 19 tahun
Keadaan pemeriksaan : Duduk
Keluhan : kelelahan, pusing atau sakit kepala ringan, penurunan kesadaran,
pandangan kabur, kurang konsentrasi, kurang tidur.

B. DENYUT NADI
 Pengertian Denyut Nadi
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses
pemompaan jantung. Denyut nadi merupakn gelombang darah yang ditimbulkan oleh
kontraksi ventrikel jantung kiri. Pada janin, denyut jantung dapat mencapai 140-160
denyut/menit. Semakin bertambah usia seseorang, semakin rendah frekuensi denyut
jantung. Hal ini sangat erat hubungannya dengan kurangnya proporsi kebutuhan
energi dalam tubuh Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1. Normal: 60-100 x/mnt)
2. Bradikardi: kurang 60 x/mnt
3. Takhikardi: 100x/mnt

Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:

1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara
rutin.
2) Arteri Brachialis. Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan
siku Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana tapas arteri
karotid berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
 Tujuan
1) Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan)
2) Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler
3) Tujuan khusus mengukur nadi perifer, antara lain:
 Untuk membuat data dasar yang bertujuan untuk evaluasi selanjutnya
 Untuk mengetahui apakah denyut nadi dalam batas normal •Untuk
menentukan apakah irama nadi teratur dan volume nadi tepat.
 Untuk membandingkan kesamaan nadi perifer pada setiap sisi tubuhi
 Untuk menantau dan mengkaji perubahan pada status kesehatan pasien
 Untuk memantau pasien-pasien yang beresiko terjadi perubahan nadi, spt:
 Alat yang digunakan
1) Sarung tangan/Handscoen

2) Stopwatch / Jam Tangan

3) Pulpen dan Catatan pengkajian denyut nadi


 Langkah kerja
1. Mendapatkan persetujuan dari klien dan mempersiapkan alat
2. Cuci tangan (mencuci tangan dengan 7 langkah dibawah air mengalir dengan
menggunakan sabun)
3. Mencari arteri radialis, meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di atasnya,
meletakkan pergelangan tangan dan lengan ibu menyilang di dadanya.
*perhatikan cara memegang pergelangan tangan; pergelangan tangan yang
dipegang terlalu kuat akan menyumbat nadi, bila terlalu lemah nadi akan sulit
dihitung.*
4. Menghitung nadi selama 30 detik jika nadi teratur, kemudian dikalikan 2, atau
selama 60 detik jika nadi tidak teratur (Kozier et al, 1998).
5. Mendiskusikan hasilnya dengan ibu.
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
7. Cuci tangan setelah prosedur selesai
 Hasil Dari Pemeriksaan Denyut Nadi Dengan Klien
Nama : Zavira
Umur : 19 tahun
Denyut nadi : 86 /menit
Keadaan : Duduk

C. PERNAFASAN
 Pengertian Pernapasan
Pernapasan (atau ventilasi) adalah proses menggerakkan udara masuk dan keluar
dari paru-paru untuk memfasilitasi pertukaran gas dengan lingkungan internal tubuh,
terutama dengan memasukkan oksigen dan membuang karbon dioksida.
Tes pernapasan atau juga disebut tes fungsi paru (pulmonary function test) adalah
serangkaian pemeriksaan medis untuk melihat apakah paru-paru bekerja dengan
benar.
Normalnya, frekuensi pernapasan berdasarkan usia sebagai berikut :
1. Anak usia sekolah (6-12 tahun): 18-30 napas per menit.
2. Remaja (12-18 tahun): 12-16 napas per menit.
3. Dewasa (19-59 tahun): 12-20 napas per menit.
4. Lansia (usia 60 tahun ke atas): 28 napas per meni
 Tujuan Pemeriksaan Pernapasan
1. mendiagnosis penyebab gangguan pernapasan
2. mendiagnosis atau memantau perkembangan penyakit paru-paru kronis, termasuk
asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan emfisema,
3. melihat perkembangan perawatan penyakit paru-paru, memeriksa fungsi paru-paru
sebelum operasi, dan
4. memeriksa paparan bahan kimia berbahaya yang menyebabkan kerusakan paru.
 Alat Dan Bahan
1. Sarung tangan/Handscoen

2. Stopwatch / Jam Tangan

3. Pulpen dan Catatan pengkajian denyut nadi

 Langkah-langkah kerja
1. Mendapatkan persetujuan pasien
2. Menyiapkan alat (jam dan alat tulis)
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4. Menghitung pernapasan dengan memperhatikan gerakan pernapasan pada dada
klien (menghitung dalam waktu satu menit penuh)
5. Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
6. Merapikan pasien
7. Membereskan alat
8. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
9. Mencuci tangan setelah prosedur selesai
 Hasil Dari Pemeriksaan Denyut Nadi Dengan Klien
Nama : Zavira
Umur : 19 tahun
Pernapasan : 17 x/menit
Keadaan : Duduk / istirahat

D. PEMERIKSAAN SUHU
 Definisi Pengukuran suhu tubuh
Suhu adalah pengukuran keseimbangan antara panas yang dihasilkan oleh tubuh
dan panas yang hilang dari tubuh. Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara
produksi dan pengeluaran panas dari tubuh yang diukur dalam unit panas yang disebut
derajat (Kozier, 2011). Suhu tubuh berubah disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih
tinggi pada sore hari dari pada dini hari. Bila anda sangat aktif, suhu tubuh dapat lebih
tinggi dari normal. Peningkatan suhu tubuh diatas normal (diatas 37˚C) dapat berarti
terjadi infeksi di suatu tempat (Wong, 2004).
Definisi suhu tubuh “normal” bisa berbeda dari setiap orang. Untuk orang
dewasa, suhu tubuh normal berkisar antara 36,1-37,2 derajat Celcius. Sedangkan
untuk bayi dan anak kecil, suhu tubuh normal bisa lebih tinggi, yaitu antara 36,6-38
derajat Celcius.
Suhu tubuh tinggi atau Hipertermia ( yang dikategorikan demam berada di atas 38
derajat Celcius dan tidak mutlak berbahaya. Namun, jika suhu tubuh mencapai 39,4
derajat Celcius tanpa tanda-tanda menurun dalam tiga hari, Anda dianjurkan segera
menghubungi dokter. Untuk bayi di bawah usia 3 bulan, segera berkonsultasi jika
suhu diatas 38 derajat Celcius dan 38,8 derajat Celcius untuk balita.
Suhu tubuh rendah atau Hipotermia juga bisa berakibat fatal, yaitu hipotermia
saat suhu tubuh berada di bawah 35 derajat Celcius. Hipotermia bisa terjadi karena
faktor eksternal misalnya cuaca dingin, dan eksternal, seperti penggunaan obat-
obatan, stroke, infeksi, dan kekurangan gizi. Hipotermia terutama rentan pada bayi
dan lansia sehingga harus mendapatkan perhatian ekstra.Adapun Faktor yang
memengaruhi suhu Tubuh
- Jumlah radiasi yang diterima pertahun, perbulan, perhari, dan permusim.
- Pengaruh daratan atau lautan.
- Pengaruh ketinggian tempat.
- Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas.
- Pengaruh panas laten, yaitu panas yang disimpan dalam atmosfer.
 Tujuan pengukuran suhu tubuh
Suhu tubuh dapat mengidentifikasi apakah orang tersebut sehat atau tidak.
Seseorang bisa mengetahui kondisi orang lain dengan mengecek suhu tubuhnya.
Namun, antara seseorang dengan orang lain bermacam-macam tergantung faktor usia,
tingkat aktivitas dan jenis kelaminnya.
 Alat dan bahan pengukuran suhu tubuh:
1. Sarung tangan/Handscoen

2. Termometer air raksa / di gital

(Air Raksa) (Digital)


3. Kom kecil berisi kapas terlarut alkohol

4. Bengkok atau nierbekken

4. Pulpen dan Catatan pengkajian denyut nadi

 Langkah-langkah Kerja:
1. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien tindakan yang dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan (mencuci tangan dengan 7 langkah di bawah air mengalir dengan
menggunakan sabun)
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5. Membuka lengan baju pasien dengan hati-hati
6. Mengecek kembali termometer dalam posisi angka di bawah 35 derajat
Celcius
7. Memasang termometer dengan benar di tengah aksila dengan lengan
menyilang di dada
8. Mengangkat termometer setelah 5 - 10 menit
9. Membaca dengan teliti angka pada skala termometer kemudian mencatatnya
10. Mendesinfeksi termometer dengan kapas alcohol
11. Mengeringkan termometer dengan kapas kering
12. Menurunkan air raksa dan menempatkan termometer ke tempat semula
13. Menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan
14. Merapikan pasien
15. Mencuci tangan dengan 7 langkah menggunakan sabun
16. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
 Hasil Dari Pemeriksaan Denyut Nadi Dengan Klien
Nama : Zavira
Umur : 19 tahun
Pernapasan : 17 x/menit
Keadaan : Duduk / istirahat

Anda mungkin juga menyukai