DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
PENANGANAN PASIEN
dr. Setio Leksono MARS
BARU
DITETAPKAN OLEH
Pelayanan Poli Anak DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
dr. Setio Leksono MARS
RUJUKAN
INTERNAL PASIEN
Pengertian : Melakukan rujukan/ pengiriman pasien ke unit lain di Rumah Sakit Umum
Asy-Syaafi Pamekasan untuk pemeriksaan dan atau perawatan lebih lanjut
Tujuan : Terdapat koordinasi yang baik antar unit pelayanan di Rumah Sakit Umum
Asy-Syaafi Pamekasan sehingga pasien dapat terlayani dengan baik
Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat di Poli Anak
Prosedur : 1. Pemberitahuan pada pasien dan keluarga pasien
2. Menghubungi petugas unit yang dituju
3. Menuliskan tujuan rujukan dan instruksi lain yang diperlukan pada status
pasien
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Pengertian Mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan jumlah pernafasan
Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap pasien baru yang datang di rawat jalan (poli PPOK
dan poli Asma)
2. Dilakukan setiap hari untuk evaluasi dan ditulis di status pasien
3. Dilakukan pada pasien baru / kontrol
PERHATIAN :
- Tensimeter harus dalam keadaan baik
- Letak tensieter harus datar, tabung air raksa. Harus tegak lurus.
MENGHITUNG DENYUT NADI
1. Waktu menghitung denyut nadi bersamaan dengan pengukuran suhu
2. Pada waktu menghitung denyut nadi pasien harus benar-benar istirahat
3. Menghitung dengan jari jelunjuk dan jari tengah diatas arteri
- Arteri radialis : pada pergelangan tangan
- Arteri brachialis : pada pelipatan siku
4. Menghting ½ menit hasilnya dikalikan 2
5. Pada anak-anak dihitung selama 1 menit
PERHATIAN :
- Pada waktu menghitung denyut nadi diperhatikan pula isinya (volume)
teratur/tidak (ritme) keras/lemah (tekanan) jumlah permenit (frekuensi)
- Bila ada keluhan segera lapor ke dokter
MENGUKUR SUHU BADAN
a. Pada ketiak
1. Lengan baju pasien dibuka kalau perlu, bila ketiak pasien basah
harus dikeringkan
2. Thermometer dicek kembali lalu dipasang tepat pada reservo Irnya
jepitkan di tengah ketiak
3. Kemudian lengan pasien dilipatkan di dada, setelah kurang lebih 10
menit, thermometer diangkat langsung dibaca dengan teliti dan di
catat
b. Pada mulut
1. Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek lagi, lalu
ujung sampai reservoirnya diletakkan di bawah lidah pasien
2. Mulut dikatubkan kurang lebih 5 menit dan pasien diminta bernafas
melalui hidung dan tidak boleh bicara
3. Kemudian thermometer diangkat, dilap dengan kertas dibaca dan
dicatat
c. Pada rectal
1. Pasien dalam posisi miring (posisi sim)
2. Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong
3. Thermometer diperiksaujung diolesi vaselin/gel lalu dimasukkan
melalui anus sampai batas reservoir dan tetap dipegang.
4. Setelah kurang lebih 3 menit, thermometer dikeluarkan, dilap,
dibaca dan hasilnya dicatat
PERHATIAN
- Sebelum pasien tidak boleh diberikan minuan panas atau dingin
- Bentuk thermometer untuk masing-masing pemeriksaan di atas beda
MENGHITUNG PERNAFASAN
1. Dilakukan bersamaan pada waktu mengukur suhu dan setelah
menghitung denyut nadi tanpa diketahui pasien
2. Penghitungan dilakukan selama 1 menit
3. Hasilnya dicatat
PERHATIAN
Bila ada kelainan segera melapor dokter
Pengertian Adalah tata cara dan langkah – langkah yang mengatur tindakan injectie pada
pasien
Tujuan Agar tindakan injectie pada pasien bisa berjalan benar dan mengurangi resiko
infeksi nosocomial
Kebijakan Tindakan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
1. Spuit injectie sesuai dengan kegunaan
2. Kapas alkohol
3. Obat injectie sesuai dengan perintah dokter
4. Tourniquet
5. Bantal pengalas
6. Bak instrumen
PELAKSANAN
Injectie Intra Cutan :
1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
3. Regangkan permukaan kulit dengan tangan kiri
4. Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-20 derajad
dan lubang jarum menghadap keatas
5. Masukkan obat pelan-pelan sampai permukaan kulit yang disuntik
menggembung
6. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat
7. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan
8. Bekas suntikan tidak boleh ditekan atau dihapus dengan kapas alkohol
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
Pengertian : Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot
(muskulus)
Tujuan : Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang
diberikan obat secara intramuscular
Kebijakan : Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
Prosedur : A. Tahap PraInteraksi
- Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
- Mencuci tangan
- Menyiapkan obat dengan benar
- Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
B. Tahap Orientasi
- Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
- Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
- Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
- Memasang perlak dan alasnya
- Membebaskan daerah yang akan di injeksi
- Memakai
- Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut,
memar, abrasi atau infeksi.
- Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke
luar \diameter ±5cm)
- Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
- Memasukkan spuit dengan sudut 900, jarum masuk 2/3
- Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
- Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
- Mencabut jarum dari tempat penusukan
- Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
- Membuang spuit ke dalam bengkok
C. Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
- Berpamitan dengan klien
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Pilihan Tempat Injeksi Intra Muskuler
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.
Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan
lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI IV
dr. Setio Leksono MARS
(INTRAVENA)
Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit
Tujuan a) Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada
pasien yang sedaang gawat darurat .
- Menghindari kerusakan jaringan .
- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
b) Tempat injeksi intravena :
c) -pada lengan (vena basilika dan vena sefalika).
d) -pada tungkai (vena safena)
e) -pada leher (vena jugularis)
f) -pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
Kebijakan Digunakan pada psaien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang diberikan
dapat menimbulkan efek langsung
Prosedur - Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang
akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke
ataskan.
- Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan
dengan pelarut (aquades steril).
- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
- Desinfeksi dengan kapas alkohol.
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Ambil spuit yang berisi obat.
- Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300
- Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis.
- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI SC
(SUBKUTAN) dr. Setio Leksono MARS
Pengertian Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam
bagianbawah kulit.
Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki
bagian atas,dan daerah disekitar pusar.
Tujuan Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau
obat pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan tidak memiliki riwayat
alergi
Prosedur - cuci tangan
- siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
- identifikasi klien
- beri tahu klien prosedur kerjanya
- atur klien pada posisi yang nyaman
- pilih area penusukan
- pakai sarung tangan
- bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
- pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
- buka tutup jarum
- tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan
dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan
dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .
- lepaskan tarikan tangan non dominan
- tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
- jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan observasi
adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat yangbaru.
- cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan.
- jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai
perdarahan berhenti.
- kembalikan posisi klien
- buang alat yang sudah tidak dipakai
- buka sarung tangan
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
Unit terkait Komite klinis
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI IC
(INTRAKUTAN) dr. Setio Leksono MARS
Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan
caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting yang banyak
dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah bagian atas dari lengan
bawah.
Tujuan -Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
-Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
-Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Kebijakan Pasien yang melakukan test alergi
Pasien yang melakukan vaksinasi
Prosedur - Cuci tangan.
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
- Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang
buka dan ke ataskan.
- Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik.
- Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs
(cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih
1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
- Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan.
- Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik.
- Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50 –
150 dengan permukaan kulit.
- Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
- Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
Unit terkait Komite klinis
Pengertian Ukuran dari berbagai fisioligi statistik, sering diambil oleh profesional
kesehatan dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar
Tujuan 1. Memantau perkembangan pasien saat di rawat
Kebijakan 1. Pelayanan pasien dilakukan tenaga medis
2. Menghindari waktu yang lama untuk pelayanan kesehatan dalam hal
diagnostik dan terapi
Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Klien sesuai dengan Kebutuhan/kondisi Klien
(pilih salah satu cara) :
1) Ukur suhu badan klien
1. Cuci tangan
2. Bersihkan thermometer dengan air bersih (bila disimpan dalam larutan
desinfektan) kemudian keringkan dengan kertas tissue.
3. Periksa air raksa pada thermometer dan turunkan air raksa, dengan cara
mengibaskan/menggoncangkan (dengan gerakan menghentak) thermometer
kearah bawah. Dilakukan berkali-kali sampai air raksa berada dibawah skala
350C
Pemeriksaan per oral
1. Mintalah klien membuka mulut dan letakkan reservoar dibawah lidah
(sublingual). Arahkan thermometer kesudut mulut dan anjurkan klien menutup
mulutnya dengan rapat. Selama pengukuran klien tidak diperkenankan
berbicara/membuka mulutnya.
2. Biarkan thermomether selama 3 - 5 menit
3. Keluarkan thermometer dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar,
sehingga air raksa dapat terbaca /terlihat.
4. Baca dan catat hasil yang diperoleh
Pemeriksaan per axilla
1. Anjurkan klien membersihkan ketiaknya/keringkan ketiak klien dengan
kertas tissue
2. Letakkan reservoar tepat di tengah ketiak, rapatkan lengan atas klien ke
badan dan lengan bawah di atas dada klien
3. Biarkan thermometer selama 5-10 menit
4. Angkat thermometer
5. Baca dan catat hasil yang diperoleh
Pemeriksaan per rectal
1. Usapkan jelly/vaselin pada thermomether kira-kira 2-3 cm dari ujung
reservoar
2. Atur posisi klien dengan posisi sim dan singkapkan sedikit selimut klien
sampai bagian pantat regangkan pantat klien sampai tampak sphinchter ani.
Pada bayi, posisi terlentang dan angkat kedua kakinya
3. Masukkan reservoar thermometer ke dalam rectum 3,8 cm (pada klien
dewasa) : 2,5 cm (pada anak-anak); 1,25 cm (pada bayi)
4. Biarkan selama 2-3 menit
5. Keluarkan thermomether dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar,
sehingga air raksa terlihat jelas
6. Baca dan catat hasil yang didapat
Cara membersihkan thermometer :
1. Bersihkan thermometer dengan kertas tissue dengan gerakan memutar
dari pangkal dan reservoar
2. Bersihkan dengan larutan air sabun dan usap lagi dengan kertas tissue
dengan gerakan yang sama
3. Bilas dengan air dingin dan keringkan dengan kertas tissue dengan
gerakan yang sama
4. Celupkan thermometer kedalam larutan desinfektan dan bilas lagi
dengan air bersih
5. Keringkan lagi dengan kertas tissue dan simpan kembali pada tempatnya
2). Lakukan pemeriksaan denyut nadi :
1. Atur posisi klien dengan tidur terlentang, semifowler atau duduk
2. Letakkan 3 jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis) tepat diatas arteri
yang diperiksa (radialis atau lainnya). Gunakan telunjuk untuk menekan arteri
sedangkan jari tengah dan jari manis untuk menilai irama dan kwalitas
denyutan
3. Lakukan pemeriksaan selama satu menit
4. Catat bagi pengukuran mengenai :
a. Frekwensi nadi dalam semenit
b. Irama (reguler/irreguler)
c. Kwalitas deyutan (kuat/lemah)
d. Kelainan-kelainan yang dirasakan.
3). Lakukan pemeriksaan respirasi
Mengkaji pernafasan dilakukan setelah menghitung denyut nadi :
1. Letakkan tangan pasien menyilang ke dada
2. Observasi gerakan dinding dada saat inspirasi maupun exspirasi (satu
kali respirasi)
3. Hitung jumlah respirasi dalam satu menit
4. Catat hasil yang diperoleh meliputi :
a. Frekwensi semenit
b. Kelainan gerakan dinding dada
4). Lakukan pengukuran tekanan darah/tensi klien
1. Atur posisi pasien, dimana posisi lengan yang akan diukur tekanan
darahnya sejajar dengan jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas
2. Perawat menempatkan diri sedemikian rupa sehingga dapat membaca
meniscus air raksa sejajar dengan garis mata
3. Pasang manset kira-kira 3 jari dari lipatan siku dan lilitkan pada lengan
kemudian kaitkan ujungnya sehingga ikatan tidak lepas atau rekatkan
velcrotapenya lilitan jangan terlalu longgar/terlalu sempit
4. Letakkan ujung jari diatas arteri brachialis dan raba denyutnya, atau
letakkan stetoskop dengan tepat diatas arteri brachialis dengan penekanan
sewajarnya
5. Tutup katub aliran udara dan pompakan balon sampai denyut nadi tak
teraba/terdengar. Pompakan lagi udara sampai air raksa naik sekitar 20-30
mmHg diatas skala saat denyut nadi tidak terdengar/teraba
6. Buka katub aliran udara secukupnya, sehingga udara keluar dengan
kecepatan 2-3 mmHg perdenyut
7. Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof I
(suara yang pertama kali terdengar) dan catat sebagai tekanan sisolik.
8. Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof
V (suara yang terakhir kali terdengar) dan catat sebagai tekanan diastolik
9. Keluarkan sisa udara dengan cepat, lepaskan manset dan pasien
dirapikan kembali
10. Catat hasil pengukuran tekanan darah tersebut
Sistol/Diastole = Korotkof I/Korotkof V = 120/80 mmHg
11. Cuci tangan
12. Rapikan klien dan kembalikan alat-alat ketempat semula.
Unit terkait Komite klinis
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
ANTROPOMETRI
dr. Setio Leksono MARS
No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke
Standar operasional
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis.
Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian
akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau
menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling
cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun
pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu
sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm
Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian
tentukan hasilnya
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid
respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran
lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih
besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c. Catat hasil pengukuran pada KMS
Unit terkait Komite Klinis