RSUD KUBU RAYA 1/3 Ditetapkan Direktur STANDAR Tanggal Terbit : OPERASIONAL PROSEDUR dr. Asep Ahmad Saefullah NIP. 19771209 200903 1 004 Pre eklampsia merupakan sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktifitas endotel yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan PENGERTIAN proteinurinaria. Eklampsia adalah kejang atau koma yang menyertai keadaan pre eklampsia.
Sebagai acuan/penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
TUJUAN pre eklampsia dan eklampsia
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya Nomor
KEBIJAKAN Tahun tentang Pedoman Penatalaksanaan Pre Eklampsia dan Eklampsia Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya
1. Melakukan persiapan dan pengkajian pasien
2. Melakukan identifikasi resiko kemananan pasien 3. Melakukan pemeriksaan fisik 4. Melakukan kolaborasi untuk melakukan pemeriksaan penunjang 5. Melakukan komunikasi, kolaborasi dan konseling dalam tindakan 6. Melakukan kolaborasi penatalaksanaan pre eklampsia dan eklampsia dengan dokter spesialis 7. Melakukan penatalaksanaan pre eklampsia dan eklampsia sesuai dengan intruksi dokter spesialis 8. Penatalaksanaan: A. Tata laksana Pre Eklampsia Ringan 1) Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan darah, berat badan, tinggi badan, indek masa PROSEDUR tubuh, ukuran uterus, dan gerakan janin 2) Rawat jalan 3) Ibu hamil banyak istirahat (berbaring / tidur miring) Obat anti hipertensi: a) Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500mg per oral 2 atau 3 kali sehari b) Nifedipine 10 mg tablet peroral dengan dosis maksimal 30mg 4) Menganjurkan kunjungan ulang 1 minggu 5) Jika setelah 1 minggu perawatan tidak ada perbaikan dan timbul salah satu atau lebih gejala pre eklampsi berat maka dilakukan sebagai pre eklampsi berat 6) Evaluasi dan dokumentasi PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
RSUD KUBU RAYA No. Dokumen : No Revisi : Halaman
3/3
B. Tata laksana Pre Eklampsia Berat
Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbunya kejang pada eklampsia. 1) Penanganan umum a. Jika tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekakan diastolik diantara 90-100 mmHg Anti hipertensi Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5- 10 mg oral yang dapat diulang 8 kali/24 jm Jika respon tidak membaik setelah 10 menit, berikan tambahan 5 mg Nifedipin sublingual Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral b. Pasang infus dengan jarum ukuran besar c. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload d. Pasang kateter urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinurine Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/ jam : Hentikan pemberian MgSO4 dan berikan cairan IV (Na Cl 0.9 % atau RL) dengan kecepatan PROSEDUR tetasan 1 liter/8jam Pantau kemungkinana edema paru e. Observasi tanda-tanda vital dan denyut jantung janian tiap jam f. Jika terjadi edema paru berikan injeksi Furosemid 40 mg IV sekali saja g. Pemberian Antikonvulsan h. Evaluasi dan Dokumentasi
C. Tata laksana Eklampsia
Penanganan kejang : 1) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen) 2) Bebaskan jalan nafas, pertahankan posisi 3) Berikan oksigen 4-5 liter/menit 4) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma 5) Aspirasi mulut dan tenggorokan 6) Pasang infus RL dengan jarum besar 16 – 18 G 7) Pasang kateter urine dan pantau jumlah urine 8) Baringkan pasien pada sisi kiri, kepala sedikit lebih tinggi 9) Berikan obat anti kejang (antikonvulsan) 10) Evaluasi dan dokumentasi PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
No. Dokumen : No Revisi : Halaman
RSUD KUBU RAYA 3/3 D. Pemberian Antikonvulsan 1) MgSO4 Cara pemberian MgSO4 Dosis Awal : a. 4 gram MgSO4 ( 10ml MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquades. Berikan secara perlahan IV selam 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing- masing 5 gram MgSO4 (12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan. b. Segera berikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL 500 ml diberikan sekama 6 jam (15 ml MgSO4 40%). c. Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan Mg SO4 40% 2 gr IV selam 5 menit Dosis Pemeliharaan : a. MgSo4 1g/jam melalui infus RL yang diberikan sampai 24 jam postpartum atau kejang berakhir Berikan MgSO4 jika : a. Frekuensi pernapasan >16 X/mnt PROSEDUR b. Refleks patella (+) c. Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir Antidotum a. Jika terjadi henti napas lakukan ventilasi b. Beri kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) pelan-pelan sampai napas mulai lagi 1) Diazepam Diasepam digunakan hanya jika MgSO4 tidak ada Dosis Awal : a. Diazepam 10 mg IV pelan – pelan selama 2 menit b. Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai dosis awal Dosis Pemeliharaan a. Diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan RL melalui infus b. Depresi pernafasan ibu baru mungkin akan terjadi bila dosis > 30 mg/jam c. Jangan berikan melebihi 10 mg/jam
- Poli Kandungan - IGD UNIT TERKAIT - Ruang Bersalin - Ruang Rawat Inap Kebidanan