Anda di halaman 1dari 22

PEMASANGAN INFUS DAN TANDA-

TANDA VITAL
Pemasangan Infus

Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam


tubuh secara kontinue atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat.
Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus
untuk infus darah adalah transfusi darah.
Indikasi infus adalah
1. menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan
2. dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit
3. kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah:
1. Sterilitas (supaya mikroba tidak menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba
tidak masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis).
Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas tindakan
a. Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan (golongan
b. iodium, alkohol 70%).
c. Cairan, jarum dan infus set harus steril.
d. Yang melakukan tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan antiseptik yang benar dan
memakai sarung tangan steril yang pas di tangan.
e. Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga mempertimbangkan
besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan
tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di daerah frontal kepala.
2. Fiksasi :
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apabila kanula mudah
bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau
trombosis.
3. Pemilihan cairan infus :
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan.
4. Kecepatan tetesan cairan :
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan
atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90
cm di atas permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan
cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah.
5. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungannya.
6. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan
kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
7.Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau mengalami
spasme.
8. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.
Prosedur Pemasangan infus
Persiapan alat :
1. Trolly infus 13. Bila perlu impus pump/syringe pump
2. IV Catheher sesuai kebutuhan 14. Bila perlu spalk (Utk Pasien anak)
3. Set infus
4. Cairan infus sesuai dengan program terapi
5. Sarung tangan bersih
6. Standar infus
7. Alkohol swab
8. Torniquet
9. Alas/perlak
10. Transparan dreesing
11. Micropore
12. Bengkok
Langkah-Langkah
1. Ucapkan salam
2. Identitas Pasien
3. Jelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
4. Jaga privacy pasien dengan menutup tirai
5. Cuci tangan
6. Gantungkan botol infus di standar infus
7. Tusukan set infus kedalam botol infus
8. Isi Chamber stengah bagian, lalu keluarkan udara yang ada di set infus dengan cara mengalirkan
cairan infus
9. Tentuakn area lokasi pemasangan infus, pilihlah vena lurus, kenyal dan lembut
10. Lakukan fiksasi dengan tourniquet 5-10 cm di atas vena yang akan ditusuk
11. Letakkan perlak kecil dibawah area yang akan dipasang infus
12. Gunakan sarung tangan
13. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan alkohol swab
14. Insersi vena yang telah ditentukan dengan kemiringan 15 derajat, setelah darah terlihat masukkan
kateter
15. Buka tourniquet lalu sambungkan IV Catheter dengan selang infus
16. Alirkan secara perlahan-lahan sambil observasi apakah ada pembengkakan atau tidak
17. Tutup IV Catheter dengan transparan dreesing
18. Untuk pasien anak-anak atau bayipasang spalk/bidai
19.Atur kembali tetesan infus sesuai dengan program therapy
20. Lepaskan sarung tangan
21. Tulis jam dan tanggal pemasangan di sticker lalu tempelkan diatas transparan dressingdan chamber
22. Rapikan pasien dan alat-alat
23. Cuci tangan
24. Catat tindakan dalam catatan keperawatan terintegrasi : ukuiran IV catheter, lokasi penusukan, jenis
cairan serta tetesan infus yang diberikan
25. Catat pemasangan infus di form pemantauan alat invasif
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
1. SOP Mengukur Tekanan Darah

