Anda di halaman 1dari 7

A.

JUDUL
“Pemeriksaan Denyut Nadi”
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan teknik-teknik pengukuran frekuensi
denyut nadi secara tepat sesuai prosedur.
C. DASAR TEORI
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut atau detak jantung yang dapat
dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu.
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus
normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-
kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi,
kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan
terus meningkat bila suhu tubuh meningkat, kecuali bila pekerja yang
bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi
maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini
biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja
(Muffichatum, 2006).
Tempat meraba denyut nadi adalah di pergelangan tangan bagian depan
sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), di leher sebelah kiri atau
kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat
diapex jantung (Arteri temparalis), dan di pelipis (Muffichatum, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin,
keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas, dan lama kerja, sikap kerja,
faktor fisik, serta kondisi psikis (Muffichatum, 2006).
Denyut nadi dapat diraba pada arteri besar seperti arteri radialis, arteri
brakhialis, arteri femoralis, arteri karotis. Jantung memompa darah dari ventrikel
kiri menuju ke sirkulasi tubuh dan dari ventrikel kanan ke paru. Dari ventrikel kiri
darah dipompa ke aorta dan diteruskan ke arteri di seluruh tubuh. Akibat kontraksi
ventrikel dan aliran dara timbullah gelombang tekanan yang bergerak cepat pada
arteri yang dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut
nadi dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam satu menit (Team Teaching,
2019).
Penghitungan frekuensi nadi biasanya dilakukan dengan cara palpasi arteri
radialis yang terdapat pada daerah pergelangan tangan. Sering kali denyut arteri
tersebut dapat terlihat dengan mudah sehingga membantu kita dalam menentukan
letak arteri tersebut. Selama palpasina dikita menentukan frekuensi nadi, irama,
dan kualitas denyutan. Denyut nadi dewasa normal memiliki frekuensi 60-100
kali/menit, irama teratur/regular dengan kualitas denyutan kuat angkat/terisi penuh
(Team Teaching, 2019).
Menurut Sandi (2016), denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada
arteri bila darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu
tempat dimana ada arteri melintas. Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak
hanya bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang
bertekanan yang berjalan sepanjang arteri (Kasenda, Marunduh & Wungouw,
2014).
Menurut Herru & Priatna (2015), gelombang yang bertekanan meregang di
dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai
denyut nadi. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA
(irama sinus normal). Semakin besar metabolism dalam suatu organ, maka makin
besar aliran darahnya. Hal ini menyebabkan kompensasi jantung dengan
mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran darah yang
dipompakan dari jantung keseluruh tubuh. Sedangkan kerja jantung dapat dilihat
dari denyut nadi yang merupakan rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut
dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut
nadi maksimal dikurangi umur (Hermawan, Subiyono & Rahayu, 2012).
Menurut Nurse (2012), letak perabaan denyut nadi yang sering dilakukan
yaitu:
1. Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.

2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat siku (fossa
antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan darah.
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri carotid
berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk
bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.
D. ALAT DAN BAHAN
No. NamaAlat Fungsi Gambar
1. Buku Catatan Sebagai bukti tertulis
atas segala tindakan
pelayanan,
perkembangan penyakit
dan pengobatan selama
pasien berkunjung/
dirawat di rumah sakit.

2. Kartu Pasien Untuk mempermudah


pasien dalam melakukan
pendaftran dan
mempermudah pencarian
data pasien yang sudah
terdaftar dan pernah
berobat, serta
administrasi menjadi
tertib.

3. Stopwatch Untuk mengukur denyut


nadi pasien.

E. CARA KERJA
Pengukuran Nadi
Menjelaskan tindakan yang akan
dilakuakan kepada pasien.

Memberikan pasien posisi yang nyaman


berbaring atau duduk, serta pasien bebas
dari perhiasan.

Menghitung denyut nadi menggunakan 3


jari, yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan
jari manis.

Menghitung denyut selama 1 menit,


setengah detik kalikan 2, 15 detik kalikan
4.

Mencatat hasil pengukuran yang telah


didapatkan.

F. HASIL PRAKTIKUM
No. Nama Pasien Frekuensi Keterangan Nama
Denyut Nadi Pemeriksa
1. Alifah 76x/menit Normal Falni
2. Falni 66x/menit Normal Wulan
3. Silfani 70x/menit Normal Alifah
4. Mifta 80x/menit Normal Raden
5. Raden 70x/menit Normal Silfani
6. Wulan 88x/menit Normal Mifta
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, dilakukan pemerikasan denyut nadi dengan posisi duduk
pada arteri radialis bagian sinistra dan dextra.
Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik
yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, dan arteri
tibialis posterior.
Pemeriksaan denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontak
jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara
palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau
merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan pemeriksaan dikatakan
auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara
alami yang diproduksi dalam tubuh.
Rangsangan denyut nadi terbentuk seiring dengan didorongnya darah melalui
arteri. Untuk membantu sirkulasi, arteri berkontraksi dan berelaksasi secara
periodik; kontraksi, dan relaksasi arteri bertepatan dengan kontraksi dan relaksasi
jantung seiring dengan dipompanya darah menuju arteri dan vena.
Dengan demikian, pulse rate juga dapat mewakili detak jantung per menit
atau yang dikenal dengan heart. PMI, atau Point of Maximal Impulse, dapat
ditemukan pada sisi kiri dada, kurang lebih 2 inci ke kiri dari ujung sternum. Titik
ini dapat dipalpasi dengan mudah, dan pada titik ini pula biasanya apical pulse
diperiksa secara auskultasi dengan menggunakan stetoskop.
Denyut nadi dipengaruhi oleh posisi tubuh seseorang, misalnya, denyut nadi
seseorang pada saat berbaring, berbeda dengan denyut nadi seseorang pada saat
duduk maupun berdiri. Begitu pula saat seseorang melakukan aktivitas, denyut
nadinya akan berbeda.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada posisi duduk diperoleh hasilnya
yaitu denyut nadi normal.
Berdasarkan hasil percobaan diatas, dapat dilihat bahwa urutan denyut nadi
pada sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan
sinyal-sinyal saraf dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-
otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan
tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen,
membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal
ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi
meningkat. Keseluruhan respon ini disebut reflex kompresi abdomen.
H. KESIMPULAN
1. Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir
melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin,
keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas, dan lama kerja, sikap
kerja, factor fisi serta kondisi psikis.
3. Terdapat perbedaan antara denyut nadi antara aktivitas normal, aktivitas
ringan, dan aktivitas berat. Dimana semakin berat aktivitas yang
dilakukan maka semakin besar pula denyut nadi yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Hermawan. L, Subiyono & Rahayu. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan
Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas
Aerobik. Journal of Sport Sciences and Fitness.

Herru & Priatna, H. 2015. Pemanbahan Resistance Exercise Pada Senam


Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit
Setelah Latihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal
Fisioterapi.

Muffichatum, 2006. Hubungan antara Tekanan Panas, Denyut Nadi dan


Produktivitas Kerja pada pekerja Pandai Besi Paguyuban Wesi Aji
Dororejo Batang. http://digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 3
April 2010.
Nurse, I. 2012. Pemeriksaan Vital Sign.
(http://nursecerdas.wordpress.com/tag/kdm/, diakses pada tanggal 27
Desember 2016).

Kasenda, I., Marunduh, S & Wungouw, H. 2014. Perbandingan Denyut Nadi


Antara Penduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi dan Dataran
Rendah. Jurnal e-Biomedik.

Sandi, N. I. 2016. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi.


Journal Sport and Fitness.

Team Teaching. 2019. Modul Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.


Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai