Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH 6 SOP

KELOMPOK TIGA

Kelompok 3 :
Bima wiratama 1920047
Casrodi 1920048
Deggy aswal f 1920049
Dimasbbaskara 1920050
Fitri Anggraeni 1920051
Yusuf novry mahendra 1920044
Salsabilla delly 1920037
Sandra irmawati 1920038
Shinta 1920039
Sofia Nuryaturohmah 1920040
Venta Lolita 1920041
Zendhy Rachmah 1920046
Viska Nevisia 1920042
Yannuar Eka P 1920043
Zahra aqila rahma 1920045
Catherine Gunawan 1921005 (D3 Paralel)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA


JURUSAN D3 KEPERAWATAN
2021
SOP MEMBUKA JALAN NAFAS EKSTANSI
Head till chin leaft
SOP PEMBERIAN OKSIGEN SIMPLE MASK

1. Pengertian
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri oksigen
dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.

2. Tujuan
A. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
B. Mencegah atau mengatasi hipoksia

3. Kebijakan
Pasien dengan gangguan oksigenisasi

4. Referensi
Kusanto 2006. modul pembelajaran pemenuhan kebutuhan oksigen. Surabaya : fakultas
keperawatan universitas airlangga

5. Bahan dan Alat


A. Masker oksigen
B. Selang oksigen
C. Sumber oksigen dengan flowmeter
D. Cairan steril
E. Humidifer
F. Bengkok, kassa pembersih

6. Prosedur
A. Verifikasi identitas klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
B. Cuci tangan
C. Atur posisi dengan semi-fowler
D. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, ( umumnya 6-10 liter/menit
). kemudian observasi humidifire pada tabung air yang menunjukkan adanya gelembung
E. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien
F. Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan
respon klien.
G. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

7. Unit Terkait
A. UGD
B. Poli Umum
C. Poli KIA

8. Diagram alir
Mulai - penyesuaian identitas dan menjelaskan prosedur - cuci tangan - atur posisi tidur
semi flower - atur aliran O2 sesuai kebutuhan - tempatkan masker menutupi mulut dan
hidung - periksa aliran O2 setiap 6-8 jam - rapikan alat - cuci tangan - pendokumentasian
selesai.

SOP MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA

1. Pengertian Tindakan untuk melepaskan sekret dari saluran nafas bagian bawah
2. Tujuan
A. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
B. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
3. Petugas Perawat
4. Peralatan
A. Kertas tissue
B. Bengkok
C. Perlak/alas
D. Sputum pot berisi desinfektan
E. Air minum hangat
5. Prosedur pelaksanaan
A. Tahap prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahan orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan / kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3. Memasang perlak/alas dan bengkok ( dipangkuan pasien bila duduk atau didekat
mulut bila tidur miring )
4. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien secara
bergantian
5. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat
dipunggung pasien
6. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan
perawat melakukan vibrasi
7. Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lender dalam sputum pot
9. Melakukan auskultrasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klie
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SOP PEMBERIAN TERAPI INHALASI ( NEBULIZER )

1. Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat/ tanpa obat menggunakan nebulator
2. Tujuan
A. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
B. Melonggarkan jalan nafas
3. Petugas Perawat
4. Peralatan
A. Set nebulizer
B. Obat bronkodilator
C. Bengkok 1 buah
D. Tissue
E. Spuit 5 cc
F. Aquades
G. Tissue
5. Prosedur pelaksanaan
1. Tahan prainteraksi
A. Mengecek program terapi
B. Mencuci tangan
C. Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
A. Memberikan salam dan sapa nama pasien
B. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap kerja
A. Menjaga privasi pasien
B. Mengatur pasien dalam posisi duduk
C. Menempatkan meja/troly didepan pasien yang berisi set nebulizer
D. Mengisi nebulizer dengan aqudes sesuai takaran
E. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
F. Memasukan obat sesuai dosis
G. Memasang masker pada pasien
H. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
I. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap terminasi
A. Melakukan evaluasi tindakan
B. Berpamitan dengan pasien/keluarga
C. Membereskan alat
D. Mencuci tangan
E. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

