1/3
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam
3. DOE
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan kapasitas vital paru sepertiga normal
7. Takikardi >120x/ menit
4. Petugas memulai penatalaksanaan dengan :
a. Non Medikamentosa
Modifikasi gaya hidup (pembatasan asupan cairan maks. 1.5 liter
(ringan), maks. 1 liter (berat), berhenti merokok, dan konsumsi
alkohol); aktifitas fisik (kondisi akut berat: tirah baring; kondisi
sedang atau ringan: batasi beban kerja 60-80% dari denyut nadi
maksimal (220/ umur)).
b. Medikamentosa
Pada gagal jantung akut:
1. Oksigen 2-4 liter per menit
2. Pemasangan iv line untuk akses dilanjutkan dengan
pemberian furosemid injeksi 20-40 mg bolus dapat diulang
tiap jam sampai dosis maksimal 600 mg/ hari
3. Segera rujuk
Pada gagal jantung kronik:
1. Diuretik diutamakan loop diuretic (furosemid), bila dalam 24
jam tidak ada respon rujuk ke layanan sekunder
2. ACE inhibitor atau angiotensin II receptor blocker (ARB)
mulai dari dosis terkecil dan titrasi dosis sampai tercapai
dosis yang efektif dalam beberapa minggu. Bila pengobatan
sudah mencapai dosis maksimal dan target tidak tercapai
segera dirujuk
3. Digoksin diberikan bila ditemukan takikardi untuk menjaga
denyut nadi tidak terlalu cepat
4. Pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke RS yang
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis jantung atau penyakit dalam.
5. Petugas mencatat di rekam medis pasien.
2/3
6. Diagram Alir
Mulai
Rekam
Petugas mencatat di rekam medis medis
Selesai
3/3