Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA SEBELUM MERUJUK

Pelayanan yang diberikan kepada Ibu dengan sindrom yang ditandai dengan
1. Pengertian tekanan Darah Tinggi, kenaikan kadar protein dalam urin dan pembengkakan pada
tungkai ( Oedema)
2.Tujuan Menurunkan angka kematian Ibu maternal dan angka kematian bayi baru lahir
1. Pengurus Pusat IKATAN BIDAN INDONESIA, Buku Acuan Midwifery Update
3. Referensi Tahun 2016.
2. Pantjer Budhi Waluyo, Mahira Rahima, Penuntun Ketrampilan Obstetri Th 2016.
I. Persiapan.
1. petugas Menggunakan APD lengkap (hasmat, masker, handscoon, kaca mata
pelindung, sepatu bot)
2. Sapa Ibu dengan ramah dan sopan
3. Beri tahu pada Ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan.
4. Dengarkan apa yang akan disampaikan oleh Ibu
5. Berikan Dukungan emosional dan jaminan pelayanan.

II. Pengelolaan segera


6. Mintalah bantuan tenaga yang lain (berteriak minta tolong)
7. Baringkan Ibu dengan kepala miring ke kiri, untuk mengurangi resiko aspirasi
ludah, muntahan dan darah. Bersihkan dengan penghisap lendir.
8. Pastikan jalan nafas Ibu terbuka :
• Bila Ibu tidak bernafas, segera lakukan tindakan resusitasi
9. Berikan Oksigen 4-6 liter/menit melalui sungkup atau kanula.

III. Pengelolaan Kejang.


1. Perlengkapan untuk penanganan kejang (Jalan nafas, penghisap lendir,
Masker Oksigen, Oksigen)
2. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
3. Aspirasi mulut dan tenggorokan
4. Baringkan pasien pada posisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi
Resiko aspirasi
5. Berikan O2 4-6 liter per menit.
6. Segera hubungi sopir, siapkan rujukan sembari memberikan talaksana
Kejang.
IV. Pengelolaan Umum
1. Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, berikan anti hipertensi sampai tekanan
Diastolic antara 90 – 100 mmHg (Nifedipin) 5-10mg oral.
2. Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no 16/18.
3. Ukur keseimbangan cairan. Jangan sampai overload
4. Katerisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria.
5. Infus cairan dipertahankan I,5 – 2 liter / 24 jam.
6. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengaki-
batkan kematian ibu dan janin.
7. Observasi tanda vital, reflex dan DJJ setiap 1 jam
8. Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya Kripitasi adalah
tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan
dan berikan diuretic (misalnya Furosemide 40 mg iv)

V. Anti konfulsan
1. Dosis awal :
- MgSO4 40% 4 gram (dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml larutan
MgSO4 dalam 10 ml aquades, diberikan dengan cara bolus (iv) selama
10-15 menit.
- Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 gram dalam larutan RL
500 ml selama 6 jam.
- Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan 2 gram MgSO4 40% dibuat
dengan cara mengencerkan 5 ml larutan MgSO4 dalam 5 ml aquades,
diberikan bolus (iv) selama 5 menit.

2. Dosis Pemeliharaan :
- Larutan MgSO4 40% 1 gram / jam dimasukkan melalui cairan infus RL/
Ringer Asetat (RA) yang diberikan sampai 24 jam pasca persalinan.
3. Sebelum pemberian MgSO4 ulangan lakukan pemeriksaan :
- Prekwensi pernafasan minimal 16 kali/menit.
- Refleks patella (+)
- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
4. Hentikan pemberian MgSO4 jika Frekwensi pernafasan < 16 kali/menit,
Reflek patella (-)
6. Unit terkait 1. Program KIA
2. Gizi
3. Apotek
4. Ambulance

Anda mungkin juga menyukai