SOP MELAKUKAN SUCTION / PENGHISAP LENDIR

1. Pengertian
Penghisapan lendir merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat
penghisap.
2. Tujuan
A. Membersihkan jalan napas
B. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
3. Alat dan bahan
A. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
B. Kateter penghisap lendir steril
C. Pinset steril
D. Sarung tangan steril
E. Dua kom berisi larutan aqyades atau NaCI 0,9 % dan larutan desinfekta
F. Kasa steril
G. Kertas tissue
H. Stetoskop
4. Prosedur
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. Cuci tangan
3. Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala miring kearah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungankan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
6. Mesin penghisap dihidupkan
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap kedalam kom
aqyedest atau NaCI 0,9% untuk mempertahankan kesterilan
8. Masukan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
9. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmhg untuk dewasa, 95-110 mmhg
untuk anak-anak, dan 50-95 mmhg untuk bayi
10. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik
11. Bilas kateter dengan aquedes atau NaCI 0,9%
12. Lakukan penghisapan antara penghisap pertama dengan berikutnya, minta pasien untuk
bernapas dalam batuk. Apabila pasien mengalami distres pernapasan, biarkan istirahata
20-30 detik sebelum melakukan penghisapan berikutnya.
13. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi , warna, bau sekret, dan respon pasien terhadap
prosedur yang dilakukan
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

SOP MEMASANG DAN MEMONITOR TRANSFUSI DARAH

1. Pengertian Memberikan tranfusi darah sesuai instrusi atau program


2. Tujuan Memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah terjadinya anemia
3. Indikasi Pasien dengan kadar hemoglibin dibawah 7 gr/dl

A. Tahap prainteraksi
1. Membaca program tindakan
2. Menyiapkan alat
- standar infuse
- Cairan steril sesuai instruksi
- transfusi set steril
- IV kateter sesuai ukuran ( 18 )
- perlak dan pengalas
- Toumiquet
- instrumen steril ( pinset, gunting, dan com )
- kapas alcohol
- bengkok
- tempat sampah
- kasa steril
- Sarung tangan
- salf antibiotik
- plester
- darah atau plasma
- obat antihistamin
- tensimeter dan thermometer
- formulir observasikhusus dan alat tulis
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Mendekatkan alat kepasien

B. Tahap orientasi
1. Memberi salam
2. Menanyakan adanya keluhan
3. Menjelaskan prosedur tindakan kepasien atau keluarga
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya

C. Tahap kerja
1. Menggunakan sarung tangan
2. Mengukur tanda vital
3. Membebaskan lengan pasien dari baju
4. Meletakkan perlak dan pengalas dibawah lengan pasien
5. Menyiapkan larutan NaCL 0,9% dengan transfusi set
6. Memasang infus NaCL 0,9%
7. Mengatasi tetesan tetap lancar
8. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
9. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada pasien
- wanita
- identitas
- jenis dan golongan darah
- nomor kantong darah
- tanggal kadaluarsa
- hasil cross test dan jumlah darah
10. Mengganti cairan NaCl 0,9% dengan darah setelah 15 menit
11. Mengatur tetesan darah

D. Terminasi
1. Mengganti adanya reaksi transfusi dan komplikasi
2. Mengevaluasi perasaan pasien
3. Menyimpulkan hasil kegiatan
4. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
5. Mengakhiri kegiatan
6. Merapikan alat
7. Melepas sarung tangan
8. Mencuci tangan
9. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15 menit untuk jam
berikutnya dan tiap 1 jam dengan tranfusi selesai.

E. Dokumentasi
Mendokumentasi setiap tindakan : waktu pemberian, dosis, jenis tranfusi yang
diberikan, reaksi tranfusi atau komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai