Anda di halaman 1dari 5

SOP KOMPRES HANGAT DAN DINGIN

PENGERTIAN
Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan
pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
MANFAAT
Dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
TUJUAN
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Mengurangi atau menghilangi rasa sakit
3. Memperlancar pengeluaran cairan atau exudata

ALAT & BAHAN


 Kain kassa steril
 Larutan kompres berupa air hangat 40 derajat celcius dalam wadahnya (dalam kom)
 Set ganti verban
 Aquades
 Inen steril
 Bengkok
 Sarung tangan

PROSEDUR KERJA
1. Salam terapeutik
2. Atur posisi pasien
3. Cuci tangan
4. Siapkan peralatan
5. Jaga privasi pasien
6. Jelaskan prosedur pada pasien
7. Dekatkan alat ke pasien
8. Pasang sarung tangan
9. Siapkan air hangat dalam kom
10. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu basah
11. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres
12. Angkat kain kasa dan buang di bengkok
13. Apabila kain telah kering atau suhu kain relative menjadi dingin, masukkan kembali
kain kompres ke dalam cairan kompres dan letakkan kembali di daerah kompres,
lakukan berulang-ulang hingga efek yang diinginkan dicapai
14. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 20 menit
15. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah
16. Rapikan alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan dan dokumentasi
PENGERTIAN
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat
menimbulkan beberapa efek fisiologis.
MANFAAT
Sebagai pertolongan pertama pada cedera, juga untuk perawatan lanjutan setelah pengobatan
TUJUAN
1. Menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi kongesti
3. Mengurangi perdarahan setempat

ALAT & BAHAN


1. Kirbat es dan sarungnya
2. Perlak kecil dan alasnya
3. Mangkok kecil berisi potongan es
4. Garam satu sendok kecil (agar es tahan lama)

PROSEDUR KERJA
1. Salam terapeutik
2. Siapkan peralatan
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Atur posisi pasien
5. Cuci tangan
6. Masukkan potongan es ke dalam air biasa untuk menghilangkan ujung es yang
runcing
7. Masukkan potongan dalam kirbat es sampai 2/3 bagian
8. Keluarkan udara
9. Tutup kirbat es
10. Memeriksa kirbat es apakah bocor atau tidak
11. Pasangkan sarung pada kirbat es
12. Kaji respon pasien
13. Rapikan pasien
14. Bereskan alat dan buang sampah sesuai dengan jenisnya
15. Cuci tangan
16. Dokumentasi
SOP PERHITUNGAN BMI (BODY MASSA INDEX)
TUJUAN
Untuk menghasilkan data BB (berat badan), TB (tinggi badan), BMI (body massa index)
pasien secara tepat.
ALAT & BAHAN
1. Timbangan badan
2. Alat pengukur tinggi badan
3. Bulpoin
4. Buku catatan untuk pendokumentasian

PROSEDUR
1. Cuci tangan sebelum tindakan
2. Ukur berat badan pasien sebanyak 1 kali pengukuran dengan cara :
3. Letakkan timbangan badan pada tempat yang datar dan rata
4. Mintalah pasien melepas alas kaki
5. Mintalah pasien naik ke alat timbang dengan posisi berdiri tegak
6. Tunggu sampai angka di timbangan berhenti
7. Baca hasil pengukuran sesuai angka yang muncul
8. Catat hasil
9. Ukurlah tinggi badan pasien sebanyak 1 kali pengukuran dengan cara :
10. Mintalah pasien melepas alas kaki
11. Posisikan pasien tepat di bawah alat pengukur
12. Mintalah pasien berdiri tegak
13. Posisikan kepala, bahu bagian belakang, lengan, pantat, dan tumit pasien seluruhnya
menempel tegak lurus pada alat pengukur
14. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian puncak kepala pasien
15. Baca angka tinggi badan, pembacaan dilakukan tepat di depan angka pada garis
merah, sejajar dengan mata petugas
16. Catat hasil
17. Kategorikan nilai BMI yang didapatkan
18. Informasikan hasil pengukuran kepada pasien
19. Ucapkan terima kasih kepada pasien
20. Catat hasil pengukuran pada form catatan perkembangan pasien
21. Rapikan alat
22. Cuci tangan setelah tindakan
23. Pengukuran selesai
SOP IRIGASI KANDUNG KEMIH (VESICA URINARIA)
PENGERTIAN
Pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine yang menetap
menggunakan larutan steril
TUJUAN
1. Untuk mempertahankan kepatenan urine
2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena penyumbatan kateter
3. Untuk membersihkan kandung kemih
4. Untuk mengobati infeksi lokal
INDIKASI
Pasien post op BPH (Benlgna Hiperplasi Prostat)
ALAT & BAHAN
 Larutan irigasi steril (NaCl 0,9%)
 Kateter foley 3 saluran
 Selang irigasi dengan klem
 Handscoen steril
PROSEDUR
1. Memperkenalkan diri
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
4. Pasang sampiran
5. Kaji abdomen bagian bawah untuk melihat adanya distensi. Atur posisi pasien
supinasi atau dorsal recumbent untuk wanita bila mampu
6. Pasang alas dibawah kateter
7. Keluarkan urine dari urine bag ke dalam wadah dengan menggunakan teknik aseptik
masukkan ujung selang irigasi ke dalam larutan irigasi
8. Tutup klem pada selang dan gantung larutan irigasi pada tiang infus
9. Buka klem dan biarkan larutan mengalir melalui selang, pertahankan ujung selang
tetap steril, tutup klem
10. Desinfeksi porta irigasi pada kateter berlumen tiga, sambungkan ke selang irigasi
11. Pastikan kantung drainase dan selang terhubung kuat ke pintu masuk drainase pada
kateter berlumen tiga
12. Kateter tertutup continues intermitten : buka klem irigasi dan biarkan cairan yang di
programkan mengalir memasuki kandung kemih (100 ml adalah jumlah yang normal
pada orang dewasa). Tutup selang irigasi selama 20 – 30 menit dan kemudian buka
klem selang drainase
13. Kateter tertutup continues : hitung kecepatan tetesan larutan irigasi (slow rate 10 – 20
tetes / menit, fast rate 20 – 40 tetes / menit) dan periksa volume drainase di dalam
kantung drainase. Pastikan bahwa selang drainase paten dan hindari lekukan selang
14. Buka sarung tangan dan atur posisi nyaman pasien
15. Bereskan semua peralatan dan cuci tangan kemudian dokumentasi
8. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
9. Atur posisi klien sim kanan
10. Pasang perlak dan pengalas
11. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
12. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
13. Gantung irigator dengan ketinggian 30 cm dari bokong klien
14. Hubungkan kanula usus dengan selang karet
15. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
16. Olesi kanula usus dengan jelly
17. Masukkan kanula ke anus, klem dibuka, masukkan cairan sebanyak 750-1000 ml secara
perlahan
18. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
19. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan BAB sebentar
20. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot
dibokong klien
21. Klien dirapikan
22. Alat dirapikan kembali
23. Cuci tangan
24. Dokumentasi :
a. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
b. Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan
tanda tangan atau paraf pada lembar catatan klien

Anda mungkin juga menyukai