0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
360 tayangan40 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam konteks manajemen kasus keperawatan pada anak sehat dan sakit. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, manfaat, komponen, model, dan langkah-langkah berpikir kritis yang perlu dimiliki perawat dalam memberikan perawatan kesehatan yang bermutu.
Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam konteks manajemen kasus keperawatan pada anak sehat dan sakit. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, manfaat, komponen, model, dan langkah-langkah berpikir kritis yang perlu dimiliki perawat dalam memberikan perawatan kesehatan yang bermutu.
Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam konteks manajemen kasus keperawatan pada anak sehat dan sakit. Dokumen tersebut menjelaskan definisi, manfaat, komponen, model, dan langkah-langkah berpikir kritis yang perlu dimiliki perawat dalam memberikan perawatan kesehatan yang bermutu.
Anak Sehat dan Sakit • Isaac newton • Teori gravitasi Definisi berpikir kritis • Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik untuk mengejar pengetahuan yang relevan dengan melibatkan evaluasi bukti. • Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. • Perawat merupakan bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberikan asuhan keperawatan menggunakan proses keperawatan dan selalu dituntut untuk berpikir kritis dalam berbagai situasi. • Penerapan berpikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata, akan memberikan gambaran tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. • Seseorang yang berpikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama. INGAT Manfaat • Sebagai seorang perawat tentu sering dihadapkan pada situasi kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. • Perawat harus bertindak cepat & tepat dalam mengambil keputusan tanpa merugikan dan membahayakan diri pasien atau diri sendiri. Manfaat berpikir kritis • Penerapan profesionalisme yaitu perawat setiap hari mengambil keputusan menggunakan ketrampilan berpikir yang memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadai. • Penting dalam membuat keputusan yaitu dalam melaksanakan tindakan keperawatan membutuhkan ketrampilan dalam menguji hipotesa dan keberhasilan tindakan termasuk dalam melakukan evaluasi keperawatan (mengkaji efektivitas tindakan). • Dapat memberikan argumentasi dalam keperawatan sehari-hari (untuk menentukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, dll). Komponen berpikir kritis • Pengetahuan dasar spesifik dalam keperawatan meliputi teori dan informasi dari ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu keperawatan dasar. • Pengalaman perawat dalam praktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena berhubungan dengan masalah klien, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan tindakan keperawatan terhadap masalah yang dialami klien. • Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya & stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Jenis stimulus sumber belajar Menurut Rowntree ada 5 jenis stimulus yang berasal dari sumber belajar yaitu : •Interaksi manusia (verbal & nonverbal). •Realita •Pictorial representation (rangsangan gb yg mewakili objek & peristiwa nyata). •Written symbols (lambang tertulis yg dpt disajikan dlm berbagai mcm media). •Recorded sound (rangsangan dengan suara rekaman). Kompetensi berpikir kritis Merupakan proses kognitif yg digunakan untuk membantu penilaian keperawatan. •Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan pembuatan keputusan. •Berpikir kritis yang spesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (pengkajian s/d evaluasi), meliputi alasan mengangkat diagnosa dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya. Standart berpikir kritis Standar intelektual •Dalam standar intelektual untuk menghasilkan proses berpikir perlu diperhatikan tentang rasional/alasan yg tepat, otonomi berpikir, kreatif, terbuka dan mengevaluasi. Standar professional •Pada standar professional keperawatan memiliki kode etik keperawatan dan standar praktek asuhan keperawatan. Karakteristik berpikir kritis • Konseptualisasi * Berpikir adil dan terbuka • Rasional * Keyakinan • Reflektif * Watak • Bagian dari sikap * Kriteria • Kemandirian berpikir * Sudut pandang 1. Konseptualisasi • Proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala pengamatan. • Proses ini berjalan induktif, dengan mengamati sejumlah gejala individual, kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep. • Konsep bersifat abstrak yang digenerilisasi secara otomatis menjadi simbol dan disimpan dalam otak. 2. Rasional • Berpikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual, kegunaan, dan derajat kepentingannya • Ciri-ciri berpikir rasional: obyektif, transparan (dapat ditelusuri), punya alat bukti, mempunyai referensi, bisa diperdebatkan (argumentasi), bisa dibandingkan, logis/nalar, relevan, dan terukur. 3. Reflektif • Merupakan bagian dari metode penelitian. • Berpikir reflektif tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam mengambil keputusan tetapi menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian. 4. Bagian dari sikap • Pemahaman dari sikap yang harus diambil dan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain. • Mempunyai pertimbangan tertentu sebelum bertindak. • Sikap merupakan bagian dari perilaku. 5. Kemandirian berpikir • Kemandirian berarti kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat. • Tidak pasif dan mau menerima pemikiran orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya. 6. Berpikir adil dan terbuka • Mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. • Terbuka terhadap masukan dari orang lain. 7. Keyakinan • Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan berpikir kritis • Digunakan untuk mengevaluasi argumentasi dan kesimpulan • Menciptakan pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil. 8. Watak • Watak = tabiat = sifat turunan = karakter bawaan dari lahir • Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi pikiran dan perilaku manusia tersebut. • Watak seseorang yang mempunyai ketrampilan berpikir kritis mempunyai sikap sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek tehadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya lebih baik. 9. Kriteria • Kriteria = patokan • Apabila kita akan menerapkan standar maka harus berdasarkan relefansi, keakuratan fakta, berdasarkan sumber yang kredibel, teliti, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. 10. Sudut pandang • Merupakan cara memandang yang dapat menentukan kontruksi makna seseorang yang berpikir kritis akan sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Karakteristik berpikir kritis menurut Wade (1995) • Kegiatan merumuskan pertanyaan • Membatasi permasalahan • Menguji data • Menganalisis berbagai pendapat • Menghindari pertimbangan yang sangat emosional • Menghindari penyederhanaan berlebihan • Mempertimbangkan berbagai interpretasi • Mentolerasi ambiguitas Karakteristik berpikir kritis menurut Seifert dan Hoffnung 2010 • Basic operations of reasoning • Domain-specific knowledge • Metakognitive knowledge • Values, beliefs, and dispositions Basic operations of reasoning • Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya. Domain-specific knowledge • Dalam menghadapi suatu masalah, seseorang harus mengetahui tentang inti masalah utama. • Harus memiliki pengetahuan yang memadai. Metakognitive knowledge • Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk melakukan monitor dan memerlukan informasi baru. Values, beliefs, and dispositions • Melakukan penilaian secara terbuka dan obyektif • Mempunyai keyakinan diri yang mengarah pada solusi Model dalam berpikir kritis • Feeling model • Vision model • Examine model Feeling model • Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. • Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan dan perhatian. • Misal: saat pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan perhatian pada pernyataan klien. Vision model • Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien untuk merespon ekspresi. Examine model • Model ini di gunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. • Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. • Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, menguji, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide. Model berpikir kritis dalam keperawatan menurut para ahli Menurut Costa and Colleagues (1985) klasifikasi berpikir dikenal “the six Rs” yaitu: •Remembering ( mengingat) •Repeating (mengulang) •Reasoning (memberi alasan) •Reorganizing (reorganisasi) •Relating (berhubungan) •Reflecting (merenungkan) Lima model berpikir kritis : •Total recall •Habits ( kebiasaan) •Inquiry (penyelidikan/menanyakan keterangan ) •New ideas and creativity •Knowing how you think (mengetahui apa yang kamu pikirkan) Pemecahan masalah dalam berpikir kritis • Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. • Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. • Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yg efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berpikir kritis & mengembangkan dirinya dgn adanya bimbingan & role model di lingkungan kerjanya. Langkah-langkah pemecahan masalah • Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi. • Mengumpulkan data yang relevan. • Mengolah data. • Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. • Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih. • Memutuskan tindakan yang akan diambil. • Evaluasi. Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
• Proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
• Pengambilan keputusan berdasarkan pada sistematika tertentu yaitu: • Tersedia sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil. • Kualifikasi tenaga kerja • Falsafah yang dianut organisasi • Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi. • Masalah harus diketahui dengan jelas. • Pemecahan masalah harus didasarkan pada data yang terkumpul dengan sistematis. • Keputusan yg baik adalah keputusan yg dipilih dari berbagai alternatif yg telah dianalisa secara matang. Aspek perilaku berpikir kritis
• Relevance (keterkaitan dari pernyataan yang dikemukan).
• Importance (penting tidaknya isu atau pokok pikiran yang dikemukakan). • Novelty (kebaruan dari ide atau informasi yg disampaikan). • Outside material (menggunakan pengalamannya sendiri). • Ambiguity clarified (mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut). • Linking ideas (menghubungkan fakta atau ide dari informasi yang dikumpulkan). • Justification (memberi bukti atau contoh terhadap solusi yang diambil). • Termasuk memberikan penjelasan tentang keuntungan dan kerungian dari solusi. Metoda berpikir kritis menurut Freely debate • lndividual decision • Persuasi: komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain • Propaganda: rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihat. • Coercion: suatu bentuk akomodasi yg prosesnya dilaksanakan oleh suatu paksaan.
Materi Tentang Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Sangat Menarik Bagi Saya Karena Dengan Mempelajari Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Merupakan Suatu Pemikiran Dan Upaya Untuk Menj