Anda di halaman 1dari 25

Pelayanan Poli Anak

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
PENANGANAN PASIEN
dr. Setio Leksono MARS
BARU

No. SOP: Tanggal Revisi Ke


Standar operasional terbit:

Pengertian : Menangani pasien baru yang masuk di Poli Anak


Tujuan : Pasien baru dapat terlayani dengan baik
Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat Poli Anak
Prosedur : 1. Registrasi pasien ke buku kunjungan Poli Anak
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diperlukan pada pasien
3. Melakukan rujukan untuk pemeriksaan penunjang diagnosis yang
diperlukan
4. Menegakkan diagnosis
5. Memberikan terapi
6. Melakukan pencatatan informasi tentang pasien pada status pasien
7. Memberikan rujukan internal ataupun eksternal
8. Memberikan penyuluhan/ KIE
Unit terkait Instalasi Rekam Medik
Pelayanan Poli Anak DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto
SpPD
PENANGANAN PASIEN
KONTROL dr. Setio Leksono MARS

No. SOP: Tanggal Revisi Ke


Standar operasional terbit:

Pengertian : Menangani pasien yang sudah pernah berobat/ kontrol


Tujuan : Pasien yang kontrol dapat terlayani dengan baik
Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat di Poli Anak
Prosedur : 1. Registrasi pasien pada buku kunjungan Poli Anak
2. Melihat perjalanan pengobatan pada status pasien
3. Menanyakan keluhan pasien saat ini dan melakukan pemeriksaan fisik yang
diperlukan
4. Melakukan pemeriksaan penunjang untuk follow up terapi atau pemeriksaan
tambahan lain bila diperlukan
5. Memberikan terapi dan penyuluhan/ KIE
6. Pencatatan dan pelaporan pada status pasien
Unit terkait Instalasi Rekam Medik

DITETAPKAN OLEH
Pelayanan Poli Anak DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
dr. Setio Leksono MARS
RUJUKAN
INTERNAL PASIEN

No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian : Melakukan rujukan/ pengiriman pasien ke unit lain di Rumah Sakit Umum
Asy-Syaafi Pamekasan untuk pemeriksaan dan atau perawatan lebih lanjut
Tujuan : Terdapat koordinasi yang baik antar unit pelayanan di Rumah Sakit Umum
Asy-Syaafi Pamekasan sehingga pasien dapat terlayani dengan baik
Kebijakan : Dilakukan oleh dokter dan perawat di Poli Anak
Prosedur : 1. Pemberitahuan pada pasien dan keluarga pasien
2. Menghubungi petugas unit yang dituju
3. Menuliskan tujuan rujukan dan instruksi lain yang diperlukan pada status
pasien
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap

Pengertian Melakukan pengiriman/ rujukan pasien ke puskesmas atau sarana kesehatan


lain
Tujuan Terdapat koordinasi yang baik dengan sarana kesehatan yang dituju sehingga
pasien dapat terlayani dengan baik
Kebijakan Dilakukan oleh dokter dan perawat Poli Anak
Prosedur 1. Pemberitahuan kepada pasien dan keluarga pasien
2. Menuliskan tujuan rujukan pada status pasien dan buku rujukan
3. Memberikan pengantar rujukan kepada pasien menggunakan form rujukan
pasien
Unit terkait Sarana Kesehatan diluar Rumah Sakit Umum Asy-Syaafi Pamekasan

Pelayanan Poli Anak


DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
PEMERIKSAAN
dr. Setio Leksono MARS
TANDA-TANDA VITAL
(VITAL SIGN)
No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke
Standar operasional

Pengertian Mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan jumlah pernafasan

Tujuan 1. Untuk menentukan keadaan umum pasien


2. Untuk menentukan langkah-langkah perawatan dan tindakan awal
3. Untuk membantu menentukan diagnose

Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap pasien baru yang datang di rawat jalan (poli PPOK
dan poli Asma)
2. Dilakukan setiap hari untuk evaluasi dan ditulis di status pasien
3. Dilakukan pada pasien baru / kontrol