Pengertian : Mengukur tekanan darah melalui dinding arteri


Tujuan :
1. Mengetahui tekanan darah
2. Untuk menilai kondisi pasien sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya
3. Sebagai pedoman perawat/bidan dalam mengukur tekanan darah
Kebijakan :
4. Mengukur tekanan darah dilakukan sesuai dgn prosedur yg tlh ditetapkan
5. Mengukur tensi dilakukan minimal 3x dalam ehari, kecuali pasien2 khusus
6. Mengukur tekanan darah dilakukan oleh perawat/bidan pra klinik/junior/ Medior/Senior
Prosedur :
A. Persiapan Alat :
7. Tensimeter
8. Stetoscope
9. Alat Tulis
B. Langkah-langkah :
1. Ucapkan salam kepada pasien/keluarga
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
4. Perawat mencuci tangan
5. Jaga privacy pasien dgn menutup tirai
6. Tanyakan aktivitas 15 mnt terakhir yang dilakukan oleh pasien
7. Berikan posisi yang nyaman dgn pasien
8. Perwat menyisingkan lengan baju pasien pada tangan yang akan dilakukan tensi
9. Pasang manset 2,5 cm diatas fossa cubiti
10. Pasang manset tidak terlalu ketat /terlalu longgar(2 jari dpt masuk)
11. Hubungkan pipa tensimeter dgn pipa karet
12. Buka kunci dan pastikan skala air raksa berada dititik nol
13. Tutup skrup balon karet
14. Meraba arteri brachialis dgn 3 jari tengah, lalu letakkan stetoscope (bagian diafragma) diats arteri brachialis.
15. Tangan kiri meraba arteri radialis dan tangan kanan memompa balon karet sampai dgn arteri radialis tdk teraba,
lalu pompa naikkan kembali 30 mmHg dari skala dimana arteri radialis tidak teraba.
16. Buka skup balon perlahan-lahan dgn kecepatan 2-3 mmHg per detik sambil melihat skala dan dengarkan bunyi
detak 1 adalah systole dan detak terakhir adalah diastole.
17. Turunkan air raksa sampi dgn nol dan mengunci reservoir.
18. Buka pipa penghubung manset dan tensimeter.
19. Lepaskan manset dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal di dalam manset.
20. Gulung manset dan memasukkan kembali kedalam tensimeter
21. Rapihkan pasien dan alat-alat.
22. Catat hasil pengukuran
23. Ucapkan terimaksih kepada pasien utk kerjasamanya
24.Cuci tangan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


 Meletakkan thermometer ditempat yg datar sejajar dgn jantung pasien
 Saat membaca hasil posisi mata harus sejajr dgn skala
Kriteria Hipertensi

Kategori Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)

Hipotensi <90 <60


Normal 90-119 60-79
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
Krisis Hipertensi 180/lebih 110/lebih
2. SOP Mengukur Suhu Tubuh Melalui Axilla Dgn Thermometer Digital
Pengertian : Mengukur suhu tubuh dgn menggunakan thermometer digital melalui axilla.
Tujuan :
1. Sebagai pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan mengukur suhu melalui axilla
2. Untuk mengetahui suhu tubuh pasien dlm menentukan tindakan selanjutnya.
Kebijakan :
3. Mengukur suhu dilakukan sesuai dgn prosedur yg telah ditetapkan
4. Mengukur suhu pasien minimal 2x perhari, kecuali pada pasien-pasien khusus
Prosedur :
A. Persiapan Alat :
1. Baki
2. Thermometer digital axilla
3. Alkohol swab/probe thermometer
4. Bengkok
5. Alat tulis
Langkah-langkah :
1. Ucapkan salam
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
4. Mencuci tangan
5. Perawat mengecek thermometer yg akan digunakan
6. Bila ada probe, pasang probe thermometer
7. Pasang thermometer dgn posisi reservoir tepat ditengah axilla, tunggu sampai dgn alam berbunyi.
8. Baca hasil pengukuran dan mencatat.
9. Lepaskan probe thermometer bila tidak probe usap ujung thermometer dgn alkonol swab.
10. Simpan kembali thermometer dlm tempatnya dan buang alcohol swab/probe dalam nierbeken.
11. Rapihkan kembali pasien dan alat-alat.
12. Ucapkan terimaksih kepada pasien
13. Perawat mencuci tangan
14. Catat tindakan yg telah dilakukan dlm catatan keperawatan.
Batasan :
Hipotermia : <36,5°C
Normal : 36,5ºC- 37,5°C
Febris/Pireksia/Panas : >37,5°C - 40°C
Hipertermia : > 40°C
3. SOP Menghitung Pernafasan
Pengertian : Menghitung frekuensi pernafasan dalam hitungan menit baik frekuensi, irama dan kedalaman
pernafasan.
Tujuan :
1. Sebagai pedoman perawat/bidan dalam melakukan tindakan menghitung pernafasan.
2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menegakkan diagnosa
Kebijakan :
4. Menghitung pernafsan dilakukans sesuai dgn prosedur yg telah ditetapkan
5. Setiap pasien wajib diobservasi pernafasannya minimal 4x, kecuali pada pasien dgn kondisi khusus.
6. Menghitung pernafasan dilakukan oleh perawat/bidan Pra klinik/Yunior/Medior/Senior.
Prosedur :
A. Persiapan Alat :
1. Alat Tulis
2. Jam tangan yang ada jarum detiknya
B. Langkah-Langkah :
1. Ucapkan salam
2. identifikasi pasien
3. Jelaskan tindakan dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Jaga privacy Pasien
6. Berikan posisi yg nyaman
7. Obesrvasi adanya suara nafas abnormal eperti wheezing, ronchi,
8. Letakkan tangan perawat diatas perut pasien sambil perawat menghitung nafas pasien selama 1
menit penuh.
9. Catat hasil observasi
10. Rapihkan pasien
11. Cuci tangan
12. Ucapkan terimakasih untuk kerja samnya
13. Dokumentasikan pada catatan keperawatan, meliputi frekuensi, irama, kedalaman, pola dan suara
nafas.
Jenis-Jenis Pernafasan
1. chyne stokes
2. Biot
3. Kusmaul
Batasan Normal Pernafasan :
4. Bayi : 30-60 x/mnt
5. Anak : 20-30 x/mnt
6. Remaja : 16-24x/mnt
7. Dewasa : 16-20x/mnt
Bunyi Nafas :
8. Crackel (Retakan/pecahan)
9. Friction (tarikan dinding dada)
10.Grunting (rintihan)
11. Ronchi (Terengah-engah )
12.Stridor (Kasar)
13.Wheezing (Siulan)
4. SOP Menghitung Denyut Nadi

Pengertian : Adalah tindakan menghitung denyut andi pasien di arteri temporalis, carotis, Brachialis, radialis,
Femoralis, Popliteal selama 1 mnt penuh.
Tujuan :
1. Sebagai pedoman perawat/ bidan dalam melakukan tindakan menghitung denyut nadi
2. Untuk mengetahui sirkulasi dan daya kerja jantung
3. Untuk membantu menegakkan diagnosa
4. Untuk menentukan intervensi keperawatan
Kebijakan :
5. Tindakan keperawatan menghitung denyut nadi dilakukan sesuai dgn prosedur yg telah ditetapkan
6. Setiap pasien harus diobservasi nadi minimal 4x sehari atau sesuai dgn yg telah ditetapkan
7. Menghitung denyut nadi dilakukan oleh perawat/ Bidan Pra klinik/Yunior/Medior/Senior
Prosedur :
A. Persiapan Alat :
1. Alat tulis
2. Jam tangan yang memiliki jarum detik
B. Langkah-Langkah :
1. Ucapkan salam
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
4. Perawat mencuci tangan
5. Perawat mengatur posisi pasien dan menanyakan ulang kegiatan pasien 15 mnt sebelum tindakan.
6. Perawat raba denyut nadi dgn 3 jari diatas arteri yg telah ditentukan.
7. Perawat menghitung nadi selama 1 mnt penuh.
8. Catat hasil pengukuran
9. Cuci tangan
10. Ucapkan terima kasih kepada pasien utk kerjasamanya
11. Dokumentasikan hasil tindakan di catatan keperawatan
Batasan dan Klasifikasi
 Bayi (1-3 bulan) : 120-140x/mnt
 Bayi (4-2 Tahun) : 80-150x/mnt
 Anak (2-10 Tahun) : 70-110x/mnt
 Anak-anak (>10 tahun) : 55-90x/mnt
 Dewasa : 60-100 x/mnt
 Usila sehat : 60-100x/mnt
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai