a) Indikasi Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah. b) Kontra indikasi Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala. c) Efek Samping Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ adiksi pada overdosis menimbulkan sediaan petidin (generic injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg) 2. Ketamin HCL 0,5 ml/KgBB a) Indikasi induksi anestesi, analgesia perioperatif, prosedur sedasi, hingga terapi untuk depresi. b) Kontra Indikasi Hipertensi, Penyakit Kardiovaskular Berat, dan Riwayat Stroke, Ketergantungan Alkohol, Skizofrenia c) Efek samping Takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, mualmuntah pasca anestesi, pandangan kabur dan mimpi buruk 3. Tramadol 1-2 mg/BB a) Indikasi Nyeri kronik derajat sedang sampai berat dan nyeri pascaoperasi. b) Kontra Indikasi Tramadol dikontraindikasikan secara absolut pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas. Hal ini karena reaksi yang timbul bervariasi mulai dari pruritus ringan hingga sindroma Stevens Johnson atau reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa. c) Efek Samping nyeri kepala, mual, cenderung mengantuk (somnolen), pusing, konstipasi, muntah, artralgia, mulut kering, berkeringat, asthenia, anoreksia dan insomnia
4. Diazepam (sedative 10mg)
a) Indikasi Pemakaian jangka pendek pada anxietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot b) Kontra Indikasi Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaucoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trisemester pertama kehamilan, bayi premature, tidak boleh digunakan sebagai terapiu tunggal pada depresi atau anxietas yang disertai oleh depresi. c) Efek Samping SSP : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala, mimpi buruk, dan efek amnesia Efek lain : Gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan,mulut kering, salivasi, sekresi, bronkial atau rasa pahit pada mulut.
5. Atropine sulfas 0,25-0,50 mg/ml
a) Indikasi Spasm/ kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor organic. b) KontraIndikas Glaukomasudut tertutup, obstruksi saluran pencernaan dan saluran kemih, atoni saluran pencernaan,ileus paralikum,asma, miastenia gravis, colitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan ginjalyang serius c) Efek Samping Sakit kepala, Penglihatan kabur, kelopak mata membengkak, dan mata sensitif terhadap cahaya, Mulut dan tenggorokan terasa kering, Gangguan indra pengecap (lidah), Mual, Perut kembung, Konstipasi., Sulit buang air kecil 6. Oksigen dan Regulator Pemberian oksigen dilakukan setelah post operasi pasien diberikan oksigen 2 liter/ menit melalui nasalkanule dan tetap observasi keadaan pasien sampaipindah keruangan perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asih Y. Penatalaksanaan Bedah Obstetri,Ginekologi dan Traumatologi di Rumah
Sakit,edisi pertama,Jakarta: EGC 1993:63 2. Cunningham FG, Mac’Donald PC, Gant NF. Obstetri William (Williams Obstetrics) Alih bahasa: Sojon : J. Hartono H, editor, Ronaldi DH, edisi 18, Cetakan I, Jakarta EGC, 1995:588-91 3. Untoro R, dkk. Buku Panduan Pelatih, Pelatihan Keterampilan Klinik Esensial Dasar Obstetri dan Neonatal, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga: Jakarta, 1996:38-41