Prosedur MENGUKUR TEKANAN DARAH


1. Lengan baju dibuka atau digulung
2. Manset dari tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa.
Karetnya berada di sisi luar lengan, jangan terlalu kuat atau terlalu
longgar kemudian pompa dipasang
3. Denyut arteri brachialis diraba, stetoskop diletakkan pada daerah
tersebut.
4. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, balon dipompa
sampai denyut arteri brachialis tidak terdengar lagi dan air raksa pada
pipa gelas naik.
5. Kemudian sekrup balon dibuka sehingga air raksa turun pelan-pelan
sambil melihat turunnya air raksa dengarkan denyutan pertama.
6. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama
disebut systole misal 120 mmHg. Dengarkan terus sampai denyutan
terakhir, skala permukaan air raksa pada waktu denyutan terakhir
disebut tekanan diastole missal 80 mmHg. Sehingga hasilnya dicatat
sabagai berikut misalnya120 / 80 mmHg

PERHATIAN :
- Tensimeter harus dalam keadaan baik
- Letak tensieter harus datar, tabung air raksa. Harus tegak lurus.
MENGHITUNG DENYUT NADI
1. Waktu menghitung denyut nadi bersamaan dengan pengukuran suhu
2. Pada waktu menghitung denyut nadi pasien harus benar-benar istirahat
3. Menghitung dengan jari jelunjuk dan jari tengah diatas arteri
- Arteri radialis : pada pergelangan tangan
- Arteri brachialis : pada pelipatan siku
4. Menghting ½ menit hasilnya dikalikan 2
5. Pada anak-anak dihitung selama 1 menit
PERHATIAN :
- Pada waktu menghitung denyut nadi diperhatikan pula isinya (volume)
teratur/tidak (ritme) keras/lemah (tekanan) jumlah permenit (frekuensi)
- Bila ada keluhan segera lapor ke dokter
MENGUKUR SUHU BADAN
a. Pada ketiak
1. Lengan baju pasien dibuka kalau perlu, bila ketiak pasien basah
harus dikeringkan
2. Thermometer dicek kembali lalu dipasang tepat pada reservo Irnya
jepitkan di tengah ketiak
3. Kemudian lengan pasien dilipatkan di dada, setelah kurang lebih 10
menit, thermometer diangkat langsung dibaca dengan teliti dan di
catat
b. Pada mulut
1. Pasien disuruh membuka mulutnya, thermometer dicek lagi, lalu
ujung sampai reservoirnya diletakkan di bawah lidah pasien
2. Mulut dikatubkan kurang lebih 5 menit dan pasien diminta bernafas
melalui hidung dan tidak boleh bicara
3. Kemudian thermometer diangkat, dilap dengan kertas dibaca dan
dicatat
c. Pada rectal
1. Pasien dalam posisi miring (posisi sim)
2. Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong
3. Thermometer diperiksaujung diolesi vaselin/gel lalu dimasukkan
melalui anus sampai batas reservoir dan tetap dipegang.
4. Setelah kurang lebih 3 menit, thermometer dikeluarkan, dilap,
dibaca dan hasilnya dicatat
PERHATIAN
- Sebelum pasien tidak boleh diberikan minuan panas atau dingin
- Bentuk thermometer untuk masing-masing pemeriksaan di atas beda
MENGHITUNG PERNAFASAN
1. Dilakukan bersamaan pada waktu mengukur suhu dan setelah
menghitung denyut nadi tanpa diketahui pasien
2. Penghitungan dilakukan selama 1 menit
3. Hasilnya dicatat
PERHATIAN
Bila ada kelainan segera melapor dokter

Unit terkait Komite klinis


Pelayanan Poli Anak DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto
SpPD

TINDAKAN INJEKSI dr. Setio Leksono MARS

No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian Adalah tata cara dan langkah – langkah yang mengatur tindakan injectie pada
pasien
Tujuan Agar tindakan injectie pada pasien bisa berjalan benar dan mengurangi resiko
infeksi nosocomial
Kebijakan Tindakan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
1. Spuit injectie sesuai dengan kegunaan
2. Kapas alkohol
3. Obat injectie sesuai dengan perintah dokter
4. Tourniquet
5. Bantal pengalas
6. Bak instrumen

PELAKSANAN
Injectie Intra Cutan :
1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
3. Regangkan permukaan kulit dengan tangan kiri
4. Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-20 derajad
dan lubang jarum menghadap keatas
5. Masukkan obat pelan-pelan sampai permukaan kulit yang disuntik
menggembung
6. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat
7. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan
8. Bekas suntikan tidak boleh ditekan atau dihapus dengan kapas alkohol

Injectie Sub Cutan :


1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
3. Angkat sedikit permukaan kulit dengan tangan kiri
4. Masukkan jarum kebawah permukaan kulit dengan sudut 45 derajad
dan lubang jarum menghadap keatas
5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau
tidak
6. Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan
7. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan
8. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat
9. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan
10. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol

Injectie Intra Muskuler :


1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
3. Permukaan kulit sedikit diregangkan
4. Masukkan jarum tegak lurus permukaan kulit
5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau
tidak
6. Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan
7. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan
8. Setelah obat masuk semua, spuit dilepas dengan cepat
9. Beri tanda pada sekitar bekas suntikan
10. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol

Injectie Intra Vena


1. Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2. Tentukan pembuluh darah yang akan disuntik
3. Lakukan pembendungan daerah proximal dengan tourniquet
4. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
5. Pasang pengalas dibagian bawah tempat yang akan disuntik
6. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas
7. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau
tidak
8. Bila tidak ada darah, maka harus dicari lagi pembuluh darah yang lebih
proximal
9. Bila ada darah obat dimasukkan secara pelan-pelan
10. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik agak cepat dan bekas tusuk
jarum ditekan dengan kapas alkohol

Unit terkait Komite klinis

Pelayanan Poli Anak

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD

INHALASI dr. Setio Leksono MARS


NEBULIZER

No. SOP: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian : Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator


Tujuan : Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan dan melonggarkan jalan nafas
Kebijakan : Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret dan pasien yang
mengalami penyempitan jalan nafas
Prosedur  Tahap PraInteraksi
Mengecek program terapi
Mencuci tangan
Menyiapkan alat
 Tahap Orientasi
Memberikan salam dan sapa nama pasien
Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
 Tahap Kerja
Menjaga privacy pasien
Mengatur pasien dalam posisi duduk
Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
Memasukkan obat sesuai dosis
Memasang masker pada pasien
Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
 Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien/keluarga
Membereskan alat
Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Unit terkait Instalasi Rekam Medik

Pelayanan Poli Anak


DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD

dr. Setio Leksono MARS


SUCTION

No. SOP: Tanggal Revisi Ke


Standar operasional terbit:

Pengertian : Melaksanakan pembersihan saluran pernafasan lebih kedalam dengan


menggunakan alat penghisap lendir (sekresi) baik melalui hidung, mulut,
maupun trakea
Tujuan : Saluran pernafasan bebas dari sumbatan semua kotoran atau lendir sehingga
pasien dapat bernafas secara normal
Kebijakan : 1) Klien dengan retensi sputum
2)   Klien dengan respirator atau endotrakeal tube
3)   Klien dengan trakeostomi
Prosedur Pelaksanaan
1.  Siapkan  peralatan di samping tempat tidur
2. Cuci tangan
3.  Berikan penjelasan pada klien dan keluarganya
4.  Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
5.  Berikan oksigen terlebih dahulu sebelum dilakukan suction
6.  Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril
7.  Gunakan tangan yang telah memakai sarung tangan, sambungkan kateter
ke mesin penghisap
8.  Basahi ujung keteter dengan larutan steril, pasang penghisap dengan
ujungnya terletak dalam larutan
Penghisapan Orofaringeal:
Dengan perlahan masukkan kateter ke dalam mulut klien dan arahkan ke
orofaring. Jangan lakukan penghisapan selama pemasangan
Pelaksanaan Nasofaringeal:
1. Dengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung. Arahkan
ke arah medial sepanjang dasar rongga hidung. Jangan dorong paksa
kateter, dan jangan lakukan penghisapan selama pemasangan.
2. Sumber port penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat
anda menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari 15 detik.
3. Bilas kateter denagn larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan
lakukan penghisapan
4. Bila klien tidak mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30
detik sebelum memasukkan ulang kateter
5. Bila klien mampu minta klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara
penghisapan
6. Hisap secret pada mulut atau di bawah lidah setelah penghisapan orofaring
atau nasofaring
7. Buang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang
menggunakan sarung tangan dan lepaskan sarung tangan untuk
membungkus katete
8. Cuci tangan
9. Catat jumlah, konsistensi, warna, dan bau secret serta respon klien terhadap
prosedur
Unit terkait Instalasi Rekam Medik
Pelayanan Poli Anak DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI IM
(INTRAMUSKULAR) dr. Setio Leksono MARS
No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke
Standar operasional

Pengertian : Pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke dalam otot
(muskulus)
Tujuan : Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang  yang
diberikan obat secara intramuscular
Kebijakan : Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
Prosedur : A. Tahap PraInteraksi 
-  Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 
- Mencuci tangan
-  Menyiapkan obat dengan benar 
-  Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
B.  Tahap Orientasi 
-  Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 
-  Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 
-  Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C.  Tahap Kerja 
-  Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan 
-  Memasang perlak dan alasnya 
-  Membebaskan daerah yang akan di injeksi 
-  Memakai  
-  Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut,
memar, abrasi atau infeksi.
-  Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam ke
luar \diameter ±5cm) 
-  Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
-  Memasukkan  spuit dengan sudut 900, jarum masuk 2/3 
-  Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit 
-  Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik) 
-  Mencabut jarum dari tempat penusukan 
-  Menekan daerah tusukan dengan kapas  desinfektan 
-  Membuang spuit ke dalam bengkok
C.  Tahap Terminasi 
-  Melakukan evaluasi tindakan 
-  Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 
-  Berpamitan dengan klien 
-  Membereskan alat-alat 
-  Mencuci tangan 
-  Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Pilihan Tempat Injeksi Intra Muskuler
Paha (vastus lateralis) : posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi.
Ventroglteal : posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan
lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI IV
dr. Setio Leksono MARS
(INTRAVENA)

No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit
Tujuan a) Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada
pasien yang sedaang gawat darurat .
- Menghindari kerusakan jaringan .
- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
b) Tempat injeksi intravena :
c) -pada lengan (vena basilika dan vena sefalika).
d) -pada tungkai (vena safena)
e) -pada leher (vena jugularis)
f) -pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
Kebijakan Digunakan pada psaien yang dalam keadaan darurat, agar obat yang diberikan
dapat menimbulkan efek langsung
Prosedur -  Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang
akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke
ataskan. 
-  Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan
dengan pelarut (aquades steril). 
-  Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
-  Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi. 
-  Desinfeksi dengan kapas alkohol. 
-  Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan
penyuntikan. 
-  Ambil spuit yang berisi obat. 
-  Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300 
-  Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis. 
-  Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok. 
-  Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).
Unit terkait Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Rawat Inap
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI SC
(SUBKUTAN) dr. Setio Leksono MARS

No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam
bagianbawah kulit.
Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki
bagian atas,dan daerah disekitar pusar.
Tujuan Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau
obat pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan tidak memiliki riwayat
alergi
Prosedur -  cuci tangan
-  siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
-  identifikasi klien
-  beri tahu klien prosedur kerjanya
-  atur klien pada posisi yang nyaman
-  pilih area penusukan
-  pakai sarung tangan
-  bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
-  pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
-  buka tutup jarum
-  tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan
dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan
dominan,masukkan jarum dengan sudut 450 atau 900 .
-  lepaskan tarikan tangan non dominan
-  tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
-  jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan observasi
adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat yangbaru.
-  cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan.
-  jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai
perdarahan berhenti.
-  kembalikan posisi klien
-  buang alat yang sudah tidak dipakai
-  buka sarung tangan 
-  Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
Unit terkait Komite klinis
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
INJEKSI IC
(INTRAKUTAN) dr. Setio Leksono MARS

No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke


Standar operasional

Pengertian Pemberian obat dengan cara intracutan adalah pemberian obat dengan
caramemasukkan obat kedalam permukaan kulit. Tempat penting yang banyak
dipakai untuk melakukan suntikan intrakutan adalah bagian atas dari lengan
bawah.
Tujuan -Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat.
-Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
-Menghindarkan pasien dari efek alergi obat ( dengan skin test).
Kebijakan Pasien yang melakukan test alergi
Pasien yang melakukan vaksinasi
Prosedur -  Cuci tangan. 
-  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
-  Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang
buka dan ke ataskan. 
-  Pasang perlak/ pengalas di bawah bagian yang disuntik. 
-  Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquadcs
(cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih
1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril. 
-  Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan. 
-  Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik. 
-  Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 50 –
150 dengan permukaan kulit. 
-  Semprotkan obat hingga terjadi gelembung. 
-  Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. 
-  Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan.
Unit terkait Komite klinis

Pelayanan Poli Anak


DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto
PEMERIKSAAN SpPD

TANDA-TANDA VITAL dr. Setio Leksono MARS


(TTV)
No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke
Standar operasional

Pengertian Ukuran dari berbagai fisioligi statistik, sering diambil oleh profesional
kesehatan dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling dasar
Tujuan 1. Memantau perkembangan pasien saat di rawat
Kebijakan 1. Pelayanan pasien dilakukan tenaga medis
2. Menghindari waktu yang lama untuk pelayanan kesehatan dalam hal
diagnostik dan terapi
Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital Klien sesuai dengan Kebutuhan/kondisi Klien
(pilih salah satu cara) :
1)      Ukur suhu badan klien
1.      Cuci tangan
2.      Bersihkan thermometer dengan air bersih (bila disimpan dalam larutan
desinfektan) kemudian keringkan dengan kertas tissue.
3.      Periksa air raksa pada thermometer dan turunkan air raksa, dengan cara
mengibaskan/menggoncangkan (dengan gerakan menghentak) thermometer
kearah bawah. Dilakukan berkali-kali sampai air raksa berada dibawah skala
350C
 Pemeriksaan per oral
1.      Mintalah klien membuka mulut dan letakkan reservoar dibawah lidah
(sublingual). Arahkan thermometer kesudut mulut dan anjurkan klien menutup
mulutnya dengan rapat. Selama pengukuran klien tidak diperkenankan
berbicara/membuka mulutnya.
2.      Biarkan thermomether selama 3 - 5 menit
3.      Keluarkan thermometer dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar,
sehingga air raksa dapat terbaca /terlihat.
4.      Baca dan catat hasil yang diperoleh
 Pemeriksaan per axilla
1.      Anjurkan klien membersihkan ketiaknya/keringkan ketiak klien dengan
kertas tissue
2.      Letakkan reservoar tepat di tengah ketiak, rapatkan lengan atas klien ke
badan dan lengan bawah di atas dada klien
3.      Biarkan thermometer selama 5-10 menit
4.      Angkat thermometer
5.      Baca dan catat hasil yang diperoleh
 Pemeriksaan per rectal
1.      Usapkan jelly/vaselin pada thermomether kira-kira 2-3 cm dari ujung
reservoar
2.      Atur posisi klien dengan posisi sim dan singkapkan sedikit selimut klien
sampai bagian pantat regangkan pantat klien sampai tampak sphinchter ani.
Pada bayi, posisi terlentang dan angkat kedua kakinya
3.      Masukkan reservoar thermometer ke dalam rectum 3,8 cm (pada klien
dewasa) : 2,5 cm (pada anak-anak); 1,25 cm (pada bayi)
4.      Biarkan selama 2-3 menit
5.      Keluarkan thermomether dan usap dengan kertas tissue kearah reservoar,
sehingga air raksa terlihat jelas
6.      Baca dan catat hasil yang didapat
 Cara membersihkan thermometer :
1.      Bersihkan thermometer dengan kertas tissue dengan gerakan memutar
dari pangkal dan reservoar
2.      Bersihkan dengan larutan air sabun dan usap lagi dengan kertas tissue
dengan gerakan yang sama
3.      Bilas dengan air dingin dan keringkan dengan kertas tissue dengan
gerakan yang sama
4.      Celupkan thermometer kedalam larutan desinfektan dan bilas lagi
dengan air bersih
5.      Keringkan lagi dengan kertas tissue dan simpan kembali pada tempatnya
2).  Lakukan pemeriksaan denyut nadi  :
1.      Atur posisi klien dengan tidur terlentang, semifowler atau duduk
2.      Letakkan 3 jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis) tepat diatas arteri
yang diperiksa (radialis atau lainnya). Gunakan telunjuk untuk menekan arteri
sedangkan jari tengah dan jari manis untuk menilai irama dan kwalitas
denyutan
3.      Lakukan pemeriksaan selama satu menit
4.      Catat bagi pengukuran mengenai :
a.       Frekwensi nadi dalam semenit
b.      Irama (reguler/irreguler)
c.       Kwalitas deyutan (kuat/lemah)
d.      Kelainan-kelainan yang dirasakan.
3).     Lakukan pemeriksaan respirasi
Mengkaji pernafasan dilakukan setelah menghitung denyut nadi :
1.        Letakkan tangan pasien menyilang ke dada
2.        Observasi gerakan dinding dada saat inspirasi maupun exspirasi (satu
kali respirasi)
3.        Hitung jumlah respirasi dalam satu menit
4.        Catat hasil yang diperoleh meliputi :
a.          Frekwensi semenit
b.          Kelainan gerakan dinding dada
4).   Lakukan pengukuran tekanan darah/tensi klien
1.        Atur posisi pasien, dimana posisi lengan yang akan diukur tekanan
darahnya sejajar dengan jantung dengan telapak tangan menghadap ke atas
2.        Perawat menempatkan diri sedemikian rupa sehingga dapat membaca
meniscus air raksa sejajar dengan garis mata
3.        Pasang manset kira-kira 3 jari dari lipatan siku dan lilitkan pada lengan
kemudian kaitkan ujungnya sehingga ikatan tidak lepas atau rekatkan
velcrotapenya lilitan jangan terlalu longgar/terlalu sempit
4.        Letakkan ujung jari diatas arteri brachialis dan raba denyutnya, atau
letakkan stetoskop dengan tepat diatas arteri brachialis dengan penekanan
sewajarnya
5.        Tutup katub aliran udara dan pompakan balon sampai denyut nadi tak
teraba/terdengar. Pompakan lagi udara sampai air raksa naik sekitar 20-30
mmHg diatas skala saat denyut nadi tidak terdengar/teraba
6.        Buka katub aliran udara secukupnya, sehingga udara keluar dengan
kecepatan 2-3 mmHg perdenyut
7.        Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof I
(suara yang pertama kali terdengar) dan catat sebagai tekanan sisolik.
8.        Perhatikan skala angka pada manometer saat terdengar bunyi korotkof
V (suara yang terakhir kali terdengar) dan catat sebagai tekanan diastolik
9.        Keluarkan sisa udara dengan cepat, lepaskan manset dan pasien
dirapikan kembali
10.    Catat hasil pengukuran tekanan darah tersebut
Sistol/Diastole = Korotkof I/Korotkof V = 120/80 mmHg
11.    Cuci tangan
12.    Rapikan klien dan kembalikan alat-alat ketempat semula.
Unit terkait Komite klinis
Pelayanan Poli Anak
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS SHL dr. Agus Kristanto SpPD
ANTROPOMETRI
dr. Setio Leksono MARS
No. SOP: Tanggal terbit: Revisi Ke
Standar operasional

