Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)

OLEH:
FIRNAWATI MASPEKE
NIM.711490121015

PROGRAM STUDI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESHATAN KEMENKES MANADO


A. Pengertian
NGT atau singkatan dari nasogastric tube yaitu suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung melewati esophagus hingga ke lambung sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan
nutrisi klien. NGT seringkali digunakan pada pasien yang mengalami kesulitan dalam
menelan dan pasien tidak sadar. NGT juga dapat digunakan sebagai kumbah lambung yaitu
mengeluarkan isi atau zat-zat yang ada di lambung.
B. Tujuan
Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alternative dalam memberikan makanan berupa cairan ataupun obat-obatan
2. Mengirigasi atau mengeluarkan isi lambung karena keracunan/perdarahan
3. Mengurangi respon mual muntah
4. Sebagai alternatif pengambilan specimen di lambung
C. Indikasi
1. Klien dengan kesulitan menelan
2. Pasien tidak sadar/koma
3. Keracunan
4. Adanya gangguan/masalah pada system pencernaan atas
5. Dekompresi lambung
6. Aspirasi kandungan cairan lambung
D. Kontraindikasi
1. Klien dengan cedera cerebrospinal
2. Pada klien yang mengalami tumor di rongga hidung hingga esophagus
3. Trauma wajah/midface yang berat (adanya gangguan pada cribiform plate)
4. Gangguan koagulasi
5. Striktur esofagus
6. Riwayat baru dilakukan ligasi (banding) varises esofagus
7. Tertelan bahan bersifat basa (risiko terjadinya ruptur esofagus)
E. Komplikasi
1. Aspirasi: Komplikasi utama dari penyisipan tabung NG termasuk aspirasi.
2. Tidak nyaman: Pasien yang sadar mungkin akan merasakan sedikit ketidaknyamanan saat
selang NG dialirkan melalui lubang hidung dan masuk ke perut yang dapat menyebabkan
tersedak atau muntah. Suction harus selalu ada dan siap digunakan dalam kasus ini.
3. Trauma: Tabung tersebut dapat melukai jaringan di dalam sinus, tenggorokan,
kerongkongan, atau perut jika tidak dimasukkan dengan benar.
4. Salah penampatan: Skenario yang tidak diinginkan seperti penempatan yang salah dari
tabung NGT ke dalam paru-paru akan memungkinkan makanan dan obat melewatinya
yang dapat berakibat fatal bagi pasien. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi system
pernafasan seperti pneumonia dan pneumothorak.
5. Komplikasi lain termasuk: Kram perut atau pembengkakan akibat pemberian makan yang
terlalu besar, diare, regurgitasi makanan atau obat, penyumbatan atau penyumbatan
tabung, perforasi atau robekan tabung, dan tabung keluar dari tempatnya dan
menyebabkan komplikasi tambahan.
6. Selang NGT dimaksudkan untuk digunakan hanya untuk waktu yang singkat.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kondisi seperti sinusitis, infeksi, dan
ulserasi pada jaringan sinus, tenggorokan, esofagus, atau perut.
F. Jenis-Jenis NGT
1. NGT yang berbahan karet
2. NGT yang berbahan plastik
3. NGT yang berbahan dari silicon
G. Ukuran NGT
1. Dewasa : nomor 14-20
2. Anak-anak : nomor 8-16
3. Bayi : nomor 5-7
H. Peralatan
1. Handscoon steril
2. Spuit 20 cc
3. Bengkok/Nierbeken
4. Gunting dan Plester
5. Selang NGT (sesuai jenis dan ukurannya)
6. Stateskop
7. Klem
8. Baskom berisi air
9. Jelly NGT
10. Perlak/pengalas
11. Sampiran
I. Prosedur Kerja
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan pengecekan program terapi
b. Menyiapkan alat
c. Mencuci tangan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Memasang sampiran untuk menjaga privacy klien
b. Atur posisi semi fowler
c. Pasang pengalas didaerah dada
d. Letakkan bengkok di dekat pasien
e. Memakai sarung tangan steril
f. Bersihkan daerah hidung dengan bola kapas alcohol
g. Ukur panjang selang lambung dengan cara mengukurnya dari pangkal hidung ke
telinga pasien lalu ke prosesus xipoideus dan beri tanda batasnya
h. Beri jelly pada selang lambung sepanjang 7-10cm
i. Masukan selang lambung ke salah satu lubang hidung dengan :
1) Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah sampai orofaring posisi kepala fleksi
2) Menganjurkan klien untuk menelan dan bila tidak nyaman bisa memberi tanda
dengan mengangkat jari tangan
3) Bila pasien batuk, berhenti memasukan selang lambung dan anjurkan pasien nafas
dalam
4) Setelah rileks dilanjutkan dengan memasukan kembali selang lambung
j. Tentukan apakah selang NGT tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan
cara:
1) Masukkan ujung selang yang di klem kedalam baskom yang berisi air (klem
dibuka) dan perhatikan bila ada gelembung pipa masuk ke paru-paru dan jika
tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke lambung, setelah itu di klem atau di
lipat kembali.
2) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa/selang NGT
tersebut dan dengarkan dengan stateskop apabila dilambung terdengar bunyi
berarti pipa/selang tersebut sudah masuk. Setelah itu keluarkan udara yang ada di
dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
k. Tutup selang lambung/sambungkan selang lambung dengan plastic penampung
l. Lakukan fiksasi dengan rapi
m. Rapikan alat yang sudah di gunakan
n. Cuci tangan
4. Tahap Terminasi
a. Akhiri dan simpulkan kegiatan
b. Evaluasi perasaan pasien
c. Kontrak kegiatan berikutnya
d. Dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dan respon pasien

Anda mungkin juga menyukai