Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah kesehatan


yang menyebabkan penurunan kualitas hidup, tingginya
rehospitalisasi karena kekambuhan yang tinggi dan peningkatan
angka kematian.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Gagal


jantung (akut dan kronik)
3. Kebijakan

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Primer tahun 2013
2. Panduan Rujukan 195 Diagnosa Klinis bagi Dokter di Puskesmas
Pada Dinas Kesehatan Surabaya Tahun 2016
3. Pedoman Layanan Klinis Puskesmas Sawah Pulo Tahun 2016
5. Prosedur 1. Petugas melakukan pengkajian awal pasien (SOP Pengkajian
Awal klinis). Keluhan utama sesak saat beraktifitas (dyspneu
d’effort); gangguan napas pada perubahan posisi (orthopneu);
sesak napas malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu).
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien.
3. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penunjang. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan kriteria Framingham yaitu minimal 1 kriteria mayor dan
2 kriteria minor.
Kriteria mayor terdiri dari:
1. Sesak napas tiba-tiba pada malam hari (PND)
2. Distensi vena leher
3. Peningkatan tekanan vena jugularis
4. Ronki basah basal
5. Kardiomegali
6. Edema paru akut
7. Gallop (S3)
8. Refluks hepatojugular positif
Kriteria minor terdiri dari:

1/3
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam
3. DOE
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga normal
7. Takikardi >120x/ menit
4. Petugas memulai penatalaksanaan dengan :
a. Non Medikamentosa
Modifikasi gaya hidup (pembatasan asupan cairan maks. 1.5 liter
(ringan), maks. 1 liter (berat), berhenti merokok, dan konsumsi
alkohol); aktifitas fisik (kondisi akut berat: tirah baring; kondisi
sedang atau ringan: batasi beban kerja 60-80% dari denyut nadi
maksimal (220/ umur)).
b. Medikamentosa
Pada gagal jantung akut:
1. Oksigen 2-4 liter per menit
2. Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan
pemberian furosemid injeksi 20-40 mg bolus dapat diulang
tiap jam sampai dosis maksimal 600 mg/ hari
3. Segera rujuk
Pada gagal jantung kronik:
1. Diuretik diutamakan loop diuretic (furosemid), bila dalam 24
jam tidak ada respon rujuk ke layanan sekunder
2. ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB)
mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai
dosis yang efektif dalam beberapa minggu. Bila pengobatan
sudah mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai
segera dirujuk
3. Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga
denyut nadi tidak terlalu cepat
4. Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke RS yang
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis jantung atau penyakit dalam.
5. Petugas mencatat di rekam medis pasien.

2/3
6. Diagram Alir

Mulai

Petugas melakukan pengkajian awal pasien (SOP Pengkajian Awal Klinis)

Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien

Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Petugas memulai penatalaksanaan

Rekam
Petugas mencatat di rekam medis medis

Selesai

1. Pelayanan Pemeriksaan Umum;


7. Unit Terkait
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut;
4. Pelayanan KIA-KB;
5. Pelayanan Kefarmasian;
8. Dokumen terkait Rekam medik

9. Rekaman historis Tgl. Mulai


No Yang dirubah Isi Perubahan
perubahan. diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai