Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN

DENYUT NADI
No. Dokumen : SOP/Bab 3/…../PkmTgr
No. Revisi : 03
SOP Tanggal Terbit : 2 Januari 2017
Halaman : 1/3
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
TENGGARANG dr. Slamet Santoso
NIP. 19730930 200501 1 007

1. Pengertian Pemeriksaan denyut nada merupakan indikator untuk menilai system


kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari
tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang
sederhana maupun canggih.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas klinis dalam melaksanakan Pemeriksaan Denyut
Nadi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tenggarang Nomor
440/00136A/430.9.3.6/2022 tentang Kajian Awal Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 tahun 2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur 1. Petugas klinis melakukan pemeriksaan dengan mematuhi Protokol
Kesehatan 3M:
- Memakai masker
- Mencuci tangan
- Menjaga jarak
2. Petugas klinis menganjurkan pasien dan keluarga memakai masker
dengan benar
3. Petugas klinis menyiapkan meja periksa
4. Petugas klinis melakukan teknik pemeriksaan:
 Pasien dalam posisi telentang
 Dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah, tekan arteri radialis
sampai dengan terdeteksi denyut maksimal. Yang perlu dinilai adalah
frekuensi, irama dan kuat angkat
 Apabila didapatkan frekuensi denyut dan irama normal, maka
hitung frekuensi selama 30 detik lalu kalikan 2. Jika frekuensi
denyut nadi sangat cepat atau sangat lambat, hitung selama 60
detik.
 Untuk menilai irama, rasakan denyut radialis. Apabila didapatkan
irama ireguler, cek kembali irama dengan menempelkan stetoskop
pada apeks jantung
5. Petugas klinis melakukan analisa hasil pemeriksaan:
 Frekuensi
Frekuensi nadi normal adalah antara 50 – 90 x/menit. Frekuensi nadi
kurang dari 50 x/menit disebut bradikardia. Frekuensi nadi lebih dari
100 x/menit disebut takikardia.
 Irama
Untuk menilai irama, rasakan denyut arteri radialis. Apabila denyut
teraba ireguler, periksa kembali irama dengan mendengarkan detak
jantung pada apeks kordis dengan menggunakan stetoskop. Apakah
irama jantung reguler atau ireguler? Apabila didapatkan irama jantung
ireguler, identifikasi polanya.
a. Apakah terdapat detak jantung tambahan pada irama yang
reguler?
b. Apakah irama ireguler berubah secara konstan sesuai
respirasi pasien?
c. Apakah irama ireguler total?
Irama ireguler dapat disebabkan oleh fibrilasi atrial dan kontraksi
prematur atrial atau ventrikel. Untuk seluruh pola denyut arteri
ireguler diperlukan pemeriksaan EKG untuk mengidentifikasi aritmia.

6. Petugas klinis melakukan pencatatan hasil pemeriksaan di rekam medis


6. Unit terkait UGD
Rawat Inap
Poli Umum
Poli KIA
Pustu, Ponkesdes

8. Rekam histori perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


berlaku
1. Kebijakan Kebijakan awal: SK Kepala Puskesmas 3 Januari 2022
Tenggarang tentang Layanan Klinis Berorientasi
Pasien berubah menjadi SK Kepala Puskesmas
Tenggarang tentang Kajian Awal Klinis di
Puskesmas Tenggarang
2. Isi prosedur Prosedur wajib mencantumkan penyesuaian 3 Januari 2022
Juknis pelayanan puskesmas pada masa pandemi
Covid 19
3. Referensi Referensi terbaru yang digunakan adalah 3 Januari 2022
Kepmenkes nomor 514 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Umum di
FKTP

Anda mungkin juga menyukai