Anda di halaman 1dari 4

EKLAMPSI

No. Dokumen : /A-ZMK/SOP/I/2023

No. Revisi : 01
Az-Zahra Medika Klinik SOP
Tanggal Terbit : 2 Mei 2023
dr. Sahfirani Udin Aziz
Halaman : 1/4 Dokter Penanggung Jawab
1. Pengertian Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita pre- Eklampsia, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan atau koma
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus eklampsi di UPT
Puskemas Batang
3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
4. Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
5. Bahan/Alat 1. Oropharyngeal airway / Guedel
2. Kateter urin
3. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan urin (menilai kadar
proteinuria).
4. Larutan MgSO4 40%
5. Diazepam injeksi
6. Palu

6. Prosedur/ Langkah- 1. Anamnesis


langkah Keluhan:
Kejang yang diawali dengan gejala-gejala prodromal eklampsia, antara lain:
a. Nyeri kepala hebat
b. Gangguan visus
c. Muntah-muntah
d. Nyeri epigastrium
e. Kenaikan progresif tekanan darah
Faktor resiko:
Faktor risiko meliputi kondisi-kondisi yang berpotensi menyebabkan
penyakit mikrovaskular (atara lain: diabetes melitus, hipertensi kronik,
gangguan pembuluh darah dan jaringan ikat), sindrom antibody
antiphospholipid, dan nefropati. Faktor risiko lainnya dihubungkan dengan
kehamilan itu sendiri, dan faktor spesifik dari ibu atau ayah janin.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan oftalmologis
a. Pemeriksaan keadaan umum : sadar atau penurunan kesadaran
Glasgow coma sccole dan glsgow-patsdurg coma scoring system.
b. Pada tingkat awal atau aura yang berlangsung 30 sampai 35 detik,
tangan dan kelopak mata bergetar, mata terbuka dengan pandangan
kosong
c. Tahap selanjutnya timbul kejang
d. Pemeriksaan tanda vital : adanya peningkatan tekanan darah diastolik >
110 mmHg
e. Sianosis
f. Skotoma penglihatan
g. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda edema paru dan atau gagal
jantung.
3. Pemeriksaan penunjang
Proteinuria ≥ 2+
4. Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang
5. Penatalaksanaan
Perawatan dasar eklampsia yang utama adalah terapi supportif untuk
stabilisasi fungsi vital, dengan pemantauan terhadap Airway, breathing,
circulation (ABC).
a. Perawatan pada saat kejang
1) Masukkan sudap lidah kedalam mulut penderita.
2) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk
mengurangi risiko aspirasi.
3) Beri O2 4 liter per menit
b. Penetalaksanaan farmakologis
1) MgSO4 diberikan intravena dengan dosis awal 4 g (10 ml
MgSO440%, larutkan dalam 10 ml aquades) secara perlahan
selama 20 menit, jika pemberian secara intravena sulit, dapat
diberikan secara IM dengan dosis 5 mg masing bokong kanan dan
kiri.
Adapun syarat pemberian MgSO4adalah tersedianya Ca Glukonas
10 %, ada refleks patella, jumlah urin minimal 0,5 ml/kgBB/jam dan
frekuensi nafas 12-16 x/menit.
2) Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO 4(15 ml
MgSO440 %, larutkan dalam 500 ml larutan ringer laktat/ringer
asetat) 28 tetes/menit selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir.
3) Pada kondisi dimana MgSO4tidak dapat diberikan seluruhnya,
berikan dosis awal (loading doser) lalu rujuk ibu segera kefasilitas
kesehatan sekunder.
4) Diazepam juga dapat dijadikan alternatif pilihan dengan dosis 10 mg
IV selama 2 menit (perlahan, namun mengingat dosis yang
dibutuhkan sangat tinggi dan memberi dampak pada janin, maka
pemberian deazepam hanya dilakukan apabila tidak tersedia
MgSO4.
c. Stabilisasi selama proses perjalanan rujukan
1) Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, refleks patella.
2) Bila frekuensi pernapasan < 16 x/menit, dan/atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria (produksi urin < 0,5
ml/kgBB/jam), segera hentikan pemberian MgSO4.
d. Jika terjadi depresi napas, berikan Ca Glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit.
6. Kriteria rujukan
Eklampsia merupakan indikasi rujukan yang wajib di lakukan
7. Dokumentasi dalam rekam medik
7. Diagram Alir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
s

Penegakan
Kriteria Penatalaksanaan Diagnosis utama
Rujukan dan diagnosis
banding

Dokumentasi
dalam RM

8. Hal-hal yang perlu Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah, frekuensi nadi,
diperhatikan frekuensi pernapasan, refleks patella
9. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
2. Laboratorium
10. Dokumen Terkait Rekam Medik
11 Rekaman Historis
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai