Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian
Normoregulasi/Tanda-tanda vital merupakan hal paling mendasar yang
patut diketahui oleh seorang perawat mengenai kondisi pasien. Tanda-
tanda vital disini mencakup pengukuran suhu tubuh, tekanan darah,
frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan. Hasil dari pengukuran tanda-
tanda vital tersebut kemudian akan digunakan untuk menjadi acuan
tentang bagaimana keadaan pasien secara umum, apakah dalam keadaan
stabil atau tidak. Keadaan stabil pada pasien adalah keadaan dengan nilai
masing-masing pengukuran tanda-tanda vital dalam rentang normal.
1. Pengukuran tekanan darah
a. Definisi
Adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah
(Ethel,2003:238).
Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang di
pompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri (pembuluh nadi),
di ukur dengan alat pengukur tekanan darah (tensimeter) dan
stetoskop. Tekanan darah terus menerus berubah tergantung pada
aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan
obat-obatan. Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah.
Angka yang lebih tinggi adalah tekanan sistolik, mengacu pada
tekanan arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah
keseluruh tubuh. Angka yang lebih rendah adalah tekanan
diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung
beristirahat dan pengisisian darah. Baik tekanan sistolik maupun
diastolik dicatat sebagai “mmHg” (milimeter hydrargyrum atau
milimeter air raksa) rekaman ini merepresentasikan seberapa tinggi
kolam air raksa diangkat oleh tekanan darah.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi, langsung meningkatkan
resiko penyakit jantung koroner (serangan jantung) dan stroke
(serangan otak). Dengan tekanan darah tinggi, arteri dapat
mengalami peningkatan resistensi terhadap aliran darah,
menyebabkan jantung memompa lebih keras untuk mengedarkan
darah.
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institude (NHLBI) dan
National Institude of Health (NIH), tekanan darah tinggi atau
hipertensi bagi orang dewasa didefinisikan sebagai tekanan sistolik
140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih tinggi. Dalam pembaruan NHLBI pedoman untuk hipertensi
pada tahun 2003, sebuah kategori tekanan darah baru ini
ditembahkan dan disebut prehipertensi ialah tekanan sistolik 120
mmHg-139 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg- 89 mmHg.
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi (derajat 1) 140-159 90-99
Hipertensi (derajat 2) >160 >100

b. Asal Tekanan Darah


Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong
darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui
sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau
gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
1) Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat
sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole
2) Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole
serendah 80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap
dipertahankan dalam arteri karena efek lontar balik dari
dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100
mmHg. Perubahan tekanan sirkulasi sistemik dapat dijelaskan
sebagai berikut: darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100
mmHg) menuju arteri (dengan perubahan 100 ke 40 mmHg) ke
arteriol (dengan tekanan 25 mmHg ke ujung arteri sampai 10
mmHg keujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan
tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena cava
superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke
atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003:238).

c. Faktor-fakot yang Mempengaruhi Tekanan Darah


1) Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung
(ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi
jantungnya).
2) Tekanan perifer terhadap tekanan darah
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam
pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu:
a) Viskositas darah : semakin banyak kandungan protein
dan darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap
aliran darah.
b) Panjang pembuluh : semakin panjang pembuluh, semakin
besar tekanan terhadap aliran darah.
c) Radius pembuluh : tahanan perifer berbanding terbalik
dengan radius pembulu sampai pangkat ke empatnya.
d. Pengaturan Tekanan Darah
1) Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medula otak tekanan darah. Pusat
kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.
a) Pusat Vasomotorik
(1) Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah
yang terus menerus pada serabut otor polos dinding
pembulu.
(2) Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan
melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang
merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem
saraf otonom
(3) Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan
impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terrjadi
pada pembuluh darah di jantung dan otak.
b) Pusat Akselerator dan Inhibitor jantung serta baroreseptor
aorta dan karotis yang mengatur tekanan darah melalui
SSO.

