Anda di halaman 1dari 13

1.

Buta warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
pada retina untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta
warna merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tuanya kepada
anaknya. Kelainan ini sering juga di sebut sex linkage karena kelainan ini di bawa oleh
kromosom X.
Teori helm-holzt membenarkan teori young, tapi dia mengatakan bahwa di dalam
retina terdapat 3 macam reseptor/conus yang masing-masing peka terhadap sianr warna
merah, hijau, biru, violet dan pada conus ini rangsang cahayanya berubah zat fotokimia
sehingga terjadi potensial yang dapat merangsang syaraf mata. Jadi teori helm-holzt
merupakan teori TRIRESPTOR apabila teori tersebut diatas di gabungkan maka akan
terbentuk teori young helm-holzt yaitu daya untuk membedakan warna terdapat diretina dan
tidak diotak dan sensasi warna apa yang akan timbul tergantung dari intensitasnya
perangsangan conus.
Bila ketiga conus terangsang dengan intensitasnya sama akan terjadi sensasi warna
putih. Sebaiknya bila ketiga conus tak terangsang akibatnya sensasi warna hitam.
Kelemahan mengenal teori warna hitam young helm-holzt ini adalah:
1) Bintik buta tak melihat dan juga tak dapat melihat warna hitam.
2) Pada elektron retina akan timbul potensial pada waktu melihat warna hitam.

Orang dikatakan tidak buta warna harus mempunyai paling sedikit 3 macam
reseptor/conus.

Pembagian buta warna menurut jumlah nya conus/reseptor pada retina:

1) Tri Chromat
a) Dapat melihat semua warna normal
b) Protonomalis
c) Deutranomalia
d) Tritonomalia

Disini terdapat 3 macam conus,bila ketiga conus tersebut baik maka mata orang
tersebut adalah normal, tapi bila ada satu conus yang tidak begitu peka lagi terhadap
warna dasarnya tersebut tri chromat anomaly

a) Pnetanomali: orang kurang mampu melihat warna merah


b) Deutranomali: orang kurang mampu melihat warna hijau
c) Tri tanomalia: orang kurang mampu melihat warna biru/violet
2) Dichromat
a) Pnetanomia
b) Dutranomia
c) Tritenopia
Bila seseorang mempunyai 2 macam conus pada retinanya dan kemungkinan
adalah:

a) Pnetanomia: buta warna terhadap warna merah


b) Dutranomia : buta warna terhadap warna hijau
c) Tritenopia : buta warna terhadap warna biru/violet
3) Monocromat
Buta warna yang berat biasanya disertai dengan kelemahan visus.
Disini hanya terdapat 1 macam conus dan hanya dapat membedakan putih-hitam-kelabu
dan buta warna yang total dimana org hanya dapat melihat seperti klise/film,tapi hal ini
jarang terjadi.
Pembagian buta warna:
1. Organik dengan cara :
a) Benang-benang wool dari green, probandus.
Pasien disuruh mengumpulkan benang tersebut yang sewarna
b) Membaca gambar/angka-angka terdapat pada buku pseudo isochrematik dari
ishihara.
2. Fungsional
Dengan cara di test dengan menyuruh probandus melihat dengan warna
merah/hijau untuk beberapa saat kesuatu bidang yang terang. Misalnya: awan putih,
setelah itu diperiksa keadaan buta warna dgn benang-benang wool dari helm-green
dan buku isochrematis.
Buta warna yang sering dijumpai:
a) Deutera nomalis
b) Deutrera nopia
c) Protanomalia
d) Protanopia

Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Meletakna buku ishihara test pada tempat dengan pencahayaan cukup.tepat 90
derajat dari mata probandus.
3. Meminta probandus menyebutkan angka yang tertera pada buku ishihara test.
4. Pada hasil test.gambar nomer 1 sampe nomer 25 jawaban tidak boleh lebih dari 3
detik.
5. Bila beberapa jawabaan tidak terbaca terus dilanjutkan gambar 26 sampai gambar
38 dan waktu pembacaan ini tidak boleh lebih dari 10 detik.
6. Mengidentifikasi kelainan buta warna yang terjadi probandus jika tidk sesuai dgn
angka yg terlihat oleh pembanding.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakukan tes buta warna dimana tes ini snagat
penting di bidang farmasi, teknik dan lailain dikarenakan untuk menentukan
perubahan warna di saat praktikum kimia analitik, kimia kwalitatis.

Pada praktikum ini dilakukan untuk mengetahui sejumlah mana kemampuan


mata kita melihat warna dan agar mengetahui seseorang buta warna atau tidak. Tes
buta warna ini mengunakan metode pembacaan buku ishihara, berupa lingkaran yang
di antaranya di rancang ada angka-angka tertentu dan menghubungkan jalur dari
tanda-tanda tertentu juga.

Pada praktikum ini setelah melakukan tes ini pastikan di gunakan pada ruangan
dimana sinar matahari secara langsung dan lampu bisa jadi ada perbedaan pada
hasilnya, karena sedikit bayangan pada warna.

Dari praktikum yang dilakukan oleh probandus dapat diketahui bahwa :

1. Probandus I = Tidak mengalami buta warna,karena bisa menjawab denagan benar


2. Probandus II = Mengalami buta warna pada halaman 5, probandus menjawab 7
yang sebenarnya adalah 74, setelah di uji kembali probandus II bisa menjawab
dengan benar
3. Probandus III = Mengalami buta warna pada halaman 5 dan 10, probandus
menjawab 24 dan 18 yang sebenarnya adalah 74 dan 16, setelah di uji kembali
probandus III bisa menjawab dgn benar.
4. Probandus IV = Mengalami buta warna pada halaman 5 dan 9, probandus
menjawab 24 dan 2 yang sebenarnya adalah 74 dan X, setelah di uji kembali
probandus IV bisa menjawab dgn benar.

Penyebab buta warna adalah dikarenakan adanya kelainan maupun gangguan dan
kerusakan pada sel kerucut di dalam retina mata sehingga hal ini bisa menyebabkan
seseorang menderita buta warna dan tidak bisa mampu untuk menagkap spektrum
warna tertentu. Orang biasanya memiliki 3 jenis sel kerucut pada mata. Anda melihat
warna ketika sel-sel kerucut anda merasakan jumlah yang berbeda dari ketigga warna
dasar, merah, hijau, biru/violet. Kebanyakan sel kerucut di makula tengah retina buta
warna terjadi jika tidak memiliki salah satu jenis sel kerucut atau sel kerucut tidak
bekerja dengan benar. Mungkin tidak dapat melihat salah satu dari tiga warna
dasar/mungkin meliahat warna tersebut sehingga warna turunan. Penyebab lainnya
antara lain :

a) Penuaan
b) Mata bermasalah, seperti glaukoma degenerasi makula, katarak/retinopati diabetic
c) Cedera pada mata
d) Efek samping dari beberapa obat
Kesimpulan

1. Probandus I tidak mengalami buta warna


2. Probandus II, III, IV mengalami buta warna setelah diuji kembali bisa menjawab
dengan benar.
3. Tes mengunakan buku ishihara
2. Bintik Buta

Bintik buta adalah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata. Benda
yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqeus
humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian
bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai
fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls
yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus
oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya
tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini
akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf
optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu
benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian
bintik buta pada retina.
Bintik buta adalah daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata
dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam kehiduan sehari – hari kita tidak sadar
bahwa ada pengaruh bintik buta, karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang
tidak banyak di ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang
menyadarinya.
Luas atau sempitnya bintik buta di pengaruhi oleh luas atau sempitnya jarak antara sel
konus dengan sel batang dan juga karena factor jarak jika jaraknya dekat maka bintik buta
nya sempit dan jika jaraknya jauh maka luas daerahnya luas.
1. Daerah bintik buta nya yang lebar berarti jarak antara sel batang dengan sel konus agak
lebar
2. Daerah bintik buta nya yang sempit berarti jarak antara sel batang dengan sel konusnya
sempit
Cara Kerja
(A)
1. Mengambil kertas ukuran A3 dan membuat garis AB pada pertengahan kertas, kemudian
membuat titik C pada garis AB tersebut dan letakan titik C dekat pada A
O

A
C
B
2. Mengambil kertas yang lain denganukuran 2 x 5 cm. Membuat titik P dengan garis
tengah 2 mm pada salah satu sisi kertas (di tengah).
3. Setelah seorang siswa duduk di kursi menghadap ke papan tulis.
Perhatian
a) Selama melakukan percobaan, orang yang duduk di kursi tidak boleh bergeser dari
tempat duduknya.
b) Badan dan kepala tidak boleh bergerak, supaya jarak mata kanan dengan titik C tetap
dan tetap tegak lurus pada titik C.
c) Mata kiri tetap tertup.
(B)
1. Jarak mata kanan antara pelaku percobaan dan titik C pada karton di papan tulis sebesar
0.5 m ( gunakan penggaris panjang) mata kiri di tutup.
2. Murid lain (bukan yang duduk) mengambil kertas no 2 dan menghimpitkan titik p dengan
titik C
3. Menggeser titik P perlahan-lahan ke arah B melalui garis AB sampai titik P menghilang.
Berilah tanda titik D pada waktu titik P mulai menghilang. Kemudian geserkan terus titik
P pada garis AB sampai titik P kelihatan lagi. Berilah tanda E pada tempat mulainya titik
P muncul kembali ( waktu titik P digeserkan perlaha-lahan, pandangan mata kanan
pelaku percobaan memamdang tegak lurus pada titik C, tidak oleh bergeser mengikuti
titik P).
4. Mengulangi sekali lagi, teapi geserkan titik P dengan arah dari B ke A untuk menentukan
dengan pasti letak titik E dan D yang sebenarnya.
5. Meletakan titik R ditengah titik DE. Tarik garis M tegak lurus dengan DE melalui titik R.
Buatlah garis N dan melalui titik R dengan ketetuan sebagai berikut : sudut = 45’ garis
tegak lurus pada N
6. Menggeserkan titik P melalui garis A-B, M dan N berturut-turut untuk memproleh titik-
titik yang menghilang dan yang muncul kembali seperti perlakuan no3 dan 4 di atas.
7. Menghubungkan semua titik-titik yang diperoleh itu. Tentukan bidang yang yang di
bentuk titik .
Pembahasan
Dari tabel dan gambar yang tertera di bagian atas, dapat kita lihat bahwa luas daerah
bintik buta dari mata kanan dan kiri Sarah Anggraheni adalah berbeda. Hal tersebut dapat
terbukti dengan daerah mata kanan yang memiliki luas daerah 31,5 cm 2sedangkan untuk
mata kiri memiliki luas 36.635 cm2 (sesuai dengan perhitungan yang tertulis pada gambar).
Ini menunjukkan luas daerah bintik buta mata kanan lebih besar dibandingkan mata kiri.
Pertanyaan & Jawaban
Mengapa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta?
Jawab: Dalam kehiduan sehari – hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta,
karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di ketahui orang
umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang menyadarinya.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa:
1. Bitik buta dari setiap orang relative berbeda tergantung kemampuan mata dan
kesehatan mata masing-masing.
2. Titik buta pada mata kanan 31.5 cm2
3. Titik buta pada mata kiri sekitar 16.635 cm2
4. Bintik buta mata tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga bila
bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapat kan sinyal
dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.
3. Indra Pengecap
Cita rasa merujuk pada stimulasi bintil pengecap, reseptor yang ada pada lidah. Ketika
kita membicarakan tentang cita rasa makanan, umumnya yang kita maksud adalah rasa
makanan. Indra lain dalam konteks terpisah, tetapi akson pengecapan dan penciuman bersatu
pada sebuah sel di sebuah area yang disebut korteks endopiriform (Fu, Sugai, Yoshimura,
dan Onoda, 2004). Adanya penggabungan tersebutlah yang memungkinkan pengecapan dan
penciuman menyatukan pengaruhnya dalam hal pemilihan makanan. Reseptor cita rasa
bukanlah neuron sejati, tetapi merupakan sel-sel kulit yang termodifikasi. Sama seperti
neuron, reseptor cita rasa memiliki membran yang dapat tereksitasi dan
melepaskan neurotransmitter untuk mengeksitasi neuron. Neuron tersebutlah yang akan
mengantarkan informasi ke otak. Seperti layaknya sel kulit, reseptor cita rasa secara
bertahap terkikis dan tergantikan, tiap reseptor bertahan selama 10 hingga 14 hari
(Kinnamon, 1987). Reseptor cita rasa mamalia berada di dalam bintil pengecap yang terletak
di papilla (papillae), suatu struktur yang ada di permukaan lidah. Tiap papilla mengandung
nol hingga 10 atau bahkan lebih bintil pengecap (Arvidson dan Friberg, 1980), dan dalam
tiap bintil pengecap terdapat sekitar 50 sel reseptor. Pada manusia dewasa, sebagian besar
bintil pengecap terletak pada sepanjang sisi luar tepian lidah, pada bagian tengah hanya
terdapat sedikit bintil pengecap atau tidak sama sekali (Kalat, 2010).
Pengecap merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun indera
pembau juga sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur makanan seperti
yang dideteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut dan keberadaan elemen dalam
makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf nyeri, juga berperan pada pengecap.
Makna penting dari indera pengecap adalah bahwa fungsi pengecap memungkinkan manusia
memilih makanan sesuai dengan keinginannnya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan
jaringan akan substansi nutrisi tertentu (Diah Savitri, 1997). Indera pengecap kurang lebih
terdiri dari 50 sel epitel yang termodifikasi, beberapa di antaranya disebut sel sustentakular
dan lainnya disebut sel pengecap. Sel pengecap terus menerus digantikan melalui
pembelahan mitosis dari sel disekitarnya, sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda
dan lainnya adalah sel matang yang terletak ke arah bagian tengah indera dan akan segera
terurai dan larut (Guyton, 1997). Sensasi rasa pengecap timbul akibat deteksi zat kimia oleh
resepor khusus di ujung sel pengecap (taste buds) yang terdapat di permukaan lidah
dan palatum molle. Sel pengecap tetap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan
regenerasi. Proses ini bergantung pada pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut
dipotong maka akan terjadi degenerasi pada pengecap. (Sunariani et al., 2007).
Cara Kerja
1. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 orang, siswa A dan B
2. Membersihkan lidah siswa A dengan lap kain yang bersih, kemudian meminta siswa A
untuk menjulurkan lidahnya.
3. Memasukkan masing-masing cotton bud ke masing-masing larutan.
4. Mengoleskan cotton bud dari larutan gula diberbagai tempat di permukaan lidah, dan
menandai bagian lidah yang merasakan manis, kemudian catat dibuku.
5. Meminta siswa A untuk berkumur setiap selesai merasakan satu rasa.
6. Melakukan langkah 4 untuk larutan garam, asam, dan pahit.
7. Melakukan percobaan yang sama pada siswa B.
Pembahasan
Dari tabel Sarah Anggraheni dapat terlihat bahwa rasa manis paling dominan terasa di
bagian depan lidah, rasa asin terasa di bagian tepi kanan-kiri depan lidah, rasa asam terasa di
bagian tepi kanan-kiri belakang lidah, sedangkan rasa pahit terasa di bagian belakang lidah.
Pertanyaan & Jawaban
Sebutkan bagian lidah yang peka terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit!
Jawab:
 Bagian lidah yang peka terhadap rasa manis adalah di bagian depan lidah (ujung depan).
 Bagian lidah yang peka terhadap rasa asin adalah di bagian Tepi depan lidah.
 Bagian lidah yang peka terhadap rasa asam adalah di bagian Tepi belakang lidah.
 Bagian lidah yang peka terhadap rasa pahit adalah di bagian pangkal lidah.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa:
1. Letak reseptor pada bagian lidah tidaklah sama.
2. Manusia memiliki 4 macam modalitas cita rasa dasar yang spesifik,yaitu: manis pada
ujung lidah, asam pada tepi belakang, asin pada tepi depan, pahit pada pangkal lidah
3. Reseptor pada lidah setiap orang relatif sama.
4. Indera Peraba
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan.
Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan
dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas
empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum
germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar
lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosumumumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin
menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan
lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah
lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat
yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur,
sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke
daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan
dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga
berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak
rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi
tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan
untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai
alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan;
sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat
peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis
yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya
terletak di dekat epidermis.
Cara Kerja
1. Melakukan kegiatan ini dengan dua orang, yang seorang matanya ditutup, seorang lagi
tidak.
2. Seorang yang tidak tertutup matanya menusukkan pelan-pelan pensil runcing ke telapak
tangan, jari tangan, dan punggung tangan rekan kami, serta menanyakaan apakah
merasakan sakit ? Jika “ya” kemudian menandai bagian tangan yang merasa sakit
dengan spidol.
3. Mengganti tempat penusukan di leher dan di kaki pada berbagai tempat, dan
menanyakan rekan kami apakah merasakan sakit? Jika “ya” kemudian menandai bagian
yang merasa sakit.
4. Melakukan percobaan diatas dengan menggunakan es batu dan air hangat.
5. Mencatat hasil kegiatan
Pembahasan
Dari tabel 1 dapat terlihat bahwa semua data berlabel +, artinya seluruh bagian tubuh
yang diamati, yaitu ujung jari, telapak tangan, punggung tangan, tengkuk, dan betis memiliki
kepekaan terhadap rangsangan rasa yang diuji, yaitu rasa sakit, hangat, dan dingin. Dari
tabel kedua, dapat terlihat bahwa tingkat sensitivitas rasa sakit ialah dari tengkuk, ujung jari,
telapak tangan, punggung tangan, dan betis. Sedangkan untuk rasa panas/hangat yang paling
peka adalah ujung jari, tengkuk, punggung tangan, telapak tangan, lalu betis. Untuk tingkat
sensitivitas rasa dingin, yang paling peka adalah telapak tangan, pungung tangan, tengkuk,
ujung jari, dan kemudian betis. Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara
lain:
Pertanyaan & Jawaban
Manakah bagian tubuh yang memiliki kepekaan suhu paling tinggi?
Jawab: Bagian tubuh yang memiliki kepekaan suhu paling tinggi adalah pada ujung
jari (untuk suhu tinggi), dan telapak tangan (untuk suhu rendah).
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kulit yang memiliki kepekaan tinggi yaitu pada bagian ujung jari dan telapak tangan .
2. Saraf yang membuat kita peka terhadap rasa sakit yaitu Korpuskula Pacini dan ujung
saraf tanpa selaput. Rasa dingin oleh badan krause. Rasa panas oleh Korpuskula Ruffini.

3. OFT & ORT


Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian
atas selaput lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat
kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).
Cara Kerja
1) Praktikan tidak boleh flu/pilek
2) Mata yang bersangkutan ditutup
3) Bahan uji yang telah dipotong salah satu sisinya diambil untuk sensor pembau.
4) Didekatkan bahan ke lubang hidung satu sisi, sedangkan sisi lubang hidung yang lain
ditutup dengan kapas, agar yang membau hanya satu sisi saja. Kemudian praktikan
membau/menghirup. Tanyakan bau apa yang dibaunya. Hasilnya dicatat, setelah itu
posisikan sisi potongan dibalik dan disuruh menghirup lagi. Tanyakan bau apa yang
dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi pertama atau posisi kedua. Dibandingkan
dan dicatat hasilnya.
5) Percobaan diatas diulangi dengan bahan yang lain.
6) Lubang hidung yang satu ditutup dengan kapas dan yang satu tetap terbuka.
7) Bahan uji diambil yang telah dipotong ujungnya.
8) Bahan uji didekatkan dengan sisi potongan dekat pada hidung yang terbuka.
9) Diulangi hal ini berkali-kali sampai tidak lagi membau bahan tersebut
10) Nilai Olfactory Fatigue Time (OFT) dihitung, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai ketidakpekaan (kelelahan) pembau, artinya sampai tidak lagi dapat membau
sesuatu. Ulangi 3X, kemudian hitung reratanya.
11) Dihitung Olfactory Recovery Times (ORT), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
kesembuhan pembau, artinya sampai dapat membau kembali. Ulangi 3X, kemudian
hitung rata-ratanya
12) Semua percobaan diulangi diatas dengan praktikan yang lain dan dibandingkan hasilnya.
Pembahasan
Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air.
Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang
disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel
penyokong. Sel resptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filamen-filamen seperti
rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus
olfaktorius pada sistem saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-sel penunjang
yang berupa sebaris sel-sel epitel silindris berlapis banyak semu.
Dalam praktikum pembau ini, menghitung berapakah watu yang dibutuhkan oleh
praktikan untuk ketidak pekaan (kelelahan) pembabau atau yang disebut dengan Olfactor
Fatigue Times (OFT) dan waktu yang dibutuhkan oleh praktikan untuk kesembuhan pembau
atau yang disebut Olfactor Recovery Times (ORT). Dengan sumber bau dari jahe, bawang
putih, bawang merah, kencur dan minyak cengkih.

Anda mungkin juga menyukai