Anda di halaman 1dari 26

SOP TEPID WATER SPONGE

Pengertian Merupakan tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh saat
demam yaitu dengan merendam anak di dalam air hangat, mengelap
sekujur tubuh dengan air hangat menggunakan waslap, dan dengan
kompres pada bagian tubuh tertentu yang memiliki pembuluh darah
besar.
Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
5. Memperlancar pengeluaran eksudat
6. Merangsang peristaltic usus
Indikasi Klien dengan demam
Peralatan 1. Thermometer air raksa
2. Kom kecil berisi air hangat kira-kira 45C
3. Beberapa buah waslpa/kain kasa dengan ukuran tertentu
Prosedur Kerja 1. Tahap Prainteraksi
a. Melaksanakan verifikasi data dan program sebelumnya bila ada.
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Mencuci tangan. d. Membawa alat di dekat klien.
2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam dan menyapa nama klien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tepid water sponge kepada
klien dan keluarga.
c. Menanyakan kesediaan dan kesiapan klien.
3. Tahap Kerja
a. Dekatkan alat-alat ke klien
b. Cuci tanganMasukkan waslap/kain kasa kedalam kom berisi air
hangat lalu peras sampai lembab
c. Letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan
dikompres yaitu pada dahi, axilah, lipatan paha, dan diusapakan
keseluruh tubuh
d. Ganti waslap/ kain kasa dengan waslap/ kain yang sudah
terendah dalam kom berisi air hangat
e. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
f. Rapikan klien dana bereskan alat-alat bila sudah selesai
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
Evaluasi a. Respon Respon verbal: orang tua klien mengatakan anaknya demam
sudah turun. Respon nonverbal: klien tidak rewel, ekspresi wajah
segar dan suhu dalam batas normal
b. Beri reinforcement positif
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Mengakhiri kegiatan dengan baik.
SOP PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
Pengertian Pengkajian fisik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai selama
wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi.
Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi palpasi
dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring
pengkajian sistem tubuh.
Tujuan Merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan
intervensi terapeutik.
Alat dan bahan 1. Stetoskop
2. Manset anak
3. Tensimeter
4. Timbangan anak
5. Termometer
6. Meteran tinggi badan
7. Midline
8. Palu refleks
Persiapan klien  Alat disiapkan dan didekatkan klien
 Keluarga dan klien diberitahu tentang prosedur yang akan
dilakukan
 Jaga suhu dan pencahayaan
Prosedur 1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
- Kesan sakit
- Kesadaran
- Kesan status gizi
b. Tanda Vital
- Tekanan Darah
Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset
khusus untuk anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset
dewasa. Besar manset antara setengah sampai dua per tiga
lengan atas. Tekanan darah waktu lahir 60 – 90 mmHg
sistolik, dan 20 – 60 mmHg diastolik. Setiap tahun
biasanya naik 2 – 3 mmHg untuk keduaduanya dan sesudah
pubertas mencapai tekanan darah dewasa.
- Nadi
Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadai (N: 60-100
x/menit), irama, isi/kualitas nadi dan ekualitas (perabaan
nadi pada keempat ekstrimitas
- Nafas
Perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan pola
pernafasan.
- Suhu
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1) Rectal
Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan
tangan kiri, dua jari tangan kiri memisahkan dinding
anus kanan dengan kiri, dan termometer dimasukkan
anus dengan tangan kanan ibu.
2) Oral
Termometer diletakkan di bawah lidah anak. Biasanya
dilakukan untuk anak  6 tahun.
3) Aksiler
Termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas
lurus selama 3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh
0,5  lebih rendah dari suhu rektal.
c. Data Antropometrik
- Berat Badan
Berat badan merupakan parameter yang paling sederhana
dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat.
Interpretasi :
1) BB/U dipetakan pada kurve berat badan
 BB< sentil ke 10 : defisit
 BB> sentil ke 90 : kelebihan
2) BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan
persentase :
 120% : gizi lebih
 80% – 120% : gizi baik
 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan
edema, gizi buruk
 < 60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus),
dengan edema (kwasiorkhor).
- Tinggi Badan
Dinilai dengan :
1) TB/U pada kurva
 < 5 sentil : deficit berat
 Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan
apakah perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi
kronik atau konstitusional
2) TB/U dibandingkan standar baku (%)
 90% - 110% : baik/normal
 70% - 89% : tinggi kurang
 < 70% : tinggi sangat kurang
3) BB/TB
2. Kulit
Pada pemeriksaan kulit yang harus diperhatikan adalah : warna
kulit, edema, tanda perdarahan, luka parut (sikatrik), pelebaran
pembuluh darah, hemangioma, nevus, bercak ‘café au kait’,
pigmentasi, tonus, turgor, pertumbuhan rambut, pengelupasan
kulit, dan stria.
3. Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila, belakang
telinga, leher, ketiak, bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila
teraba tentukan lokasinya, ukurannya, mobil atau tidak.
4. Kepala
Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran,
lingkar kepala, asimetri, sefalhematom, maulase, kraniotabes,
sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah, rambut, tengkorak
dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu
melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital
posterior.
5. Muka
Pada pemeriksaan muka perhatikan : simetri tidaknya, paralisis,
jarak antara hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula,
pembengkakan, tanda chovstek, dan nyeri pada sinus.
6. Mata
Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat,
nistagmus, ptosis, eksoftalmus, endoftalmus, kelenjar lakrimalis,
konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan kelainan fundus.
Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6
bulan.
7. Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan
cuping hidung, mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum,
perkusi sinus.
8. Mulut
Pada pemeriksaan mulut, perhatikan :
 Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
 Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh
lambat/tidak.
 Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
 Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran,
gerakan, tepi hiperemis/tidak.
 Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.

9. Tenggorok
Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat
skalpel, anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’
yang keras, selanjutnya spaltel diletakkan pada lidah sedikit
ditekan kebawah. Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil besarnya,
warna, paradangan, eksudat, kripte)
10. Telinga
Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan
bau sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus,antitragus), liang telinga,
membrana timpani. Pemeriksaan menggunakan heat lamp dan
spekulum telinga.
11. Leher
Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak
trakhea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi
karotis, dan gerakan leher.
12. Thorax
Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi
urutan :
 Inspeksi
Pada anak < 2 tahun : lingkar dada  lingkar kepala
Pada anak > 2 tahun : lingkar dada  lingkar kepala. Perhatikan
a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll
b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada
retraksi.tidak
c. Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot
d. Ictus cordis
 Palpasi
Perhatikan :
1) Pengembangan dada : simetri/tidak
2) Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
3) Sela iga : retraksi/tidak
4) Perabaan iktus cordis
 Perkusi
Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu
jari/tanpa bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu
keras karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih
kecil. Tentukan :
1) Batas paru-jantung
2) Batas paru-hati : iga VI depan
3) Batas diafragma : iga VIII – X belakang.
Bedakan antara suara sonor dan redup.
 Auskultasi
Tentukan suara dasar dan suara tambahan :
Suara dasar : vesikuler, bronkhial, amforik, cog-wheel breath
sound, metamorphosing breath sound.
Suara tambahan : ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing
 Suara jantung normal, bising, gallop.
13. Abdomen
Seperti halnya pada dewasa pemeriksaan abdomen secara
berurutan meliputi ;
 Inspeksi
Perhatikan dengan cara pengamatan tanpa menyentuh :
1) Bentuk : cekung/cembung
2) Pernafasan : pernafasan abdominal normal pada bayi dan
anak kecil
3) Umbilikus : hernia/tidak
4) Gambaran vena : spider navy
5) Gambaran peristaltik
 Auskultasi
Perhatikan suara peristaltik, normal akan terdengar tiap 10 – 30
detik.
 Perkusi
Normal akan terdengar suara timpani. Dilakukan untuk
menentukan udara dalam usus, atau adanya cairan
bebas/ascites.
 Palpasi
Palpasi dilakukan dengan cara : anak disuruh bernafas dalam,
kaki dibengkokkan di sendi lutut, palpasi dilakukan dari kiri
bawah ke atas, kemudian dari kanan atas ke bawah. Apabila
ditemukan bagian yang nyeri, dipalpasi paling akhir.
Perhatikan : adanya nyeri tekan , dan tentukan lokasinya. Nilai
perabaan terhadap hati, limpa, dan ginjal.
HATI
Palpasi dapat dapat dilakukan secara mono/bimanual
Ukur besar hati dengan cara :
1) Titik persilangan linea medioclavicularis kanan dan arcus aorta
dihubungkan dengan umbilikus.
2) Proc. Xifoideus disambung dengan umbilicus.
Normal : 1/3 – 1/3 sampai usia 5 – 6 tahun.
Perhatikan juga : konsistensi, permukaan, tepi, pulsasi, nyeri tekan.
LIMPA
Ukur besar limpa (schuffner) dengan cara :
Tarik garis singgung ‘a’ dengan bagian arcus aorta kiri. Dari
umbilikus tarik garis ‘b’ tegak lurus ‘a’ bagi dalam 4 bagian. Garis ‘b’
diteruskan ke bawah sampai lipat paha, bagi menjadi 4 bagian juga.
Sehingga akan didapat S1 – S8.
GINJAL
Cara palpasi ada 2 :
Jari telunjuk diletakkan pada angulus kostovertebralis dan menekan
keras ke atas, akan teraba ujung bawah ginjal kanan.
Tangan kanan mengangkat abdomen anak yang telentang. Jari-jari
tangan kiri diletakkan di bagian belakang sedemikian hingga jari
telunjuk di angulus kostovertebralis kemudian tangan kanan
dilepaskan. Waktu abdomen jatuh ke tempat tidur, ginjal teraba oleh
jari-jari tangan kiri.
14. Ekstremitas
Perhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya, clubbing
finger, dan pembengkakan tulang.
Persendian
Periksa : suhu, nyeri tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan
gerakan.
Otot
Perhatikan : spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
15. Alat Kelamin
Perhatikan :
Untuk anak perempuan :
a. Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Labia mayor : perlengketan / tidak
c. Himen : atresia / tidak
d. Klitoris : membesar / tidak.
Untuk anak laki-laki :
a. Orifisium uretra :
hipospadi = di ventral / bawah penis
Epsipadia = di dorsal / atas penis.
b. Penis : membesar / tidak
c. Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
d. Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.
e. Reflek kremaster : gores paha bagian dalam testis akan naik
dalam skrotum
16. Anus dan Rektum
Anus diperiksa rutin sedangkan rektum tidak.
Untuk anus, perhatikan : a.
a. Daerah pantat adanya tumor, meningokel, dimple, atau abces
perianal.
b. Fisura ani
c. Prolapsus ani
Pemeriksaan rektal : anak telentang, kaki dibengkokkan, periksa
dengan jari kelingking masuk ke dalam rektum.
Perhatikan :
a. Atresia ani
b. Tonus sfingter ani
c. Fistula rektovaginal
d. Ada penyempitan / tidak.
Daftar pustaka 1. Behrman.1999. NELSON : Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta.
2. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.1998. Penerbit FK UI
Sumber Isneini, Irdawati, & Agustaria (2014)
FISIOTERAPI DADA

DRAINASE POSTURAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1-3

Ditetapkan Oleh

Tanggal Terbit Rektor Universitas Karya Husada


PROSEDUR Semarang
OPERASIONAL

STANDAR

Dr. Ns. Fery Agusman MM,


M.Kep,Sp.Kom

Drainase Postural adalah drainasi sekresi dari berbagai segmen


pau dengan memanfaatkan gravitasi.
PENGERTIAN

1. Membantu pernafasan pasien


TUJUAN
2. Memperlancar jalannya nafas

1. Membantu pasien bernafas secara normal.


KEBIJAKAN 2. Efisien.
3. Nyaman untuk pasien

PETUGAS Perawat

PERALATAN Alat dan Bahan :


- Bantal 2 atau3 buah
- Papan pengatur posisi
- Kertas tisu
- Segelas air minum
- Wadah sputum
- Sarung tangan

A. Fase Orientasi

PROSEDUR 1. Mengucapkan salam


PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Letakkan peralatan dekat dengan pasien


2. Jelaskan kepada pasien tujuan pelaksanaan prosedur
dan tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Menjaga privasi pasien
5. Pilih area yang akan dilakukan drainase berdasarkan
pengkajian seluruh bidang paru, data klinis, dan hasil
rontgen dada.
6. Bantu klien memperoleh posisi yang tepat untuk
drainase area yang mengalami penumpukan sekresi.
Area pertama yang dipilih dapat bervariasi dari satu
klien ke klien lain. Bantu klien memilih posisi sesuai
kebutuhan dan ajarkan klien cara memosisikan tubuh,
lengan, dan kaki secara tepat. Letakkan bantal untuk
menyangga memberi kenyamanan
7. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama
10-45 menit
8. Selama klien berada dalam posisi drainase postural,
lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang
mengalami penumpukan sekresi
9. Setelah drainase pada posisi pertama selesai dilakukan,
minta klien untuk duduk dan batuk. Tampung sekresi
yang dikeluarkan dalam wadah sputum. Jika klien
tidak dapat batuk, lakukan pengisapan
10. Minta klien untuk istirahat sebentar jika perlu
11. Minta klien untuk minum
12. Ulangi langkah 3-8 hingga semua area yang
mengalami penumpukan sekresi telah dilakukan
drainase. Setiap prosedur drainase postural tidak boleh
dilakukan lebih dari 30-60 menit
13. Ulangi pengkaian dada di seluruh bidang paru
14. Bantu klien merapikan diri.
15. Bantu pasien ke posisi nyaman
16. Rapikan alat-alat yang telah selesai digunakan.
17. Lepas sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan

C. Fase terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan


2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

D. Penampilan selama tindakan

1. Ketenangan selama melakukan tindakan


2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat

DOKUMEN Eni Kusyati, 2012, Buku Praktek Laboratorium Keperawatsan


Dasar.Edisi 2, Jakarta : EGC.Tuliskan daftar Pustaka terkait
TERKAIT
FISIOTERAPI DADA

PERKUSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1-3

Ditetapkan Oleh

Tanggal Terbit Rektor Universitas Karya Husada


PROSEDUR Semarang
OPERASIONAL

STANDAR

Dr. Ns. Fery Agusman MM,


M.Kep,Sp.Kom

Perkusi atau clapping adalah pukulan kuat pada kulit


mengginakan telapak tangan dibentuk menyerupai mangkuk.
PENGERTIAN

1. Meluruhkan sekresi yang melekat pada dinding bronkus


TUJUAN
2. Memperlancar jalannya nafas

1. Membantu pasien bernafas secara normal.


KEBIJAKAN 2. Efisien.
3. Nyaman untuk pasien

PETUGAS Perawat

Alat dan Bahan :


- Handuk jika perlu
PERALATAN - Peniti jika perlu
- Sarung tangan

A. Fase Orientasi
PROSEDUR
1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Letakkan peralatan dekat dengan pasien


2. Jelaskan kepada pasien tujuan pelaksanaan prosedur dan
tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Menjaga privasi pasien
5. Tutupi area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau
pakaian klien untuk mengurangi ketidaknyamanan
6. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan lambat untuk
mendorong relaksasi
7. Rapat dan tekuk jari anda hingga membentuk mangkuk
8. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan
tangan dengan cepat untuk menekuk dada
9. Perkusi setiap segmen paru selama 1-2 menit
10. Hindari melakukan perkusi pada area yang memiliki struktur
yang mudah cedera, seperti payudara, strertum, kolumna
spinalis, dan ginjal
11. Bantu klien merapikan diri.
12. Bantu pasien ke posisi nyaman
13. Rapikan alat-alat yang telah selesai digunakan.
14. Lepas sarung tangan
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan hasil tindakan

C. Fase terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan


2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

D. Penampilan selama tindakan

1. Ketenangan selama melakukan tindakan


2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat

DOKUMEN Eni Kusyati, 2012, Buku Praktek Laboratorium Keperawatsan


Dasar.Edisi 2, Jakarta : EGC.Tuliskan daftar Pustaka terkait
TERKAIT
FISIOTERAPI DADA

VIBRASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1-3

Ditetapkan Oleh

Tanggal Terbit Rektor Universitas Karya Husada


PROSEDUR Semarang
OPERASIONAL

STANDAR

26 Juni 2020
Dr. Ns. Fery Agusman MM,
M.Kep,Sp.Kom

Vibrasi merupakan serangkaian getaran kuat yang dihasilkan


oleh tangan yang diletakkan mendatar pada dinding dada klien.
PENGERTIAN
Vibrasi sering dilakukan secraa bergantian dengan perkusi.
1. Meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan meluruhkan
TUJUAN mukus kental
2. Memperlancar jalannya nafas

1. Membantu pasien bernafas secara normal.


KEBIJAKAN 2. Efisien.
3. Nyaman untuk pasien

PETUGAS Perawat

Alat dan Bahan :


PERALATAN
- Sarung tangan

A. Fase Orientasi
PROSEDUR
1. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah dan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Letakkan peralatan dekat dengan pasien


2. Jelaskan kepada pasien tujuan pelaksanaan prosedur
dan tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Menjaga privasi pasien
5. Letakkan telapak tangan anda menghadap ke bawah di
area dada yang akan dilakukan vibrasi, satu tangan di
atas tangan yang lain dengan jari rapat dan ekstensi.
Cara lainnya, tangan diletakkan berdampingan
6. Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam-dalam dan
menghembuskannya dengan lambat melalui hidung
atau pursed lip breathing
7. Selama ekspirasi, tegagkan seluruh otot tangan dan
lengan anda, kemudian dengan menggunakan hampir
seluruh tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke
arah bawah. Hentikan getaran ketika klien inspirasi
8. Lakukan vibrasi selama lima kali ekpirasi pada
segmen paru yang mengalami penyumbatan
9. Setelah setiap klai vibrasi, anjurkan klien untuk batuk
dan mengeluarkan sekret ke dalam wadah sputum
10. Bantu klien merapikan diri.
11. Bantu pasien ke posisi nyaman
12. Rapikan alat-alat yang telah selesai digunakan.
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan hasil tindakan

C. Fase terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan


2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

D. Penampilan selama tindakan

1. Ketenangan selama melakukan tindakan


2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat

DOKUMEN Eni Kusyati, 2012, Buku Praktek Laboratorium Keperawatsan


Dasar.Edisi 2, Jakarta : EGC.Tuliskan daftar Pustaka terkait
TERKAIT
NEBULIZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3

Tanggal Ditetapkan Oleh


Terbit
Rektor Universitas Karya Husada Semarang
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom


PENGERTIAN Memberian sebuah inhlasi uap dengan obat atau tanpa obat
menggunakan nebulator.
TUJUAN 1. Merelaksasikan jalan nafas
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi rahasia
3. Menurunkan edema mukosa. Pemberian obat secara langsung pada
saluran pernafasan untuk pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme
akut, produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan
sesak nafas.
KEBIJAKAN Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standart.

