Anda di halaman 1dari 5

REGIMEN PEMBERIAN MgSO4

Magnesium sulfat merupakan garam yang sangat larut dalam air dan dapat diberikan
melalui berbagai cara. Jika diberikan peroral ternyata magnesium sulfat sangat sedikit diserap
dari saluran pencernaan dan jumlah sedikit yang diserap tersebut segera dikeluarkan melalui
urin, sehingga kadar magnesium dalam serum hampir tidak dipengaruhi. Pemberian secara
parenteral dapat menaikan kadar magnesium. Dalam sejarah pengunaannya, cara pemberian
parenteral sangat bervariasi dari mulai pemberian secara intratekal, intraspinal, hipodemal,
subkutan, intramuskular, intravena sampai per infus secara terus menerus. Kebanyakan yang
digunakan sekarang adalah pemberian per infus secara continue karena lebih manusiawi
daripada suntikan intramuskuler yang sangat nyeri walaupun sudah dicampur dengan procain.
Suntikan intramuskuler berulang-ulang dapat berakibat mialgia dan abses. Namun cara
pemberian per infus membutuhkan pangawasan yang ketat karena bahaya terjadinya henti
napas.
Eastman menganjurkan cara pemberian sabagai berikut; yaitu dosis awal 10 gram
diikuti 5 gram setiap 6 jam, akan memberikan kadar serum magnesium sebesar 3 sampai 6
mg per 100 ml dan tidak ada yang melebihi 7 mg, sehingga kadar ini masih dalam batas
aman.
Regimen Pritchard mengunakan dosis yang lebih tinggi dari pada Eastman yaitu
diberikan dosis 4 gram secara intravena selama 5-10 menit dan diikuti 10 gram secara
intramuskuler (5gram untuk setiap bokong) , selanjutnya setiap 4 jam diberikan 5 gram
intramuskuler, sehingga dosis total dalam 24 jam mencapai 39 gram 12.
Regimen Zuspan menggunakan dosis awal sebanyak 4-6 gram, diberikan secara
intravena perlahan-lahan selama 5-10 menit dengan dosis rumatan (maintainance dose) 1-2
gram/jam yang diberikan dengan pompa infus.
Gedekoh dkk menganjurkan pengobatan terpilih untuk penderita eklampsia adalah
pemberian magnesium sulfat dengan dosis awal 4 gram secara intravena, diikuti infus
kontinue dengan dosis 1-2 gram/jam.
Satgas Gestosis POGI dalam buku Panduan Pengolaan Hipertensi Dalam Kehamilan
di Indonesia menganjurkan cara pemberian dan dosis magnesium sulfat sebagai berikut 4 :

a. Preeklampsia berat

Dosis awal
4 gram magnesium sulfat, (20% dalam 20 ml) intravena sebanyal 1 g/menit,
ditambah 4 gram intra muskuler di bokong kiri dan 4 gram di bokong kanan (40%
dalam 10 ml)

Dosis pemeliharaan
Diberikan 4 gram intramuskuler, setelah 6 jam pemberian dosis awal, selanjutnya
diberikan 4 gram intramuskuler setiap 6 jam.

b. Eklampsia
Dosis awal
4 gram magnesium sulfat (20% dalam larutan 20 ml )intravena selam 4 menit,
disusul 8 gram larutan (40% dalam larutan 10 ml) diberikan pada bokong kiri dan
bokong kanan masing-masing 4 gram

Dosis pemeliharaan
Tiap 6 jam diberikan lagi 4 gram intramuskuler

Dosis tambahan
Bila timbul kejang lagi dapat diberikan MgSO4 2gram intravena 2 menit.
Diberikan sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir.
Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan sekali dalam 6 jam saja.
Bila setelah diberikan dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan
amobarbital 3-5 mg/KgBB secara intravena perlahan-lahan.

Menurut World Health Organization (WHO) pula, penggunaan magnesium sulfat adalah
seperti berikut:
Loading dose
• MgSO4 4 gr (20% solution) IV selama 5 menit
• Diikuti 10 gr MgSO4 (50% solution) IM, 5gr untuk setiap bokong dengan 1.0ml 2%
lidokain dalaim spuit yang sama
• Pastikan teknik aseptik dipraktekkan semasa melakukan IM, beritahu kepada pasien
bahwa akan merasa kepanasan semasa MgSO4 disuntikkan
• Jika kejang berulang setelah 15 menit,berikan 2gr MgSO4 (50% solution) IV dalam 5
menit

Maintainance dose
• 5gr MgSO4 (50% solution) + 1ml lidokain 2% IM setiap 4 jam secara bergantian sisi
bokong atau 1gr/jam IV drip.
• Diteruskan MgSO4 sehingga 24 jam setelah melahirkan atau kejang terakhir.
• Sebelum mengulang terapi,pastikan:
• Pernapasan sekurang-kurangnya 16x/m
• Refleks patela positif
• Jumlah urin sekurang-kurangnya 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
• Jika tidak terdapat tanda-tanda diatas,terapi di berhentikan terlebih dahulu
• Jika terjadi gagal napas:
• Memberikan bantuan ventilasi ( secara sungkup muka, kemudian dilakukan intubasi)
• Berikan kalsium glukonas 1 gr (10ml of 10% solution) IV perlahan-lahan sampai efek
toksik MgSO4 hilang dan pasien bernapas kembali.

Secara prakteknya di rumah sakit, permberian MgSO4 adalah secara drip IV dengan dosis
1gram/jam memandangkan kurangnya tenaga untuk memonitor pasien dan mudah untuk
segera menghentikan pemberian MgSO4 jika terdapat tanda – tanda toksisitas.

TOKSIKSITAS MgSO4
Parameter untuk memonitor toksiksitas adalah reflex patella setiap 10 menit pada 2
jam pertama seterusnya setiap 30 menit, frekuensi pernapasan (> 16x/menit) termasuk
saturasi oksigen dan jumlah urin setiap jam (>25ml/jam). Jika MgSO 4 digunakan secara
berterusan lebih dari 24 jam, jumlah magnesium didalam serum harus diperiksa. Jumlah
magnesium didalam serum 3,8-5mmol/l akan menyebabkan pasien merasakan kepanasan,
flushing, penglihatan ganda dan pembicaraan terganggu. Tanda pertama terjadinya toksiksitas
adalah menghilangnya reflek patella yang terjadi apabila jumlah magnesium didalam serum
adalah 5 mmol/l. Paralisis pernapasan terjadi pada 5-6,5mmol/l, gangguan konduksi jantung
pada 7,5mmol.l dan cardiac arrest terjadi apabila magnesium serum melebihi 12,5mmol/l.
Namun jika menggunakan Regimen Pritchard, rata-rata magnesium serum adalah 2,1mmol/l
dan regimen- regimen lain didapatkan 2-3,5mmol/l. 11,12
Management toksisiksitas MgSO4 oleh Singapore College of Obstetrics and
Gynaecologists adalah seperti berikut 11:
 Menggunakan antidot kalsium glukonas 10% sebanyak 10mL secara intravena selama
10 menit.
 Tiada reflek patella: Infus MgSO4 dihentikan sehingga ada kembali reflex patella
 Depresi pernapasan: Infus MgSO4 dihentikan, diberikan oksigen menggunakan
sungkup muka sambil diposisikan dalam recovery position karena terjadi penurunan
kesadaran serta dimonitor dengan ketat.
 Gagal napas: infus MgSO4 dihentikan, diberikan kalsium glukonas intravena, segera
diintubasi dan ventilasi
 Cardiac arrest: Melakukan resursitasi jantung paru, menghentikan infus MgSO4,
memberikan kalsium glukonas intravena, segera diintubasi dan diventilasi, jika masih
hamil kehamilannya segera diterminasi.

KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN MgSO4 18


 Adanya penyakit jantung atau gagal ginjal akut
 Penggunaan nifedipine/ antagonist kalsium: terdapat kemungkinan terjadinya
interaksi yang berbahaya disamping kemungkinan terjadinya hipertensi dan
bradikardi serta blokade neuromuscular, jika masih digunakan harus dengan sangat
hati- hati.
 Jika MgSO4 menjadi kontraindikasi, gunakan diazepam 10mg IV bolus kemudian
diinfus 2,5mg/jam.
 DOC untuk antihipertensi adalah Hydralazine 5mg IV perlahan- lahan setiap 5 menit
sampai tekanan darah turun,diulang perjam jika diperlukan atau Hydalazine 12,5mg
IM setiap 2 jam
 Nifedipine bisa dipakai menggantikan Hydrazaline dengan dosis 5mg oral/kunyah/
injeksi ke orofaring dan bisa diulang setiap 10 menit.

Anda mungkin juga menyukai