MIKROTEKNIK TUMBUHAN
( Hibiscus rosa-sinensis)
KELOMPOK :
DOSEN PENGAMPU :
Dr. ERMAYANTI,S.Pd.,M.Si.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
I. JUDUL
Maserasi serat kayu dan pembuatan preparat kayu pada tumbuhan kembang sepatu (
Hibiscus rosa-sinensis )
II. TUJUAN
Untuk mengetahui cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah
yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh gambaran
bentuk utuh dari sel-sel tersebut
1. Cawan petri
2. Mikroskop
3. Pipet tetes
4. Kamera
5. Stopwatch
6. Silet
7. Kaca objek
8. Alat tulis
9. Kaca penutup
10. Hot plate
11. Pinset
12. Gelas beker
13. Batang pengaduk
14. Kertas saring
15. Inkubator
Bahan :
V. CARA KERJA
1. Potong kayu sebesar setengah panjang batang korek api dengan garis tengah yang
sama dengan batang tersebut.
2. Masukkan potongan-potongan kayu tersebut kedalam tabung reaksi yang berisi 20%
KOH.
3. Rebuslah kayu tersebut di atas nyala api sampai mendidih selama kurang lebih 2-5
menit.
4. Kayu yang telah direbus kemudian dicuci dengan air selama 15 menit
5. Lalu masukkan kayu ke dalam campuran 20% asam kromat dan 20% asam nitrat
dalam perbandingan 1:1, selama kurang lebih 2-3 jam.
6. Untuk mempercepat proses maserasi bahan tersebut dapat disimpan dalam inkubator
60°C.
7. Setelah lunak, cucilah kayu tadi dengan air selama 20 menit kemudian diproses
seperti sayatan-sayatan kayu.
8. Kenakan dehidrasi dalam seri alkohol 30%, 50%, 70%, 90%, 100% dan xilol,
sementara juga diwarnai dengan safranin dalam 70% alkohol.
9. Bila kayu dibiarkan bermalam dalam safranin biasanya warna lebih melekat pada sel.
10. Pada waktu pembeningan atau sebelumnya sel kayu bisa dipisah-pisahkan lagi
dengan dua buah jarum, sehingga dapat dibuat sediaan permanen dimana sel benar-
benar terlepas yang satu dari yang lain.
11. Hal tersebut dapat diperiksa dengan loupe, sebelum dibubuhi Canada balsam.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Divisi : Magnoliophyta
Famili : Malvaceae
Ordo : Malvales
Genus : Hibiscus
VII. PEMBAHASAN
Praktikum ini dimulai dengan pemotongan kayu sebesar setengah panjang batang
korek api dengan garis tengah yang sama dengan batang tersebut. Potongan-potongan
tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 20% KOH. Rebuslah kayu
tersebut di atas nyala api sampai mendidih selama kurang lebih 2-5 menit. Kayu yang
telah direbus kemudian dicuci dengan air selama 15 menit, lalu dimasukkan ke dalam
campuran 20% asam kromat dan 20% asam nitrat dalam perbandingan 1:1, selama
kurang lebih 2-3 jam. Untuk mempercepat proses maserasi bahan tersebut dapat disimpan
dalam inkubator 60°C. Setelah lunak, cucilah kayu tadi dengan air selama 20 menit
kemudian diproses seperti sayatan-sayatan kayu. Kenakan dehidrasi dalam seri alkohol
30%, 50%, 70%, 90%, 100% dan xilol, sementara juga diwarnai dengan safranin dalam
70% alkohol. Bila kayu dibiarkan bermalam dalam safranin biasanya warna lebih melekat
pada sel. Pada waktu pembeningan atau sebelumnya sel kayu bisa dipisah-pisahkan lagi
dengan dua buah jarum, sehingga dapat dibuat sediaan permanen dimana sel benar-benar
terlepas yang satu dari yang lain. Hal tersebut dapat diperiksa dengan loupe, sebelum
dibubuhi Canada balsam.
Berdasarkan hasil pembuatan preparat terlihat juga struktur yang teramati tampak
kurang jelas dan sebagian besar rusak. Struktur yang tampak tidak lengkap. Hasil yang
kurang maksimal tersebut dimungkinkan karena beberapa hal kemungkinan kesalahan
dalam melakukan prosedur, diantaranya seperti: pengirisan yang kurang sempurna yang
menyebabkan pita yang terbentuk rusak, keterampilan dari praktikan juga menjadi faktor
keberhasilan pembuatan preparat maserasi tumbuhan ini. Waktu lamanya pemberian
larutan safranin juga sangat mempengaruhi penampakan jaringan pada pada preparat.
Pemilihan batang yang akan digunakan menjadi penentu apakah jaringan penyusun
batang tumbuhan dapat terlihat dengan jelas.
VIII. KESIMPULAN
Metode maserasi digunakan untuk membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamela
tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh
gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut. Dan jaringan yang terlihat adalah jaringan
pengangkut xylem yang terdiri dari sel trakea, serabut trakeid, dan trakeida.
IX. SARAN
1. Pada saat melakukan pewarnaan hendaknya waktu yang dipakai lebih dari 1x24 jam
agar waran terlihat pekat, hal itu hendaknya dilakukan karena disaat proses dehidrasi
warna akan hilang dengan sangat mudah.
2. Pada saat transformasi proses dari perendaman alkohol 100% ke xilol, hendaknya
serat diperas hingga kering agar serat tidak membentuk gumpalan dan memisahkan
diri dengan xilol.
3. Pada saat pengambilan foto, sebaiknya menggunakan kamera dengan resolusi tinggi.
X. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hadi S, Harran S, Gumbira ES, Satiawiharja, Kardin MK. 2012. Mekanisme
serangan patogen lodoh pada semai pinus (Pinus merkusii) Attack Mechanism of
Damping-off Pathogens of Pinus merkusii Seedling. Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (1): 57-
64
Agrios GN. 1988. Plant Pathology 3rd ed. New York (US):Academic Press.
Azmil, 2002. Penelitian Struktur Anatomi Kayu Untuk Memperkaya Kualitas Kayu Di
Indonesia. Jakarta (ID) : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Budiono JD. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. Surabaya (ID): IKIP Press.
Perry, M., 1980. Medical Plants of East and Southest Asia: Atributed Properties and
Uses, the MIT Press Cambridge, Massachusetts and London, England.
Sundoro SH. 1983. Metode Pewarnaan (Histologis dan Histokimia). Jakarta (ID):
Bhrataro Karya Aksara.