Pengertian Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik seorang


anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita
pengukur (meteran)
Tujuan 1. Untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT)

2. Untuk mengetahui penilaian status gizi


Kebijakan 1. Pelayanan pasien anak dilakukan oleh semua tenaga medis dan paramedis
2. Dilaksanakan dalam waktu sesegera mungkin untuk mengetahui kondisi
status gizi anak.
Prosedur PengukuranAntropometri Klien sesuai dengan Kebutuhan/kondisi Klien (pilih
salah satu cara) :
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting
karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok
umur.
Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang
sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini
disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum
lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir
pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah
sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 – 600
gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan pada
triwulan IV sekitar 250 – 350 gram/bulan.
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama
berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6
bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya
adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu,
yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi
pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt).
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan
menggunakan rumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :
1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat badan usia 3 – 12 bulan, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
3. Berat badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Keterangan : n adalah usia anak
4. Berat badan usia 6 – 12 tahun , menggunakan rumus :
Umur (tahun) X 7 – 5
2
 Cara pengukuran berat badan anak adalah :
1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila
perlu, cukup pakaian dalam saja.
2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan
dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke
timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri
diatas timbangan injak tanpa dipegangi.
3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas
tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat
ditimbang.
4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang
berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan
ditimbang
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri
menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus
berikut :
BB anak = (Berat badan ibu dan anak) – BB ibu
5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada
timbangan.
6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar
yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk.
Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan
melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada
kurva berwarna hijau, kuning atau merah.
2. Tinggi Badan ( Panjang badan)
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan
panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah
sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25
cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan
berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5
cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi
badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan
pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan
tinggi badan akan berhenti pada usia 18 – 20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :
a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir
c. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1
tahun
e. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
f. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
c. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
 Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :
a. Usia kurang dari 2 tahun :
1. Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat
digunakan pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut
sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki
tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala
yang tertera.
4. Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus
rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan
bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut
dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1
b. Usia 2 tahun atau lebih :
1. Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit
rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala
berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.
2. Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah
papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan
skala yang tertera.

3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis.
Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian
akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau
menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling
cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun
pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu
sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm
 Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Siapkan pita pengukur (meteran)
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra
orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian
tentukan hasilnya
c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

4. Lingkar Lengan Atas (Lila)


Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar
lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas
menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai
usia 3 tahun.
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna
untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
 Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan
bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan
lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri
lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya
lebih stabil.
b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar (
dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang
diukur saat pengukuran.
c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada
pita pengukur
d. Catat hasil pada KMS

5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada
jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid
respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran
lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih
besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring.
 Cara pengukuran lingkar dada adalah :
a. Siapkan pita pengukur
b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada
c. Catat hasil pengukuran pada KMS
Unit terkait Komite Klinis

Anda mungkin juga menyukai