PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib,
KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662, SumateraSelatan.Telepon: 0711-
581831.Fax: 0711-581831 Email : keperawatan.unsri@yahoo.com
INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI
PERSIAPAN ALAT Persiapan alat :
1. Arloji dengan penunjuk detik
2. Pena dan buku catatan
PROSEDUR Persiapan pasien :
Melakukan pendekatan kepada
anak/keluarga dengan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan. Sebaiknya bayi/anak keadaan
tenang /tidur.
Pada Bayi :
1. Cuci tangan
2. Bayi sebaiknya dalam keadaan
tenang/tidur
3. Baju di buka dan posisi terlentang
4. Mengamati siklus pernapasan
dengan lengkap (inspirasi dan
ekspirasi)
5. Mendengarkan bunyi nafas dengan
stetoskop atau dengan meletakkan
jari/tangan tepat dibawah Px
6. Menghitung pernapasan selama satu
menit sambil memperhatikan
kedalaman dan irama nafas
7. Catat hasil pemeriksaan
8. Rapihkan kembali posisi bayi
9. Alat- lat dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ke tempat semula
10. Cuci tangan
Pada Anak:
1. Cuci tangan
2. Pasien sebaiknya dalam keadaan
tenang/tidur, bila sedang terjaga
alihkan perhatiannya sehingga tidak
menyadari, bahwa pernapasannya
sedang dihitung.
3. Yakinkan bahwa dada anak dapat
dilihat
4. Letakkan tangan diatas abdomen
5. Lakukan perhitungan selama satu
menit penuh. Perhatikan frekuensi,
sifat pernapasan (dangkal/dalam),
irama (teratur/tidak)
6. Rapihkan kembali posisi anak
7. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan
ke tempat semula.
8. Catat hasil pemeriksaan. Laporkan
adanya tanda perubahan pernapasan.
9. Cuci tangan
Pada Pediatrik :
1. Mengejutkan/membangunkan bayi
untuk mengukur pernapasannya
dapat meningkatkan frekuensi
pernapasan tidak benar.
2. Bisa dilihat/ diobservasi
pernapasannya pada saat berbaring
tenang dengan dada /abdomen tidak
ditutup selimut.
SUMBER
Dokumentasi :
Persiapan Lingkungan :
1. Atur suasana harus tenang dan nyaman
dan hindarkan dari ketakutan.
2. Kenalkan pada anak peralatan yang
digunakan dan biarkan anak
memegang alat yang aman bagi anak
3. Untuk anak usia 1-3 tahun, diperiksa
dalam pelukan ibu
4. Pada bayi usia 0-6 bulan, diperiksa di
atas meja periksa.
Prosedur pelaksanaan:
1. Cuci tangan dan gunakan handscoon
bersih
2. Sapa anak dan ajak komunikasi anak
3. Periksa keadaan umum anak
4. Lakukan pemeriksaan tekanan darah,
nadi, suhu, dan respirasi
5. Lakukan pemeriksaan data
antropometrik yang meliputi:
6. Berat badan, jika bayi menggunakan
timbangan yang ditelakkan di atas
meja periksa, jika anak sudah berdiri
dapat menggunakan timbangan injak
atau intruksikan ibu dan bayi
melakukan penimbangan dengan
digendong ibu.
7. Ukur status gizi dengan BB/U atau
BB/TB, tentukan apakah anak
memiliki gizi normal, lebih atau
kurang dan catat dilembar periksa
8. Periksa kelenjar limfe dengan inspeksi
dan palpasi, dilokasi submaksila,
belakang telinga, leher, ketiak, bawah
lidah, dan sub oksipital.
Apabila teraba tentukan lokasinya,
ukurannya.
9. Lakukan pemeriksaan kepala : ukur
lingkar kepala pada lingkaran yang
paling besar, yaitu melalui dahi dan
daerah yang paling menonjol daripada
oksipital posterior, periksa kondisi
ubun-ubun dan penutup sutura, periksa
apakah ada cepalhematom atau
lainnya.
10. Inspeksi dan palpasi kondisi muka dan
wajah, cek adanya tanda nyeri atau
kelainan.
11. Inspeksi kondisi mata : konjungtiva,
sklera, reflek pencahayaan. Cek
adanya strabismus pada bayi usia > 6
bulan. Strabismus ringan < 6 bulan
adalah normal.
