Anda di halaman 1dari 9

Nama: Rosari ardinata elenari

NIM: P07220220070

Prodi: Sarjana terapan keperawatab Tingkat II

Tugas: KMB II

PEMASANGAN NGT

Pemasangan NGT adalah metoe memasukkan selang melalui hidung melewati esofagus
menuju ke lambung.

Indikasi pemasangan NGT:

1. Memasukkan makanan minuman atau obat menuju ke lambung


2. Mengeluarkan isi lambung
3. Mengatasi distensi abdomen dan
4. Melakukan Analisa isi lambung

Kesalahan penempatan selang NGT dapat menyebabkan komplikasi system pernapasan


seperi:Pneumonia dan pnemuethorak oleh karna itu keterampilan perawat dalam melakukan
Tindakan pemasangan NGT secara aman dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Pemasangan NGT

1. Tahap pra interaksi


Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam dengan menyebut nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur Tindakan
c. Menjaga privasi
3. Tahap kerja
a. Siapkan pasien posisi fowler atau semifowler
b. Menganjurkan pasien untuk rileks
c. Cuci tangan
d. Ambil selang ngt dan ukur tube yang akan dimasukkan
e. Berikan jelly pada ujung selang buat kesepakatan pada pasien kode yang akan di
gunakan saat pasien meraasa tidak nyaman selama prosedur pemasangan
f. Atur pasien dengan kepala ekstensi dan setelah melewati nasofarig ubah kepala
menjadi fleksi dan anjurkan klien untuk rileks
g. Dorong tubs sesuai ukuran yang di inginkan dan hentikan apabila ada hambatan
h. Cek letak tubedengann menggunakan spuit dan stetoskop pastikan tidak ada
gelembung udara lakukan aspirasi untuk mendapatkan isi lambung lakukan
fiksassi dan eratkan.
4. Tahap terminasi
a. Akhiri dan simpulkan Tindakan
b. Evaluasi perasaan pasien
c. Kontrak kegiatan selanjutnya
d. Bereskan alat daan cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat kegiatan dan respon pasien

Perawatan stoma

Perawatan colostomy adalah perawatan yang kita lakukan pada pasien

Tujuan dari perawatan colostomy adalah

1. Menjaga kebersihan diri pasien,


2. Mencegah iritasi pada area kulit sekitar stoma serta
3. Mencegah terjadinya ifeksi dan
4. Menjaga kenyamanan pasien dan juga
5. Lingkungan sekitar pasien

Tindakan yang dilakukan pada saat perawata colostomy yaitu:

1. Melepaskan tong kolostomi


2. Membersihkan kulit sekitar stoma
3. Membersihkan stoma dan
4. Mengganti kantong kolostomi dengan kantong kolostomi yang baru

Terdapat berbagai macam kantong kolostomi


1. Kantong kolostomi yang sekali pakai
2. Kantong kolostomi yang bisa digunakan dalam beberapa hari

Fase interaksi

1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis


2. Tentukan Tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Cuci tangan 6 langkah sebelum menyiapkan alat
4. Persiapan alat :
a. Kantong kolostomi
b. Larutan nacl
c. Sepasang sarung tangan bersih
d. Perlak dan pengalasnya
e. Bengkok
f. Kantong plastic
g. Zink salep
h. Bak instrument
i. Kasa steril
j. Plester
k. Gunting
5. Cuci tangan 6 langkah sebelum ke pasien

Fase orientasi

1. Uccappkan salam dan perkenalkan diri


2. Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien atau nama dan alamat
pasien, serta cek gelang identitas pasien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur Tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga.
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
6. Minta persetujuan pasien/keluarga
7. Dekatkan alat
8. Jaga privasi

Fase kerja

1. Cuci tangan
2. Pengaturan posisi pasien
3. Menaikkan baju pasien
4. Memakai sarung tangan bersih
5. Pasang perlak
6. Melakukan observasi pada kolostoma yaitu melihat warna, jumlah dan juga
konsistensi
7. Melepaskan kantong kolostomi
8. Lipat kantong kolostoma supaya produk dari kolostomi ini tidak tumpah
9. Bersihkan pada kulit sekitar stoma dan juga stomach
10. Berikan nacl pada kasa
11. Bersihkan kulit pada area stoma
12. Keringkan kulit
13. Observasi kulit pada daerah stomach apakah ada kemerahan atau tanda-tanda infeksi
14. Mempersiapkan kantong stoma yang baru
15. Siapkan kantong kolostomi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pengukuran seberapa diameter dari stoma.
16. Rapikan alat dan pasien

Fase terminasi

1. Simpulkan hasil kegiatan


2. Evaluasi respon klien
3. Lakukan kontrak Tindakan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan salam

Melakukan perawatan kolostomi hal yang kemudian patut kita perhatikan adalah memberikan
edukasi terkait bagaimana menjaga kebersihan disekitar kantong kolostomi kemudian diet
yang tepat pada pasien dengan perawatan kolostomi serta kita juga bisa memberikan edukasi .
bagaimana cara melakukan taharah dan juga ibadah

Bilas Lambung
Bilas lambung

Bilas lambung adalah tindakan memasukkan selang ke dalam hidung sampai ke lambung
sedangkan gastric lavage itu adalah tinggalkan mendekontaminasi gastrointestinal dengan
cara memasukkan cairan kedalam lambung lalu mengaspirasi nya kembali untuk
mengeluarkan zat-zat berbahaya ataupun racun-racun .

Indikasi bilas lambung adalah untuk :

1. mengeluarkan cairan dalam lambung


2. untuk pemberian makan pada pasien
3. untuk pengambilan spesimen untuk irigasi
4. Sedangkan indikasi dari gastric lavage atau bilas lambung itu untuk:
5. Mengeluarkan zat berbahaya atau racun mengeluarkan narkoba
6. untuk mengeluarkan pendarahan ini disebabkan oleh trauma abdomen

Kontra indikasi adalah :

1. pasien yang mengalami fraktur pascalis


2. pasien yang mengalami fraktur basis kranii
3. Sedangkan dari kontraindikasi pada gastric lavege:
4. pasien Mengalami penurunan kesadaran
5. pasien yang tertelan zat korosif
6. pasien dengan riwayat melakukan Bypass gastric atau Bypass Gaster

komplikasi dari tindakan gelas tabung itu adalah :

Masukkan cairan dalam Lampung untuk mengeluarkan racun khawatirnya cairan yang kita
masukkan itu mendorong racun yang di dalam lambung ke dalam duodenum

aspirasi paru paru yang berlebihan

Persiapan alat yang mana alat-alatnya adalah :

1. nierbeken atau bengkok


2. Kasa
3. Kom kecil
4. plester
5. NaCl
6. gelas ukur
7. jel
8. selang NGT dan urine bag
9. ada stetoskop
10. handuk kecil
11. handuk tebal atau besar
12. ada spuid 20cc dan spuid lift 60cc
13. ada gunting plester
14. gunting klem
15. dan pinset
16. Handscoun
17. baskom besar yang digunakan untuk menampung cairan yang keluar dari dalam
lambung

Tahap kerja :

1. menggunakan handskun terlebih dahulu


2. indakan yang kita gunakan inilah tindakan yang bersifat bersih
3. kita posisikan pasien ada tiga posisi untuk pemasangan NGT , posisi berbaring
semifowler dan posisi duduk namun posisi yang kita gunakan hari ini adalah posisi yang
terbaring tanpa bantal
4. memasang handuk di bawah leher
5. memasang Perlak dan handuk diatas dada pasien
6. setelah kita memasang peredam handuk kita akan mengkaji hidung pasien kita akan kaji
lubang hidung mana yang pernafasannya lebih faten
7. setelah kita sudah selesai mengkaji, kita akan membersihkan lubang hidung pasien
menggunakan kasa karena kalau menggunakan kapas khawatirnya ada serpihan atau
bulu-bulu Kapas tetap tinggal di dalam dengan pasien
8. setelah kita selesai membersihkan hidung pasien maka kita akan melakukan pengukuran,
cara pengukuran adalah dari kita Letakkan selang dari hidung ke telinga pasien lalu ke
PX pasien, kenapa kita meletakkan Selangnya itu ditengah PX tidak langsung ke padahal
lambungnya ada di sini karena rasionalnya adalah selang yang kita Letakkan dari hidung
ke telinga itu sama panjangnya dari PX ke lambung
9. sebelum kita memasukkan selang NGT ke dalam hidung pasien kita akan membunuh
menggunakan Jel terlebih dahulu untuk memudahkan selang dimasukkan

ketika kita memasukkan selang NGT kedalam hidung pasien tidak perlu mengatakan pada
pasien untuk menelan tapi kita minta pasien untuk bernafas

10. setelah sudah masuk semua maka kita akan mengklaim NGT nya
11. mengecek Apakah selang NGT ini sudah masuk ke dalam lambung atau belum dengan
tiga cara sebaiknya pertama kali kita lakukan adalah mengambil cairan dari dalam
lambung pasien ,
12. selanjutnya adalah dengan cara mendengarkan lambung pasien cara ketiga itu adalah
dengan mengambil baskom kecil ataupun kecil berisi air dan meletakkan selang NGT di
dalam baskom tersebut, ketika kita sudah melihat ada belum gelembung udara berarti
cairan itu ada di paru-paru terus juga tidak ada selang ini sudah masuk ke dalam lambung
13. kita lanjut dengan pembilasan lambung , yang pertama kali itu adalah kita memasukkan
cairan kedalam Selangnya nah cairan yang kita masukkan itu sekitar 300-600 cc , kita
memasukkan cairan yang berupa NaCL.
14. Kapan kita menghentikan tindakan membilas lambung ini ketika cairan yang keluar dari
dalam lambung Pasien itu sudah sama jernihnya dengan cairan yang kita masukkan atau
minimal itu sudah lebih Kalau misalnya tidak bisa jernih seperti yang bisa menyita
masukkan setidaknya sudah lebih berkurang sebelum kita memasukkan cairan kedalam
lama pasien maka kita meminta pasien atau memiringkan kepalanya ke arah Kita ,
masukkan NaCl nya secara perlahan ketika kita sudah kira-kira sudah memasukkan
sebanyak 300sc maka kita tunggu selama satu menit.
15. Setelah kita tunggu selama satu menit baru kita alirkan ke urin bag nya.
16. Urin bag harus lebih rendah
17. Lakukan tindakan berulang sampai cairan bewarna jernih
18. Setelah selesai lepas NGT
19. Rapikan pasien

Perawat sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan Patient safety
yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat harus mematuhi semua standar
pelayanan dan SOP yang telah dibuat dan ditetapkan serta tidak luput pula dalam menerpkan
prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan, memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang diberikan, menerapkan kerjasama tim
kesehatan yang handal dalam melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian yang tidak
diharapkan, melakukan pendokumentasian dengan benar dari semua asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien dan keluarga serta komunikasi efektif yang merupakan hal
yang sangat berperan terhadap keberhasilan suatau pelayanan yang diberikan kepada pasien
dan keluarganya.

Beberapa teori keperawatan :

Teori watson

Filosofi Jean Watson tentang asuhan keperawatan berupaya untuk mendefinisikan hasil dari
aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Perawat
harus memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan keluarganya. Teori
ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring. Caring merupakan proses interpresonal yang
terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia.

Teori king 1971

Teori Imogene King berfokus pada interaksi tiga sistem: sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Ketiganya membentuk hubungan personal antara perawat
dan klien. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien
mencapai kembali adaptasi positif terhadap lingkungan.

Teori handerson

Teori keperawatan ini mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson
mendifinisikan keperawatan sebagai “membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya,
dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan”.

Teori peplau

Teori Hildegard Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif yang
menghasilakn hubungan antara perawat dengan klien. Klien adalah individu dengan
kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Hubungan
antara perawat dan klien bersama-sama mendifinisikan masalah dan menyelesaikan masalah.
Teori nightingale

Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan


perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya
awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Tujuan dari teori
Nightingale adalah untuk memfasilitasi proses penyembuhan tubuh dengan memanipulasi
lingkungan klien. Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi,
kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialisasi dan harapan yang sesuai.

Menurut Australian Commision on Safety and Quality in Health care (ACSQHC) patient
centered care adalah suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan, pemberian, dan
evaluasi atas pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kemitraan yang saling
menguntungkan antara pemberi layanan, pasien dan keluarga. Perawatan yang berpusat pada
pasien diterapkan kepada pasien dari segala usia, dan bisa dipraktekkan dalam setiap bentuk
pelayanan kesehatan (Lumenta, 2012).

Anda mungkin juga menyukai