Anda di halaman 1dari 5

STANDAR PELAYANAN MEDIS

PREEKLAMPSIA
No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP Tanggal
: 15/05/2017
Terbit
Halaman : 1/4

UPTD Puskesmas drg.Ellyanthi,MKM


Bogor Selatan NIP:196304141989032006

Hipertensi adalah tekanan darah sekurang kurangnya 140


mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolic pada dua kali
pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang
sebelumnya normal.

Diagnosis preeclampsia ditegakkan berdasarkan adanya


1. Pengertian hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan diatas 20
minggu.

Eklampsia merupakan salah satu sebab utama kematian


ibu disemua Negara dan mengakibatkan sekitar 50.000
kematian ibu di dunia setiap tahunnya.
Magnesium Sulfat menjadi obat terpilih disemua Negara
untuk pengelolaan Preeklampsia/Eklampsia

1. Mengenali gejala dan tanda hipertensi karena kehamilan


dan menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam
hubungan dengan hipertensi yang dipicu oleh
kehamilan (pregnancy induced hypertension) dan
hipertensi kronik pada ibu hamil.
2. Tujuan
2. Melakukan penatalaksanaan Preeklampsia/Eklampsia
dan hipertensi kronik pada ibu hamil
3. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium
Sulfat dan Diazepam) serta obat anti hipertensi dalam
penatalaksanaan Preeklampsia dan Eklampsia.

SK Kepala Puskesmas Bogor Selatan No………..


3. Kebijakan
tentang……………
Buku Acuan pertolongan pertama dan gawat darurat
4. Referensi Obstetri dan Neonatal, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
5. Prosedur A. Penanganan Umum :
/Langkah- 1. Segera rawat
langkah 2. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum, sambil
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau kelua
3. Jika pasien tidak bernafas
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan O2 dengan sungkup
 Ukur suhu
 Lakukan intubasi jika diperlukan
4. Jika pasien kehilangan kesadaran/koma :
 Bebaskan jalan nafas
 Baringkan pada satu sisi
 Ukur suhu
 Periksa apakah ada kaku kuduk
5. Jika pasien syok  lihat penanganan syok
6. Jika terdapat perdarahan  lihat penanganan perdarahan

B.Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan tanpa proteinuria


Jika kehamilan < 35 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan :

1. Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondi


setiap minggu
2. Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai preeclampsia
3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan jan
terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi

C. Preeklampsia Ringan
Jika kehamilan < 35 minggu dab tidak terdapat tanda perbaikan, la
penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
1. Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, reflex dan ko
janin
2. Lebih banyak istirahat
3. Diet biasa
4. Tidak perlu pemberian obat
5. Jika tidak memungkinkan rawat jalan, rawat di RS
6. Jika kehamilan > 35 minggu pertimbangkan terminasi kehamila

D.Preeklampsia Berat dan Eklampsia


Penanganan preeclampsia berat dan eklampsia sama, kecuali
persalinan harus berlangsung dalam 6 jm setelah timbulnya keja
eklampsia.

1. Pengelolaan kejang
a. Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
b. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghi
lender, masker, oksigen)
c. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
d. Aspirasi mulut dan tenggorokan
e. Baringkan pasien pada sisi kiri, kepala sedikit lebih tinggi (po
flowler) untuk mengurangi resiko aspirasi
f. Berikan o2 4-6 liter permenit

2. Pengelolaan Umum
a. Jika tekanan diastolic >110 mmHg, berikan antihipertensi sa
tekanan diastolic antara 90-100 mmHg
b. Pasang infuse RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
c. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai tejadi overload
d. Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan peme
proteinuria
e. Infuse cairan dipertahankan 1,5-2 ;iter /24 jam
f. Jangan tinggalkan pasien sendirian
g. Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setia
h. Auskultasi paru untuk mencari tanda oedema paru
i. Nilai pembekuan darah
E. Anti Konvulsan

Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencega


mengatasi kejang pada preeclampsia dan eklampsia. Alternatif lain
Diazepam dengan resiko terjadinya depresi neonatal.

Alternatif 1 dosis MgSO4 4 gram IV sebagai larutan


awal 40% selama 5 menit, segera
dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4
(40%) 6 gram dalam larutan
Ringer Laktat/Ringer Asetat
selama 6 Jam
Jika kejang berulang setelah 15
Dosis pemeliharaan menit, berikan MgSO4 (40%) 2
gram IV selama 5 menit
MgSO4 1 gram / jam melalui
infuse Ringer Asetat/Ringer
Laktat yang diberikan sampai
postpartum
Alternative dosis
awal MgSO4 4 gram IV sebagai larutan
5 menit

Dosis pemeliharaan Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5


gram IV dengan 1 ml lignocain
(dalam semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas
pada saat pemberian MgSO4

Sebelum pemberian  Frekuensi pernafasan minimal


MgSO4 lakukan 16 kali/menit
pemeriksaan  Reflex patella (+)
ulangan :  Urin minimal 30 ml/jam
dalam 4 jam terakhir

 Frekuensi pernapasan < 16


kali/menit
Hentikan pemberian
MgSO4 jika :  Reflex patella (-), bradipnea
(<16 kali/menit)

Jika terjadi henti nafas :


Bantu pernafasan dengan
ventilator

Siapkan Antidotum Berikan kalsium Glukonas 1 gram


(20 ml dalam larutan 10%) IV
perlahan –lahan sampai
pernafasan mulai lagi

6. Diagram Alir -
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8. Unit terkait -

9. Dokumen
Rekam Medis Pasien, KMS Ibu hamil/ Kartu Ibu, Buku KIA
terkait
dan Partograf
Isi Tanggal mulai
No Yang Diubah
10. Rekaman Perubahan diberlakukan
historis
perubahan
5/2

Anda mungkin juga menyukai