12. Inspeksi dan palpasi hidung, adanya
secret atau PCH
13. Periksa kondisi mulut : peradangan,
peforasi, tumbuh gigi
14. Lakukan pemeriksaan pada telinga,
inspeksi adanya secret, palpasi nyeri
15. Periksa tenggorokan, menggunakan
alat sudip lidah, anak disuruh
mengeluarkan lidah dan mengatakan
“ah” yang keras, selanjutnya spatel
diletakkan pada lidah sedikit ditekan
kebawah.
16. Perhatikan : uvula, epiglotis, tonsil
besarnya, warna, peradangan
17. Inspeksi dan palpasi leher :
panjang/pendeknya, kelenjar leher,
letak trakhea, pembesaran kelenjar
tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis,
dan gerakan leher.
18. Lakukan pemeriksaan thorak :
Inspeksi :
Pada anak < 2 tahun : lingkar dada <
lingkar kepala. Pada anak > 2 tahun :
lingkar dada ≥ lingkar kepala.
Perhatikan : bentuk thorax,
pengembangan dada kanan dan kiri
(simetris/tidak, ada retraksi/tidak),
jenis pernapasan : cheyne strokes,
kusmaul, biot, letus cordis
19. Palpasi : Perhatikan pengembangan
dada : simetris/tidak, cek vocal
fremitus, retraksi intercostae dan
palpasi ictus cordis.
Perkusi :
Tentukan :
1. Batas paru-janjtung
2. Batas paru-hati : costae VI depan
3. Batas diafragma : costae VIII-X
belakang
Bedakan antara suara sonor dan
redup.
Auskultasi paru dan BJ tambahan
20. Lakukan Pemeriksaan abdomen :
1. Inspeksi : bentuk, pernapasan
abdominal, hernia pada umbilicus,
gambaran spider navy vena
2. Auskultasi peristaltic usus
3. Perkusi minimal pada 4 regio
abdomen
4. Palpasi 4 regio abdomen mulai
dari kiri bawah- kiri atas-kanan
atas dan kanan bawah. Catat jenis
dan karakter nyeri
21. Lakukan pemeriksaan hepar dengan
mono/bimanual, ukur besar hepar
dengan cara temukan titik persilangan
linea medioclavicularis kanan dan
arcus aorta dihubungkan dengan
umbilicus atau proc.xifoideus
disambung dengan umbilicus,
22. Periksa kondisi ekstremitas :
kelemahan otot, paralisis, nyeri,
clubbing finger
23. Periksa kondisi genitalia :
a. Perempuan : kelengkapan labia
mayora dan minora, hymen, atresia
clitoris
b. Laki-laki : hipospadia, skrotum,
periksa reflek kremaster
24. Lakukan pemeriksaan anus dan rectum
25. Pada bayi usia 0-6 bulan lakukan
minimal pemeriksaan reflek : a.
Sucking, b. Moro, c. Grasping, d.
Tonic Neck, e. Walking dan reflek
sensori ekstemitas bawah dengan
menggunakan hammer reflek
26. Lakukan evaluasi dengan orangtua
27. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
28. Catat dan dokumentasikan hasil
pemeriksaan
SUMBER Ira Feriana H. (2010). SOP Pemeriksaan
Fisik Pada Anak. Stikes Maharani Malang
Dokumentasi :
Dokumentasi :
Pengkajian Subjektif :
1. Konsep ketuhanan anak
2. Sumber kekuatan anak
3. Kondisi kesehatan anak
Pengkajian Objektif :
1. Kaji afek dan sikap anak
2. Kaji Perilaku anak
3. Kaji verbalisasi pada anak
4. Kaji hubungan interpersonal anak
5. Kaji lingkungan anak
1. PENGERTIAN ANAK
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan
bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan
yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
1. Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah
satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh
kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya
yaitu
1. Bayi : 0 – 1 th
2. Toddler : 1 – 2,5 th
3. Pra Sekolah : 2,5 – 5 th
4. Sekolah : 5 – 11 th
5. Remaja : 11 – 18 th
Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara
orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat dari
struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur
sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih
banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah berupa
tulang keras.
1. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun
sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan
Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar
belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan
spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status
kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya
1. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat
maupun sakit.
1. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah
aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu
sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi
penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu
contoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator )
1. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan
pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan
pola interaksi).
1. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan,
paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi
palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan nefrotik syndrome.
Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat
untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi
1. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh
diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan
evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh
mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian,
perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu
mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media informasi
lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian
dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek
profesi keperawatan.