PETUGAS Perawat

1. Alat :
PERALATAN - Nebulator
2. Bahan :
- Obat-obatan (Ventolin, Bisolvon, NaCl)
PROSEDUR FASE ORIENTASI
PELAKSANAAN
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan kesiapan
FASE KERJA
1. Menjaga Privacy
2. Mencuci tangan
3. Mengatur posisi nyaman klien
4. Memakai hanscoon
5. Mengukur frekuensi nafas sebelum tindakan menggunakan
flowmeter
6. Sambungkan nebulizer pada listrik
7. Menyambungkan nebulizer pada selangnya, lalu selang nebulizer
pada masker sungkup
8. Memasukkan obat ke dalam sungkup sesuai dosis
9. Mengisi sungkup nebulizer dengan obat dan diencerkan dengan
aquades
10. NaCL 0,9 % sebanyak 2 cc
11. Menghidupkan nebulizer dan menunggu sampai kabut sedikit
keluar dan
12. berikan masker sungkup ke pasien
13. Menganjurkan pasien menghirup obat dalam nebulizer
14. Mengobservasi keadaan pasien selama terapi dilakukan 5-10 menit
15. Memberitahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
16. Memberikan kumur-kumur dan minum air putih hangat setelah
tindakan nebulizer
17. Mengukur frekuensi nafas menggunakan flowmeter 15 menit
setelah dilakukan tindakan
18. Merapikan alat-alat dan melepas handscoon
19. Mendokumentasikan tindakan
20. Mencuci tangan
FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi/validasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN

1. Ketenangan selama melakukan tindakan


2. Melakukan komunikasi terapeutik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga keamanan perawat

DOKUMEN Eni Kusyati, 2012, Buku Praktek Laboratorium Keperawatsan Dasar.


Edisi 2, Jakarta : EGC.Tuliskan daftar Pustaka terkait
TERKAIT
UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
Jl. Kompol R. Soekanto No. 46 Sambiroto Semarang Telp./Fax. 024-6724581

Nama : ………………………………………. Tanggal :

Stase : …………………………………………
Observer :

FISIOTERAPI DADA

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
Ya Tidak
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Menjelaskan tujuan 2
4 Menjelaskan Prosedur tindakan 2
5 Menanyakan kesiapan 2
B FASE KERJA
1 Menjaga Privacy 2
2 Mencuci tangan 4
3 Mengatur posisi Nyaman klien 3
4 Melakukan Auskultasi paru untuk menentukan Area yang 6
banyak sekret
5 Menganjurkan Klien untuk Memeluk bantal 8
6 Melakukan Perkusi Clapping pada area punggung dan area 8
yang secret
terdengar jelas
7 Melakukan Vibrasi pada area punggung dan area yang secret 8
terdengar
Jelas
8 Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan batuk 8
9 Menampung secret pada pot sputum yang sudah diberikan 8
cairan disinfektan
10 Menganjurkan pasien untuk minum 6
11 Melakukan Auskultasi paru ulang 2
12 Mendokumentasikan tindakan 4
13 Mencuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi/validasi 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 3
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menguasai materi dan teknik penyuluhan 4
Total 100

UNIVERSITAS KARYA HUSADA


SEMARANG

Jl. Kompol R. Soekanto No. 46 Sambiroto Semarang Telp./Fax. 024-6724581

Nama : ………………………………………. Tanggal :

Stase : ………………………………………… Observer :


NEBULIZER
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT Ya Tidak
A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam 2
2 Memperkenalkan diri 2
3 Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu 2
4 Menjelaskan prosedur tindakan 2
5 Menanyakan kesiapan 2
B FASE KERJA
1 Menjaga Privacy 2
2 Mencuci tangan 4
3 Mengatur posisi nyaman klien 3
4 Memakai hanscoon 3
5 Mengukur frekuensi nafas sebelum tindakan menggunakan 4
flowmeter
6 Sambungkan nebulizer pada listrik 4
7 Menyambungkan nebulizer pada selangnya, lalu selang 8
nebulizer pada masker sungkup
8 Memasukkan obat ke dalam sungkup sesuai dosis 8
9 Mengisi sungkup nebulizer dengan obat dan diencerkan 8
dengan aquades
NaCL 0,9 % sebanyak 2 cc
10 Menghidupkan nebulizer dan menunggu sampai kabut sedikit 2
keluar dan
berikan masker sungkup ke pasien
11 Menganjurkan pasien menghirup obat dalam nebulizer 2
12 Mengobservasi keadaan pasien selama terapi dilakukan 5-10 2
menit
13 Memberitahukan kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai 2
14 Memberikan kumur-kumur dan minum air putih hangat setelah 4
tindakan nebulizer
15 Mengukur frekuensi nafas menggunakan flowmeter 15 menit 4
setelah dilakukan tindakan
16 Merapikan alat-alat dan melepas handscoon 3
17 Mendokumentasikan tindakan 4
18 Mencuci tangan 4
C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi/validasi 4
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 4
3 Berpamitan 2
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan 3
2 Melakukan komunikasi terapeutik 3
3 Menguasai materi dan teknik penyuluhan 4
Total 100
Standar Operasional Prosedur
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Tanggal terbit Disahkan oleh


Ka. Prodi PSIK
Hikayati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIP. 19490129 197602 1 002

Pengertian KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui


perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Indikasi 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan

Kontraindikasi -

Petugas 1. Dosen S1 Keperawatan


2. Perawat/Bidan
3. Kader Posyandu
4. Mahasiswa S1 Keperawatan

Persiapan pasien 1. Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan


2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

Persiapan lingkungan Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman.

Persiapan alat 1. Kuesioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak-anak


2. Kertas, pensil
3. Bola karet atau plastik seukuran bola tenis
4. Kerincingan
5. Kubus berukuran sisi 2,5 c, sebanyak 6 buah
6. Benda-benda kecil seperti kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5-
1 cm

Prosedur 1. Menghitung umur anak (tanggal, bulan tanhun)


Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi
umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bukan
15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
1. Buka kuesioner KPSP sesuai dengan umur anak
2. Menjelaskan tujuan KPSP pada orang tua
3. Menanyakan isi KPSP sesuai urutan atau melaksanakan perin tah
sesuai KPSP
4. Interpretasi hasil KPSP
 Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-
kadang)
 Hitung jawaban Tidak (bila jawabanbelum pernah atau tidak
pernah)
 Bila jawaban Ya = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
 Bila jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
 Bila jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
(P)
· Rincilah jawaban TIDAK pada nomor berapa saja.
2. Tindak Lanjut
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
· Orangtua/pengasuh anak sudah mengauh anak dengan baik.
· Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi
sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
· Keterlibatan orang tua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.
Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang terarah.
· Ikutkan anak setiapa ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)
· Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering.
· Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
· Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.
Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.
· Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang
pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang
sesuai umur anak.
· Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan
lagi.
· Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7=8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah
sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
Untuk Anak dengan Penyimpangan Perkembangan (P)
 Segera rujuk ke rumah sakit
 Tukls jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan
(mis. Gerak kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)

Evaluasi sikap 1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah


2. Menjamin privacy pasien
3. Bekerja dengan teliti
4. Memperhatikan body mecanisme

Daftar rujukan 1. Depkes, R.I. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar . Jakarta: Bakti Husada.
2. Nurseerni. (2011). SOP PENILAIAN
DDTK. https://nurseerni.wordpress.com/2011/06/06/sop-penilaian-ddtk/ .
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015

PEMERIKSA :
TANGGAL : TANGGAL LAHIR

Denver I l NO. CM :

BULAN TAHUN
PETUNJUK PELAKSANAAN
Coba anak agar, tersenyum dengan tersenyum, berbicara atau melambaikan
tangan kepadanya. Jangan menyentuh anak 2. Anak harus memandang tangan
beberapa detik

3. Orang tua dapat menolong mengarahkan sikat gigi dan menaruh 0dol pada sikat.
4. Anak tidak harus dapat menalikan sepatu, memasang beniW ruisliting di belakang.
5. Gerakkan benang dengan perlahan-lahan dalam suatu busur dari satu sisi ke sisi lain ± 20 cm di
atas muka anak.
6, Lulus bila anak memegang icik-icik waktu disentuhkannya pada punggung atau ujung jari-jari.

7. Lulus bila anak mencoba melihat kemana benang pergi. Benang dijatuhkan secepatnya dari
pandangan tanpa tangan pemeriksa bergerak.
8. Anak harus memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan lainnya tanpa bantuan dari tubuh,
mulut atau meja,
9. Lulus bila anak mengambil manik-manik dengan ibu jari dan jari.
0
10. Garis dapat bervariasi, hanya 30 atau kurang garis yang dibuat oleh pemeriksa.
II .Genggamkan tangan dengan ibu jari menghadap ke atas dan goyangkan ibu jari. Lulus bila anak
menirukan dan tidak menggerakkan jari selain ibu jari.

12. Lulus bila Ujung saling bertemu


Gagal bila gerakan terus melingkar 13. Garis mana yang Iebih panjang ? 14. Lulus asal garis
menyilang 15. Biarkan anak meniru, jika tidak dapat
demonstrasikan Putar kertas sampai terbalik (lulus) bila 3 dari
3 atau 5 dari 6

Waktu memberikan tugas 12, 14, dan 15 jangan menyebut berikutnya. Jangan
mendemonstrasikan 12 dan 14.

16. Waktu memberikan skor, sepasang (2 tangan, 2 kaki, dl I) dihitung sebagai suatu bagian.
17. Taruh satu kubus di cangkir, kocok perlahan-lahan dekat telinga anak. Ulangi untuk telinga
lainnya.
18. Tunjuk masing-masing gambar dan minta anak menyebutkari nama gambar tersebut (Cagal bila
hanya suara). Bila 4 nama yang betul, minta
anak menunjuk gambar dari nama yang disebut oleh pemeriksa.

19. Gunakan boneka, katakan kepada anak : Tunjukkan hidung, mata, telinga, mulut, tangan, kaki,
perut, rambut. Lulus 6 dari 8.
20. Gunakan gambar. tanyakan kepada anak mana yang terbang ? ...v..........„......... meong
menggonggong? . meringik ?. Lulus 2 dari 5, 4,dari 5.
21. Tanya kepada anak : Apa yang kamu lakukan bila dingin ?, .lapar Lulus 2 dari 3, 3
dari 3.
22. Tanya kepada anak : Apa gunanya cangkir ? Apa gunanya kursi ?, apa gunanya pensil ?,
Jawabannya harus termasuk kata-kata gerakan.
23. Lulus bila anak menaruh dan mengatakan beberapa kubus yang ada di atas kertas dengan
benar (1 ,S).
24. Katakan kepada anak : Taruti kubus di atas meja, dibawah meja, didepan saya, dibelakang saya. Lulus 4 dari 4
(Jangan membantu anak dengan menunjuk, menggerakkan kepala atau mata).
25. Tanya kepada anak : Bola itu apa ? danau ?, meja ?, rumah ?, pisang ? .. .... .... ...
korden ?, .pagar? atap ? . Lulus bila disebutkan kegunaannya, bentuk, dibuat dari atau
kategori urnum (seperti pisang buah-buahan, bukan hanya kuning) Lulus 5 dari 8, 7 dari 8.

26. Tü\ya kepada anak : Jika kuda itu besar, tikus adalah . ,?, Jika api itu panas, es
. Jika matahari bersinar siang hari, bulan bersinar , ? Lulus 2 dari 3.
27. Anak hanya boleh menggunakan dinding atau besi pegangan, tidak orang, tidak boleh
merangkak.
28. Anak harus melempar bola di atas bahu ± 1 m (3 kaki) ke arah pemeriksa.
29. Anak harus melompat melampaui lebarnya formulir ± 22 cm (8 1/2").
30. Suruh anak berjalan ke depan tumit berjarak ± 2 1/2 cm dari ibu jari
kaki. Pemeriksa dapat mendemonstrasikan Anak harus berjalan 4 langkah berturut-turut.
31. Pada usia tahun kedua, separo anak normal tidak patuh.

Anda mungkin juga menyukai