Anda di halaman 1dari 3

PREEKLAMSIA BERAT

No.Dokumen : 022/PMB/SOP/IV/2022
S
No. Revisi : 0/0
O
Tanggal : 05/04/2022
P
Halaman : 1/3

Praktek Mandiri Nina Liliani Dewi, S.Tr.Keb


Bidan KTA. 1805.1800.1121

A. Pengertian Preeklamsia Berat adalah Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi >= 160/110 disertai protein urine dan atau edema, pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Preeklampsia berat jika terdapat satu atau lebih keadaan berikut ini: Tekanan darah
sistolik > 170 mmHg, Tekanan darah diastolik > 110 mmHG atau kenaikan tekanan
sistolik > 60 mmHg. Kenaikan tekanan diastolik > 30 mmHg, Protein uria > 5 gr/l/24
jam atau + 4 dalam pemeriksaan kualitatif, Oligouria < 500 ml/ 24 jam, Nyeri kepala
yang berat, Edema yang massif, Edema paru, Gangguan visus dan cerebral, Nyeri
epigastrium/ nyeri juadran atas abdomen, muntah-muntah.

B. Tujuan Sebagai acuan Penerapan langkah- langkah untuk penanganan Preeklamsia Berat

C. Kebijakan -

D. Referensi 1. Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Tim Penyusun. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR
E. Alat dan 1. Alat dan Bahan
Bahan a. Stetoskop
b. Tensi meter
c. Kapas DTT
d. Sarung tangan steril
e. Infus Set
f. Oksigen
g. Partus Set
h. Alat Tulis
i. Rekam medis
j. Inform consent

F. Langkah - 1. Penanganan Umum


Langkah  Jika tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai
tekakan diastolik diantara 90-100 mmHg
 Pasang infus dengan jarum ukuran besar
 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload
 Pasang kateter urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinurine
 Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/ jam
a. Hentikan pemberian MgSO4 dan berikan cairan IV (Na Cl 0.9 % atau RL)
dengan kecepatan tetasan 1 liter/8jam.
b. Pantau kemungkinana edema paru
 Observasi tand-tanda vital dan denyut jantung janian tiap jam.
 Jika terjadi edema paru berikan injrksi Furosemid 40 mg IV sekali saja
2. Anti Konvulan
 MgSO4
Cara Pemberian MgSO4
a. Dosis awal :
 MgSO4 4 gr I.V sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5 menit
 Segera diberikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL
500 ml diberikan sekama 6 jam (untuk MgSO4 40%, maka 10 cc IV dan
15 cc drip)
 Jika kejang berulang setelah 15 menit berikan Mg SO4 2 gr IV selam 2
menit
b. Dosis Pemeliharaan
 MgSO4 1-2 gr per jam perinfus
 Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan atau
kejang berakhir
c. Berikan MgSO4 bila
 Frekuensi pernapasan >16 X/mnt 2). Reflek patela (+)
 Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
d. Berhentikan pemberian MgSO4 jika :
 RR < 16 X/mnt
 Refleks patela (-)
 Urin < 30ml/jam dalam 4 jam terakhir
e. Antidotum
 Jika terjadi henti napas lakukan ventilasi
 Beri kalsium glukonat 1 g (20 ml dalam larutan 10%) pelan-pelan
sampai napas mulai lagi

3. Diazepam
Diasepam digunakan hanya jika MgSO4 tidak ada
 Pemberian intravena
 Dosis awal : Diasepam 20 mg IV pelan-pelan selama 20 menit
 Jika kejang berulang dosisi awal
 Dosis Pemeliharaan :
a. Diasepam 40 mg dalam larutan RL 500 cc perinfus
b. Jangan berikan dosis > 100mg / 24 jam.
 Pemberian melalui rektum :
1) Jika pemberian IV tidak dimungkinkan diasepam dapat diberikan per
rektal dengan dosis awal 20 mg dengan semprit 10 ml tanpa jarum
dengan spuit 10 ml tanpa jarum.
2) Jika konvulsi dalam 10 menit beri tambahan 10 mg/ jam tergantung
pada berat pasien dan respon klinik.

4. Persalinan
Persalinan harus diusahakan segera setelah pasien stabil
 Periksa serviks, jika matang lakukan pecah ketuban dan induksi dengan
oksitosin atau prostaglandin
 Jika persalinan tidak bisa diharapkan dalam 12 jam lakukan seksio sesarea
 Jika DJJ < 100 atau > 180 X/ menit lakukan sectio sesarea
 Jika servik belum matang dan janin hidup lakukan secsio sesaria
 Jika janian mati atau terlalu kecil usahakan lahir pervaginam dengan
matangkan serviks dengan misoprostol, prostaglandin atau folly kateter

5. Perawatan pasca persilanan


 Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang
 Teruskan antihipertensi jik tensi > 110 mmHg
 Pantau urin
 Pantau Vital sign per jam

G. Bagan Alir -

H. Hal-hal Yang Kondisi Kesehatan Pasien ( Vital Sign )


Perlu
Diperhatikan

I. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan


2. Ruang Bersalin dan Nifas

J. Dokumen 1. Resume Medis


Terkait 2. Inform Consent
3. Surat Rujukan

K. Historis
Perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Halaman 3/3

Anda mungkin juga menyukai