Mendekatkan Alat :
3. Membawa Alat-alat ke dekat pasien
4. Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup
penerangan. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk
menjaga privacy klien
MENGUKUR NADI
1. Bantu klien ke posisi terlentang atau duduk
2. Letakan dua atau tiga jari tangan anda di celah radialis searah ibu j
ari di sisi dalam pergelangan tangan klien
3. Berikan tekanan ringan di atas radius
4. Hitung frkuensi denyut menggunakan jam tangan dengan jarum pe
nunjuk detik
5. Lakukan perhitungan denyut selama 1 menit penuh
6. Kaji kekuatan irama dan kesamaan denyut
7. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman
8. Catat hasil dari pemeriksaan fisik
MENGHITUNG PERNAPASAN
1. Pastik an dada klien terlihat
2. Menempatkan lengan klien pada posisi relaks abdomen atau dada
bawah atau letakan
tangan anda langsung pada abdomen atas klien
(Lakukan inspeksi dan hitung pernpasan dengan melihat perkembang
an dada)
3. Observasi siklus pernapasan lengkap yaitu sekali inspirasi dan sek
ali ekspirasi
4. Hitung selama satu menit penuh ( 60 detik)
5. Saat menghitung, perhatikan kedalaman pernap asan
6. Catat setiap hasil kegiatan
Pemeriksaan kepala
Inspeksi:
a. Anjurkan posisi pasien duduk bila memungkinkan
b. Anjurkan pasien untuk melepaskan penutup kepala, kaca mata
Palpasi :
a. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut
menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan turun kebawah,
melalui garis tengah, kemudian palpasi setiap sudut garis kepala
b. Rasakan apakah terdapat benjolan/masa tanda bekas luka di
kepala, pembengkakan, nyeri, tekan, kelainan kulit kepala, jika
ditemukan perhatikan besar serta luasnya.
Hasil normal: kulit kepala bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, tidak
ada nyeri tekan/massa, warna rambut sesuai dengan ras
Pemeriksaan mata
a. Inspeksi
1. Anjurkan pasien menghadap ke depan
2. Bandingkan mata kanan dan kiri
3. Amati bentuk dan keadaan kulit dan kelopak mata dan catat
kelainan yang ada
4. Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan posisi mata
5. Inspeksi kelopak mata bawah, minta pasien untuk membuka mata
perhatikan reflex kedip mata
b. Konjungtiva dan sklera
1. Anjurkan pasien untuk melihat lurus ke depan
2. Tarik kebawah, kelopak mata kearah bawah dengan menggunakan
ibu jari
3. Gunakan sarung tangan jika ada secret di tepi kelopak mata
4. Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian
bawah, catatan jika terdapat infeksi, pus, atau kelainan warna sclera
atau konjungtiva
5. Amati warna sclera saat memeriksa konjungtiva.
c. Pupil dan iris
1. Atur pencahayaan kamar menjadi sedikir redup
2. Pegang kepala dan dagu agar tidak bergerak-gerak
3. Inspeksi ukuran bentuk, keselarasan pupil dan reaksi terhadap
cahaya
4. Uji refleksi pupil terhadap cahaya
1) Sinari pupil pasien dengan senter dengan samping
2) Amati mengecilnya pupil yang di sinari
3) Lakukan pada pupil lainnya (ukuran pupil normal 2-3mm)
d. Pemeriksaan Snellen Test
1) Siapakan pasien berdiri atau duduk, snellen chart digantungkan
dengan searah jajar pandang berjarak 6 meter dari pasien ( dalam
ruangan sempit mampu membaca
ukuran huruf 12( standar).
2) Posisi perawat sebelah kanan snellen chart
3) Anjurkan pasien menutupsalah satu kiri dengan tangannya dan
mata kanan terbuka
4) Perawat menunjuk huruf-huruf yang ada di snellen chart berurutan
dari yang besar sampai yang terkecil dan pasien dianjurkan
menyebut huruf yang di tunjuk perawat
5) Sampai batas huruf yang masih bisa di sebutkan pasien dengan
benar, lanjutkan penilaian visus mata kanan
6) Ulang prosedur di atas untuk mata kanan tutup dengan tangan
kanan dan mata kiri terbuka
7) Lakukan penilaian visus mata kiri
8) Rapikan alat alat
e.Pemeriksaan Lapang Pandang.
1) Siapkan pasien untuk duduk dan menghadap pemeriksa
2) Perawat menegakkan jari telunjuk ke depan hidung pasien dengan
jarak 3-5 cm .
3) Gerakkan jari2 telunjuk pemeriksa kearah kanan – kiri secara
vertical dan atas kebawah secara horizontal.
4) Anjurkan pasien untuk tetap melihat lurus kedeapan dan tanyakan
apakah jari telunjuk yang kita gerakkan sampai ke samping kepala
terlihat atau tidak
5) Lakukan pencatatan.
Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi telinga luar
1) Bantu pasien dalam posisi duduk jika memungkinkan
2) Posisi pemeriksa menghadap ke sisi telinga yang di kaji
3) Atur pencahayaan dengan menggunakan lampu kepala atau
sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas kerja
4) Lakukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari
telunjuk dan jempol
5) Palpasi kartilago telinga secara simetris
6) Bandingkan telinga kanan dan kiri
7) Inspeksi lubang telinga luar dengan cara :
8) Pada orang dewasa pegang daun telinga dan perlahan Tarik daun
telinga keatas dan kebelakang sehingga lurus dan mudah di amati
9) Untuk anak anak daun telinga Tarik ke bawah
10) Periksa adanya peradangan, perdarahan, kotoran atau serumen
pada lubang telinga
Pemeriksaan hidung
Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar
1) Amati bentuk hidung bagian luar dari sisi depan, samping, dan
atas
2) Amati keadaan kulit hidung terhadap terhadap warna dan adanya
pemeriksaan
3) Amati kesimetrisan lubang hidung
4) Observasi pengeluaran dan pelebaran nares (lubang hidung)
5) Lakukan palpasi lembutpada batang hidung dan jaringan lunak
hidung terhadap nyeri dan masa
6) Untuk menentukan ada atau tidaknya gangguan terhadap fungsi
penciuman
a) Tutup mata pasien
b) Tutup salah satu lubang hidung
c) Berikan bau-bauan dan pasien diminta menyebutkan jenis bau-
bauan tersebut
Inspeksi hidung bagian dalam
1) Amati sputum hidung
2) Pasang ujung speculum hidung pada lubang hidung
3) Amati lubang dinding rongga hidung (warna, sekresi, edema)
4) Lepaskan speculum secara perlahan
Pemeriksaan leher
Inspeksi
1) Pastikana leher dalam kondisi terbuka
2) Amati bentuk leher apakah ada nodul, lesi dan peningkatan JVP
(pasien jangan
dalam kondisi mengedan)
3) Amati bentuk leher, warna kulit, adanya jaringan parut
pembekakan massa, pengamatan dilakukan secara sistematis melalui
garis tengah sisi depan leher samping dan belakang
4) Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan pasien untuk menelan
dan mengamati gerakan kelenjar tiroid pada taktk suprasternal
(normalnya kelenjar tiroid tidak dapat di lihat kecuali pada orang
yang sangat kurus)
5) Minta pasien untuk mereflekan leher dengan dagu kemudian
hiperekstensikan leher dengan sedikit kebelakang kemudian gerakan
menyamping ke sisi kanan, kiri sampai telinga kearah bahu
Palpasi
1) Pemeriksaan nodus limfe
a) Posisikan pemeriksa dihadapan klien dan bahu klien merasa rileks
dengan kepala sedikit menunduk atau menghadap ke sisi yang akan
diperiksa untuk melemaskan
jaringan dan otot.
b) Gunakan bantalan jari Anda untuk mempalpasi masing-masing
jaringan limfe dengan gerakan memutar.
c) palpasikelenjar lmphe apakah ada pembesaran.
2) Palpasi kel untuk melemaskan kelenjar tiroid dengan cara
a) letakan tangan pada leher pasien
b) palpasi suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah
c) menginstruksikan pasien untuk minum atau menelan agar
memudahkan palpasi
d) jika teraba kelnjar tiroid pastikan bentuk ukuran, konsistensi dan
permukaannya
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
1) Atur posisi yang tepat yaitu berbaring terlentang dengan tangan
kedua sisi sedikit menekuk dan kaki sedikit ditekuk untuk
melemaskan otot abdomen
2) Inspeksi area abdomen dari prosesus xifoides sampai simpisis
pubis dan amati
bentuk perut secara umum.
b. Auskultasi
1) Letakkan diafragma stetoskop di kuadran kanan bawah area
sekum, berikan tekanan ringan dan minta pasien tidak berbicara
2) Kemudian dengarkan bising usus dalam 1 menit penuh perhatikan
kuantitas, kualitas
3) Jika bising usus tidak terdengar lanjutkan pemeriksaan di setiap
kuadran abdomen (4 kuadran)
4) Catat bising usus terdengar normal, tidak ada,hiperaktf, hipoaktif.
a. Perkusi
1) Lakukan perkusi searah jarum jam
2) Perhatikan dan catat bila ada keluhan
3) Lakukan perkusi pemeriksaan khusus bila di curigai adanya asites
b. Palpasi ringan abdomen
1) Palpasi ringan abdomen di setiap kuadran
2) Jari-jari menekan 1 cm
3) Palpasi adanya kelainan (massa, nyeri tekan, nyeri lepas)
c. Palpasi abdomen dalam
1) Gunakan palpasi satu atau dua tangan tekan dinding 4-5 cm
2) Catat adanya massa
3) Palpasi hepar
a) Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
b) Letakkan tangan kiri pemeriksa pada bawah tulang rusuk 11-12
c) Letakkan tangan kanan anda di atasnya
d) Saat pasien ekhalasi, berikan tekanan ke atas dan sedalam 4-5 cm
pada batas
ke bawah kosta kanan.
e) Pertahankan posisi tangan pemeriksa dan minta pasien untuk
mengambil nafas dalam.
f) Ketika pasien inhalasi, rasakan pergerakan batas hati pasien pada
tangan
pemeriksa. Biasanya area tersebut memiliki kontur teratur.
g) Jika hepar membesar, lakukan palpasi di batasi bawah rusuk
kanan dan catat
pembesaran tersebut dan nyatakan dalam satuan besaran “cm”.
Pemeriksaan Ekstermitas
a. Inspeksi bentuk, ukuran, kesimetrisan, edema/tidak
b. Lakukan edema pitting bila tampak edema
Inspeksi daerah edema (simetris apakah ada tanda peradangan).
Lakukan palpasi pitting selama 5 menit dengan cara menekan bagian
tulang keras atau punggung kaki dan amati waktu kembalinya.
Interpretasi :
Derajat I : kedalaman 1-3 mm dan waktu kembalinya 3 detik
Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7detik
c. Refleks Biseps
Posisi pasien duduk santai, lengan rileks, pegang lengan pasien dan
letakkan tangan pasien ditas tangan pemriksa dengan posisi fleksi
dan pronasi kemudian pukul tendo
branchioradialis.
d. Refleks trisep
1) Sangga lengan pasien dengan menggunakan telapak tangan non
dominan pemeriksa
2) Posisikan lengan bawah pasien dalam posisi antara fleksi dan
ekstensi
3) Meminta pasien mengistirahatkan/rileks lengan bawah
4) Palpasi trisep untuk memastikan otot tidak tegang (3 jari diatas
alekranon)
5) Ketuk tendon trisep secara langsung mengunakan refleks hammer
e. Refleks Patella
1) Pasien tidur
Tangan kiri menopang tungkai yang akan diperiksa dan dorong
kaki/tungkai pasien kearah abdomen dalam posisi fleksi 900
dan tangan kanan dengan mengunakan refleks patella
2) Pasien duduk
Pasien duduk, tangan non dominan pemeriksa menopang tungkai
yang akan diperiksa dan tangan dominan mengunakan palu refleks
pada tendon patella.
f. Kekuatan otot
1) Meminta pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa.
2) Meminta pasien mengangkat kedua tangan dan melawan tangan
pemeriksa
3) Bila tidak mampu mengangkat atau bergeser maka pegang/palpasi
kontraksi otot.
4) Meminta pasien mengangkat kedua kaki dan minta pasien
melawan kekuatan dorongan pemeriksa.
Interpretasi:
5: gerakan aktif dan tahanan penuh
4: gerakan aktif terhadap gravitasi dengan
tahanan sedang
3: gerakan aktif terhadap gravitasi dan
tidak mampu menahan
2: gerakan hanya bergeser dengan bantuan
1; kontraksi otot
0: tidak ada kontraksi otot
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksa
naan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
a.