2) Pengaturan kimia dan hormonal


Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi:
a) Hormon Medulla adrenal
b) Hormon Antidiuretik
c) Angiotensin
d) Berbagai Angina dan peptide seperti histamin, glukagon,
koleksistokinin, sekretin dan raditinin yang diproduksi
sejumlah jaringan tubuh.
e) Prostaglandin

e. Pengukuran tekanan darah Tekanan sistolik, ditentukan


berdasarkan bunyi Korotkoff 1, sedangkan diastolik pada Korotkoff
5. Pada saat cuff dinaikkan tekanannya, selama manset menekan
lengan dengan sedikit sekali tekanan sehingga arteri tetap
terdistensi dengan darah, tidak ada bunyi yang terdengar melalui
stetoskop. Kemudian tekanan dalam cuff dikurangi secara perlahan.
Begitu tekanan dalam cuff turun di bawah tekanan sistolik, akan
ada darah yang mengalir melalui arteri yang terletak di bawah cuff
selama puncak tekanan sistolik dan kita mulai mendengar bunyi
berdetak dalam arteri yang sinkron dengan denyut jantung. Bunyi-
bunyi pada setiap denyutan tersebut disebut bunyi korotkoff. Ada 5
fase bunyi korotkoff :
Tabel 1. Bunyi Korotkoff

Bunyi Korotkoff Deskripsi


Fase 1 Bunyi pertama yang terdengar setelah
tekanan cuff diturunkan perlahan. Begitu
bunyi ini terdengar, nilai tekanan yang
ditunjukkan pada manometer dinilai
sebagai tekanan sistolik.
Fase 2 Perubahan kualitas bunyi menjadi bunyi
berdesir
Fase 3 Bunyi semakin jelas dan keras

Fase 4 Bunyi menjadi meredam


Fase 5 Bunyi menghilang seluruhnya setelah
tekanan dalam cuff turun lagi sebanyak 5-
6 mmHg. Nilai tekanan yang ditunjukkan
manometer pada fase ini dinilai sebagai
tekanan diastolik

2. Pengukuran Denyut Nadi


Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung atau berapa kali jantung
berdetak per menit, mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur
frekuensi denyut jantung, tetapi juga dapat mengkaji irama & kekuatan
jantung. Nadi normal untuk orang dewasa yang sehat berkisaran 60-
100 denyut per menit. Denyut nadi dapat berfluktuasi dan meningkat
pada saat berolahraga- menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/denyut darah didalam pembuluh
darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat
dirasakan dengan palpasi yatu dengan menggunakan ujung jari tangan
disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat-
tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan di atas pembulu darah
arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu
temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea,
dorsalis pedis dan tibia posterior, namun yang paling sering dilakukan
yaitu :
a. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering
dipakai secara rutin.
b. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot bisep dari lengan atau medial lipatan siku
(fossa antikubital).digunakan untuk tekanan darah dan kasus
cardiac arrest pada infant
c. Arteri Karotid
Terletak dileher di bawah kubus telinga, di mana terdapat arteri
karotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk
memantau sirkulasi darah ke otak.

Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak


faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal. Frekuensi
denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60-100 x/menit
Takikardi jika > 100 x/menit dan Bradikardi jika < 60 x/menit.

Lokasi pemeriksaan denyut nadi diantaranya :

a. Arteri radialis
b. Arteri ulnaris
c. Arteri brachialis
d. Arteri karotis
e. Arteri temporalis superfisial
f. Arteri maksiliaris eksterna
g. Arteri femoralis
h. Arteri dorsalis pedis
i. Arteri tibialis posterior

Skala ukuran kekuatan/kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)


Level Nadi
0 Tidak ada
1+ Nadi menghilang, hampir tidak teraba, mudah menghilang
2+ Mudah teraba, nadi normal
3+ Nadi penuh, meningkat
4+ Nadi mendentum keras, tidak dapat hilang

3. Pengukuran suhu tubuh


a. Definisi
Tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.untuk mempertahankan suhu
tubuh manusia dalam keadaan konstant\.diperlukan regulasi suhu
tubuh.suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed
back) yang diperankan oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus.apabila
pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas ,tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.mekanisme
umpan balik terjadi bila suhu unti tubuh telah melewati batas toleransi
tubuh untuk mempertahakan suhu,yang disebut titik tetap (set
point).titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37oC . Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus
akan merangsang untuk produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas
secara mandiri dan yang memungkinkan tubuh menghasilkan,
mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan
konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk
tambahan proses metabolisme yang utama.
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua
sel tubuh.
2) Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot
(termasuk konstraksi otot akibat menggigil).
3) Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan
sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan
(growth hormon dan testosteron)
4) Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine,
dan rangsangan simpatis pada sel.
5) Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi
didalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh dikenal suhu inti (core
temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam seperti
kranial, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 37oC). Selain itu ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit
jaringan sub kutan dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi
sebesar 20oC sampai 40oC.

b. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh


1) Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini
memberi memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh
menjadi berbeda pula.sebagaimana disebutkan pada uraian
sebelumnya,sangat terkait dengan laju metabolisme.
2) Rangsangan saraf simpatisf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan
saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam
jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme lemak
coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis
ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan
produksi epineprin dan noreprineprin yang meningkatkan
metabolisme.
3) Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (growth hormon) dapat menyebabkan
peningkatkan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,
produksi panas tubuh juga meningkat.
4) Hormon tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi
kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5) Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme
basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan
peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran Hormon
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar
0,3-0,6oC di atas suhu basal.
6) Demam (peradangan/inflamasi)
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10oC.
7) Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada
zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.
Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah
mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia), selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami
hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik,
dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan jaringan
yang lain.
8) Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot/organ yang
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3- 40,0oC./;q

2. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral)  tidak boleh dilakukan
pada anak/bayi, anus (rectal)  tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare,
ketiak (aksila), telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).
 Hipotermia (<35° C)
 Normal (35-37° C)
 Pireksia/febris (37-41,1° C)
 Hipertermia (>41,1° C)
LOKASI PENGUKURAN SUHU PERBEDAAN HASIL TEMPERATUR
fSuhu Aksila Lebih rendah 10 C dari suhu oral
Suhu rektal Lebih tinggi 0,4-0,50 C dari suhu oral
Suhu aural/timpani Lebih tinggi 0,80 C dari suhu oral

3. Mengukur frekuensi pernapasan


a. Definisi pernapasan
Merupakan proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan
karbondioksida,uap air dan sisa oksidasi dari paru paru. Menurut
tempat terjadinya pernapasan ,pernapasan dibedakan menjadi 2 macam:
(1)penapasan internal,yaitu pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh dan
(2)pernapasan eksternal:merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru
dengan darah dalam kapiler.
b. Proses yang terjadi selama pernapasan
1) Ventilasi
Pergerakan udara masuk dan keluar dari paru. Udara masuk/ keluar
dari paru karena selisi tekanan yang terdapat antara atmosfer dan
alveolus oleh kerja mekanik otot pernapasan. Saat inspirasi ketemu
udara di atmosfer lebih besar dari tekanan udara di alveolus
sehingga udara bisa masuk ke alveolus. Saat ekspirasi tekanan
udara di alveolus melebihi tekanan atmosfer sehingga udara
bergerak keluar dari paru-paru.
2) Difusi
Pergerakan gas (O2 dan CO2)melintasi membran alveolar dan
kapiler yang di sebabkan karena perbedaan konsentrasi. Faktor lain
yang mempengaruhi proses ini adalah luas permukaan paru.
3) Transportasi gas
Proses distribusi O2 kapiler ke jaringan tubuh ke kapiler. Pada
proses transportasi O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin.
c. Mekanisme Respirasi
Inspirasi (menarik napas)
Proses masuk udara ke dalam paru-paru melalui saluran napas
selanjutnya terjadi proses difusi dari membran alveolus ke kapiler
sehingga 02 bersenyawa dengan hemoglobin dan disalurkan ke
seluruh tubuh.
Ekspirasi
Merupakan proses pasif. Udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot
dan karena paru kempis. “ satu kali respirasi = satu kali inspirasi+ satu
kali ekspirasi"
d. Tipe Respirasi
1) Pernapasan Dada
Pada waktu seseorang bernapas rangka dada terbesar bergerak.
Rongga torak mengembang dan mengempis sesuai dengan irama
inspirasi dan ekspirasi.
2) Pernapasan Perut/diafragma/abdominal
Jika waktu bernapas diagfragma turun naik. Inspirasi seirama
dengan pengembangan perut dan ekspirasi dengan pengempisan
perut.

e. Faktor yang mempengaruhi pernapasan


Proses inspirasi dan ekspirasi berlangsung sebanyak 15 sampai dengan
18 kali setiap menit, tetapi frekuensi ini pada setiap orang berbeda-
beda, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1) Usia
Anak-anak lebih banyak frekuensi pernapasannya dari pada orang
dewasa. Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam usia
pertumbuhan sehingga banyak memerlukan energi. Oleh sebab
itu, kebutuhan nya akan oksigen juga lebih banyak di bandingkan
orang tua.
2) Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak frekuensi pernapasan dari pada
perempuan, semakin banyak energi yang dibutuhka, berarti
semakin banyak pula O2 yang di ambil dari udara. hal ini terjadi
karena laki-laki uamumnya beraktifitas lebih banyak dari pada
perempuan.
3) Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat. Di lingkungan yang panas tubuh mengalami
peningkatan metabolisme untuk mempertahankan tubuh agar
tetap stabil. Untuk itu tubuh harus lebih banyak mengeluarkan
keringat agar menurunkan suhu tubuh. Aktivitas ini
membutuhkan energi yang di hasilkan dari peristiwa oksidasi
dengan menggunakan oksigen sehingga akan di butuhkan oksigen
yang lebih banyak untuk meningkatkan frekuensi.
4) Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari di
bandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri
lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan
posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5) Nyeri akut
Sebagai akibat stimulasi simpatik sehingga meningkatkan
frekuensi dan kedalaman pernapasan. Klien dapat menghambat
pergerakan dada bila ada nyeri pada area dada.
6) Kegiatan tubuh
Untuk membuktikan pengaruh faktor ini, anda dapat melakukan
perbandingan antara orang yang bekerja dengan orang yang tidak
bekerja banyak frekuensi bernapasnya. Jika di perhatikan, orang
yang melakukan aktifitas bekerja membutuhkan energi. Berarti
semakin berat kerjanya semakin banyak kebutuhan energi
nya,sehingga frekuensi pernapasan nya semakin cepat.

4. Respiration Rate (RR)


Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe pernafasan,
frekuensi, kedalaman dan suara nafas. Respirasi normal disebut eupnea
(laki-laki : 12 – 20 x/menit), perempuan : 16-20 x/menit)
RR > 24 x/menit : Takipnea
RR < 10 x/menit : Bradipnea

5. Nadi, RR, dan tekanan darah (TD) berdasarkan usia (Keperawatan Klinis, 2011)
Usia Nadi RR TD sistolik
(kali/menit) (kali/menit) (mmHg)
Dewasa (>18 tahun) 60-100 12-20 100-140
Remaja (12-18 tahun) 60-100 12-16 90-110
Anak-anak (5-12 tahun) 70-120 18-30 80-110
Pra sekolah (4-5 tahun) 80-140 22-34 80-100
Bawah 3 tahun/Toddler (1-3 tahun) 90-150 24-40 80-100
Bayi (1 bulan – 1 tahun) 100-160 30-60 70-95
Baru lahir/infant (0-1 bulan) 120-160 40-60 50-70

6. Suhu tubuh normal berdasarkan usia


Usia Suhu (Celcius)
Baru lahir 36,8⁰
1 tahun 36,8⁰
5-8 tahun 37,0⁰
10 tahun 37,0⁰
Remaja 37,0⁰
Dewasa 37,0⁰
Lansia (>70 thn) 36,0⁰

Konsep Spritual
1. Definisi
Spritualitas adalah kenyakinan dalam hubungan nya dengan Yang Maha
kuasdan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada
Allah sebagai pencipta atau sebagai Maha Kuasa.
Spritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya
dengan menggunakan instrumen (medium), Sholat, puasa, zakat, Haji, Doa
dan sebagainya (Keliat, 2005)
Aspek spritualitas kebutuhan spritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan
dimensi ini termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian;
kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan
keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spritual
manusia yaitu : arti dan tujuan hidup, perasaan mistri, pengabdian, rasa
percaya dan harapan di waktu kesusahan (Keliat, 2005).
Menurut Burkhardt (dalam Sunaryo, 2004) spritualitas meliputi aspek
sebagai berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak di ketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan.
2. Menemukan arti dan tujuan hidup.
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam
diri sendiri.
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.
c. Dimensi spiritual
Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik, atau
kematian. Dimensi spiritual juga dapat menumbuhkan kekuatan yang timbul di
luar kekuatan manusia (kozier, 2004).
d. Kebutuhan spiritual
1. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara
terus- menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini
adalah ibadah.
2. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan
makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya
dan sesama manusia serta alam sekitarnya.
3. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan
keseharian, pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan dengan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan
hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak
melemah.
5. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. Rasa bersalah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi
kesehatan jiwa seseorang.
6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri ( Self acceptance dan self
esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima, dan di akui oleh
lingkungannya.
7. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan
masa depan.
8. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai
pribadi yang utuh.
9. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia.

Pola Normal Spiritual


Dimensi spiritual adalah sesuatu yang terintegrasi dan berhubungan dengan
dimensi yang lain dalam diri seseorang individu.dimensi spiritual
merupakan salah satu dimensi penting yang perlu di perhatikan oleh perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien. Keimanan
atau keyakinan religius adalah sangat penting dalam kehidupan personal
individu. Keyakinan tersebut diketahui sebagai suatu faktor yang kuat dalam
penyembuhan dan pemulihan fisik (Sunaryo, 2004).
Pola normal spiritual sangat erat hubungan nya dengan kesehatan, karena
dari pola tersebut dapat menciptakan suatu bentuk perilaku adaptif ataupun
mal adaptif berhubungan dengan penerimaan kondisi diri. Dimensi spiritual
merupakan dimensi yang sangat penting diperhatikan oleh perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada semua klien.
Perkembangan aspek spiritual pada anak sangatlah penting untuk
diperhatikan. Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah
individu yang berusia antara 0-18 bulan, yang sedang dalam proses tumbuh
kembang, yang mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis,
sosial dan spiritul) yang berbeda dengan orang dewasa. Anak adalah
individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungan, artinya
membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi
kebutuhan dasar nya dan untuk belajar mandiri (larson, 2009).

Tahap perkembangan spiritual


Bayi (0-3 tahun) tahap awal perkembangan manusia di mulai dari
perkembangan bayi. Hamid (2000) menjelaskan bahwa
perkembangan spiritual bayi merupakan dasar untuk
perkembangan spiritual selanjutnya.
Bayi belum memiliki moral untuk mengenal arti
spiritual. Dimensi spiritual mulai menunjukkan
perkembangan pada masa kanak-kanak awal (18 bulan-
3 tahun). Anak sudah mengalami peningkatan
kemampuan kognitif. Tahap perkembangan ini
memperlihatkan bahwa anak-anak mulai berlatih untuk
berpendapat dan menghormati acara-acara ritual
dimana mereka merasa tinggal dengan aman (Sunaryo,
2004)

Anak usia pra Perkembangan spiritual pada anak masa prasekolah (3-
sekolah (3-6 6 tahun) berhubungan erat dengan kondisi psikologis
tahun) dominannya, yaitu super ego. Anak usia prasekolah
mulai memahami kebutuhan sosial, norma dan harapan,
serta berusaha menyesuaikan dengan norma keluarga
(Sunaryo, 2004).
Anak Usia Usia sekolah merupakan masa yang paling banyak
Sekolah (6-12 mengalami peningkatan kualitas kognitif pada anak.
Tahun) Anak usia sekolah (6-12 Tahun) berpikir secara konkrit,
tetapi mereka mudah dapat menggunakan konsep
abstrak untuk memahami gambaran dan makna siritual
dan agama mereka. Minat anak mulai ditunjukkan
dalam sebuah ide, dan anak dapat diajak berdiskusi dan
menjelaskan apakah keyakinan (Sunaryo, 2004)..
Remaja (12-18 Pada tahap ini individu sudah mengerti akan arti dan
Tahun) tujuan hidup, menggunakan pengetahuan misalnya
untuk mengambil keputusan saat ini dan yang akan
datang. Pada tahap ini kepercayaan pada kelompok
paling tinggi perannya daripada keluarga (Sunaryo,
2004).

Anda mungkin juga menyukai